OLEH: MUHAMMAD PLATO
Cerita Kabil dan Habil dikenal sebagai kisah Qabil dan Habil atau Kisah Cain dan Abel. Cerita ini terdapat dalam Al Quran dan Al Kitab. Kisah ini menceritakan tentang dua putra Nabi Adam dan Hawa, yaitu Kabil (Cain) dan Habil (Abel).
Ceriterakanlah kepada mereka kisah kedua putra Adam (Habil dan Kabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan kurban, maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Kabil). Ia berkata (Kabil): "Aku pasti membunuhmu!" Berkata Habil: "Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban) dari orang-orang yang bertakwa". (Al Maa'idah, 5:27).
Informasi dari Al Quran ini menjadi sebab betapa pentingnya kisah dua anak Nabi Adam ini untuk dikisahkan pada seluruh umat manusia. Kisah sejarah yang ditulis dalam Al Quran ini sanngat mengandung pesan ketauhidan kepada Allah dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam kehidupan sehari-hari, hidup kita tidak lepas dari pengorbanan, karena berkorban adalah takdir Tuhan yang tidak dapat dihindari jika manusia ingin mendapat kesejahteraan hidup di dunia maupun akhirat. Dengan berani berkorban hidup manusia akan terbebas dari sifat-sifat buruk.
Dalam berbagai kasus dalam kehidupan di muka bumi ini, semua kenikmatan yang diinginkan manusia harus dilalui melalui pengorbanan. Namun demikian, tidak semua pengorbanan yang dilakukan manusia dapat menjadi sebab keberkahan hidup, karena ada pengorbanan yang diterima oleh Allah dan ada yang tidak.
Sebagaimana kisah Kabil, sekarang ada orang yang berani berkorban demi untuk mendapat cinta kasih dari seseorang. Ada kisah orang berani berkorban demi untuk mendapatkan pekerjaan. Ada juga orang yang berani berkorban untuk mendapat pujian dari orang lain. Ada juga orang yang habis-habisan berkorban demi untuk mendapatkan kekuasaan. Orang-orang seperti inilah yang tidak diterima pengorbanannya oleh Allah, karena pengorbanannya fokus kepada apa yang diinginkannya di dunia.
Ada juga orang-orang seperti Habil, orang-orang ini melakukan pengorbanan dengan berharap pada cintanya Allah, kesejahteraan dari Allah, kekuasaan dari Allah, pujian dari Allah dan surga dari Allah. Semua pengorbanannya difokuskan kepada Allah, dan inilah orang-orang yang ikhlas dengan berserah diri pada Allah sebagai pemilik segala akibat dari pengorbanan yang dilakukannya.
Kisah Kabil dan Habil adalah dua kisah perjalanan umat manusia yang berusaha keras berkorban berada di jalan lurus yaitu jalan yang fokus kepada Allah, dan orang yang berusaha keras berkorban namun harapannya bukan kepada Allah.
Kisah sejarah ini, Allah perintahkan kepada umat manusia, sebagai bahan refleksi diri. Apakah pengorbanan-pengorbanan yang selama ini dilakukan fokus kepada Allah atau untuk fokus untuk mendapatkan keinginan-keinginan nafsu semata, yang mengabaikan ketentuan dari Allah? Orang-orang yang fokus kepada Allah, akan melakukan pengorbanan demi mendapatkan apa-apa yang telah dijanjikan Allah, bukan untuk keinginan hawa nafsu semata.
Allah mengatakan hanya orang-orang berakal sehatlah yang akan mendapat pelajaran dari kisah Kabil dan Habil. "Allah menganugrahkan al hikmah kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan barang siapa yang dianugrahi al hikmah itu, ia benar-benar telah dianugrahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran. (Al Baqarah, 2:269).***