Friday, July 31, 2020

SETIAP HARI LIMA MULUT

OLEH: MUHAMMAD PLATO

Melanjutkan obrolan dengan orang nomor satu di pabrik pencetak manusia unggul di kota Tauco. Sambil menitikkan air mata, Beliau tidak bisa melanjutkan kata-katanya. Matanya memerah dan berusaha mengambil beberapa tisu karena air mata membasahi sisi sisi kelopak matanya. Beliau ingin menyampaikan pesan orang tuanya yang betul betul berkesan selama hidupnya. Orang tua bagi Beliau adalah sosok inspirator, motivator, dan legislator dalam hidupnya. Beliau rupanya sangat hormat dan menjadikan orang tua sebagai sosok pendidik yang selalu mengarahkan dan membimbing jalan hidupnya.

Setelah ceritanya terjeda karena deraian air mata haru yang tak tertahan, Beliau melanjutkan kisah hidupnya. Rahasia sukses hidupnya ada di nasihat bapaknya yang terus Beliau pegang hingga kini. Bapaknya memberi nasehat, agar hidup diliputi keberkahan rezeki dari Allah, “jangan lupa minimal untuk memberi makan dua atau lima mulut setiap hari”.  Nasehat ini Beliau jaga hingga saat beliau berusia senja. Beliau katakan selama menjaga nasehat ini hidupnya tidak pernah mengalami kekurangan dan rezekinya melimpah melebihi kebutuhan makan dan minum yang Beliau butuhkan bersama keluarga. Bisnisnya berkembang dan selalu mendapat keberuntungan.

Demi menjaga nasehat hidup dari bapaknya, Beliau selalu melaksanakan nasehat itu dalam kesehariannya. Bagi beliau memberi makan lima mulut tiap hari menjadi hal wajib yang harus dilakukannya. Setiap hari selalu mencari cara bagaimana agar lima mulut terbantu dari tangan dan hartanya. Memberi makan lima mulut menjadi standar hidupnya yang selalu Beliau pelihara sejak menerima nasehat dari orang tuanya.

Beliau katakan memberi makan lima mulut tiap hari bisa dilakukan dengan hal-hal sederhana. Ide memberi makan lima mulut setiap hari selalu hadir dari hati dan pikirannya. Nasehat ini terus dijaga hingga menjadi mind set dan prilaku dalam kehidupan sehari-hari. Jika lupa, Beliau harus melaksanakannya sekalipun dengan lima buah permen. Jangan menganggap makanan-makanan kecil tidak bernilai, karena niat membantu lima mulut adalah bagian dari ajaran agama sebagaimana Rasulullah mengajarkan dalam sebuah hadis, “selamatkan diri mu dari api neraka sekalipun dengan sebiji kurma”.

Memberi makan lima mulut tidak berarti harus dalam bentuk makan dalam jumlah besar. Hal terpenting kata Beliau adalah konsisten sekalipun kecil. Jika kebetulan ada rezeki besar maka pemberian pun ditingkatkan. Menjaga makan lima mulut setiap hari harus dijaga baik di kala sempit maupun lapang. Memberi makan lima mulut per hari bisa kita lakukan dengan berdoa sebelum makan dan mendoakan minimal lima orang yang kita cintai atau siapa saja yang kita ingat agar selalu diberi limpahan rezeki oleh Allah swt.

Pelajaran terpenting dari memberi makan lima mulut per hari adalah menjaga akhlak agar senantiasa selalu berbagi. Akhlak baik yang diajarkan Rasulullah agar setiap muslim menjadi ahli sedekah, Beliau pelihara dengan menjaga nasihat orang tuanya untuk memberi makan lima mulut per hari. Itulah rahasia sukses yang Beliau pegang selama hidupnya hingga sekarang beliau sukses menjadi seorang pengusaha dan birokrat di lembaga pemerintah. Nasibnya selalu beruntung karena hidup berada di atas lisannnya Allah. Bukan hanya lima mulut yang berhasil Beliau beri makan tapi ribuan mulut dengan bisnis rumah makan yang dia kembangkan. 

Pelajaran bagi kita semua, nasihat memberi makan lima mulut per hari bukan semata-mata keluar dari mulut orang tua, tapi dari lisan Allah yang disampaikan melalui mulut manusia. Perintah sedekah merupakan perintah paling banyak yang diberitakan di dalam Al-Qur’an. “(yaitu) mereka yang beriman kepada yang gaib, yang mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka, (Al Baqarah, 2:3).

Sifat Allah sebagai Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang diimplementasikan oleh Beliau dalam rumus memberi makan lima mulut per hari. Hingga saat ini Beliau merasakan selalu mendapat limpahan ramhat, rezeki, kedudukan, hidayah, kesabaran, dan kesejahteraan hidup berkeluarga lahir batin. Semoga menjadi hidayah bagi kita semua. Wallahu’alam. To be continue…

HARUS AMBISI JANGAN AMBISIUS

OLEH: MUHAMMAD PLATO

Kita lanjutkan ngobrol dengan orang tertinggi pemilik pabrik manusia di kota Tauco. Beliau sudah malang melintang menduduki berbagai jabatan diberbagai lembaga pemerintah daerah. Selama menjadi abdi negara beliau tidak pernah pusing dengan posisi dimanapun ditempatkan. Selalu taat pada pimpinan dan memberi kebebasan kepada pimpinan untuk menempakan dirinya pada posisi apapun. Bagi dia posisi dimanapun selalu berusaha bekerja profesional.

Bagi beliau posisi, kedudukan, tidak pernah jadi persoalan dalam hidupnya. Berubah-ubah posisi dalam hitungan minggu, bulan pernah dirasakannya. Bagi beliau posisi apapun adalah posisi terbaik dari Allah. Kita tidak pernah tahu dimana posisi terbaik untuk ditempati, hanya Allah yang tahu. Untuk itu kita hanya bisa berprasangka baik pada Allah bahwa apapun, di mana pun tempat yang kita tempati pasti Allah kasih kita tempat terbaik.

Bagi beliau dalam hidup ini harus punya ambisi untuk mendapatkan apapun yang kita inginkan, termasuk posisi dan kedudukan di masyarakat atau pemerintahan. Untuk menjadi orang nomor satu di pemerintahan harus berambisi. Namun dia memberi nasihat kepada saya, “kita harus berambisi tetapi tidak boleh ambisius”. Bagi saya ini pelajaran menarik dari seorang entrepreneur plus birokrat di lembaga pemerintah.

Kemudian, saya memperdalam apa yang dimaksud harus berambisi tapi jangan  ambisius dalam mengejar apa yang kita inginkan? Ternyata bagi beliau, ambisi adalah bekerja keras sesuai kadar kemampuan yang kita miliki. Orang-orang berambisi selalu bekerja mengikuti norma dan aturan yang berlaku. Cita-cita hidupnya akan diwujudkan dengan bekerja keras dalam koridor norma agama yang dianut dan aturan formal dalam bernegara. Jadi ambisi adalah naluri atau kemampuan yang diberikan Allah kepada manusia untuk menghadapi permasalahan hidup dan menggapai segala tujuan hidupnya. Sebagaimana Allah berfirman, “dan yang menentukan kadar (masing-masing) dan memberi petunjuk”. (Al A’laa, 87:3)

Orang-orang yang berambisi memiliki keyakinan bahwa segala sesuatu berada di atas kehendak  Allah. Bekerja keras adalah perintah Allah, tapi hasil dari sebuah kerja keras rahasia Allah. Makna keberhasilan bagi orang-orang yang berambisi adalah proses yang benar. Bertahan di dalam proses yang benar adalah keberhasilan sejati, sedangkan keberhasilan dari sebuah usaha belum tentu menjadi kebenaran.

Ketika berambisi, orang masih mengakui kekuatan diluar manusia yaitu Allah. Orang-orang berambisi masih sadar bahwa ada kekuatan yang mengatur segala kejadian di luar dirinya. Orang-orang berambisi bekerja keras dalam kepasrahan kepada takdir Allah.

Sebaliknya ambisius adalah sebuah kondisi dimana orang bekerja keras untuk mencapai segala tujuan dan cita-cita hidup tanpa memperhatikan kekuatan di luar dirinya. Orang-orang ambisius merasa bahwa segala sesuatu bisa diraih dengan kemampuan dirinya tanpa campur tangan kekuatan dari luar dirinya. Orang-orang ambisius adalah mereka yang menjadikan dirinya sebagai kekuatan untuk mencapai segala cita-cita hidupnya. Orang ambisius tidak memposisikan Allah sebagai penasehat dan penentu dalam hidupnya. Segala sesuatu diperoleh merasa karena hasil kerja dan kemampuan yang dimilikinya tanpa ada campur tangan Allah.

Orang-orang ambisius, termasuk golongan yang melampaui batas. Dia telah menjadikan dirinya sebagai Tuhan dan bisa mewujudkan segala kehendaknya. Manusia-manusia ambisius menganggap dirinya besar dan berkuasa. “Sesungguhnya mereka memandang besar tentang diri mereka dan mereka benar-benar telah melampaui batas (dalam melakukan) kedzaliman.” (Al Furqaan, 25:21).

Akhirnya Beliau memberi nasehat, “jika kita ambisius akan sangat mudah kecewa dan terserang sakit jiwa”. Hidup ini realitasnya hanya dua, yaitu  gagal dan sukses. Bagi mereka yang ambisius, sekuat tenaga bekerja untuk menghindari kegagalan, sehingga akan sangat kecewa jika gagal. Bagi mereka yang berambisi, sekuat tenaga bekerja melakukan yang terbaik, gagal dan sukses adalah keputusan terbaik dari Allah. Wallahu’alam. To be Continue…

MENJAGA REZEKI TETAP MENGALIR

OLEH: MUHAMMAD PLATO

Tulisan ini lanjutan dari diskusi dengan orang nomor satu pemilik pabrik manusia di sebuah kabupaten penghasil Tauco. Beliau bertanya, “apakah anda pakai M Bangking? Saya jawab pakai. Beberapa detik kemudian Beliau memperlihatkan sebuah saldo WOOW luar biasa pantastis. Saya tercengang karena jumlah saldo sebesar itu mungkin dalam 1 juta orang hanya 1 orang memilikinya. Beliau berkata lagi, “saya sudah tidak perlu lagi uang. Saya hanya ingin mengabdikan  hidup saya untuk membantu memetakan kehidupan masyarakat yang lebih sejahtera di masa mendatang”.

Kekayaan yang dia miliki di masa tuanya adalah hasil dari kegiatan bisnis yang dia geluti sejak masa kuliah. Di mulai dari dua jongko di pasar untuk berjualan beras milik orang tua, bisnisnya terus berkembang pesat menjadi 38 rumah makan ternama diberbagai daerah, rest area jalan tol pom bensin. Selama menjadi pejabat Beliau berkata, “saya tidak pernah menerima uang dengan memanfaatkan  jabatan saya, dan itu saya jaga sampai sekarang”.

Jiwa entrepreneur yang telah menempanya sejak masa kuliah telah menjadi naluri beliau sebagai pembaca peluang bisnis ulung. Di dunia mana pun beliau berada selalu membaca peluang bisnis. Selama menjadi pebisnis, beliau selalu menjaga moralitasnya berdasarkan ajaran agama. Bisnis harus halal, pair, tidak menjatuhkan pesaing, dan tidak merugikan siapapun apalagi negara.

Suatu saat beliau melihat ada sebuah perusahaan yang setiap hari menerima karyawan dengan jumlah banyak 40 sampai 50 karyawan setiap hari. Lalu dia bertanya kepada salah satu karyawan yang sudah terlibat menjadi karyawan. Ternyata perusahaan itu bergerak dibidang kredit barang. Karyawan yang mereka rekrut di kontrak dan tidak digaji, mereka hanya dapat transport dan uang makan untuk mencari nasabah yang mau kredit barang. Mereka di beri target penjualan sebesar 40 juta dalam waktu satu bulan. Target yang tinggi ini sengaja ditetapkan kepada karyawan agar tidak tercapai. Jika berhasil mencapai target mereka akan jadi karyawan tetap jika tidak mereka akan melanjutkan kontrak atau keluar.  

Rata-rata karyawan yang mereka rekrut selalu berhasil mendapat nasabah kredit barang, tetapi tidak pernah mencapai target. Inilah keuntungan perusahaan karena karyawan tidak digaji hanya dapat transport dan uang makan tetapi mereka sudah bekerja dan menghasilkan berlipat-lipat keuntungan dari hasil kerja karyawan yang tidak diberi gaji. Selain itu harga kredit barang dengan uang muka dan cicilan pertama, diseting modal sudah kembali. Karyawan menghasilkan kapital untuk perusahaan tetapi tidak mendapatkan gaji, hanya uang transport dan makan. “Inilah bisnis gaya kapitalis”, kata Beliau. Dengan investasi 100 juta dalam waktu singkat berkembang mencapai tiga miliar. Dari hasil bisnis kredit barang, mobil baru dan mewah terparkir di garasi.

Ketika pulang kampung untuk silaturahmi dengan orang tua dengan membawa mobil mewah, orang tuanya bertanya. “Dari mana mobil mewah itu didapat?” Saya menceritakan bisnis yang sedang dijalankan yaitu kredit barang dengan sistem seperti yang telah saya jelaskan. Setelah mendengar penjelasan bisnis yang saya kembangkan, orang tuanya marah besar dan memerintahkan agar seluruh harta yang di dapat dari bisnis disedekahkan dan perusahaannya dibubarkan. “jika masih ingin rezeki tetap mengalir segera bubarkan, harta dan uang yang telah didapat sedekahkan”, demikian nasihat orang tuanya dengan nada marah.

Setelah mendapat teguran dari orang tua, seluruh harta kekayaan yang didapat dari bisnis kredit barang disedekah. Piutang yang masih tersisa jika membayar diterima untuk sedekah jika tidak dibebaskan. “Dari kejadian ini, saya  jadi paham bagaimana gaya kapitalis bisnis yang hanya fokus pada keuntungan dan sangat mengeksploitasi karyawan”, kata Beliau.  Bisnis ini sangat bertentangan dengan bisnis yang diajarkan dalam Islam. Bisnis adalah mensejahterakan banyak orang bukan mencari keuntungan. Dari mensejahterakan banyak orang rezeki tidak akan pernah berhenti mengalir. Wallahu’alam. To be continue….

Thursday, July 30, 2020

LOGIKA TUKANG PHOTO

OLEH: MUHAMMAD PLATO

Setelah rapat usai, saya duduk menghampiri sosok yang sudah saya kenal pernah mencapai puncak karir sebagai seorang abdi negara di sebuah kabupaten. Sekarang beliau menduduki pabrik terbesar di sebuah kabupaten di Jawa Barat dengan karyawan ribuan.  Pabrik ini tidak mencetak barang, tetapi mencetak manusia-manusia unggul sebagai pewaris bangsa di masa mendatang.

Saya seperti reporter yang memawancara seorang tokoh fenomenal. Saya benar-benar konsen menyimak kisah demi kisah bagaimana beliau sukses dalam meniti karir, sekalipun beliau dari keluarga petani biasa.

Kisahnya dimulai sejak beliau kuliah di salah satu universitas swasta di Bandung. Sejak kuliah jiwa entrepreneurnya sudah tertempa. Dengan modal dua jongko di pasar dari modal orang tua, beliau memulai karir bisnisnya dengan berjualan beras di pasar. Pekerjaannya bisnisnya dilakukan berbarengan dengan masa studinya di universitas. Aktivitas sehari-harinya berbeda dengan mahasiswa-mahasiswa lainnya. Sejak jam 02 dini hari aktivitas bisnisnya di pasar sudah dimulai sampai tutup jam 07 pagi. Setelah itu beliau tidak pernah istirahat. Setelah jongkonya tutup aktivitasnya dilanjutkan dengan kuliah. Demikian hari demi hari dilaluinya dengan tekun.

Ide bisnis beras berawal dari hasil panen orang tuanya yang melimpah. Naluri bisnisnya jalan dengan niat memasarkan hasil panen milik orang tuanya. Aktivitas bisnisnya di masa kuliah berkembang pesat dan beliau berhasil menjadi mahasiswa mandiri dan membiayai kuliahnya sendiri. Bahkan dari hasil aktivitas bisnisnya beliau berhasilkan membiayai dua kakaknya sampai lulus menjadi sarjana.

Ketika lulus kuliah ijazahnya digunakan untuk daftar menjadi seorang abdi negara. Beliau berhasil lolos dan ditempatkan di lembaga pemerintah daerah penghasil Tauco. Ketika menjadi abdi negara tentu saja kehidupannya sudah mapan karena hasil dari aktivitas bisnisnya. Ketika pegawai-pegawai lain masih menggunakan roda dua, beliau sudah menggunakan mobil sedan mewah dengan harga yang jarang terjangkau oleh seorang abdi negara.

Rahasia suksesnya kemudian beliau ungkap dengan filosofi sederhana yaitu logika tukang photo. Rupanya filosofi ini mengandung ajaran tinggi karena menggambarkan sebuah pola logika yang tidak bisa dipahami oleh ilmu matematika di sekolah. Beliau katakan logika tukang photo ini seperti logika Tuhan. Tukang photo tidak pernah berhasil menjawab perkalian seperti matematika biasa. Bagi tukang photo 2 x 4 = 8, 10, 12, 24, dst. Melalui logika tukang photo ini beliau ingin menjelaskan bahwa rezeki datang dari Allah  tidak disangka-sangka. Rezeki dari Allah layaknya umpama logika tukang photo, datang tidak disangka, tidak masuk akal rasional empiris, karena semuanya berada atas kehendak Allah Yang Maha Kuasa.

Rezeki seperti logika tukang photo sebagai mana Allah kabarkan kepada manusia bahwa rezeki itu datang tidak disangka-sangka, acak, tidak tentu, dan bisa datang dari arah mana saja. Rezeki dari Allah datang dengan perkalian dan berlipat ganda dengan sekehendak-Nya. “…Barang siapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan ke luar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikehendaki) Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.” (At Thalaaq, 65:2-3).

Rezeki itu ghaib seperti logika tukang photo, yaitu datang tidak disangka-sangka diluar ekspetasi pikiran manusia. Filosofi logika tukang photo ternyata menjelaskan sebuah ayat Al-Qur’an bahwa Allah mendatangkan rezeki datang tidak disangka-sangka, ghaib dan diluar jangkauan nalar manusia biasa.

Untuk mendapatkan rezeki dari Allah tentu saja cara-caranya berbeda dengan hitung-hitungan material manusia. Jika rezeki itu sifatya ghaib maka cara-cara mendapatkannya pun harus dengan cara-cara ghaib yang diajarkan Allah. Cara-cara ghaib yang dimaksud bukan dengan cara-cara syirik tapi dengan bekerja keras di jalan Allah (takwa), dan bertahan hidup di atas aturan yang telah ditetapkan oleh Allah (tawakal).

“Jangan banyak bicara harus banyak bekerja jika ingin sukses”, demikian pesan singkat dari beliau kepada kita, jika ingin hidup sukses. Setiap manusia punya harapan sukses lebih besar dari apa yang dikerjakannya bukan dari apa yang dibicarakan. Wallahu ‘alam. To be continue…  

Wednesday, July 22, 2020

MENJADI MANUSIA MERDEKA

OLEH: MUHAMMAD PLATO

Tulisan ini didedikasikan untuk kawan-kawan seperjuangan di tempat kerja dimanapun berada. Terutama di tempat-tempat yang pernah penulis tempati. Semoga kawan-kawan sukses selalu lahir batin dan tulisan ini menjadi investasi yang mengalir sampai akhirat.  

Jadi apakah hidup? Hidup bersifat individual. Dalam arti lain Ego atau Aku (Khudi). Tuhan menciptakan manusia dengan rupa-Nya. Tuhan menciptakan manusia sebagai individu, dan individu-individu yang baik mereka yang menyerap sifat-sifat Tuhannya. Semakin jauh dia dari Tuhan, semakin kurang individualitasnya. Orang yang paling dekat dengan Tuhan adalah pribadi yang paling sempurna. Tetapi bukan dia diserap ke dalam Tuhan, sebaliknya dia menyerap sifat-sifat Tuhan ke dalam dirinya. (Prawiranegara, 1977, hlm. 330)

Hidup adalah penciptaan yang tiada henti dari keinginan dan cita-cita manusia dengan indera dan akalnya. Penghalang-penghalang paling besar dalam proses hidup adalah benda atau alam (materi). Alam bukan merupakan sesuatu yang jahat, sebab alam membantu mengembangkan kekuatan-kekuatan akal dan batin pribadi manusia. (Prawiranegara, 1977, hlm. 33).

Kemerdekaan manusia sebagai individu adalah pembebasan diri manusia dari keterikatan pada materi. Manusia merdeka adalah manusia individu yang tidak tergantung pada materi. Kemerdekaan individu dibangun oleh kemampuan bertahan hidup dalam penderitaan, kesedihan, kesengsaraan, kesabaran, kerja keras, kreativitas, dan optimisme yang dibangun dengan menggantungkan harapan hidup sejahtera dari Tuhannya. Kelemahan manusia terjadi jika harapan-harapan kepada Tuhannya menghilang.  

Manusia Pribadi (Aku) mencapai kebebasan dengan menyerap segala perintang dalam perjalanannya. Dia, Aku adalah pada satu pihak bebas, pada pihak lain terikat dan mencapai kebebasan yang lebih besar dengan mendekati Pribadi yang paling bebas, yaitu Tuhan. Hidup adalah untuk mencapai kebebasan yaitu menggantungkan diri sepenuhnya kepada Tuhan. (Prawiranegara, 1977, hlm. 33).

Cinta adalah energi yang bisa memperkuat individu untuk hidup merdeka. Cinta adalah ketaatan dan ketergantungan pada Tuhan. Syafruddin Prawiranegara (1977, hlm. 35) menjelaskan, cinta adalah hasrat untuk menyerap sifat-sifat Tuhan ke dalam pribadi manusia. Minta-minta melemahkan kekuatan pribadi. Segala sesuatu yang tercapai tanpa usaha (positif) termasuk minta-minta. Anak seorang hartawan yang mewarisi kekayaan bapaknya, adalah seorang ‘pengemis’. Demikian juga orang yang tidak berpikir sendiri tetapi taklid pada pendapat orang lain dia pengemis. Untuk memperkuat kepribadian kita harus memelihara cinta yaitu kekuatan untuk menyerap sifat-sifat Tuhan dan menghindari segala macam minta-minta, yaitu “in-action” hidup tanpa amal.

Mengutif pendapat Muhammad Iqbal, untuk memperkuat kepribadian harus melalui beberapa phase atau tingkat yaitu taat kepada hukum (Allah), menguasai diri, dan menjadi khalifah Allah. Khalifah adalah pribadi sempurna secara fisik dan spiritual serta memiliki tujuan kemanusiaan. Pada dirinya pertentangan batiniah telah berakhir menjadi harmoni. Kemampuan yang ada pada dirinya dibangun dengan pengetahuan yang setinggi-tingginya. Dia adalah penguasa yang sebenarnya dari umat manusia, kerajaannya adalah kerajaan Allah di bumi ini.


Khalifah adalah orang-orang sebagaimana dijelaskan di dalam Al Qur’an. “Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta benda dan diri mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah; dan itulah orang-orang yang mendapat kemenangan.” (At-Taubah, 9:20).

Musuh-musuh besar yang membuat manusia lemah bersemayam dalam tubuh manusia itu sendiri. Musuhnya adalah kejahilan (kebodohan) dan takhayul. Satu-satunya jalan untuk melawan musuh-musuh ini hanyalah pendidikan, mengajarkan, mengingatkan, dengan penuh kesabaran.

Syafruddin Prawiranegara menarik kesimpulan untuk mewujudkan kehidupan yang sejahtera di dunia jangan sekali-kali menggunakan kekerasan. Piring yang kotor tidak dapat dibersihkan dengan memecahkannya. Tiap-tiap penggunaan kekerasan dari satu golongan terhadap golongan lain akan memecahkan bangsa dan memecahkan negara. Hanya cinta kepada Allah, cinta kepada sesama kaum muslimin, dan cinta kepada sesama bangsa dapat memelihara persatuan dan menjaga keutuhan bangsa dan negara.

Maka, untuk memelihara perdamaian antar bangsa-bangsa dan dalam suatu bangsa di dunia ialah dengan mencintai Allah, yang mengandung konsekuensi kita harus mencintai sesama makhluk Allah, terutama sesama manusia. Kewajiban kita masing-masing adalah melatih dan mendidik diri sebagai pribadi yang mendekati atau mirip kepada pribadi Allah swt yang kuat, bebas dan penuh rasa cinta. Pelajaran ini bukan hanya berlaku untuk kaum muslimin tetapi untuk seluruh umat manusia yang mengaku dirinya makhluk dan hamba Allah, Tuhan semesta alam. Sebagaimana dijelaskan dalam hadis Nabi saw. “Ciptakanlah pada dirimu sifat-sifat Allah (takhollaq biakhlaqillah)”. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih dan Maha Penyayang. 

Selamat tinggal kawan-kawan, lanjutkan perjuangan sampai ujungnya baik. Kita tetap berada di jalan sama, medan yang sama, untuk menuju tempat yang sama. Silaturahmi, kekeluargaan, dan visi yang sama akan selalu mempertemukan kita di tempat tertinggi surganya Allah swt. Salam optimis tanpa batas, fokus pada Allah! Wallahu’alam.

Wednesday, July 15, 2020

AGNOSTIK PENYAKIT ANAK MILENIAL

OLEH: MUHAMMAD PLATO

Agnostik adalah gejala psikologis yang harus diwaspadai di zaman milenial. Zaman milenial ditandai dengan kemapanan anak-anak pada usia muda. Perkembangan teknologi informasi telah mendorong anak-anak sukses di usia muda, dimana tingkat spiritual mereka belum matang. Dalam usia yang sangat muda anak-anak bisa memiliki kapital ratusan juta bahkan miliaran rupiah. Perkembangan spiritual mereka yang masih labil ketika diberi kemapanan,  ego (SENSE OF I) menjadi pengendali hidupnya. Kemapanan telah mendorong mereka menjadi seperti Tuhan yang bisa mewujudkan segala keinginannya dengan kapital yang mereka miliki.

Teknologi informasi yang mereka kuasai memudahkan mereka mengumpulkan kapital dalam jumlah besar. Dalam kondisi kapital besar dan kualitas spiritual yang masih labil hidupnya cenderung mengikuti naluri kemanusiaan yang bebas dan merdeka. Agnostik adalah kepercayaan hidup yang merasa kuasa dan merdeka akibat dukungan kemapanan dalam bentuk kapital yang mereka miliki. Agnostik adalah penyakit peradaban yang muncul akibat kemapanan dan menjadi gaya hidup.

Ditinjau dari sisi spiritual agnostik adalah kepercayaan yang meyakini bahwa dirinya adalah penentu kebaikan dan keburukan. Agnostik adalah penyakit peradaban yang meyakini bahwa dirinya seperti Tuhan. Mereka merasa bahwa segala penentu hidup adalah kemanusiaan. Mereka tidak mengakui peran Tuhan di luar dirinya karena kemapanan yang dimilikinya. Dia merasa Tuhan tidak pernah ikut campur dalam menentukan hidupnya. Agnostik adalah gaya hidup sombong akibat kemapanan.

Di dalam Al-Qur’an manusia-manusia agnostik digambarkan sebagai manusia yang dikendalikan oleh hawa nafsunya. Kesombongannya membuat dirinya sulit menerima petunjuk dari Tuhan.

“Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya, dan Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?” (Al Jaatsiyah, 45:23).

Ukuran baik dan buruk orang-orang agnostik (menuhankan dirinya) berdasarkan hawa nafsunya. Mereka memandang baik dan buruk atas pertimbangan pikiran dan pengetahuan alam serta pengalaman hidup yang dimilikinnya. Dia memandak kebaikan bukan dari petunjuk Tuhan tetapi dari apa yang dia pikirkan dan rasakan benar.

“Maka apakah orang yang berpegang pada keterangan yang datang dari Tuhannya sama dengan orang yang (syaitan) menjadikan dia memandang baik perbuatannya yang buruk itu dan mengikuti hawa nafsunya?” (Muhammad, 47:14).

Kaum agnostik adalah golongan orang-orang kafir yang tertutup dari informasi tentang keberadaan Tuhan. Mereka mengakui keberadaan Tuhan tetapi sedikit pun tidak menaruh percaya dan yakin bahwa hidup ini dikendalikan oleh Tuhan. Mereka berprasangka bahwa ada atau tidak ada Tuhan, manusia hidup dengan kekuatan akal dan pikirannya. Kebaikan yang dilakukannya tidak didasarkan pada pengabadian pada Tuhan, melainkan atas dasar rasa kemanusiaan dan kebebasan yang tidak saling merugikan.

Kaum agnostik ketika mendapat kekuasaan akan berubah menjadi Fir’aun yang merasa mapan dan menjadi pemilik kekuasaan, kemudian akan berbuat seperti Tuhan yang bisa mengendalikan kehidupan manusia. Kekuasaannya akan digunakan untuk memaksa orang-orang untuk tunduk kepadanya dan menjadi kedzaliman di muka bumi ini seperti kisah Fir’aun. Tidak ada batas-batas moral kebaikan kecuali berdasarkan pada ukuran yang diciptakannya. Orang-orang agnostik akan sulit menerima kekuasaan dan kehendak Tuhan karena kemapanan telah menutupi segala keyakinannya bahwa Tuhan sebagai penyebab segala kejadian.

Generasi agnostik menjadi ancaman serius bagi peradaban manusia, jika mereka berhasil menduduki kekuasaan dengan kapital yang dimilikinya. Dunia harus diselamatkan dari penyakit agnostik dengan pendidikan agama yang bisa mengelaborasi keberadaan Tuhan dengan bantuan sudut pandang rasional. Tuhan harus dijelaskan dari penjelasan-penjelasan kebenaran nyata bahwa tidak ada kekuasaan manusia sedikit pun bisa menentukan dan mengetahui ujung dari kehidupan.

Ilmu-ilmu yang dikembangkan dari sudut padang rasio dan empiris harus digabungkan dengan kajian-kajian yang melibatkan pengetahuan-pengetahuan wahyu dari Tuhan. Al-Qur’an adalah sumber pengetahuan yang bisa membawa manusia pada penemuan jati diri manusia sebagai makhluk yang diciptakan Tuhan. “Bintang pengetuk” yang ditemukan oleh astronot China, ternyata adalah nama dari salah satu ayat Al-Qur’an bernama At Thariq. Ilmu pengetahuan menjelaskan kebenaran-kebenaran Al-Qur’an. Kajian semacam ini harus lebih banyak dikembangkan untuk membantu manusia  mengenal dan lebih mengenal Tuhannya.  Wallahu’alam.


Tuesday, July 14, 2020

HIDUP INI SEMUA SKENARIO ALLAH

OLEH: MUHAMMAD PLATO

“Manusia hanya bisa berecana dan Allah yang menentukan”. Sepertinya kalimat ini benar, padahal jika kita kaji dengan ilmu tauhid kalimat ini mengandung kesyirikan. Jika manusia bisa berencana dan Allah yang menentukan, berarti ada dua kekuasaan yaitu manusia dan Allah. Manusia perencana dan Allah penentu. Kalimat ini telah menduakan Allah dan menjadikan manusia berkuasa sebagai perencana.

Semua gerak gerik manusia ada di bawah kendali Allah. Berencana atau tidak dalam menentukan hidup manusia di dunia, semua di atas kehendak Allah. “dan yang menentukan kadar (masing-masing) dan memberi petunjuk, (Al A’laa, 87:3).

Seluruh kejadian yang terjadi dalam hidup manusia berada di atas kehendak Allah. Direncanakan atau tidak direncanakan, terpaksa atau dengan sengaja, diketahui atau tidak, semua kejadian pada diri manusia berada di atas kehendak Allah. “kecuali kalau Allah menghendaki. Sesungguhnya Dia mengetahui yang terang dan yang tersembunyi.” (Al A’laa, 87:7).

Nabi Muhammad saw mengajari, dalam kondisi sempit maupun lapang, bersihkanlah diri dari dosa dengan ingat Allah dan shalat. “Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri (dengan beriman), dan dia ingat nama Tuhannya, lalu dia shalat”. (Al A’laa, 87: 14-15). Ketika dalam peperangan kaum muslimin melakukan shalat malam, dan ketika dalam kemenangan kaum muslimin melakukan shalat malam.

Kemenangan tidak berarti kita bebas dari dosa, kekalahan tidak berarti kita penuh degan dosa. Kelapangan tidak berarti kita dimuliakan dan kesempitan tidak berarti kita dihinakan. Dihadapan Allah kelapangan maupun kesempitan dinilai bukan dari kejadiannya, tetapi Allah menilai manusia, dari akhlak manusia ketika bersikap terhadap kejadian.

Prangsaka buruk pada setiap kejadian membuat manusia menjauhi Allah. Prasangka buruk terhadap kejadian membuat manusia menjadi penghuni neraka. Bukankah setiap kabar berita dari Allah adalah kabar baik? Jika kita percaya bahwa setiap kejadian adalah kabar dari Allah, mengapa kita tergoda untuk berprasangka buruk?

Hidup ini semua skenario Allah, tidak ada kekuatan yang bisa merencanakan, mengatur, dan menentukan hidup manusia kecuali atas kehendak Allah. Jika manusia beriman kepada takdir Allah maka apakah ada satu kejadian yang luput dari takdir Allah? Berprasangka bahwa kejadian-kejadian di muka bumi ini terjadi karena skenario manusia sama dengan kita tidak percaya kepada Allah yang maha mengatur segala kejadian.

Jika kita beriman bahwa segala takdir Allah untuk kebaikan, maka tidak akan ada satupun kejadian yang dikhawatrikan terjadi pada diri manusia, kecuali kematian dalam kekafiran. Apapun kejadian yang terjadi menimpa manusia, asal tidak menyebabkan manusia berprasangka buruk dan kafir kepada Allah, semua kejadian biasa-biasa saja. Seburuk-buruknya kejadian bukan karena terasa sempit atau lapang tetapi karena kafir atau beriman. Barang siapa beriman karena kesempitan dan kelapangan maka dialah orang-orang yang dicintai Allah. Barang siapa kafir karena kesempitan dan kelapangan maka dialah orang-orang yang akan mendapat kesulitan di dunia dan akhirat.

Hidup ini semua skenario Allah. Masihkah kita akan terus berprasangka buruk pada Allah? Sesungguhnya prasangka buruklah yang membuat hati dan pikiran kita terasa sempit. Prasangka buruk pada kejadian adalah bagian dari kekafiran manusia kepada Allah yang tidak pernah dirasakan dan dilakukan hampir setiap saat.

Hidup ini semua skenario Allah! Ada manusia hidup dalam skenario menentang Allah dan ada manusia yang hidup dalam skenario dicintai Allah. Hati dan pikiran manusia yang hidup akan cenderung pada skenario hidup yang dicintai Allah. Wallahu’alam.