Jangan ngaku-ngaku sudah belajar sufi, sebelum mengenal
logika Tuhan. Para sufi yang anda ikuti ajaran-ajarannya, mereka ahli dalam
logika Tuhan. Jika tidak pecaya, sekarang saya akan bahas apa yang dinasehatkan
Syekh ‘Abd Al-Qadir Al-Jailani.
“Jika terkena cobaan,
janganlah menginginkan mendapatkan kenikmatan dan menghindar dari cobaan.
Karena suatu kenikmatan pasti datang juga kepada mu sesuai dengan ketentuan Allah,
entah engkau harapkan atau tidak”. (Sudarmojo:2013)
Demikian juga cobaan
pasti akan menimpa mu walaupun kamu tidak menyukainya. Karena itu berserah
dirilah dalam segala urusan kepada Allah, yang mengatur sesuai dengan
kehendaknya. (Sudarmojo:2013).
Apabila kenikamatan
datang kepadamu, maka sibukkanlah dirimu dengan kesabaran dan kesadaran.
Apabila engkau ingin mendapat tempat tertinggi di sisi Allah, maka bila ditimpa
bala, kamu harus rela dan merasa diberi kenikmatan. Ketahuilah bahwa cobaan
yang menimpa orang mukmin bukan untuk untuk menghancurkannya tetapi untuk
menguji imannya. (Sudarmojo:2013)
Nasehat-nasehat yang dikemukakan Syekh ‘Abd Al-Qadir
Al-Jailani, merupakan bukti ketundukkan logika para sufi pada ketentuan Tuhan. Jika
tidak memahami logika Tuhan, tidak mungkin akan keluar ucapan semacam itu.
Alur-alur logika para sufi sesungguhnya mengikuti alur petunjuk berlogika dari
Tuhan.
Mari kita buktikan, bahwa apa
yang dinasehatan Syeh kepada kita bersumber dari logika Tuhan.
“janganlah menginginkan mendapatkan
kenikmatan dan menghindar dari cobaan. Karena kenikmatan pasti datang padamu,
diharapkan atau tidak”. Sumber logika itu ada dalam Al-Qur’an, yang sudah
sering kita baca setiap hari dalam shalat.
“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya
sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (Alam Nasyrah:5-6).
Dari ayat di atas, Syekh ‘Abd Al-Qadir Al-Jailani
menjelaskan bahwa sudah jadi kehendak Allah, cobaan (kesulitan) dan kenikmatan (kemudahan)
akan datang silih berganti. Siklus itu terjadi, tanpa harus diminta, setiap
orang akan diberi kenikamatan (kemudahan) dan dengan sekuat tenaga pun menghindar
dari cobaan (kesulitan) maka cobaan (kesulitan)
itu pasti akan terjadi.
Untuk lebih mengerti ayat
di atas, mari kita baca dengan bahasa logika. Lebih tegasnya kita baca dengan
logika sebab-akibat. Maka bunyi ayat di atas dapat dipahami sebagai berikut. “JIKA DATANG KESULITAN MAKA PASTI AKAN DATANG
KEMUDAHAN”.
Bahasanya bisa kita pertegas lagi dengan bahasa hipotesis sebagai
berikut, “Jika seseorang mengalami kesulitan maka pasti orang itu akan mendapat
kemudahan”. Bisa juga dibalik, “ jika seseorang mengalami kemudahan, maka pasti
orang itu akan mendapat kesulitan”.
Sekarang perhatikan
nasehat Syekh ‘Abdul ‘Abd Al-Qadir Al-Jailani berikut, “Apabila engkau ingin mendapat tempat tertinggi di sisi Allah, maka bila
ditimpa bala, kamu harus rela dan merasa diberi kenikmatan. Nasihat ini
bisa kita terima dengan rasio jika kita memahami hukum siklus, atau logika
sebab akibat, silih bergantinya
kesulitan dan kemudahan.
Atas dasar nasehat Syeh yang bersumber dari logika Tuhan, “MAKA
BERBAHAGIALAH ORANG-ORANG YANG DITIMPA BALA (KESULITAN), KARENA TANPA DIMINTA
PUN KESULITAN ADALAH PENYEBAB DATANGNYA KENIKMATAN. Hanya pikiran orang-orang yang diberkahi Tuhanlah
yang bisa memahami petunjuk berlogika dari Tuhan.
Marilah kita buktikan sama-sama dalam kehidupan sehari-hari,
orang-orang yang selalu mencari kemudahan di muka bumi ini dia akan selalu
dihimpit oleh kesulitan, dan sebaliknya orang-orang yang selalu mencari kesulitan
(jalan terbaik di sisi Tuhan), akan selalu dihimpit dengan kemudahan.
SALAM SUKSES DENGAN LOGIKA TUHAN. FOLLOW ME @Logika_Tuhan