Sunday, July 7, 2019

SEBAGIAN BESAR MANUSIA TERSESAT

OLEH: MUHAMMAD PLATO

Saya berkesimpulan sebagian besar manusia tersesat. Mungkin banyak orang protes atas pernyataan ini. Namun saya tidak mau berdebat, karena apa yang saya katakan ada dasarnya. Sumber dasar sebuah pernyataan adalah pengetahuan dasar. Pengetahuan dasar yang saya gunakan untuk sebuah pernyataan adalah kitab suci Al-Qur’an.

“dan hendaklah kamu menyembah-Ku. Inilah jalan yang lurus. Sesungguhnya syaitan itu telah menyesatkan sebahagian besar di antaramu. Maka apakah kamu tidak memikirkan? (Yasin, 36: 61-62).

Wajar jika terjadi perbedaan, karena ada logika Al-Qur’an yang sangat sulit dipahami oleh logika alam. Namun demikian logika Al-Qur’an sedikit-demi sedikit akan terbukti keberannya di alam. Tidak ada hambatan sedikit pun bagi Allah untuk membuktikan logika-Nya dalam Al-Qur’an untuk dibuktikan di alam.

JALAN LURUS

Apakah benar sebagai besar manusia disesatkan setan? Allah memerintahkan silahkan pikirkan! Ukuran tersesat menurut Al-Qur’an adalah keluar dari jalan yang lurus. Jalan lurus adalah menyembah hanya kepada satu Tuhan yang Ghaib. Selain itu maka telah disesatkan oleh setan. Ini jalan lurus versi Al-Qur’an, jika ada konsep jalan lurus yang lain, silahkan kita buktikan saja di akhirat nanti siapa yang benar. Saya tidak akan terlibat dalam perdebatan sekarang karena kebenaran Allah yang tahu.

Jika kita ambil data kasar secara statistik, jumlah manusia yang benar-benar berkomitmen taat kepada satu Tuhan yang ghaib, dari tujuh miliar manusia hanya satu miliar jumlahnya. Dari satu miliar berapa persen manusia yang menjaga komitmennya secara ajeg kepada satu Tuhan? Jumlahnya sesuai dengan keterangan Al-Qur’an hanya sebagian kecil. Jumlah mereka yang telah berkomitmen taat pada satu Tuhan antara 10-50 persen. Jumlah ini saya prediksi dari keterangan Al-Qur’an di bawah.

Hai Nabi, kobarkanlah semangat para mukmin itu untuk berperang. Jika ada dua puluh orang yang sabar di antara kamu, niscaya mereka dapat mengalahkan dua ratus orang musuh. Dan jika ada seratus orang (yang sabar) di antaramu, mereka dapat mengalahkan seribu daripada orang-orang kafir, disebabkan orang-orang kafir itu kaum yang tidak mengerti. Sekarang Allah telah meringankan kepadamu dan Dia telah mengetahui bahwa padamu ada kelemahan. Maka jika ada di antaramu seratus orang yang sabar, niscaya mereka dapat mengalahkan dua ratus orang; dan jika di antaramu ada seribu orang (yang sabar), niscaya mereka dapat mengalahkan dua ribu orang dengan seizin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar.  (Al Anfaal, 8:66-67).

Dari kelompok yang berkomitmen menyembah satu Tuhan Ghaib masih ada kurang lebih 50 sd. 90 persen yang berhasil disesatkan setan. Jika ditambah dengan jumlah enam miliar manusia yang belum berkomitmen pada satu Tuhan, maka jumlah manusia yang disesatkan setan antara 6,5 s.d. 6,9 miliar manusia. Jumlah ini hanya tafsiran saya terhadap keterangan Al-Qur’an. Benar salahnya hanya Allah yang tahu.

“Allah tidak memberi kekuasaan berdasar ukuran jumlah, tapi lebih mengutamakan kualitas”. (Muhammad Plato)
Bila kita cek dalam kehidupan sehari-hari kita bisa saksikan hanya 10 s.d 50 persen anak-anak sekolah yang biasa melaksanakan ritual shalat lima waktu berjamaah. Angka persentase ini tidak jauh berbeda dengan mereka yang sering bangun di sepertiga malam, dan melaksanakan doa di waktu dhuha. Dari 250 juta penduduk beragama Islam di Indonesia, jika diukur kualitas keberagamaannya akan menunjukkan kisaran anggka persentase yang sama sebagaiman diisyarat dalam Al-Qur’an.

HUKUM HIDUP

“Allah tidak memberi kekuasaan berdasar ukuran jumlah, tapi lebih mengutamakan kualitas”. Siapapun manusianya, mereka yang menggunakan potensi akalnya, dan punya komitmen tinggi terhadap cita-citanya mereka akan mengendalikan dunia”. Orang Islam berkualitas adalah mereka yang menjadikan dunia sebagai kendaraan untuk kehidupan akhirat dan “menyimpan kekayaan dunia di tangannya, bukan di dalam hatinya” (Abu Bakar As Syidiq). Jumlah orang-orang ini sedikit, namun kekuasaannya berlipat dua sampai 10 kali lipat.

Orang Yahudi di Amerika serikat mereka sangat berkomitmen tinggi terhadap cita-citanya, jumlahnya hanya 6 juta orang atau 2,5 persen dari populasi nasional penduduk Amerika Serikat. Selain jabatan presiden, orang-orang Yahudi memegang semua jabatan strategis pemerintahan AS. (Maheswara, 2010, hlm. 66). Data ini membuktikan kebenaran Al-Qur’an bahwa kekuatan bukan di jumlah tetapi ada di kualitas.

Pada tahun 1970 jumlah penduduk Yahudi di dunia hanya ada 12 juta jiwa. Tidak kurang dari 12 persen hadih nobel perdamaian dalam berbagai bidang ilmu jatuh ke tangan Yahudi. Sekitar 25 persen wartawan di Washinton dan New York adalah Yahudi, hampir tidak ada wartawan koran dan tv berkebangsaan Arab Islam. (Maheswara, 2010, hlm. 115-117). Singapura adalah negara kecil ditengah-tengah bangsa berpenduduk besar Asia Tenggara, namun dari negara kecil ini ekonomi dikendalikan.

KESIMPULAN

Hukum ini menjadi pelajaran bagi dunia pendidikan untuk selalu mengutamakan kualitas, bukan pada jumlah statistik. Target pendidikan dalam bentuk statitsik Angka Partisifasi Kasar (APK) bisa jadi gulma dalam pendidikan, karena target pendidikan bergeser ke jumlah statistik bukan di produk dan kualitas. Produk dan kualitas pendidikan yang mendasar dan tidak boleh berubah adalah membangun manusia bermoral tinggi yaitu melalui peningkatan keyakinan dalam kehidupan beragama yang berdampak pada kesejahteraan dunia dan akhirat.

Menghapus mata pelajaran agama dalam pendidikan bisa berdampak fatal pada generasi bangsa. Manusia sifat dasarnya buruk, maka jika tidak ada kewajiban, dia akan mengikuti sekehendak nafsunya. Agama adalah kehendak baik yang menuntut orang untuk wajib melaksanakan kebaikan. Jika agama tidak diwajibkan dalam sebuah pendidikan, maka manusia akan hidup sekehendak nafsunya yang cenderung membinasakan dirinya.

Jika agama dijadikan kewajiban pribadi tidak melibatkan lembaga pendidikan, maka kita sudah tahu bahwa sebagian besar manusia disesatkan setan, hingga kita bisa tebak di masa mendatang, agama akan hilang dalam kolektif memori bangsa. Negara-negara sekuler telah menjadi bangsa yang tengah mengalami ancaman keruntuhan dalam peradaban, karena di dalam memori kolektif bangsa mereka, agama hampir punah.

“tidak ada satu pun kelompok masyarakat yang ditakuti bangsa Yahudi, kecuali umat Islam berkualitas. (Maheswara, 2010, hlm. 120). Umat Islam memiliki Al-Qur’an sebagai pedoman manusia berkualitas. Hingga umat Islam tidak akan mudah diperdaya. Wallahu ‘alam.

(Penulis Head Master Trainer)

No comments:

Post a Comment