Friday, July 31, 2020

MENJAGA REZEKI TETAP MENGALIR

OLEH: MUHAMMAD PLATO

Tulisan ini lanjutan dari diskusi dengan orang nomor satu pemilik pabrik manusia di sebuah kabupaten penghasil Tauco. Beliau bertanya, “apakah anda pakai M Bangking? Saya jawab pakai. Beberapa detik kemudian Beliau memperlihatkan sebuah saldo WOOW luar biasa pantastis. Saya tercengang karena jumlah saldo sebesar itu mungkin dalam 1 juta orang hanya 1 orang memilikinya. Beliau berkata lagi, “saya sudah tidak perlu lagi uang. Saya hanya ingin mengabdikan  hidup saya untuk membantu memetakan kehidupan masyarakat yang lebih sejahtera di masa mendatang”.

Kekayaan yang dia miliki di masa tuanya adalah hasil dari kegiatan bisnis yang dia geluti sejak masa kuliah. Di mulai dari dua jongko di pasar untuk berjualan beras milik orang tua, bisnisnya terus berkembang pesat menjadi 38 rumah makan ternama diberbagai daerah, rest area jalan tol pom bensin. Selama menjadi pejabat Beliau berkata, “saya tidak pernah menerima uang dengan memanfaatkan  jabatan saya, dan itu saya jaga sampai sekarang”.

Jiwa entrepreneur yang telah menempanya sejak masa kuliah telah menjadi naluri beliau sebagai pembaca peluang bisnis ulung. Di dunia mana pun beliau berada selalu membaca peluang bisnis. Selama menjadi pebisnis, beliau selalu menjaga moralitasnya berdasarkan ajaran agama. Bisnis harus halal, pair, tidak menjatuhkan pesaing, dan tidak merugikan siapapun apalagi negara.

Suatu saat beliau melihat ada sebuah perusahaan yang setiap hari menerima karyawan dengan jumlah banyak 40 sampai 50 karyawan setiap hari. Lalu dia bertanya kepada salah satu karyawan yang sudah terlibat menjadi karyawan. Ternyata perusahaan itu bergerak dibidang kredit barang. Karyawan yang mereka rekrut di kontrak dan tidak digaji, mereka hanya dapat transport dan uang makan untuk mencari nasabah yang mau kredit barang. Mereka di beri target penjualan sebesar 40 juta dalam waktu satu bulan. Target yang tinggi ini sengaja ditetapkan kepada karyawan agar tidak tercapai. Jika berhasil mencapai target mereka akan jadi karyawan tetap jika tidak mereka akan melanjutkan kontrak atau keluar.  

Rata-rata karyawan yang mereka rekrut selalu berhasil mendapat nasabah kredit barang, tetapi tidak pernah mencapai target. Inilah keuntungan perusahaan karena karyawan tidak digaji hanya dapat transport dan uang makan tetapi mereka sudah bekerja dan menghasilkan berlipat-lipat keuntungan dari hasil kerja karyawan yang tidak diberi gaji. Selain itu harga kredit barang dengan uang muka dan cicilan pertama, diseting modal sudah kembali. Karyawan menghasilkan kapital untuk perusahaan tetapi tidak mendapatkan gaji, hanya uang transport dan makan. “Inilah bisnis gaya kapitalis”, kata Beliau. Dengan investasi 100 juta dalam waktu singkat berkembang mencapai tiga miliar. Dari hasil bisnis kredit barang, mobil baru dan mewah terparkir di garasi.

Ketika pulang kampung untuk silaturahmi dengan orang tua dengan membawa mobil mewah, orang tuanya bertanya. “Dari mana mobil mewah itu didapat?” Saya menceritakan bisnis yang sedang dijalankan yaitu kredit barang dengan sistem seperti yang telah saya jelaskan. Setelah mendengar penjelasan bisnis yang saya kembangkan, orang tuanya marah besar dan memerintahkan agar seluruh harta yang di dapat dari bisnis disedekahkan dan perusahaannya dibubarkan. “jika masih ingin rezeki tetap mengalir segera bubarkan, harta dan uang yang telah didapat sedekahkan”, demikian nasihat orang tuanya dengan nada marah.

Setelah mendapat teguran dari orang tua, seluruh harta kekayaan yang didapat dari bisnis kredit barang disedekah. Piutang yang masih tersisa jika membayar diterima untuk sedekah jika tidak dibebaskan. “Dari kejadian ini, saya  jadi paham bagaimana gaya kapitalis bisnis yang hanya fokus pada keuntungan dan sangat mengeksploitasi karyawan”, kata Beliau.  Bisnis ini sangat bertentangan dengan bisnis yang diajarkan dalam Islam. Bisnis adalah mensejahterakan banyak orang bukan mencari keuntungan. Dari mensejahterakan banyak orang rezeki tidak akan pernah berhenti mengalir. Wallahu’alam. To be continue….

No comments:

Post a Comment