Saturday, September 16, 2023

KETERAMPILAN KELOLA UANG

Oleh: Muhammad Plato

Keterampilan hidup yang wajib diajarkan pada anak-anak adalah ketermapilan mengelola uang. Keberhasilan hidup yang pasti akan diraih oleh anak-anak di masa dewasa adalah ketika mereka mampu mengelola uang. 

Keterampilan mengelola uang menjadi substansi pendidikan yang harus dilakukan oleh setiap lembaga pendidikan dari mulai tingkat dasar sampai perguruan tinggi. 

Realitas kehidupan menunutut manusia untuk pandai mengelola harta. Harta yang abadi dan akan membawa kesejahteraan manusia adalah yang dikelola dengan baik. 

Jika pendidikan tidak memberikan keterampilan mengelola uang, tujuan-tujuan hidup yang diimpikan anak-anak akan sulit diwujudkan. 

Nabung saham adalah keterampilan hidup yang harus diajarkan
di setiap lembaga pendidikan

Kehidupan di dunia tidak akan lepas dari harta, kekayaan, dan uang, yang dimiliki seseorang. Harta, kekayaan, uang, jika tidak pandai mengelolanya maka akan membawa malapetakan bagi umat manusia. 

SMAN 15 Bandung berkomitmen mewujudkan profil pelajar Pancasila melalui nabung saham. Nabung saham harus jadi keterampilan hidup anak-anak di abad 21.

Di dalam nabung saham ada enam dimensi nilai yang digali kepada anak-anak, yaitu bernalar, kreatif, wawasan global, gotong royong, mandiri, dan beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa. 

Kemampuan bernalar dan kreatif, mereka dibor untuk menyebarkan dan selalu mencari ide untuk mendapatkan manfaat dari investasi yang mereka lakukan di perusahaan. 

Dengan nabung saham mereka juga harus memahami, bahwa ketika mereka menabung saham mereka sedang membantu kehidupan banyak orang dengan menanam modal di perusahaan.

Ketika nabung saham anak-anak sudah berlatih sejak dini menjadi manusia mandiri, merencakan masa depan yang mapan dan tidak tergantung pada orang lain. 

Dengan menabung saham mereka juga akan memahami bagaimana siklus perjalanan ekonomi global yang saling mempengaruhi. Sehingga mereka paham bahwa hidup saling membutuhkan.

Kemudian harapan-harapan hidup mereka melalui nabung saham, mereka dibor untuk berharap kepada Tuhan YME dengan taat selalu shalat, berdoa memohon pertolongan pada Tuhan YME. 

Toto Suharya, S.Pd., M.Pd. kepala SMAN 15 Bandung mengatakan, "nabung saham adalah keterampilan hidup anak-anak di abad 21. Apapun profesi anak-anak kelak mereka harus pandai nabung saham. 

Keterampilan hidup yang diperoleh anak-anak dari nabung saham adalah kemampuan mengelola uang. Kesuksesan hidup manusia di dunia adalah kemampuan mengelola uang. 

Orang-orang kaya bukan karena punya warisan kekayaan dari orang tua, tapi mereka yang punya ketermapilan dalam mengelola kekayaan. 

Rasulullah SAW, di dalam hadis bersabda, “sesungguhnya aku bersedekah sepanjang apa yang keluar dari tanah itu, dan aku serta keluargaku makan titik-titik dan yang lainnya aku tanam kembali”. (Muslim 2948 dari Abu Hurairah). 

Hadis ini mengandung pesan untuk kita, bahwa dalam mengelola harta harus berada di bagi tiga, lorong untuk makan, lorong untuk sedekah, dan lorong untuk ditanam.

Inilah keterampilan hidup yang harus diajarkan di sekolah kepada anak-anak. Mereka ketika menerima uang saku dari orang tuanya, harus mengelolanya dengan membagi tiga.

Hal terpenting yang harus diajarkan adalah sedekah dan investasi. Sedekah dan nabung saham adalah cara untuk melatih anak-anak agar menanam sejak dini.***

 

Friday, September 8, 2023

AYAT PEMERSATU

OLEH: MUHAMMAD PLATO

Para ulama memberi makna, ayat-ayat di bawah ini memiliki ajakan kepada semua umat manusia untuk menyembah satu Tuhan yaitu Allah SWT. Perbedaan nama Tuhan hanyalah budaya yang dibangun oleh latar belakang bahasa, sejarah, geografi, dan budaya. Namun intinya, Allah mengajarkan pada umat manusia dia adalah Allah Tuhan Yang Esa. Al Quran adalah petunjuk dan rahmat bagi semesta alam.

Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani, akan tetapi dia adalah seorang yang lurus lagi berserah diri (kepada Allah) dan sekali-kali bukanlah dia termasuk golongan orang-orang musyrik." (Ali Imran, 3:67).

Allah tidak mempermasalahkan Yahudi, Nasrani, karena dahulu mereka adalah para penyembah Allah swt. Seiring dengan waktu keimanannya kepada Allah swt mengalami percampuran dengan sangkaan-sangkaan manusia yang mengaku-ngaku sebagai wahyu dari Allah, padahal Allah tidak mengatakan seperti yang mereka sangkakan. Orang-orang Yahudi, Nasrani ada yang mengatakan apa-apa yang tidak Allah jelaskan dalam kitab-Nya.

"Orang-orang Yahudi berkata: "Uzair itu putra Allah" dan orang Nasrani berkata: "Al Masih itu putra Allah". Demikian itulah ucapan mereka dengan mulut mereka, mereka meniru perkataan orang-orang kafir yang terdahulu. Dilaknati Allah-lah mereka; bagaimana mereka sampai berpaling?" (At Taubah, 9:30).

Dari dahulu Allah mengajarkan hal yang sama kepada orang-orang terdahulu, sembahlah Allah Yang Esa, dan berbuatlah kebajikan di muka bumi. Maka, Allah mengabarkan kepada seluruh umat manusia. 

Orang-orang yang telah Kami beri Al Kitab mengenal Muhammad seperti mereka mengenal anak-anaknya sendiri. Dan sesungguhnya sebahagian di antara mereka menyembunyikan kebenaran, padahal mereka mengetahui (Al Baqarah, 2:146).

Orang-orang terdahulu yang memegang teguh pada Al Kitab mereka sudah diajarkan tentang berita kenabian, ciri-ciri, tanda-tanda kedatangannya. Kedatangan Nabi Muhammad telah diceritakan dalam Al Kitab. Maka Allah memberi peringatan pada umat-umat dahulu dan sekarang. Ada peringatkan dengan jelas dalam dua ayat.

Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabiin, siapa saja di antara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah, hari kemudian dan beramal shaleh, mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Al Baqarah, 2:62)

Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, Shabiin dan orang-orang Nasrani, siapa saja (di antara mereka) yang benar-benar beriman kepada Allah, hari kemudian dan beramal shaleh, maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Al Maidah, 5:69).

Siapapun manusianya, apapun nama agamanya, semua akan mendapat keputusan dari Allah di akhirat. Yahudi, Nasrani, Majusi, Konghucu, Hindu, Budha, mereka akan diadili dihadapan Allah swt. Perkataan-perkataan tentang akhirat yang tidak punya landasan pada kitab suci, hanyalah prasangka belaka. 

Sesungguhnya orang-orang beriman, orang-orang Yahudi, orang-orang Shaabi-iin, orang-orang Nasrani, orang-orang Majusi dan orang-orang musyrik, Allah akan memberi keputusan di antara mereka pada hari kiamat. Sesungguhnya Allah menyaksikan segala sesuatu. (Al Hajj, 22:17).

Al Quran mengandung ajaran universal yang memberitahu kepada seluruh umat manusia bahwa Allah adalah Esa, Tuhan seluruh umat manusia yang memiliki kekuasaan di langit dan di bumi, tidak lelah, tidak mengantuk, mengurusi semua kebutuhan makhluk-Nya.*** 


Saturday, September 2, 2023

PROSES HILANGNYA TUHAN

OLEH: MUHAMMAD PLATO

Eksistensi Tuhan tidak perlu pengakuan manusia. Hilangnya eksistensi Tuhan karena hilangnya Tuhan dalam memori manusia. Hal yang paling berbahaya bagi manusia adalah jika Tuhan hilang dalam ingatan manusia. Manusia yang sudah tidak menghargai eksistensi Tuhan, berbuat sesuatu di muka bumi ini berdasar sudut pandangnya. Berikut bagaimana proses Tuhan bisa hilang dari ingatan manusia.

Pengetahuan dunia yang cenderung materalistik, faktor dominan yang membuat Tuhan hilang dalam ingatan manusia. Pengetahuan yang cenderung materialistik akan mengikis eksistensi Tuhan, karena semua dipersepsi berdasar pada kajian sistem secara material. 

Ibn Khaldun mengatakan bahwa kenyamanan membuat otak tumpul. Ketumpulan otak ditandai hilangnya eksistensi Tuhan dalam pikiran karena sudah merasa hidup nyaman. Kehadiran teknologi informasi, punya dua sisi mata pisau yang tajam. Bagi orang-orang yang percaya pada Tuhan, teknologi informasi akan membantu mereka menemukan bukti-bukti eksistensi Tuhan. Bagi mereka yang sudah tidak percaya Tuhan, teknologi informasi akan mengantarkan mereka kepada prasangka-prasangka orang yang mengingakari adanya Tuhan. 

Melalui teknologi informasi, orang-orang yang tidak percaya percaya Tuhan, mereka akan dipertemukan dengan banyak orang yang pemikirannya sama tidak percaya Tuhan. Orang-orang yang tidak percaya Tuhan mereka hidup dengan prasangkanya. Orang-orang yang tidak percaya Tuhan, berprasangka bahwa dengan banyaknya ketemu orang-orang yang tidak percaya Tuhan, seolah-olah prasangkanya benar. 

Kehadiran teknologi informasi, menghadirkan banyak ragam pemikiran yang dapat dikonsumsi oleh setiap orang. Maka setiap orang akan mendapatkan algoritmanya masing-masing. Jika mereka tidak percaya Tuhan, maka algoritma informasinya akan selalu bertemu dengan orang-orang yang tidak percaya Tuhan. 

Teknologi informasi dengan algoritmanya, akan menuntun setiap orang kepada apa yang dia pikirkan. Orang-orang yang berpikir Atheis, algoritma informasi di otaknya sedikit demi sedikit akan menghilangkan eksistensi Tuhan di memorinya. Inilah orang-orang yang kelak dikategorikan mendustakan kebenaran-kebenaran dari Tuhan. 

Untuk dunia pendidikan kondisi ini menjadi masalah fundamental. Eksitensi Tuhan, bukan arogansi Tuhan untuk diakui keberadaannya. Eksistensi Tuhan sebenarnya dibutuhkan oleh manusia agar mereka bisa bertahan hidup di muka bumi ini. Tanpa kehadiran Tuhan manusia akan menjadi manusia-manusia rapuh, mudah menyerah, komitmen rendah, dan akan terjebak pada kehidupan tanpa arah.

Atheis, agnostik, bisa jadi fenomena kehidupan manusia yang akan mewarnai kehidupan abad teknologi informasi. Gejala ini bisa mengancam eksistensi manusia, seiring dengan hilangnya eksistensi Tuhan dalam memori manusia.***  

 

Saturday, August 19, 2023

TEKNOLOGI ADALAH JIN KARYA IMAJINASI MANUSIA

OLEH: MUHAMMAD PLATO

Esensi materi pada level kuantum adalah vibrasi energi yang bergerak acak. Dia ada tetapi tidak terlihat. Pada level kuantum keberadaan suatu benda hanya dapat dipahami dengan melakukan hubungan dengan benda lain. Pada level kuantum dunia bukan keterpisahan tapi satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Temuan ini digambarkan oleh Fritjop Capra sebagai The Turning Point peradaban. 

Penemuan ini menjadi titik balik kesadaran manusia, bahwa dunia materi tidak sebatas benda-benda yang terlihat tetapi ada benda-benda tidak terlihat, entah itu karena bentuknya sangat kecil, atau punya kemampuan bergerak yang sangat cepat. Benda-benda kecil bisa dilihat dengan bantuan kaca pembesar. Semakin cepat kemampuan kaca pembesar menangkap objek, semakin besar kemungkinan benda-benda paling kecil bisa dilihat mata, semakin besar juga kemungkinan masih ada benda-benda paling kecil dibalik benda-benda paling kecil dan tidak terlihat.

Jadi konsep benda, terbagi menjadi dua ada benda nyata (besar) dan ada benda kecil (halus). Keberadaan benda besar dan benda kecil berujung pada ketidaktahuan manusia. 

Pada ujungnya, kehidupan manusia di dunia ini akan berujung pada ketidaktahuan. Dari ketidaktahuannya itulah, manusia akan berserah diri pada yang Maha Tahu yaitu Tuhan Pencipta Alam Semesta. Ilmuwan tidak dilarang untuk melakukan berbagai riset menggali ilmu dan teknologi, namun seperti penggali sumur, semakin dalam menggali sumur, orang itu akan semakin tinggi risiko tertimpa reruntuhan. Manusia butuh pedoman agar punya keyakinan apa yang dilakukannya aman buat dirinya.

Teknologi yang diciptakan manusia seperti jin atau makhluk-makhluk halus yang diciptakan dalam alam imajinasi manusia. Teknologi  inilah yang akan menjadi sekutu-sekutu manusia, sementara manusia tidak menyadari bahwa teknologi hanyalah hasil ciptaan imajinasinya. 

Alam imajinasi ada di level kuantum. Alam kunatum identik dengan alam kreativitas. Imajinasi manusia identik dengan alam yang mendorong manusia terus berkreativitas. Imajinasi-imajinasi manusia akan menghasilkan kehidupan kreatif sampai disitu tidak berbahaya. Berbahayanya kreativitas bagi manusia adalah ketika manusia menjadikan karya hasil imajinasinya justru menjadi sekutu bagi Tuhan.   

Imajinasi-imajinasi para sainstis berhasil menjadi teknologi (imaJINasi nyata), sedangkan imajinasi-imajinasi dari orang yang berpikir mistik akan jadi makhluk halus dengan berbagai jenis nama. Ketika imajinasi orang Jepang menghasilkan robot-robot pelayan, maka imajinasi-imajinasi orang yang berpikir mistik menghasilkan jin-jin yang bisa melayani keinginan manusia.

Teknologi (jin nyata) dan makhluk halus (jin imateri) sama-sama berbahaya bagi kehidupan manusia, jika kepercayaan hidup manusia tergantung pada teknologi nyata dan makhluk halus. Ada manusia yang menjadikan teknologi dan makhluk halus sebagai sekutu. Padahal teknologi dan makhluk halus adalah hasil karya imajinasi mereka sebagai makhluk Allah. 

Dan mereka menjadikan jin itu sekutu bagi Allah, padahal Allah-lah yang menciptakan jin-jin itu, dan mereka membohong (dengan mengatakan): "Bahwasanya Allah mempunyai anak laki-laki dan perempuan", tanpa (berdasar) ilmu pengetahuan. Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari sifat-sifat yang mereka berikan. (Al An'aam, 6:100).

Jika kita kaitkan dengan kisah Nabi Sulaiman. "Para jin itu membuat untuk Sulaiman apa yang dikehendakinya dari gedung-gedung yang tinggi dan patung-patung dan piring-piring yang (besarnya) seperti kolam dan periuk yang tetap (berada di atas tungku). Bekerjalah hai keluarga Daud untuk bersyukur (kepada Allah). Dan sedikit sekali dari hamba-hamba Ku yang berterima kasih." (Saba', 34:13). 

Dalam konteks teknologi, bisa diduga para jin pekerja pada kisah Nabi Sulaiman adalah tenaga-tenaga robot atau mesin-mesin dengan ukuran besar. Prof, Fahmi Basya mengidentifikasi bekas benda-benda besar yang bergerak dan ada bekas-bekas bangunan besar di bawah laut. Dalam bahasa ilmiah bisa jadi Jin adalah teknologi dengan kekuatan besar yang diciptakan manusia. 

Pesawat ruang angkasa adalah jin atau teknologi berkekuatan besar hasil karya imajinasi manusia. Untuk sampai ke luar angkasa, pesawat luar angkasa harus bisa tahan api untuk bisa melewati atmosfir.  Dari luar angkasa, manusia bisa mendapat informasi tentang alam semesta. 

"kecuali syaitan yang mencuri-curi yang dapat didengar lalu dia dikejar oleh semburan api yang terang." (Al Hijr, 15:18). 

Setan adalah sifat buruk yang bisa masuk pada jiwa manusia. Ada manusia yang memanfaatkan informasi-informasi dari luar angkasa untuk hal-hal buruk. Kejahatan cyber menjadi fenomena di abad teknologi informasi sekarang. Pada saat ini, tentara bukan lagi mengandalkan pasukan di darat, laut, dan udara, tetapi harus sudah dibentuk angkatan baru yaitu pasukan cyber. Wallahu'alam.

  



Sunday, August 13, 2023

KEBENARAN TERLETAK PADA VALIDITAS DATA

Oleh: Muhammad Plato

Kebenaran ilmiah terletak pada metode penelitian yang dilakukan dan data yang dihasilkan. Seperti disepakati para ilmuwan, kebenaran sebuah ilmu terletak pada valisitas data. Dalam penelitian sejarah, kebenaran sebuah fakta sejarah terletak pada validitas data. Data yang punya validitas tinggi, dalam penelitian sejarah adalah data dari sumber primer. Sebelum ada sumber primer lain ditemukan, kebenaran sebuah kesimpulan yang dihasilkan dari sumber primer yang telah ditemukan tidak akan terbantahkan.

Demikian juga dalam ilmu-ilmu eksakta, teori yang dihasilkan dari data riset akan menjadi penemuan terbaru sebelum ditemukan teori dari data riset terbaru dikemudian hari. Kunci dari kebenaran ilmu adalah data hasil riset dengan metodologi yang dapat dipertanggungjawabkan.Data yang valid menjadi modal dasar untuk menyatakan bahwa teori ini mendekati kebenaran atau tidak. Jadi produk berharga dari hasil riset adalah ditemukan data baru, sebagai dasar untuk mengoreksi teori-teori terdahulu.

Riset dilakukan untuk menemukan data valid yang bisa dijadikan dasar dalam mengambil kesimpulan dan menjadi teori. Bertahun-tahun para ilmuwan melakukan riset hanya untuk mendapatkan data valid, yang akan menghasilkan mendekati kebenaran ketika ditafsir. Jadi hal yang paling berharga dalam penelitian adalah data valid yang dihasilkan. Hasil penelitian yang tidak berbasis data valid, kebenarannya diragukan. 

Di era teknologi informasi, data-data bertebaran dengan jumlah jutaan sampai tiliunan data. Maka kecerdasan yang harus dimiliki oleh manusia-manusia di era teknologi adalah kemampuan memilah dan memvalidasi data. Kemampuan memilah dan memvalidasi data, dapat dilakukan dengan memperkenalkan penulis, peneliti, atau lembaga-lembaga, yang punya reputasi tinggi dalam kepemilikan data.

Berkaitan dengan data valid, Al Quran adalah kitab suci yang di dalamnya banyak mengandung data. Al Quran berisi data kisah dan fenomena alam yang sudah terbukti dapat dipertanggungjawabkan secara sains. Al Quran adalah anugerah dari Allah untuk manusia, sebab manusia sudah diberi data valid untuk menemukan berbagai ilmu pengetahuan yang ditafsir manusia. Al Quran layak jadi bacaan umat manusia untuk membantu menjelaskan berbagai fenomena kehidupan manusia dan alam di muka dunia. 

Persyaratan untuk memahami berbagai kandungan ilmu yang ada dalam Al Quran adalah perbendaharaan berbagai pengetahuan yang harus dimiliki manusia. Mada dari itu, Allah memerintahkan kepada manusia untuk berpengetahuan (Iqra). Kedangkalan manusia dalam memahami isi Al Quran terletak pada kedangkalan pengetahuan manusia. 

Seiring dengan pemahaman manusia, validitas dan kebenaran Al Quran akan terus terungkap dan semakin bertambah keimanan manusia kepada Tuhan Pencipta Alam. Kemutlakkan kebenaran hanya milik Allah dan manusia hanya penafsir yang berusaha mendekati kebenaran dari Allah. 

Tujuan pendidikan sebagaimana dijelaskan Ki Hadjar Dewantara, untuk mengantarkan manusia kepada kehidupan sejahtera dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya, sebagaimana Allah telah menjelaskan di dalam Al Quran. Allah menghendaki manusia berbuat kebaikan di muka bumi dan menghindari perbuatan-perbuatan yang membawa kerusakan. 

Di dalam jiwa manusia ada dua nafsu yang harus dikendalikan, yaitu nafsu perusak dan nafsu pemelihara. Nafsu perusak harus dikendalikan dengan ilmu agar tidak berbuat kerusakan besar, dan nafsu pemelihara harus dibangkitkan agar terciptak kehidupan damai sejahtera di muka bumi. Dunia pendidikan adalah upaya mengendalikan nafsu manusia agar cenderung menjadi manusia-manusia pemelihara. 

Nafsu pemelihara harus diarahkan oleh dunia pendidikan untuk mengakses pengetahuan Al Quran yang sudah dijamin valid untuk memvalidasi pengetahuan-pengetahuan yang beredar dikemukakan berbagai latar belakang manusia. Manusia harus mengetahui, dari sudut pandang Al Quran, kehidupan dunia dan kehidupan akhirat tidak terpisahkan. Dengan sudut pandang ini, manusia pasti memiliki moralitas hidup yang tertanam dalam jiwanya, maka segala perbuatannya akan diperhitungkan untuk kebaikan hidup di dunia dan kehidupan setelah kematian. Kepercayaan pada adanya kehidupan setelah kematian, akan mengendalikan perbuatan-perbuatan manusia di dunia.

Bahaya yang harus diwaspadai oleh umat manusia adalah ketika ilmu-ilmu dikembangkan untuk menghilangkan kepercayaan manusia pada kehidupan akhirat. Buku-buku sains yang menafikan keberadaan kehidupan akhirat akan membawa nafsu manusia pada kerusakan karena prilakunya akan sangat bebas mengikuti nafsu perusak tanpa memperhitungkan akibatnya pada kehidupan setelah kematian.

Kehadiran teknologi informasi menjadi berkah bagi manusia, karena manusia bisa memvalidasi, membandingkan, mengkonfirmasi, berbagai pengetahuan yang diaksesnya. Al Quran layak menjadi sumber pengetahuan dengan validitas paling tinggi, untuk mengembalikan manusia pada kehidupan damai dan sejahtera yang dicita-citakan manusia sebagaimana Allah kehendaki.***

Sunday, August 6, 2023

BUAT PARA PEMBAKAR AL QURAN

OLEH: MUHAMMAD PLATO

Buat para pembakar Al Quran, sebagai muslim sebenarnya tidak ada kekhawatiran sedikitpun jika anda berbuat jahat pada Al Quran. Kami sudah belajar dari Al Quran bahwa tidak ada keburukan kecuali akan kembali kepada pelakunya. Maka bagi kami yang telah belajar dari Al Quran, tidak ada kebencian sedikit pun kepada para pembakar Al Quran, sekalipun kalian membakar segudang Al Quran. 

Kami orang Islam berpikir dengan pedoman Al Quran. Kalian yang menjahati orang Islam, sebenarnya kalian adalah teman baik kami. Allah mengajarkan kami dalam Al Quran seperti itu. 

Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia. (Fushshilat, 41:34). 

Kami yang belajar hidup dari Al Quran, telah membuktikan dan meyakini bahwa Al Quran adalah wahyu yang diturunkan kepada Nabi Muhammad. Dari Al Quran kami mengetahui bahwa yang memelihara Al Quran adalah Allah, bukan kami. Maka jika kalian membakar Al Quran, kami tidak khawatir Al Quran akan hilang dari muka bumi, karena Allah pemilik bumi ini yang memelihara Al Quran. 

sesungguhnya Al Qur'an ini adalah bacaan yang sangat mulia, pada kitab yang terpelihara (Lohmahfuz), tidak menyentuhnya kecuali hamba-hamba yang disucikan. (Al Waqiah, 56: 77-79)

Buat para pembakar Al Quran, kalian tidak sedang melukai kami sedikit pun, kalian sedang melukai diri sendiri. Allah mengajarkan cara berpikir yang membuat kami hidup damai di muka bumi ini. Segala keburukan untuk kami tidak datang dari prilaku buruk kalian pada kami, tetapi prilaku buruk kamilah yang akan membuat hidup kami sulit. 

Barang siapa yang datang dengan (membawa) kebaikan, maka baginya (pahala) yang lebih baik daripada kebaikannya itu; dan barang siapa yang datang dengan (membawa) kejahatan, maka tidaklah diberi pembalasan kepada orang-orang yang telah mengerjakan kejahatan itu, melainkan (seimbang) dengan apa yang dahulu mereka kerjakan. (Al Qashshas, 28:84). 

Segala prilaku muslim berpedoman pada Al Quran, bukan pada pendapat manusia bernama guru, ustad, kiai, atau ulama. Para ulama kami adalah mereka yang takut pada Allah dan mereka menyampaikan kebenaran Al Quran tanpa menambah atau mengurangi. 

Bagi para pembakar Al Quran, sesungguhnya cara pandang kalian sudah dipenuhi dengan hati benci. Ketika hati benci maka sepenuh langit dan bumi pun kebaikan, kebaikan akan kalian persepsi dengan buruk. Kalian telah memandang baik dan buruk atas dasar pandangan mu sendiri, sesungguhnya kamu sudah menuhankan diri mu sendiri. 

Kami sebagai muslim tidak boleh berkelahi, tidak boleh membunuh, tidak boleh berperang, kecuali jiwa kami terancam akan dibunuh. Kami berperang, bukan demi kekuasaan, arogansi suku, bangsa, atau negara, tetapi untuk menjaga eksistensi kami, atau untuk menghentikan peperangan agar segera tercipta perdamaian.  

Buat para pembakar Al Quran, kami diperintah Allah tidak boleh membalas keburukan dengan keburukan. Kami sudah tahu apa yang akan terjadi pada kalian. Kami yang belajar dari Al Quran, akan mendoakan kalian semoga keselamatan dan kedamaian menjadi milik kalian.***


Sunday, July 16, 2023

KISAH SEJARAH YANG WAJIB DIKETAHUI UMAT MANUSIA

OLEH: MUHAMMAD PLATO

Cerita Kabil dan Habil dikenal sebagai kisah Qabil dan Habil atau Kisah Cain dan Abel. Cerita ini terdapat dalam Al Quran dan Al Kitab. Kisah ini menceritakan tentang dua putra Nabi Adam dan Hawa, yaitu Kabil (Cain) dan Habil (Abel). 

Ceriterakanlah kepada mereka kisah kedua putra Adam (Habil dan Kabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan kurban, maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Kabil). Ia berkata (Kabil): "Aku pasti membunuhmu!" Berkata Habil: "Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban) dari orang-orang yang bertakwa". (Al Maa'idah, 5:27).

Informasi dari Al Quran ini menjadi sebab betapa pentingnya kisah dua anak Nabi Adam ini untuk dikisahkan pada seluruh umat manusia. Kisah sejarah yang ditulis dalam Al Quran ini sanngat mengandung pesan ketauhidan kepada Allah dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam kehidupan sehari-hari, hidup kita tidak lepas dari pengorbanan, karena berkorban adalah takdir Tuhan yang tidak dapat dihindari jika manusia ingin mendapat kesejahteraan hidup di dunia maupun akhirat. Dengan berani berkorban hidup manusia akan terbebas dari sifat-sifat buruk. 

Dalam berbagai kasus dalam kehidupan di muka bumi ini, semua kenikmatan yang diinginkan manusia harus dilalui melalui pengorbanan. Namun demikian, tidak semua pengorbanan yang dilakukan manusia dapat menjadi sebab keberkahan hidup, karena ada pengorbanan yang diterima oleh Allah dan ada yang tidak. 

Sebagaimana kisah Kabil, sekarang ada orang yang berani berkorban demi untuk mendapat cinta kasih dari seseorang. Ada kisah orang berani berkorban demi untuk mendapatkan pekerjaan. Ada juga orang yang berani berkorban untuk mendapat pujian dari orang lain. Ada juga orang yang habis-habisan berkorban demi untuk mendapatkan kekuasaan. Orang-orang seperti inilah yang tidak diterima pengorbanannya oleh Allah, karena pengorbanannya fokus kepada apa yang diinginkannya di dunia. 

Ada juga orang-orang seperti Habil, orang-orang ini melakukan pengorbanan dengan berharap pada cintanya Allah, kesejahteraan dari Allah, kekuasaan dari Allah, pujian dari Allah dan surga dari Allah. Semua pengorbanannya difokuskan kepada Allah, dan inilah orang-orang yang ikhlas dengan berserah diri pada Allah sebagai pemilik segala akibat dari pengorbanan yang dilakukannya.

Kisah Kabil dan Habil adalah dua kisah perjalanan umat manusia yang berusaha keras berkorban berada di jalan lurus yaitu jalan yang fokus kepada Allah, dan orang yang berusaha keras berkorban namun harapannya bukan kepada Allah. 

Kisah sejarah ini, Allah perintahkan kepada umat manusia, sebagai bahan refleksi diri. Apakah pengorbanan-pengorbanan yang selama ini dilakukan fokus kepada Allah atau untuk fokus untuk mendapatkan keinginan-keinginan nafsu semata, yang mengabaikan ketentuan dari Allah? Orang-orang yang fokus kepada Allah, akan melakukan pengorbanan demi mendapatkan apa-apa yang telah dijanjikan Allah, bukan untuk keinginan hawa nafsu semata.

Allah mengatakan hanya orang-orang berakal sehatlah yang akan mendapat pelajaran dari kisah Kabil dan Habil. "Allah menganugrahkan al hikmah kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan barang siapa yang dianugrahi al hikmah itu, ia benar-benar telah dianugrahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran. (Al Baqarah, 2:269).***

Wednesday, July 12, 2023

SUKSES VERSI LOGIKA TUHAN

Oleh: Muhammad Plato

"dan mereka yang beriman kepada Kitab yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya akhirat. (Al Baqarah, 2:4). Inilah dasar pembentuk konsep sukses.

Sukses memiliki banyak perspektif. Secara garis besar kesuksesan dapat dilihat dari dua dunia yaitu dunia materi dan dunia non materi (akhirat). Orang-orang atheis yang tidak percaya akhirat, kesuksesan hidupnya hanya diukur dari dunia materi.

Perbedaan cara pandang terhadap kesukses disebabkan oleh keyakinan manusia diantara dua dunia. Manusia-manusia yang tidak percaya pada kehidupan setelah kematian akan memandang bahwa kesuksesan merupakan sesuatu yang harus terjadi di dunia dan ukurannya sangat material.

Manusia-manusia yang percaya pada akhirat memandang bahwa kesuksesan hanya akan terjadi di akhirat. Sebab segala perbuatan di dunia akan diadili di akhirat. Bagi mereka yang berpilaku buruk di dunia maka mereka akan jadi orang gagal selamanya di akhirat. 

Bagi orang-orang yang tidak percaya akhirat, kesuksesan itu diukur berdasar materi, misalnya kendaraan, kedudukan, rumah, kebun, perusahaan, uang, dll. Kesuksesan yang dipandang sangat material menimbulkan kecemburuan sosial dari lapisan masyarakat yang tidak punya materi.

Sementara, bagi orang-orang yang percaya pada kehidupan setelah kematian kesuksesan tidak tergantung pada materi, tetapi tergantung pada keimanan kepada Tuhan Yang Esa, dan kemampuan berprilaku baik sesuai ketentuan Tuhan selama hidup di dunia. Ukuran kesuksesan ini tidak akan menimbulkan iri dari manusia lain, karena orang-orang sukses yang orientasinya ke akhirat tidak akan menonjolkan hal-hal yang bersifat materi. 

Orang-orang yang terlalu berorientasi sukses kepada akhirat, cenderung tidak mengedepankan kehidupan materi, mereka akan hidup sederhana, bahkan tampil sesederhana mungkin. Orang-orang tasawuf, memiliki pandangan keakhiratan yang tinggi. Sehingga kesuksesan hidup bagi mereka adalah menyatu dengan Tuhan dengan meninggalkan kehidupan gemerlap dunia karena bersatu dengan Tuhan tidak butuh materi. Para ahli tasawuf tampil seperti orang miskin. 

Kesuksesan di dalam Al Quran mengandung dua konsep di dunia dan akhirat. Kesuksesan di dalam Al Quran tidak menafikan kehidupan dunia juga tidak terlalu menonjolkan akhirat. Di dalam konsep Al Quran, perbuatan dosa yang dilakukan oleh seseorang karena orang tersebut melakukan sesuatu secara berlebihan atau melampaui batas. 

Keimanan seseorang tercermin dalam kehidupan yang sejahtera di dunia dan akhirat. Nabi Muhammad SAW tidak mengasingkan diri dari kehidupan dunia, tetapi dia juga tidak mementingkan dunia. Kesederhanaan hidup menjadi konsep hidup dalam ajaran agama Islam. Hidup sederhana untuk kepentingan pribadi dan berlomba-lomba untuk mensejahterakan sesama. 

Sukses adalah ketika seseorang bisa mempertahankan keimanan kepada Tuhan. Ukuran berimannya seseorang tidak dilihat dari punya harta dan tidak. Seseorang dikatakan sukses jika dia tetap beriman kepada Allah, dalam situasi tidak punya harta atau punya harta. Itulah kesuksesan yang dibutuhkan oleh setiap orang, di manapun berada. Oleh karena itu setiap orang mungkin sukses, karena keimanan tidak membutuhkan pra syarat yang memberatkan setiap orang.***


Wednesday, July 5, 2023

Kurban dan Klenik??

Oleh: Muhammad Plato

Kurban bukan sekedar ibadah ritual, tetapi ibadah yang diyakini dapat mendatangkan rezeki banyak. Tidak sedikit orang dapat membuktikan kebenarannya. Setiap tahun jumlah hewan kurban mengalami peningkatan. Berdasar data kementerian pertanian tahun 2021, jumlah hewan kurban di Indonesia 1.767.522 ekor (indonesiabaik.id). Ibadah kurban setiap tahun pasti dilakukan oleh umat Islam, karena dilandasi oleh keyakinan yang kuat dalam ajaran agama Islam dan mentradisi.

Klenik adalah cara berpikir yang dibangun oleh logika-logika material pada level kuantum. Makhluk-makhluk yang tidak terlihat adalah benda material di level kuantum. Dukun-dukun mereka memanfaatkan ilmu alam untuk membuat keyakinan. Logika-logika material yang dibangun di level kuantum tanpa teknologi menjadi klenik murni. Keberadaan klenik dibangun karena ada kepercayaan dan diperkuat dengan tindakan-tindakan ritual. 

Pekerjaan-pekerjaan yang dulu dianggap klenik, tidak mungkin dilakukan seseorang, setelah ditemukan teknologinya kini menjadi rasional dan memungkinkan. Dulu tidak mungkin ada orang bekerja dari rumah, tetapi menghasilkan dana ratusan juta per bulan. Jika hal ini terjadi dulu sebelum ada teknologi informasi, maka orang itu dianggap telah melakukan klenik dan hidupnya menyimpang. 

Klenik adalah berpikir loncat tanpa melalui proses metodologi ilmiah. Kekuatan klenik hanya ada di keyakinan pada suatu perbuatan yang kita lakukan. Adapun metode berpikir klenik murni dengan melakukan tindakan-tindakan ritual. Ritual-ritual dilakukan untuk memberi efek pada pikiran dan hati semakin yakin. 

Ketika kita melakukan prosesi kurban, diyakini dapat meningkatkan kemampuan ekonomi pelakunya, karena kurban dapat mengundang banyak rezeki. Ketika melakukan sedekah, akan berbalas dengan 10 kali sampai 700 kali lipat. Dengan melakukan shalat dhuha 12 rakaat, kehidupan kita di jamin rezeki lancar di dunia dan di surga mendapat surga.

Banyak orang mengkritik bahwa cara-cara beragama seperti di atas adalah agama klenik. Seorang ilmuwan yang sudah terkondisikan dan cenderung berpikir ilmiah dengan pembuktian material, sangat menentang keras beragama dengan cara seperti ini. Ketika sebuah riset ditawarkan oleh mahasiswa untuk mendeskripsikan hubungan shalat dengan kecerdasan intelektual, seorang dosen memberi nasihat untuk menghindarkan kajian ilmiah dengan hal-hal klenik. 

Padahal kalau kita kaji lebih dalam, semua ilmu alam itu klenik. Semua yang terjadi di alam dan dapat dibuktikan hanya sebatas ilusi, karena semuanya tidak akan ada artinya ketika sudah meninggal. Namun demikian bukan berarti harus meremehkan ilmu yang dikembangkan di alam sebagaimana ilmuwan meremehkan ilmu agama. 

Ilmu agama tidak seperti yang disangkakan para ilmuwan, bahwa ilmu agama hanya mengandung hal-hal yang sulit dijangkau oleh akal atau klenik. Ilmu agama sudah banyak terbukti mengandung kebenaran-kebenaran di alam. Ilmu fisika, kimia, kedokteran, ekonomi, budaya, banyak terbukti memiliki hubungan dengan informasi ajaran dari agama. 

Penemuan fisika kuantum telah mengubah paradigma, bahwa cara pandang sekuler tidak memberikan pemahaman utuh tentang kehidupan manusia. Pandangan sekuler telah menggiring manusia menjadi manusia rakus yang tidak mengindahkan etika-etika hidup yang diajarkan Tuhan dalam bermasyarakat dan bernegara. 

Dalam dunia kuantum tidak ada lagi batas antara ilmu adan agama. Dalam dunia kuantum agama dan ilmu adalah satu kesatuan yang harus saling menguatkan dan berkolaborasi membangun kehidupan yang dicita-citakan manusia yang hidup damai dan sejahtera secara berkelanjutan, sampai pada kehidupan setelah kematian. Cara pandang integralis dipandang dapat mengerem dan mengendalikan cara-cara hidup manusia yang cenderung hedon dan memuliakan kehidupan dunia dan menafikan kehidupan akhirat. 

Kegiatan ritual kurban dalam ajaran Islam, jangan hanya dipandang sebatas fakta penyembelihan hewan kurban, tetapi harus dipahami secara filosofis adalah pesan-pesan mendalam yang harus dipahami dalam rangka menjaga kelangsungan hidup dan kesejahteraan hidup manusia. Keimanan manusia kepada Tuhan, dapat diriset karena bisa berdampak pada kesehatan mental dan kemampuan bertahan hidup dari kerasnya tekanan-tekanan kebutuhan ekonomi. 

Integrasi pendidikan agama ke dalam kurikulum di sekolah menjadi kekuatan baru dalam membentuk karakter siswa yang tangguh dan berdaya saing. Kekuatan pola pikir agama dan penjelasan rasional dari hasil-hasil riset ilmiah bisa menjadi kekuatan baru bagi para generasi abad 21 dalam melangsungkan kehidupan umat manusia.***

Thursday, June 29, 2023

PERBEDAAN FAKIR DAN MISKIN

Oleh: Muhammad Plato

Di dalam Al Quran, konsep fakir dan miskin adalah dua konsep yang berbeda. Untuk menjelaskan konsep fakir dan miskin yang paling akurat kita harus gunakan informasi di dalam Al Quran. Untuk menjelaskan sebuah konsep, kita bisa menggunakan metode hubungan konsep. Kita bisa coba identifikasi kata-kata yang paling dekat dengan kata fakir dan kata-kata yang paling dekat dengan miskin. 

Melalui metode hubungan konsep yang sederhana ini, akan berkembang pengertian-pengertian yang luar biasa, jika hubungan terus dikaitkan dengan kalimat dan surat yang lainnya. Metode hubungan konsep bisa jadi anugerah untuk umat Islam dalam memperdalam ilmu pengetahuan dari Al Quran. 

Baik kita identifikasi ayat-ayat yang berkaitan dengan kata miskin. Kita cek kata miskin yang ada dalam ayat-ayat Al Quran.  (miskin) "walmasaakiini" (Albaqarah, 2:83).  "walmasaakiina" (Al Baqarah, 2:177). "memberi makan seorang "miskiinin" (Al Baqarah, 2:184). orang miskin (Al Balad, 90:16). 

Kata-kata fakir dijelaskan dalam Al Quran. "fuqoro" (Al Baqarah, 2:271, 273). "faqir" (Al Hajj, 22:28). (Juga) bagi para fakir yang berhijrah yang diusir dari kampung halaman dan dari harta benda mereka (karena) mencari karunia dari Allah dan keridaan (Nya) dan mereka menolong Allah dan Rasul-Nya. Mereka itulah orang-orang yang benar. (Al Hasyr, 59:8).

Di dalam Al Quran, kita sudah membuktikan kata fakir dan miskin jelas dua konsep yang berbeda. Selanjutnya apa definisi fakir dan miskin jika kita merujuk pada keterkaitan konsep-konsep yang ada dalam setiap kalimat atau ayat yang terdapat kata faqir dan miskin. 

Kita perhatikan penjelasan ayat Al Quran tentang orang fakir dari ayat di bawah ini:

"(Berinfaklah) kepada orang-orang fakir (lilfuqoro) yang terikat (oleh jihad) di jalan Allah; mereka tidak dapat (berusaha) di muka bumi; orang yang tidak tahu menyangka mereka orang kaya karena memelihara diri dari minta-minta. Kamu kenal mereka dengan melihat sifat-sifatnya, mereka tidak meminta kepada orang secara mendesak. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan (di jalan Allah), maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahui." (Al Baqarah, 2:273). 

Berdasarkan ayat di atas, dipahami orang fakir adalah orang yang berprinsip hidup di jalan Allah, dia hidup terbatas karena pekerjaan yang dilakukan tidak memenuhi kebutuhan pokoknya, namun demi menjaga nama baiknya dia tidak meminta-minta, dan tidak pernah memaksa jika terpaksa harus minta bantuan pada orang lain. Orang fakir adalah gambaran orang miskin yang tetap menjaga harga dirinya dengan tidak menghamba kepada makhluk.

Jika tidak sependapat dengan pendapat ini, kembali saja pada ayatnya, dan silahkan pahami sendiri, karena manusia sudah diberi kelebihan yaitu akalnya. 

Selanjutnya kita lihat penjelasan Al Quran tentang orang miskin dari ayat di bawah ini:

"Dan juga dia tidak mendorong untuk memberi makan orang miskin" (Al Haqqah, 69:34). 

"dan kamu tidak saling mengajak memberi makan orang miskin," (Al Fajr, 89:18). 

"atau memberi makan pada hari kelaparan, (kepada) anak yatim yang ada hubungan kerabat, atau orang miskin yang sangat". (Al Balad, 90:14-16). 

Berdasarkan ayat-ayat di atas, konsep orang miskin dikaitkan dengan pemberian makan. Hal ini bisa digambarkan bahwa orang miskin adalah mereka yang tidak punya pekerjaan dan kesulitan dalam memenuhi kebutuhan pokok hidupnya. Orang-orang miskin, adalah mereka yang punya hak untuk mendapat bantuan makan, karena benar-benar tidak punya kemampuan memenuhi kebutuhan hidupnya.****




 



Sumber:

https://www.orami.co.id/magazine/fakir-dan-miskin


Wednesday, June 28, 2023

Bolehkah Menyesatkan Keyakinan Orang Lain?

Oleh: Muhammad Plato

Bolehkan kita menyesatkan keyakinan orang lain? Saya akan membahasnya dari berbagai sisi, dan yang lebih utama saya gunakan sumber primer ajaran Islam yaitu Al Quran. Melalui pendekatan hubungan antar teks, kita coba pahami, siapa yang sesat dan berhak menyesatkan keyakinan seseorang.

Dia-lah yang menurunkan Al Kitab (Al Qur'an) kepada kamu. Di antara (isi) nya ada ayat-ayat yang muhkamaat itulah pokok-pokok isi Al Qur'an dan yang lain (ayat-ayat) mutasyaabihaat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, maka mereka mengikuti sebagian ayat-ayat yang mutasyabihat untuk menimbulkan fitnah dan untuk mencari-cari takwilnya, padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya melainkan Allah. Dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: "Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyabihat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami." Dan tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal. (Ali Imran, 3:7).

Berdasarkan informasi ayat di atas, kebenaran sudah Allah jelaskan dalam ayat-ayat muhkhamaat dan orang-orang sesat adalah mereka yang hatinya condong pada kesesatan, dan mereka mengikuti ayat-ayat mutasyaabihaat untuk menimbulkan fitnah dan untuk mencari-cari takwilnya. Kesesatan yang dapat dilihat adalah ketika seseorang meninggalkan pokok-pokok isi Al Quran. Pokok-pokok kebenaran yang dijelaskan di dalam Al Quran dan hadis adalah shalat, zakat, sedekah, puasa, ibadah, haji, berbakti pada ibu bapak, musyawarah, menyantuni anak yatim, fakir miskin, larangan berzina dan mencuri, berlaku jujur, bersikap lemah lembut dan sabar, taat pada Allah, rasul, dan pemimpin, dll.

Hal yang paling pokok dalam beragama Islam adalah meyakini bahwa Allah Tuhan Yang Maha Tunggal, dan Nabi Muhammad SAW sebagai utusan Allah. Selama orang Islam punya keimanan kepada yang pokok ini, kedudukan harus dihormati dan dihargai. Diperlakukan dengan lemah lembut, dan harus diajak lebih banyak musyawarah. 

Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan Dia mengampuni dosa yang selain dari syirik itu bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barang siapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya (An Nisaa, 4:114)

Lalu siapa yang paling berhak dan mengetahui kesesatan seseorang? Allah berkehendak atas apa yang terjadi pada setiap niat, pemikiran, dan prilaku manusia.

Barang siapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam. Dan barang siapa yang dikehendaki Allah kesesatannya, niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki ke langit. Begitulah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman. (Al An'aam, 6:125).

Dalam etika berdiskusi, tidak boleh kita menyalahkan pendapat orang lain. Ketika kita menyalahkan orang lain, kita sudah pada posisi yang tidak boleh kita berada di situ yaitu posisi Allah sebagai pemilik kebenaran. Dalam berdiskusi yang boleh kita lakukan adalah memberi bantahan dengan hikmah, atau penjelasan yang bisa dipahami akal bersumber pada Al Quran, hadis, dan lebih baik dilengkapi penjelasan dari hasil kajian ilmiah agar semakin meyakinkan. 

Untuk itu, orang-orang yang layak berdiskusi adalah mereka yang sudah memiliki kapasitas keilmuan, dan memahami betul tentang etika berdiskusi, yang tidak boleh mencemooh, menyerang kekurangan, kelainan fisik, keturunan, dll. 

Sekalipun kita berada dalam kebenaran, namun ketika kita menyesatkan orang lain, kita masih terjebak pada sifat-sifat setan yaitu sombong, merasa benar, merasa lebih pintar, dll. Maka, tugas kita di muka bumi, agar lebih banyak orang-orang mengenal jalan Tuhan, sebanyak-banyaknya kita harus menarasikan kebenaran dari Allah dengan membuktikan bahwa kebenaran-kebenaran dari Allah akan membawa manusia kejalan damai dan hidup sejahtera di dunia dan akhirat. Wallahu'alam. 


Thursday, June 15, 2023

DEKLARASI KEMERDEKAAN MENURUT MUHAMMAD IMADUDDIN ABDULRAHIM

Oleh: Muhammad Plato

Definisi Tuhan menurut Muhammad Imaduddin Abdulrahim (Bang Imad) adalah segala sesuatu yang mendominasi manusia. Dalam kehidupan sehari-hari dominasi terhadap kehidupan manusia bermacam-macam termasuk dirinya sendiri. Di dalam Al Quran dijelaskan ada manusia yang menjadikan dirinya sendiri sebagai tuhan, yaitu yang menjadikan hawa nafsunya tuhan. 

Jika seseorang orientasi hidupnya sudah pada uang maka uang telah menjadi tuhannya. Jika prilaku orang sudah dikendalikan oleh orang yang dikaguminya, maka tuhannya adalah orang. Jika manusia prilakunya dikendalikan oleh keinginan hawa nafsunya, maka dia telah menjadikan dirinya sebagai tuhan. Maka tuhan-tuhan selain Allah di muka bumi ini banyak ragamnya.

Orang-orang yang menjadikan tuhan selain Allah sesungguhnya dia tidak memiliki kemerdekaan. Dia sudah terbelenggu oleh tuhan yang sebenarnya tidak berkuasa dan tidak bisa membebaskan dirinya dari segala kesulitan. Maka kemerdekaan adalah ketika manusia mengatakan bahwa tidak ada tuhan yang ditaati kecuali Allah (lailahaillallah). Kemerdekaan adalah ketergantungan manusia kepada Allah, kepasrahan manusia kepada Allah, atau keikhlasan manusia diatur oleh segala ketetapan yang telah ditetapkan oleh Allah. Orang-orang yang pasrah kepada Allah maka dia akan dibebaskan hidupnya dari segala keterbatasan hidup atas dasar kasih sayang Allah.

"Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya, dan Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran? (Al Jaatsiah, 45:23).

Orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya, hidupnya didominasi oleh keinginan hawa nafsunya. Dia terlepas dari petunjuk Allah dalam Al Quran. Dia tidak mengikuti segala ketentuan yang telah dibatasi oleh Allah. 

Namun demikian bukan berarti orang yang beriman kepada Allah dia tidak mengikuti hawa nafsu. Sebab hawa nafsu terbagi menjadi dua sebagaimana dijelaskan di dalam Al Quran. Ada hawa nafsu yang cenderung pada kerusakkan dan ada hawa nafsu yang dirahmati Allah. 

Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Yusuf, 12:53).

Manusia yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhan adalah mereka yang mengikuti hawa nafsu yang menyuruh pada kejahatan. Hawa nafsu yang menyuruh pada kejahatan adalah hawa nafsu yang melepaskan diri dari petunjuk Allah. Sedangkan hawa nafsu yang dirahmati Allah adalah hawa nafsu yang selalu berusaha taat dan berserah diri pada ketentuan-ketentuan yang sudah Allah tetapkan. 

Maka apakah orang yang berpegang pada keterangan yang datang dari Tuhannya sama dengan orang yang (syaitan) menjadikan dia memandang baik perbuatannya yang buruk itu dan mengikuti hawa nafsunya? (Muhammad, 47:14).

Ciri dari manusia yang berkeyakinan pada Allah adalah mereka yang berusaha memahami, mempelajari, dan melaksanakan kitab suci Al Quran sebagai petunjuk hidup. Petunjuk hidup dari Al Quran digunakan untuk membersihkan hati dan pikiran dari ketergantungan kepada selain Allah. Sangat tidak mungkin orang dikatakan bertuhan kepada Allah, jika dia tidak mempelajari petunjuk hidup berdasarkan apa yang telah Allah turunkan pada para nabi dan utusannya yang terakhir Nabi Muhammad SAW yang membawa wahyu Al Quran. 

Deklarasi kemerdekaan manusia adalah hidup merdeka berserah diri pada Allah dan terbebas dari tuhan-tuhan selain Allah. Mereka yang berserah diri pada Allah, mereka akan merdeka terbebas dari segala ikatan yang bersifat materi. Inilah kemerdekaan sejati yang harus dicapai oleh seluruh umat manusia jika ingin hidup sejahtera. Wallahu'alam.


Referensi:

Logika Tuhan dalam Al Quran | Bang Imad. https://www.youtube.com/@wakdudulz, https://youtu.be/gDi86CXh80E

Thursday, June 1, 2023

UNTUK APA SHALAT??

Oleh: Muhammad Plato

Aktivitas pikiran dan hati yang harus dilakukan pada saat shalat harus mengikuti apa yang telah dijelaskan di dalam Al Quran. Kondisi paling berat ketika shalat adalah mengendalikan pikiran supaya diam, tunduk, dan taat pada Allah. Mengkonsentrasikan otak agar hati fokus pada Allah adalah aktivitas pikiran dalam shalat. 

Shalat adalah kegiatan ritual ibadah umat Islam, bacaan standar dicontohkan oleh Rasulullah SAW melalui catatan-catatan hadis shahih. Umat Islam di Indonesia sebagian besar belum memahami isi bacaan-bacaan doa di dalam shalat. Mereka membacakan doa-doa ketika shalat dengan keyakinan bahwa apa yang dibacakannya adalah doa-doa untuk kebaikan. Mereka juga yakin bahwa doa yang dibacakannya dalam shalat sama persis seperti doa yang dibacakan ketika Nabi Muhammad shalat.

Cara berpikir meniru seperti bacaan-bacaan shalat yang dibacakan Nabi Muhammad berhasil menertibkan bacaan-bacaan shalat umat Islam yang ada di Indonesia. Cara berpikir seperti ini membantu umat Islam di Indonesia menjadi umat yang satu. Namun di abad teknologi dimana informasi banjir mudah diakses oleh semua orang, terkadang umat Islam di Indonesia tidak siap menerima perbedaan. 

Kelompok-kelompok yang sudah kokoh memiliki pengikut kadang-kadang berusaha mempertahankan status quo. Mereka tidak ingin tersaingi, sehingga sikap-sikap terhadap perbedaan pendapat kadang disikapi dengan emosional dan kasar. Namun seiring waktu, informasi-informasi tentang keberagamaan terus bermunculan di media informasi, semakin banyak masyarakat Indonesia yang mulai tersadarkan. 

Dalam situasi banjir informasi saat ini, masyarakat Islam di Indonesia mulai sadar bahwa sumber keberagaam yang otentik diyakini bersama adalah bersumber pada Al Quran dan hadis-hadis shahih. Perbedaan pendapat hanya sebatas perbedaan penafsiran pada sumber ajaran agama yang sama yaitu Al Quran adan hadis. 

Umat Islam di Indonesia sudah beranjak dewasa dengan memahami bahwa kebenaran dalam ajaran agama jika pendapat itu bersumber pada Al Quran dan hadis. Jika terjadi perbedaan maka kebenaran dikembalikan pada teks Al Quran dan hadis, sementara kebenaran yang diyakini akan diadili kemudian yaitu di hari pengadilan setelah kematian. 

Kebenaran menjadi milik pribadi masing-masing, dan aliran-aliran terjadi hanya kebetulan saja diantara penganut kelompok-kelompok tersebut memiliki kesamaan persepsi. Kekerasan terjadi jika kelompok tersebut memiliki ego berlebihan, merasa sebagai kelompok terbesar, atau merasa kelompok paling benar, sehingga menistakan kelompok-kelompok lain yang berbeda pandangan. 

Namun demikian ada kesamaan dari semua kelompok Islam yang ada di Indonesia, ketika ritual shalat dilaksanakan mereka sedang membangun harapan kepada Allah untuk kehidupan yang baik di dunia dan akhirat. Aktivitas shalat adalah aktivitas hati dan pikiran dalam membangun harapan pada Tuhan, juga aktivitas yang merefresentasikan rasa takut manusia kepada Tuhan. 

Jika mereka sungguh-sungguh rida dengan apa yang diberikan Allah dan Rasul-Nya kepada mereka, dan berkata: "Cukuplah Allah bagi kami, Allah akan memberikan kepada kami sebahagian dari karunia-Nya dan demikian (pula) Rasul-Nya, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang berharap kepada Allah", (tentulah yang demikian itu lebih baik bagi mereka). (At Taubah, 9:5). 

Jika kamu dalam keadaan takut (bahaya), maka shalatlah sambil berjalan atau berkendaraan. Kemudian apabila kamu telah aman, maka sebutlah Allah (shalatlah), sebagaimana Allah telah mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui. (Al Baqarah, 2:239). 

Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi, (Faathir, 35:29).