Saturday, July 20, 2019

MANUSIA BERKARAKTER DUNIA

Oleh: Muhammad Plato

Allah menciptakan dunia dan akhirat, dengan masing-masing karakternya. (Muhammad Plato). Manusia tidak dapat menemukan kemutlakkan dalam kehidupan dunia, jika dia tidak mengenal akhirat. Kematian adalah anugerah Tuhan untuk membebaskan manusia dari kehidupan dunia yang memperdayakan.  

“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.” (Ali Imran, 3:185).

MANUSIA BERKARAKTER DUNIA CENDERUNG BERSENANG-SENANG SENDIRI MELAMPAUI BATAS (MUHAMMAD PLATO)
Manusia hidup dengan pola pikirnya dan ucapan adalah karakternya yang bisa terdengar dan terlihat. Dunia memiliki karaktertistik dan berbeda dengan akhirat. Manusia yang sudah terpengaruh dengan kehidupan dunia akan menunjukkan karakter-karakter dunia sebagaimana dijelaskan di dalam Al-Qur’an.

Memperdaya.


Manusia dengan karakter dunia, cenderung melakukan tipu daya, merencanakan jahat untuk keuntungan pribadi. Kehidupannya diisi dengan tujuan-tujuan kesenangan pribadi dengan mengorbankan kepentingan orang lain. “kehidupan dunia tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan” (Ali Imran, 3:185).

Sementara.

Manusia dengan karakter dunia, tidak memiliki komitmen tinggi. Pendiriannya tidak pernah ajeg, dan mudah berubah. Seperti kutu loncat, pendiriannya mudah berubah tergantung pada dimana tempat menguntungkan bagi dirinya. “Qul mata’uddunyaa qolilun = kesenangan di dunia ini hanya sebentar” (An Nisaa, 4:77).

Mengikuti Syahwat

Manusia dengan karakter dunia, mengikuti setiap keinginan hati yang cenderung pada kesenangan dunia. Kecintaannya pada harta melupakan kehidupan akhiratnya. Seluruh pergerakannya untuk kepentingan dan kecintaannya kepada dunia. Hitung-hitungannya berujung pada kesejahteraan dunia. Setiap pekerjaan diperhitungkan dengan keuntungan dunia dan sedikit sekali memikirkan akhirat. “Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga)”. (ali Imran, 3:14).

Menghinakan

Manusia dengan karakter dunia, cenderung menghinakan kedudukan manusia lain. Mereka memandang manusia berdasar pembendaharaan harta kekayaan. Tinggi rendahnya manusia dihadapan manusia berkarakter dunia, diukur dari kepemilikan harta dan benda. Semakin mewah kepemilikan benda, semakin tinggi derajatnya. “Tatkala mereka (kaum Yunus itu), beriman, Kami hilangkan dari mereka adzab yang menghinakan dalam kehidupan dunia, (Yunus, 10:98).

Menggembirakan

Manusia dengan karakter dunia menyukai pesta-pesta. Kegembiraan hidup tidak dapat mereka dapatkan kecuali dengan pesta. Semakin besar pesta diadakan semakin puas hatinya. Seluruh hidupnya diisi dengan pesta-pesta. Pesta-pesta pernikahan, khitanan, ulang tahun, diciptakan melebihi batas keawajaran. Pesta-pesta dinikmati sampai larut malam, berhari-hari, untuk kesenangan dirinya dan bukan untuk membahagiakan orang lain. “Mereka bergembira dengan kehidupan di dunia,” (Ar ra’d, 13:26).

Perhiasan

Manusia dengan karakter dunia menyenangi perhiasan. Mereka tampil di muka umum dalam berbagai macam aksesoris. Kendaraan dengan segala fasilitas dan kelengkapan yang hanya sekedar perhiasan. Rumah rumah dibangun besar dengan ukiran-ukiran yang hanya berfungsi sebagai kesenangan. Semakin langka, unik, perhiasan yang mereka miliki semakin senang hatinya. Ruangan interior rumah dihias dengan lemari-lemari yang memperlihatkan kemegahan, dan di isi dengan barang-barang antik yang harganya melebihi kebutuhan dasar hidup manusia. “Dan (Kami buatkan pula) perhiasan-perhiasan (dari emas untuk mereka). Dan semuanya itu tidak lain hanyalah kesenangan kehidupan dunia, dan kehidupan akhirat itu di sisi Tuhanmu adalah bagi orang-orang yang bertakwa”. (Az Zukhruf, 43:35).

Menghabiskan Rezeki

Manusia dengan karakter dunia menyukai belanja bukan untuk kebutuhan hidup atau berbuat baik pada orang lain, melainkan hanya untuk kesenangan semata. Barang-barang belanjaannya dikoleksi kemudian dipertontonkan untuk kesenangan. "Kamu telah menghabiskan rezekimu yang baik dalam kehidupan duniawimu (saja) dan kamu telah bersenang-senang dengannya; (Al Ahqaaf, 46:20).

Kafir

Manusia dengan karakter dunia akan melupakan balasan-balasan akhirat. Hati dan pikirannya tertutup (Kafir). Mereka tidak begitu percaya pada balasan-balasan kebaikan di akhirat. Bagi mereka dunia adalah kesempatan hidup satu-satunya yang nyata dan jangan disia-siakan dengan bersenang-senang. “Dan orang-orang yang kafir itu bersenang-senang (di dunia) dan mereka makan seperti makannya binatang-binatang”. (Muhammad, 47:12).

Permainan melalaikan

Manusia dengan karakter dunia senang permainan. Judi, sepak bola, touring, game online adalah permainan yang melalaikan. Manusia dengan karakter dunia, menyenangi permainan melebihi kebutuhan hidupnya. Mereka berteriak, memaki, saling benci, karena gagal dalam permainan. Manusia-manusia dengan karakter ini, menghabiskan uang untuk permainan. “Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan (la’ibun, walahwun), … Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu”. (Al Hadiid, 57:20).

Begitulah karakter-karakter manusia dengan keterikatan dengan dunia. Prilakunya bisa kita saksikan sebagaimana dikabarkan di dalam Al-Qur’an. Saya tidak menyinggung siapapun, tetapi hanya menyamapaikan apa yang ada dalam Al-Qur’an. Jika berkenan membenarkannya itulah dari Tuhan kita yang Esa, jika tidak berkenan mungkin ada kesalahan bahasa lisan yang kurang santun dari saya. Tulisan ini tidak bertujuan menggurui orang lain, tetapi untuk memeringati diri sendiri.

Tuhan mencitapakan dunia dengan karakternya bukan untuk dihindari, tetapi untuk diamnfaatkan sesuai dengan kadar kebutuhan yang wajar, atau tidak melampaui batas. Sesungguhnya Allah tidak menyukai kepada orang-orang yang melampaui batas. Hanya Allah pemilik kebenaran dan manusia tempatnya salah dan kekurangan. Wallahu ‘alam.

(Penulis Head Master Trainer)

Sunday, July 7, 2019

PETUNJUK MEMBACA

OLEH: MUHAMMAD PLATO

Kata iqra tidak sebatas dipahami sebagai arti kata sederhana membaca. Jika iqra hanya dipahami sebagai kata membaca, kita termasuk yang awam dalam beragama. Iqra memiliki makna mendalam dan proses inti dari makna iqra harus benar-benar sampai kepada orang-orang beriman.

Iqra adalah membaca akibat setelah kejadian. Setiap kejadian menghasilkan akibat bisa meninggikan dan merendahkan. “(Kejadian itu) merendahkan (satu golongan) dan meninggikan (golongan yang lain),” (Al Waa’qiah, 56:3).

Bagi orang-orang beriman setiap kejadian adalah meninggikan dan bagi orang-orang tidak beriman, kejadian bisa merendahkan. Bagi orang beriman tidak ada satu kejadian di muka bumi ini yang merendahkan, karena Allah sudah mengabarkan akibat baik dari setiap kejadian. Semua akibat kejadian bagi orang beriman adalah kebaikan yang lebih baik.

Berdasar petunjuk Tuhan, panduan dasar membaca kejadian hanya dua yaitu semua sebab adalah Tuhan dan semua akibat adalah Tuhan. (Muhammad Plato)
Agar mampu membaca setiap kejadian berakibat meninggikan, maka dalam membaca kejadian harus dibaca berdasar petunjuk dari Tuhan. “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan,” (Al ‘Alaq, 96:1). Membaca harus mengikuti pedoman, bimbingan dari Tuhan sang pencipta. Tidak akan pernah putus asa orang-orang beriman jika membaca setiap kejadian berdasar petunjuk Tuhan.

Tanpa bantuan Tuhan, membaca kejadian dapat berakibat fatal bagi kehidupan. Membaca bencana, tanpa petunjuk dari Tuhan, bisa jadi kemunkaran dan keterpurukan. Kekalahan dalam persaingan jika dibaca tanpa panduan dari Tuhan bisa jadi sengketa dan peperangan. Kehilangan orang-orang terkasih jika dibaca tanpa bimbingan Tuhan dapat mengakibatkan gangguan jiwa.

Berdasar petunjuk Tuhan, panduan dasar membaca kejadian hanya dua yaitu semua sebab adalah Tuhan dan semua akibat adalah Tuhan. “Dialah Yang Awal dan Yang Akhir, Yang Lahir dan Yang Batin; dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.” (Al Hadiid, 57:3). Jangan membaca tanpa pengetahuan dari Tuhan, sebab kita tidak tahu apa yang sesungguhnya terjadi kecuali apa-apa yang telah dikabarkan oleh Tuhan dalam kitab suci. Jangan so tahu!!!

Jika sudah tahu, semua sebab dan akibat adalah Tuhan, maka lepaskan semua persepsi negatif terhadap kejadian demi kejadian, karena semua skenario Tuhan Yang Maha Baik adalah menguji kita untuk menjadi yang terbaik sebagai persiapan kembali kepada Tuhan. “Maka Maha Suci (Allah) yang di tangan-Nya kekuasaan atas segala sesuatu dan kepada-Nya lah kamu dikembalikan.” (Yasin, 36:83).

Allah tidak menerima kembali jiwa-jiwa yang kotor. Hanya jiwa-jiwa yang suci yang akan kembali kepada Allah. Untuk itulah segala kejadian adalah ujian yang menyucikan jiwa manusia untuk kembali kepada Pemiliknya. “sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.” (As Syams, 91:10).  

Itulah panduan membaca dari Tuhan. “Dan kewajiban kami tidak lain hanyalah menyampaikan (perintah Allah) dengan jelas". (Yasin, 36:17). Saya hanya menyampaikan apa-apa yang dikabarkan oleh Tuhan. Wallahu ‘alam.

(penulis Head Master Trainer) 

MENGUASAI PENGETAHUAN

OLEH: MUHAMMAD PLATO

Kemampuan manusia dalam menciptakan kecerdasan buatan, membuka peluang berbagai macam kejahatan dilakukan. Konfirasi kekuasan dapat dilakukan dengan melakukan manipulasi informasi melalui media cetak, elektronik, audio dan visual. Masyarakat awam akan mengalami kesulitan membedakan kelompok mana yang benar-benar membawa kebaikan untuk tujuan negara dan kelompok mana yang membawa kebaikan hanya untuk sekedar kepentingan pribadi dan kelompoknya.

Keberhasilan politik Israel menguasai tanah Palestina tidak lepas dari konspirasi menguasi pengetahuan menggunakan media massa. Di Amerika Serikat, informasi tentang Palestina selalu negatif. Di AS sekarang 26 persen wartawan, analis, dan pejabat di lembaga-lembaga sosial dan politik dipegang oleh orang-orang Yahudi. Sebanyak 56 persen dari penulis dan ahli hukum terbaik di New York adalah Yahudi. Sekitar 7 dari 11 anggota Dewan Keamaan Nasional AS adalah Yahudi. (Maheswara, 2010, hlm. 66).

Media massa harus dikuasai untuk kemajuan dan pewarisan generasi bangsa berkualitas berlandaskan nilai-nilai agama. (Muhammad Plato)
Edward Said mengatakan sekitar 25 persen wartawan di Washington dan New York adalah Yahudi, sebaliknya hampir tidak ada koran dan TV terkemuka di AS yang memiliki wartawan kebangsaan Arab atau beragama Islam. (Maheswara, 2010, hlm. 115). Menurut data statistik media massa pada tahun 1956, menyatakan bahwa Yahudi memproduksi 819 surat kabar dan majalah dengan berbagai macam bahasa pada beberapa negara. Yahudi menguasai produksi surat kabar dan percetakan dengan berbagai cara, salah satunya adalah monopoli perdagangan kertas untuk menguasai pemberitaan dunia. (Maheswara, 2010, hlm. 129-130). Di AS hampir 90 persen pekerja film mulai dari sutradara, produser, editor, artis, dan krunya adalah orang-orang Yahudi. Mereka sangat mendominasi perfilman di Amerika dan dunia. Mereka juga memperkuat pengaruhnya lewat dominasi kantor berita, media massa, perfilman, keuangan dan lembaga dunia. (Maheswara, 2010, hlm. 134-135).

Dari 21 persen (14 juta) populasi penduduk dunia, orang Yahudi memiliki beberapa prinsip hidup sukses antara lain; 1) pengetahuan adalah kekayaan paling nyata. 2) orang sukses adalah kalangan professional dan wirausahawan. 3) bangga jadi diri sendiri dan tingkatkan kreativitas. 4) Untuk menguasai pendapat umum, yang pertama diperhatikan ialah mengacaukan pendapat umum dengan cara menyampaikan beragam pendapat saling bertentangan. 5) kuasai pers sampai ke tingkat di mana semua berita disalurkan melalui kantor-kantor berita kita ke semua bagian dunia. Kantor-kantor berita menjadi institusi yang akan menyiarkan berita yang telah mendapat izin. 6) Literatur dan jurnalisme merupakan dua kekuatan pendidikan yang sangat penting, dan karena itu pemerintah Yahudi akan menjadi pemilik sebagian besar dari jurnal-jurnal yang ada. Kalau ada 10 jurnal swasta, maka pemerintah Yahudi akan memiliki 30 jurnal. (Maheswara, 2010, hlm. 138-154).

Agama adalah hal yang paling diperangi oleh mereka. Para rohaniawan akan didiskreditkan, pengaruh mereka hari demi hari akan terus berkurang. Kebebasan hati nurani yang bebas dari agama telah dikumandangkan di mana-mana. Tinggal masalah waktu maka agama-agama itu akan bertumbangan. (Maheswara, 2010, hlm. 157).

Informasi di atas tidak mengajak kita untuk mendeskreditkan suatu bangsa, tetapi untuk belajar dari mereka. Kita harus mulai melakukan perubahan, membangun kesadaran tinggi, untuk menguasai, mengembangkan dan mengendalikan pengetahuan untuk kepentingan bangsa. Media massa harus dikuasai untuk kemajuan dan pewarisan generasi bangsa berkualitas berlandaskan nilai-nilai agama.

Peradaban-peradaban tinggi dunia, selalu dibangun oleh nilai-nilai agama. Sekalipun pada akhirnya runtuh karena keserakahan dan kesombongan manusia. Maududi (2000, hlm. 12) berpendapat “nilai agama memiliki peranan besar dalam membentuk dan menegakkan sejarah kehidupan bangsa yang berperadaban”. Wallahu’alam.

(Penulis Head Master Trainer)

SEBAGIAN BESAR MANUSIA TERSESAT

OLEH: MUHAMMAD PLATO

Saya berkesimpulan sebagian besar manusia tersesat. Mungkin banyak orang protes atas pernyataan ini. Namun saya tidak mau berdebat, karena apa yang saya katakan ada dasarnya. Sumber dasar sebuah pernyataan adalah pengetahuan dasar. Pengetahuan dasar yang saya gunakan untuk sebuah pernyataan adalah kitab suci Al-Qur’an.

“dan hendaklah kamu menyembah-Ku. Inilah jalan yang lurus. Sesungguhnya syaitan itu telah menyesatkan sebahagian besar di antaramu. Maka apakah kamu tidak memikirkan? (Yasin, 36: 61-62).

Wajar jika terjadi perbedaan, karena ada logika Al-Qur’an yang sangat sulit dipahami oleh logika alam. Namun demikian logika Al-Qur’an sedikit-demi sedikit akan terbukti keberannya di alam. Tidak ada hambatan sedikit pun bagi Allah untuk membuktikan logika-Nya dalam Al-Qur’an untuk dibuktikan di alam.

JALAN LURUS

Apakah benar sebagai besar manusia disesatkan setan? Allah memerintahkan silahkan pikirkan! Ukuran tersesat menurut Al-Qur’an adalah keluar dari jalan yang lurus. Jalan lurus adalah menyembah hanya kepada satu Tuhan yang Ghaib. Selain itu maka telah disesatkan oleh setan. Ini jalan lurus versi Al-Qur’an, jika ada konsep jalan lurus yang lain, silahkan kita buktikan saja di akhirat nanti siapa yang benar. Saya tidak akan terlibat dalam perdebatan sekarang karena kebenaran Allah yang tahu.

Jika kita ambil data kasar secara statistik, jumlah manusia yang benar-benar berkomitmen taat kepada satu Tuhan yang ghaib, dari tujuh miliar manusia hanya satu miliar jumlahnya. Dari satu miliar berapa persen manusia yang menjaga komitmennya secara ajeg kepada satu Tuhan? Jumlahnya sesuai dengan keterangan Al-Qur’an hanya sebagian kecil. Jumlah mereka yang telah berkomitmen taat pada satu Tuhan antara 10-50 persen. Jumlah ini saya prediksi dari keterangan Al-Qur’an di bawah.

Hai Nabi, kobarkanlah semangat para mukmin itu untuk berperang. Jika ada dua puluh orang yang sabar di antara kamu, niscaya mereka dapat mengalahkan dua ratus orang musuh. Dan jika ada seratus orang (yang sabar) di antaramu, mereka dapat mengalahkan seribu daripada orang-orang kafir, disebabkan orang-orang kafir itu kaum yang tidak mengerti. Sekarang Allah telah meringankan kepadamu dan Dia telah mengetahui bahwa padamu ada kelemahan. Maka jika ada di antaramu seratus orang yang sabar, niscaya mereka dapat mengalahkan dua ratus orang; dan jika di antaramu ada seribu orang (yang sabar), niscaya mereka dapat mengalahkan dua ribu orang dengan seizin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar.  (Al Anfaal, 8:66-67).

Dari kelompok yang berkomitmen menyembah satu Tuhan Ghaib masih ada kurang lebih 50 sd. 90 persen yang berhasil disesatkan setan. Jika ditambah dengan jumlah enam miliar manusia yang belum berkomitmen pada satu Tuhan, maka jumlah manusia yang disesatkan setan antara 6,5 s.d. 6,9 miliar manusia. Jumlah ini hanya tafsiran saya terhadap keterangan Al-Qur’an. Benar salahnya hanya Allah yang tahu.

“Allah tidak memberi kekuasaan berdasar ukuran jumlah, tapi lebih mengutamakan kualitas”. (Muhammad Plato)
Bila kita cek dalam kehidupan sehari-hari kita bisa saksikan hanya 10 s.d 50 persen anak-anak sekolah yang biasa melaksanakan ritual shalat lima waktu berjamaah. Angka persentase ini tidak jauh berbeda dengan mereka yang sering bangun di sepertiga malam, dan melaksanakan doa di waktu dhuha. Dari 250 juta penduduk beragama Islam di Indonesia, jika diukur kualitas keberagamaannya akan menunjukkan kisaran anggka persentase yang sama sebagaiman diisyarat dalam Al-Qur’an.

HUKUM HIDUP

“Allah tidak memberi kekuasaan berdasar ukuran jumlah, tapi lebih mengutamakan kualitas”. Siapapun manusianya, mereka yang menggunakan potensi akalnya, dan punya komitmen tinggi terhadap cita-citanya mereka akan mengendalikan dunia”. Orang Islam berkualitas adalah mereka yang menjadikan dunia sebagai kendaraan untuk kehidupan akhirat dan “menyimpan kekayaan dunia di tangannya, bukan di dalam hatinya” (Abu Bakar As Syidiq). Jumlah orang-orang ini sedikit, namun kekuasaannya berlipat dua sampai 10 kali lipat.

Orang Yahudi di Amerika serikat mereka sangat berkomitmen tinggi terhadap cita-citanya, jumlahnya hanya 6 juta orang atau 2,5 persen dari populasi nasional penduduk Amerika Serikat. Selain jabatan presiden, orang-orang Yahudi memegang semua jabatan strategis pemerintahan AS. (Maheswara, 2010, hlm. 66). Data ini membuktikan kebenaran Al-Qur’an bahwa kekuatan bukan di jumlah tetapi ada di kualitas.

Pada tahun 1970 jumlah penduduk Yahudi di dunia hanya ada 12 juta jiwa. Tidak kurang dari 12 persen hadih nobel perdamaian dalam berbagai bidang ilmu jatuh ke tangan Yahudi. Sekitar 25 persen wartawan di Washinton dan New York adalah Yahudi, hampir tidak ada wartawan koran dan tv berkebangsaan Arab Islam. (Maheswara, 2010, hlm. 115-117). Singapura adalah negara kecil ditengah-tengah bangsa berpenduduk besar Asia Tenggara, namun dari negara kecil ini ekonomi dikendalikan.

KESIMPULAN

Hukum ini menjadi pelajaran bagi dunia pendidikan untuk selalu mengutamakan kualitas, bukan pada jumlah statistik. Target pendidikan dalam bentuk statitsik Angka Partisifasi Kasar (APK) bisa jadi gulma dalam pendidikan, karena target pendidikan bergeser ke jumlah statistik bukan di produk dan kualitas. Produk dan kualitas pendidikan yang mendasar dan tidak boleh berubah adalah membangun manusia bermoral tinggi yaitu melalui peningkatan keyakinan dalam kehidupan beragama yang berdampak pada kesejahteraan dunia dan akhirat.

Menghapus mata pelajaran agama dalam pendidikan bisa berdampak fatal pada generasi bangsa. Manusia sifat dasarnya buruk, maka jika tidak ada kewajiban, dia akan mengikuti sekehendak nafsunya. Agama adalah kehendak baik yang menuntut orang untuk wajib melaksanakan kebaikan. Jika agama tidak diwajibkan dalam sebuah pendidikan, maka manusia akan hidup sekehendak nafsunya yang cenderung membinasakan dirinya.

Jika agama dijadikan kewajiban pribadi tidak melibatkan lembaga pendidikan, maka kita sudah tahu bahwa sebagian besar manusia disesatkan setan, hingga kita bisa tebak di masa mendatang, agama akan hilang dalam kolektif memori bangsa. Negara-negara sekuler telah menjadi bangsa yang tengah mengalami ancaman keruntuhan dalam peradaban, karena di dalam memori kolektif bangsa mereka, agama hampir punah.

“tidak ada satu pun kelompok masyarakat yang ditakuti bangsa Yahudi, kecuali umat Islam berkualitas. (Maheswara, 2010, hlm. 120). Umat Islam memiliki Al-Qur’an sebagai pedoman manusia berkualitas. Hingga umat Islam tidak akan mudah diperdaya. Wallahu ‘alam.

(Penulis Head Master Trainer)

Saturday, July 6, 2019

JABATAN ADALAH PENDERITAAN

OLEH: MUHAMMAD PLATO

Menarik untuk disimak dan dicerna, ketika acara serah terima jabatan dua orang pejabat berbicara tentang hakikat jabatan. Mereka menyampaikan hakikat jabatan dan kita menyimak bertarung dengan ego.

YANG BERPISAH

innalillahi wa innailaihi rojiun”, ini adalah ekpresi seorang pejabat ketika menerima amanah jabatan baru dalam acara pisah sambut. Apa sebab kalimat ini harus terucap dari pejabat rendah sampai pejabat tinggi? Semua karena betapa berat beban dunia akhirat yang akan ditanggung oleh seorang pejabat. Allah telah memberi peringatan betapa bodohnya manusia ketika menerima jabatan yang diamanahkan kepadanya.

Ucapan innalillahi wa innaliaihi rojiun didasari oleh dalil-dalil yang memberatkan dan kerasnya ancaman Allah kepada seorang pejabat. “Jabatan (kedudukan) pada permulaannya penyesalan, pada pertengahannya kesengsaraan (kekesalan hati) dan pada akhirnya azab pada hari kiamat”. (HR. Ath-Thabrani).

Allah telah memberitahu bahwa kita makhluk terbodoh dihadapan Nya. “Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanah kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanah itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanah itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat dzalim dan amat bodoh” (Al Ahzab, 33:72).

dipikullah amanah itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat dzalim dan amat bodoh” (Al Ahzab, 33:72).
Mengapa langit, bumi, dan gunung enggan dibebani amanah jabatan? Sepertinya langit, bumi, dan gunung lebih cerdas dari manusia. Terungkap dalam Al-Qur’an manusia telah menyesali diri menjadi manusia.  “… pada hari manusia melihat apa yang telah diperbuat oleh kedua tangannya; dan orang kafir berkata: "Alangkah baiknya sekiranya aku dahulu adalah tanah". (An Nabaa, 78:40). Tanah tidak menerima amanah dari Tuhan, maka tanah bebas dari hisab di yaumil akhir.

Sesungguhnya “jabatan adalah penderitaan”, sebagaimana kisah Nabi Muhammad saw memikulnya selama 63 tahun. Setelah meninggal pun hujatannya tidak pernah reda. Setiap pejabat memegang kekuasaan atas tanah, langit, gunung, dan segala yang hidup di dalamnya. Segala keluh kesah, kehancuran, kesakitan, penderitaan, kesenangan, dan kesejahteraan seluruh makhluk yang ada di dalamnya adalah tanggung jawab pejabat yang diamanahi.

Seorang pejabat diamanahi langit, bumi, tanah, dan segala yang hidup di dalamnya. Tanah, bangunan, seluruh aset, kucing, kecoa, tikus, semut, dan manusia, segala kesulitan dan kesenangan berada dalam tanggung jawab pejabat yang diberi amanah. Inilah kekhawatiran langit, bumi, dan gunung-gunung apabila menerima amanah.

Para pejabat harus menjadi rahmat bagi seluruh alam, inilah amanah berat yang diemban bagi seorang pemimpin. Rahmat bagi seluruh alam artinya pejabat harus mensejahterakan seluruh wilayah langit, bumi, gunung, dan seluruh makhluk yang ada di dalamnya. Ini adalah perintah langsung dari Allah untuk pejabat.  

Allah akan menghisab dengan teliti atas apa yang telah dikerjakan bagi setiap pejabat berkaitan dengan kondisi makhluk yang ada di wilayah kekuasaannya. Semut yang terinjak, kucing yang terdzalimi, anjing terperosok lubang, akan bersaksi. Inilah perkara besar bagi pejabat di yaumil akhir.

YANG DISAMBUT

“jangan minta jabatan, karena jabatan tidak boleh diminta”. Ini adalah ekpresi dari pejabat yang menempati tempat baru. Perkataan ini juga berdalil dari hadis dan Qur’an. Rasulullah Saw berkata kepada Abdurrahman bin Samurah, “Wahai Abdurrahman bin Samurah, janganlah engkau menuntut suatu jabatan. Sesungguhnya jika diberi karena ambisimu maka kamu akan menanggung seluruh bebannya. Tetapi jika ditugaskan tanpa ambisimu maka kamu akan ditolong mengatasinya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Jabatan tidak boleh diminta karena di dalamnya ada beban berat bahkan kerugian besar. Kerugian yang paling ditakuti yang diberi tanggung jawab sebagai pejabat adalah tidak mendapat pertolongan Allah ketika bertugas. Jangankan meminta, diberi saja langit, bumi, dan gunung menolak. Mereka yang diberi jabatan sudah dikatakan bodoh oleh Allah, apalagi yang meminta.   

Maka, rezeki para pemimpin yang paling diharapkan dan menjadi anugerah terbesar adalah mendapat limpahan ampunan Allah swt. Doa-doa yang diharapkan dari rakyatnya oleh para pemimpin ADALAH mohonkanlah LIMPAHAN ampunan untuk kami yang akan menanggung azab di hari kiamat nanti.

Di Malaysia, penulis menyaksikan sehabis jumatan bersama jamaah satu per satu sultan didoakan. Sebaik-baiknya doa adalah mendoakan pemimpin agar diberi ampunan dan kemudahan dalam menjalankan tugas, karena  jika doa terkabul maka kebaikan dan kesejahteraan akan didapat oleh masyarakat. 

Inilah pesan moral tinggi dari acara pisah sambut dua orang pejabat. Semoga Allah melimpahkan ampunan kepada kita semua.  Wallahu ‘alam.

(Penulis Head Master Trainer)