Tuesday, May 24, 2022

PENJELASAN AL QURAN MENGAPA ZONA NYAMAN MEMBAHAYAKAN

OLEH: MUHAMMAD PLATO

Banyak orang terlena dengan zona nyaman, dan ingin mempertahankan diri tetap berada di zona nyaman. Padahal jika kita baca pesan Al Quran, zona nyaman sangat membahayakan. Pesan itu dapat kita pahami bagaimana logika sebab akibat yang dijelaskan di dalam Al Quran. Pola sebab ini jika berhasil kita pahami Al Quran akan jadi pedoman hidup.

Pola sebab akibat yang bisa kita pahami bisa kita temukan dalam ayat Al Quran yang sering kita baca setiap hari ketika kita shalat. Ayat ini sering dianjurkan oleh para ustad untuk bisa keluar dari masalah. Perintahnya adalah baca ulang-ulang beberapa kali. Tapi kita simak isinya dengan memahami pola pikir Al Quran.

"Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan" (Alam Nasyrah, 94, 5-6).

Pola pikirnya adalah kesulitan itu akan bergerak menjadi kemudahan. Itu sebenarnya yang harus diingat-ingat dari isi ayat ini. Tidak mungkin kesulitan diam di tempat. Kesulitan lambat laun akan bergerak menjadi kemudahan. Sabar adalah kuncinya dan teruslah bekerja, lambat laun kemudahan itu akan datang jua. Maka perintah ustad baca saja berulang ulang ayat itu. Artinya ingat saja bahwa Allah akan menggerakkan kesulitan menjadi kemudahan.

Lalu sebaliknya apa pesan bagi orang-orang yang ada dalam kesenangan, kemudahan atau di zona nyaman. Logika berpikirnya bisa kita temukan dalam ayat Al Quran di bawah ini:

"Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan. Dan kamu lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong, maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima tobat" (An Nasr, 110:1-3).

Seperti kesulitan akan bergerak menjadi kemudahan, maka kemenangan akan bergerak menjadi kesedihan. Abu Bakar Asyidiq, menangis ketika mendengar ayat ini dibacakan. Abu Bakar Asyidiq menangkap pesan Al Quran ini sebagai tanda akhir misi Nabi Muhammad di muka bumi. Abu Bakar Asyidiq membaca ayat itu sebagai tanda perpisahan dengan Nabi Muhammad sudah dekat. Beberapa tahun setelah penaklukkan Mekah, Nabi Muhammad meninggal dunia.

Pesan moralnya adalah hati-hatilah dengan zona nyaman. Jika kita terlena zona nyaman dapat membawa kita pada kesedihan atau kehancuran. Maka perintah dari Allah bagi orang-orang yang di zoma nyaman perbanyak mohon ampun dan banyak-banyak bertobat. Karena zona nyaman itu akan bergerak dengan sendirinya menjadi kesedihan.

Banyak orang terlena dengan zona nyaman, karena lupa setelah ujian kesenangan akan datang ujian kesedihan. Karena merasa sudah nyaman, manusia kadang suka melampaui batas, merasa mampu, merasa berkuasa, merasa bisa memenuhi segalanya dan lupa pada kekuasaan dan kasih sayang  Allah. Secara psikologis orang-orang yang diberi kenyamanan selalu lupa diri dan berbuat sesuka hati. Itulah dosa-dosa tidak terasa yang sering dilakukan orang-orang yang berada di zona nyaman.

Untuk menjaga diri tetap berada di zona nyaman, maka buatlah lembah-lembah kesulitan dengan sengaja. Caranya adalah berkorbanlah, santuni ibu bapak dan keluarga. Bantulah orang-orang yang membutuhkan, santuni anak-anak yatim dan pakir miskin. Lalu perbanyaklah mohon ampun dan lakukan pertobatan setiap kesempatan. Bersabarlah dalam pengorbanan dan selalu menjadi pemberi bantuan. Sehingga kita akan tetap berada dalam kesulitan yang akan mendatangkan kembali kesenangan. Walahu'alam. 

  






Thursday, May 19, 2022

BEBERAPA ALASAN MENGAPA TIDAK BOLEH BENCI

Oleh: Muhammad Plato

Benci adalah penyakit batin yang hanya dapat dirasakan oleh si pemilik hati. Memperbaiki hati hanya dapat dilakukan dengan cara refleksi diri oleh si pemilik hati. Pelajaran tentang hati merupakan ilmu memperbaiki kepribadian dengan membebaskan hati dari rasa benci. 

Beberapa alasan mengapa hati tidak boleh benci. Jawaban-jawaban di bawah ini sangat simple dan sederhana. Semua kebencian yang tersimpan dalam hati akan jadi kerugian untuk diri sendiri.

"Dan tidak ada yang benci kepada agama Ibrahim, melainkan orang yang memperbodoh dirinya sendiri, dan sungguh Kami telah memilihnya di dunia dan sesungguhnya dia di akhirat benar-benar termasuk orang-orang yang shaleh" (Al Baqarah, 2:130).

Kebencian yang tersimpan dalam hati selamanya menjadi prilaku hati yang kotor. Maka selama prilaku hati yang kotor akan mendatang hal-hal yang kotor untuk pribadi orang itu sendiri. Bukankah itu suatu kebodohan?

"Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui." (Al Baqarah, 2:216)

Hati yang benci menjadi sebab kita tidak bisa mengenal kebaikan. Hati yang benci akan fokus hal yang menyenangkan hati. Padahal Allah menyimpan kebaikan di atas kehendak-Nya, bisa jadi hal itu dibenci atau disukai. Ada orang yang tidak mau menerima kebaikan dari orang lain hanya karena benci. Ada juga orang tidak menyukai makan ikan yang menyehatkan otak, karena tidak suka makan ikan. Ada juga mereka yang tidak suka pada seseorang, padahal orang yang dibencinya akan membawa kesejahteraan. 

Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Al Maa'idah, 5:8)

Kebencian dapat menimbulkan ketidakadilan dan bersikap. Hati yang benci akan mendorong pribadi seseorang memiliki prilaku buruk. Kebencian akan menghalangi pribadi seseorang menjadi pribadi yang mensejahterakan dirinya. Sebagai seorang pemimpin, kebencian akan membuat keputusan-keputusannya menjadi tidak adil, diskriminatif, dan selalu terselif niat-niat buruk.

Dan Kami telah timbulkan permusuhan dan kebencian di antara mereka sampai hari kiamat (Al Maa'idah, 5:64).

Semua permusuhan disebabkan oleh kebencian yang tersimpan dalam hati. Hati yang benci akan menolak persahabatan, perdamaian, dan sulit memaafkan. Ucapan-ucapan baik orang-orang yang punya kebencian, menjadi sebuah kepuara-puraan.

Begitulah beberapa alasan mengapa kita tidak boleh memelihara kebencian kepada siapa pun, kepada makhluk apapun, dan kepada benda apapun. Sebab Allah bisa jadi menyimpan kebaikan demi kebaikan dari apa apa yang kita benci.

Pertanyaan terkahir, mengapa kita membenci? Karena belum tentu juga kita termasuk orang yang menyenangkan bagi orang lain. Jika orang lain membenci kita, maka kebodohan untuk orang-orang yang memelihara hatinya tetap benci. Sesungguhnya kebodohan sebodoh bodohnya seseorang yaitu mereka yang memelihara kebencian atas nama harga dirinya. Sementara kebencian itu menyeretnya sedikit demi sedikit pada kebodohan dan kerugian untuk dirinya sepanjang hayat dikandung badan.*** 

 

Monday, May 16, 2022

Al Quran Surah Al 'Alaq, Pesan Sepanjang Zaman

Oleh: Muhammad Plato

Surat Al 'Alaq dikenal oleh umat Islam sebagai surat pertama turun kepada Nabi Muhammad SAW. Surat ini diterima oleh Nabi Muhammad di Gua Hiro dekat dari kota Mekah. Sekalipun umat Islam mengetahui wahyu pertama turun dimulai dari kata bacalah, saat ini umat Islam sedang mulai sadar kembali untuk mulai lagi membaca. Beberapa tahun ke depan akan muncul lagi ilmuwan-ilmuwan muslim terkemuka di dunia.

Kesadaran umat Islam untuk membaca sedang menggeliat. Di Indonesia ribuan buku per tahun sudah diterbitkan. Pengajaran-pengajaran menulis buku di sekolah-sekolah terus digalakan. Kepala sekolah, guru, siswa, bersama-sama menulis buku. Buku karya kepala sekolah, guru, dan siswa sudah mulai tersebar di mana-mana.

Namun ada pesan  dari surat Al 'Alaq yang jarang diungkap. Terbatasya para pembaca dan peneliti Al-Qur'an membuat Al-Qur'an tertidur. Terbatasnya metode membaca Al-Qur'an membuat umat manusia kewalahan menghadapi perubahan zaman. Kini saatnya, Al-Qur'an menjiwai zaman. Paradgima baru memungkinkan kandungan isi Al-Qur'an diungkap membuktikan kebenaran-kebenarannya.   

Sekarang berbagai kajian Al-Qur'an mulai banyak bermunculan. Para ilmuwan dari berbagai kalangan sudah melirik Al-Qur'an sebagai sumber pengetahuan. Al-Qur'an menjadi sumber gagasan untuk mengembangkan berbagai ilmu terapan untuk membantu mensejahterakan hidup manusia yang tetap berkeyakinan pada Tuhan Yang Esa. Pemahaman Al-Qur'an tidak lagi menjadi hak monopoli  sekelompok atau lembaga tertentu.

Pesan untuk membaca atas nama Allah mengandung banyak arti. Salah satunya dalam membaca zaman, manusia tidak boleh lepas dari keyakinan bahwa semua yang terjadi dan direkayasa manusia pada awalnya diciptakan olah Allah. Manusia tidak punya hak untuk mengklaim bahwa dirinya mencitptakan berbagai macam teknologi, karena semua hanya mengotak-atik hukum dan benda-benda yang pada awalnya sudah diciptakan Allah. Manusia hanya memanfaatkan hukum dan benda-benda yang sudah ada.

Langit, matahari, bumi, bulan, air, udara, tanah, virus, atom, gelombang, semuanya sudah ada. Kita hidup hanya memanfaatkan fasilitas yang sebelum kita lahir sudah ada. Perintah membaca atas nama Allah membawa pesan, manusia jangan terjebak oleh keadaan alam materi. Berbagai macam teknologi berhasil direkayasa jangan sampai menggeser keyakinan manusia pada Allah sebagai pencipta. Apa yang kita pelajari dan ketahui mengikuti apa yang Allah ajarkan kepada manusia. 

"Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya (Al 'Alaq, 96:5).

Manusia dengan kekuatan akalnya kadang melampuai batas, karena merasa diri sebagai pencipta dan merasa menjadi penguasa. Kisah Fir'aun dikabarkan sebagai kisah bagaimana manusia meampuai batas kewenangannya sebagai hamba Allah. Qorun dikabarkan sebagai manusia berilmu yang melampaui batas, karena merasa diri sebagai pemilik ilmu pengetahuan. Prilaku manusia seperti Fir'aun dan Qorun akan terus terulang sepanjang zaman.

"Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas, karena dia melihat dirinya serba cukup." (Al 'Alaq, 96:6-7).

Kemajuan teknologi, kesejahteraan hidup, dapat melalaikan manusia dari Allah sebagai pencipta dan penyejahtera. Pesan Allah dalam surat Al 'Alaq jangan tertipu dan jangan terperdaya oleh keidupan alam materi. Sehebat apapun kemajuan teknologi dan berapapun kesejehteraan manusia bisa diusahakan ketaatan harus tetap kepada Allah. 

Manusia harus punya kemampuan akal dengan berpikir analisis untuk membedakan apakah dirinya selama ini taat kepada Allah atau kepada selain Allah. Menusia sepanjang zaman harus tetap berdialog dengan dirinya, apakah selama ini dirinya masih taat kepada Allah? Allah dalam surat Al 'Alaq mengajak manusia dari zaman ke zaman untuk terus berdialog. 

"Bagaimana pendapatmu tentang orang yang melarang, seorang hamba ketika dia mengerjakan shalat, bagaimana pendapatmu jika orang yang melarang itu berada di atas kebenaran, atau dia menyuruh bertakwa (kepada Allah)? Bagaimana pendapatmu jika orang yang melarang itu mendustakan dan berpaling?" (Al 'Ala'q, 96: 9-13).

Tidakkah kita berpikir? Terkadang kita berbuat baik bukan karena atas nama Allah, tapi karena melihat kebaikan manusia yang memerintahkannya. Tidakkah kita berpikir? Terkadang kita menolak untuk berbuat baik karena melihat siapa yang memerintahkannya. Tidakkah kita berpikir? Kita selalu terjebak merasa telah melakukan kebaikan, tidak melihat kebaikannya, melainkan karena lebih percaya kepada orang yang memerintahkannya.

Setiap orang harus punya kemampuan menganalisis berbagai informasi, apakah yang diperintahkan orang itu berada di atas kebaikan yang diperintahkan Allah? Sebaliknya kita harus mampu menganalsis, apakah yang diperintahkan orang itu bertentangan dengan perintah Allah. Jangan terjebak dengan melihat siapa orang yang memerintahkannya. Jangan karena terlalu melihat orang kita menjadi terjebak taat pada orang bukan pada Allah. Maka lihatlah pada surat Al 'Alaq di surat terakhir. Pesan yang akan berlaku sepanjang zaman. 

"sekali-kali jangan, janganlah kamu patuh kepadanya (manusia); dan sujudlah dan dekatkanlah (dirimu kepada Tuhan)", (Al 'Alaq, 96:19).     

Bukan berarti kita tidak boeh meghargai atau mengabaikan peringatan manusia, tapi berhati-hatilah dan jangan sampai melampaui batas. Maka, ada kalanya, sesekali, kita harus selektif, dan harus bisa membaca membedakan atas nama Allah mana kebaikan dan mana keburukan, agar hati dan pikiran kita tetap taat kepada Allah.

KH. Zainudin MZ almarhum sering menyampaikan perumpamaan ini, "kita harus bisa membedakan mana telur dan mana kotoran ayam. Sekalipun telur dan kotoran sama-sama keluar dari dubur ayam, tentu kita harus bisa memilah mana yang menyehatkan tubuh dan mana yang menyebabkan penyakit. Telur sekalipun keluar dari dubur ayam bisa kita ambil, tapi sekalipun keluar dari mulut orang suci tapi itu kotoran jangan diikuti. Berusahalan taat kepada Allah dengan segenap hati dan akal. 

Maka kembali ke pesan abadi di awal ayat pertama surat Al 'Alaq ayat 1 turun, "bacalah atas nama Tuhan mu yang menciptakan". Dan bukan kebetulan surat Al 'Alaq itu jumlah seluruh ayatnya 19. KH. Fami Basya mengatakan 19 adalah jumlah huruf arab dari bismillah. Bisa jadi membaca adalah aplikasi dari kata bismillah. Wallahu'alam***    


Sunday, May 15, 2022

BAGAIMANA CARA JAWAB, JIKA DITANYA APA BUKTI ALLAH KABULKAN DOA

OLEH: MUHAMMAD PLATO

Apakah buktinya Allah mengabulkan doa? Pertanyaan ini datang dari seorang anak kepada ibunya yang setiap hari shalat berdoa kepada Allah. Pertanyaan semacam ini bukan kali pertama, karena setiap anak pasti mengalaminya. Setiap tahun akan terus ada pertanyaan-pertanyaan semacam ini. Lalu bagaimana cara menjawabnya?

Tugas para guru, dosen, ustad, untuk menjawabnya. Masing-masing tentu punya gaya untuk menjawabnya. Sebagai guru, saya kasih trik juga untuk menjawabnya. Lumayan sedikit perlu fokus berpikir, tapi saya coba sederhanakan. 

Pertama, ajak penanya untuk samakan dulu persepsi, bahwa seluruh ketentuan yang ada di langit dan bumi adalah milik Allah. Kalau orang yang bertanya beriman pasti akan cepat sepakat bahwa seluruh ketentuan adalah milik Allah. 

"(yaitu) bagi siapa di antara kamu yang mau menempuh jalan yang lurus. Dan kamu tidak dapat menghendaki (menempuh jalan itu) kecuali apabila dikehendaki Allah, Tuhan semesta alam" (Q.S. 81:29).

Seluruh kejadian ada di atas kehendak Allah. Bumi berputar, matahari bersinar, mata berkedip, jantung berdetak, semua terjadi atas kehendak Allah. Artinya seluruh aktivitas kehidupan hakikatnya adalah atas kehendak Allah. Bukti bahwa semua ada di atas kehendak Allah adalah bumi dan matahari yang setiap hari bergerak. Adakah teknologi, sumber energi buatan manusia yang menggerakkan bumi dan matahari? Sumbernya dari mana bermilyar-milyar tahun matahari bersinar?

Kalau dengan orang Atheis perlu penjelasan panjang dulu untuk mencapai kata sepakat. Orang Atheis bukan tidak mengakui adanya Tuhan, tetapi mereka sudah menutup hati dan pikirannya untuk percaya pada Allah.  

Jika sudah sepakat satu pemahaman bahwa seluruh kejadian adalah kehendak Allah. Maka, tinggal dikaitkan dengan pertanyaan, tentang bukti Allah mengabulkan doa. Allah menciptakan hitung-hitungan waktu. Menusia mengungkap hitungan waktu dengan ukuran detik, menit, jam dan seterusnya. 

Maka ketika kita berdoa, maka doa kita terhitung dalam hitungan detik, menit, jam, hari, dan seterusnya. Jadi bisa dipahami jika kita berdoa hari ini sudah pasti berdasar hitungan waktu doa akan dikabulkan pada hari esok. Jika pakai hitungan detik, jika kita berdoa pada detik pertama maka jawaban doa akan ktai dapat di detik berikutnya. 

Kesimpulanya, doa-doa yang kita lantunkan kepada Allah akan terkabul di masa depan, masa akan datang, sampai akhirat. Dengan menggunakan hitungan waktu terkecil detik, kita bisa membuktikan bahwa Allah mengabulkan doa dalam hitungan detik. Mengapa? karena setiap detikpun yang terjadi sesungguhnya berada di atas kehendak Allah.

Jadi ketika ada makanan di meja, lalu kita berdoa kepada Allah, ya Allah masukkanlah makanan ini ke dalam perut kami dan kenyangkanlah perut kami dengan makanan ini. Selanjutkan kita makan makanan itu dan kita merasa kenyang, sesungguhnya Allah telah mengabulkan doa kita saat itu. Mengapa? Karena makanan masuk ke perut dan perut jadi kenyang semua berada di atas kehendak Allah.

Ketika anak sekolah mau pulang ke rumah, berdoa kepada Allah, ya Allah selamat kami dalam perjalanan pulang dan sampaikanlah kami di rumah dalam keadaan selamat. Maka sudah berapa kali kita pulang pergi dari rumah ke sekolah dan diberi keselamatan. 

Kedua, harus dipahami bahwa berdoa adalah suatu tindakan dengan penuh harap dan kesadaran bahwa Allah penentu segala takdir yang terjadi. Tujuan doa sebenarnya adalah membangun kesadaran bahwa Allah berkehendak atas segala sesuatu, dan perintah berdoa adalah untuk membentuk kesadaran manusia selalu berterimakasih pada Allah atas doa-doanya yang selalu dikabulkan. 

Hakikatnya perintah berdoa dari Allah, untuk menjaga kesadaran manusia sebagai makhluk dan Allah sebagai maha pemberi. Orang-orang yang rajin berdoa akan merasa hari demi hari dalam hidupnya di atas kehendak Allah. Doa-doa minta kelesamatan hidup yang dilantunkan hari ini, maka jika hari esoknya dia selamat diperjalanan, selamat dari bencana, selamat dari kelaparan, maka doa-doa sesunguhnya telah dikabulkan Allah.

Jadi syarat untuk menemukan bahwa Allah mengabulkan doa adalah keimanan terhadap segala yang terjadi adalah ketentuan Allah. Keimanan yang kuat jika kita terus menambah ilmu pengetahuan dari Al-Qur'an tentang kehadiran kehendak Allah setiap saat dalam setiap kejadian. 

Sekarang mari kita sama-sama buktikan bahwa Allah mengabulkan doa, tutuplah mata, lalu pikirkan dan rasakan bahwa mata tertutup dan mata terbukan semuanya atas kehendak Allah. Masih dalam keadaan mata tertutup, lalu dengan sadar Allah maha mengabukan doa, silahkan dalam keadaan mata tertutup berdoalah kepada Allah, "ya Allah mohon bukakanlah mata ku yang terpejam ini!" Silahkan sekarang buka, dan itulah bukti bahwa Allah telah mengabulkan doa. Wallahu'alam.  

Tuesday, May 3, 2022

BERPIKIR HOLISTIS

Oleh: Muhammad Plato

Berpikir holistis sangat rumit dan sangat sulit untuk diaplikasikan. Namun ada cara sederhana agar kita bisa mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Berpikir holistis adalah sebuah pendekatan untuk membangun sudut pandang kita terhadap dunia menjadi lebih utuh. Berpikir holistis yang lebih banyak berkembang sekarang sebagai kritik terhadap sekularisme. 

Pada abad 20 sekularisme digaung-gaungkan sebagai cara pandang yang paling baik dalam melihat kenyataan alam. Di akhir abad cara pandang sekuler mendapat kritikan karena faktanya membuat banyak konflik terjadi, meningkatknya kemiskinan, peredaran narkoba, kejahatan, dan dehumanisasi. 

Pandangan bahwa benda sebuah entitas terpisah menyebakan manusia semakin serakah, egois, dan terjadi ekploitasi alam demi untuk memenuhi hasrat kehidupan dunia. Pandangan sekuler yang memisahkan agama dalam kehidupan nyata, membuat hubungan palsu antara agama dengan ilmu. Agama dan ilmu jalan berbarengan tetapi berjalan masing-masing, tidak saling sapa dan asyik dengan dunianya sendiri. 

Hubungan palsu antara agama dan ilmu, menjadi sebuah perselingkuhan yang melahirkan anak-anak haram. Prilaku manusia menjadi tidak konsiten. Ajaran agama yang dianut tidak tercermin dalam kehidupan nyata. Agama mejadi rutinitas ritual sebagai obat penawar racun, sementara racun itu sendiri terus dikonsumsi.

Sekularisem melahirkan cara pandang agama yang ekslusif, mejadi kontra produktif dengan cita-cita ajaran agama itu sendiri. Cara pandang agama yang ekslusif melahirkan konflik antar penganut agama dan menyuburkan konflik antar sesama manusia. Sekularisme dalam beragama telah menyuburkan konflik ke seluruh aspek kehidupan manusia.

Hubungan manusia dengan alam menjadi hubungan eksploitatif yang melahirkan dampak buruk bagi kehidupan manusia. Eksploitasi alam melahirkan kerusakan eksositem kehidupan tidak seimbang. Dampak eksploitasi alam melahirkan pencemaran lingkungan, bencana alam, dan peningkatan suhu bumi. Alam menjadi ancaman bagi kelangsungan hidup manusia.      

Memasuki abad 21 terjadi perubahan paradigma, setelah diketahui bahwa kehidupan buat suatu entitas terpisah-pisah. Keberadaan sebuah benda ternyata tidak dapat dipahami sebagai suatu entitas tersendiri. Keberadaan benda dengan benda yang saling ternyata saling berhubungan. Kejadian memiliki hubungan dengan kejadian lain. Dunia ternyata hakikatnya saling berhubungan. 

Kenyataan ini mermbuat manusia sadar bahwa keberadaan sebuah benda dapat dipahami dengan menemukan hubungan dengan benda-benda lain. Demikian juga keberadaan manusia dapat dipahami maknanya ketika dia berhubungan dengan manusia lain. Kesejahteraan manusia dapat tercapai dengan saling bekerja sama. Cara hidup terbaik dimuka bumi ini ternyata dengan menjalin hubungan baik dengan seluruh unsur kehidupan.

Keberagamaan seseorang dapat dipandang baik dan mesejahterakan jika keberagamaannya membawa kesejahteraan bagi masyarakat dan menciptakan kehidupan damai. Agama dan ilmu tidak terpisahkan. Seluruh aspek kehidupan tidak dapat dipisahkan dari ajaran agama. Sumber pengetahuan dari alam berhubungan erat dengan sumber pengetahuan dari non alam. 

Sebagai sebuah sistem kehidupan nyata di muka bumi tidak terpisah dengan kehidupan manusia setelah kematian. Kehidupan manusia di muka bumi, bukan satu-satunya kehidupan yang akan dialami manusia. Kehidupan manusia di alam lain mulai terungkap secara ilmiah. Keyakinan manusia akan keberadaan kehidupan lain selain di dunia sekarang, dapat membimbing manusia hidup lebih bijaksana dan terkendali. 

Menghilangkan pengetahuan pada keyakinan hidup setelah kematian berakibat pada pola pikir sekuler. manusia bisa kehilangan tujuan, putus asa, dan mati dengan cara mengerikan. Berpikir holistis mengembalikan sumber pengetahuan non rasional sebagai dari ontologi keilmuan. Cara berpikir bersumber pada panduan kitab suci Al-Qur'an. 

Wajah agama yang sekarang dianggap sebagai sumber kekerasan dan terorisme adalah akibat persepsi yang tidak bersumber pada agama. Buah dari cara pandang manusia yang sesungguhnya tidak bersumber pada pemikiran dari agama. Kekerasan dan terorisme lahir karena cara pandang sekuler yang selalu melihat kebenaran berdasarkan fakta empiris. 

Berpikir holistis sederhananya adalah membangun sudut pandang sistem antara kehidupan fana di dunia dengan kehidupan kekal di akhirat. Kehidupan fana harus dilalui dengan kebahagiaan melalui jalan-jalan baik, sebagai akibat kehidupan bahagia dikehidupan akhirat. Pengetahuan dari kitab suci tidak dipandang sebagai mistik atau fantasi tapi pengetahuan yang mampu menjelaskan fenomena kehidupan di dunia sekarang dan masa yang akan datang.  

Cara membangun sudut pandang dikemukakan dalam Al-Qur'an, yaitu pada perintah membaca yang tidak boleh lepas dari sudut pandang dari ketuhanan. "Bacalah (atas) nama Tuhanmu Yang menciptakan" (QS. 96:1). Membaca atas nama Tuhan seperti kita berbicara mengemukakan pendapat orang lain, yang memberi mandat kepada kita. Demikian juga beberapa ulama tafsir mengemukakan bahwa mengatasnamakan Tuhan adalah cara membangun sudut pandang pada kehidupan dunia berdasarkan pengetahuan-pengetahuan yang diturunkan Tuhan kepada para utusan.