Tuesday, October 22, 2024

PRABOWO SUBIANTO ABRAHAM LINCOLN NYA INDONESIA

Oleh: Muhammad Plato

Setiap kejadian tidak ada yang luput dari kehendak Allah. Kehendak Allah bisa kita baca dalam setiap kejadian. Gunung meletus, banjir, kekeringan, kelaparan, semua atas kehendak Allah dan bisa kita baca apa sebab-sebabnya. 

Untuk membaca kehendak Allah, kita harus mencari tahu dari informasi kitab suci. Al Quran saya gunakan untuk mencari kehendak-kehendak Allah pada setiap kejadian. Al Quran banyak mengandung informasi dan hikmah yang bisa kita gunakan untuk memahami setiap kejdian di muka bumi ini.

Pada tanggal 20 Oktober 2024, bangsa Indonesia telah melantik Prabowo Subianto sebagai presiden ke-7. Prabowo Subinato dikenal sebagai tokoh yang telah mengalami kegagalan dalam pemilihan presiden. Dikutif dari Tempo.co untuk menjadi presiden terpilih, Prabowo mengalami empat kali kegagalan.

Tidak mudah bagi setiap orang bisa mengalami kegagalan apalagi berkali kali gagal. Banyak orang takut gagal karena gagal mengandung beban mental cukup berat. Dengan hermenitik kita bisa merasakan jiwa Prabowo Subinato mengelola jiwa tetap tegar, optimis tidak putus asa saat berkali-kali mengalami kegagalan dalam pemilihan pemimpin tertinggi republik ini. Nyinyir, hinaan, lecehan, reaksi dari berbagai pihak yang tidak bertanggunggjawab harus diterima dengan hati lapang.

Namun demikian, kegagalan sebenarnya adalah anugerah Tuhan. Kegagalan menjadi ujian berat atau "penganiayaan" yang harus dilalui setiap orang untuk mencapai cita-cita. Prabowo Subianto berhasil melaluinya dan itulah kehendak Allah yang akan terjadi pada setiap umat manusia.  

Kisah kegagalan, ujian berat, dapat kita temukan pada pemimpin-pemimpin besar di dunia. Sukarno, Nelson Mandela, Napoleon Bonaparte, mereka tokoh-tokoh inspiratif bagi dunia karena berhasil mencapai puncak kepemimpinan setelah melewati masa-masa ujian berat dalam hidupnya. 

Kisah Prabowo Subianto mengingatkan kita pada kisah Presiden Amerika Serikat ke-16. Tercatat dalam sejarah dia adalah Presiden Amerika Serikat yang sebelumnya mengalami kegagalan berkali-kali. Kisah ini kini dialami oleh Prabowo Subianto di Indonesia.

Dari survey yang diterbitkan oleh University of Huston, survey menunjukkan Abraham Lincoln sebagai pemimpin terhebat di Amerika Serikat. Abraham Lincoln dinilai sebagai presiden terhebat dengan skor rata-rata 93,9/100, diikuti oleh FDR (90,8), Washington (90,3), Theodore Roosevelt (78,6), Thomas Jefferson (77,5), Harry Truman (75,3), Obama (73,8), Dwight Eisenhower (73,7), Lyndon Johnson (72,9) dan John F. Kennedy (68,4).

Berkaca dari kisah Abraham Lincoln, Prabowo Subianto dengan kematangan jiwa, kenegarawanan, dan pengalaman panjang jadi seorang pejuang, berpotensi menjadi pemimpin terhebat sekelas Lincoln. Kenegarawan Prabowo Subianto diawali dengan merangkul semua pihak untuk membangun kejayaan bangsa Indonesia bersama-sama.

Inilah kehendak Allah bagi siapa saja yang dikhendaki Allah menjadi pemimpin. "Dan Kami hendak memberi karunia kepada orang-orang yang tertindas di bumi itu dan hendak menjadikan mereka pemimpin dan menjadikan mereka orang-orang yang mewarisi, (Al Qashshas, 28:5). 

Allah menghendaki seseorang menjadi pemimpin hebat kepada mereka yang telah mengalami berbagai cobaan kesulitan hidup hingga dia dalam kondisi teraniaya. Belajar dari kisah Abraham Lincloln dan Prabowo Subianto, kegagalan demi kegagalan yang berubah menjadi penganiayaan hidup, sesungguhnya adalah kemulian yang dikehendaki Allah kepada pada diri seseorang ketika diri seseorang dikehendaki Allah menjadi seorang pemimpin.

"Sesungguhnya Kami mewarisi bumi dan semua orang-orang yang ada di atasnya, dan hanya kepada Kami lah mereka dikembalikan (Maryam, 19:40).***  



Wednesday, October 2, 2024

KARAKTER ORANG SHALAT

Oleh: Muhammad Plato

Shalat adalah ritual berdoa dalam ajaran Islam. Ritual shalat ditandai dengan kegiatan ruku dan sujud. Ritual shalat membedakan pemelik Islam dengan ajaran-ajaran agama lain. Di dalam setiap gerakan shalat selalu ada bacaan-bacaan doa yang diajarkan dari hadis Nabi Muhammad SAW.

Namun demikian, jika dikaji dari sumber Al Quran, shalat membawa dampak pada pola pikir, ucapan, dan tindakan seseorang. Shalat menjadi pembentuk karakter setiap penganut agama Islam. 

Informasi bahwa shalat memiliki dampak pada pembentukkan karakter seorang muslim, dijelaskan di dalam Al Quran. Shalat mencegah seorang muslim dari kekejian dan kemunkaran. Shalat menjaga seorang muslim dari karakter-karakter buruk.

"Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah adalah lebih besar. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan." (Al Ankabuut, 29:45).

Salah satu ciri dari karakter seorang muslim yang shalat dijelaskan secara spesifik di dalam Al Quran. Ayat ini memberikan gambaran bagaimana secara psikologis manusia akan terjebak pada sifat-sifat buruk, tetapi tidak akan terjadi pada orang-orang tertentu. 

Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah, dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir, kecuali orang-orang yang mengerjakan shalat, yang mereka itu tetap mengerjakan shalatnya, dan orang-orang yang dalam hartanya tersedia bagian tertentu, bagi orang yang meminta dan orang yang tidak mempunyai apa-apa, (Al Ma'aaru, 70:19-25).

Karakter orang shalat dijelaskan sebagai sosok yang tidak berkeluh kesah dan tidak kikir. Dalam kondisi apapun orang shalat akan tetap menjaga shalatnya dan di dalam hartanya selalu ada hak orang lain baik mereka yang minta maupun yang tidak meminta. 

Pribadi-pribadi muslim selalu optimis karena dia berprasangka baik pada Allah. Shalat melatih pikirannya selalu fokus pada Allah karena pada setiap gerakan shalat selalu diingatkan dengan kata Allahu Akbat artinya fokus pada Allah.***

Saturday, September 28, 2024

MANUSIA PEMAKAN BANGKAI

Oleh: Muhammad Plato

Manusia pemakan bangkai secara fisik menjijikan. Namun yang harus dipahami, manusia pemakan bangkai yang harus diwaspadai adalah karakternya. Karakter manusia pemakan bangkai bisa kita ungkap di dalam Al Quran. 

Perhatikan fokus kepada ayat Al Qurannya. Apa yang saya bahas di sini bersumber pada Al Quran. Tidak ada tendensi menyudutkan seseorang. Tulisan ini untuk bahan refleksi bagi semua orang jika ingin hidup sehat jasmani dan rohani. 

Dalam penejelasan saya selalu gunakan Al Quran. Mengapa? Al Quran adalah kitab suci peninggalan Nabi Muhammad yang masih bisa diakses sekarang. Usia Al Quran sudah 1400 tahun lebih, kita masih bisa membacaranya sekarang secara otentik. 

Al Quran sangat kaya dengan informasi tentang masa lalu dan masa depan, serta informasi tentang karakter manusia. Al Qur'an juga mengandung informasi diluar imajinasi manusia. Kisah kehidupan akhirat adalah pengetahuan di luar pengetahuan manusia. 

Karakter manusia pemakan bangkai dijelaskan dalam Al Quran. Dalam satu ayat bisa kita analisis dan refleksikan dalam diri sendiri.

"Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang." (Al Hujuraat, 49:12).

Karakter manusia pemakan bangkai adalah "mencari-cari kesalahan orang lain kemudian saling menggunjing." Karakter ini pasti pernah dilakukan setiap orang. Namun, orang-orang berpendidikan akan mengendalikannya.

Pola pikir manusia pemakai bangkai cenderung negatif. Pola pikir manusia pemakan bangkai ketika melihat kejadian memosisikan dirinya benar dan yang dilakukan orang lain salah dengan mencari-cari kesalahan. 

Manusia pemakai bangkai, cenderung selalu ingin mendominasi orang lain, emosinya tidak stabil dan mudah tersinggung. Manusia pemakan bangkai demi menutupi kelemahan diri, tidak segan-segan melakukan intimidasi dan bisa melakukan tindakan di luar nalar.

Manusia pemakan bangkan berprilaku abdnormal, dia mengalami kerusakan otak karena sudah tidak bisa memilih mana makanan sehat dan makanan menjijikan. Karakter manusia pemakai bangkai sangat berbahaya dan dapat menular. 

Untuk itu, Allah mengingatkan kepada orang-orang agar berpendidikan. Orang-orang berpendidikan ditandai dengan kemampuan memilih mana makanan sehat dan mana makanan menjijikan. Karakter manusia pemakan bangkai dimiliki semua orang dan setiap orang pasti mengalaminya. Maka Allah mengingatkan untuk mengobatinya, tidak ada cara lain kecuali berhentilah.***  

   


Tuesday, September 24, 2024

ADA PRASANGKA TIDAK DOSA?

Oleh: Muhammad Plato

Di dalam kitab suci Al Qur'an, Allah mengajari manusia untuk tidak banyak berprasangka, karena sebagian prasangka adalah dosa. Hal ini dijelaskan di dalam Al Quran di bawah ini.

"Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang." (Al Hujuraat, 49:12).

Berdasarkan ayat di atas, Allah mengatakan, "sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa". Kata "sebagian" menandakan bahwa ada prasangka yang tidak dosa. Pertanyaannya prasangka seperti apa yang tidak dikategorikan dosa? 

Prasangka pada kategori dosa adalah prasangkan yang didasari oleh prasangka buruk. Apakah itu prasangka buruk? Prasangka yang sengaja dibuat dan dicari-cari untuk mencari kesalahan orang lain. Orang-orang yang suka mencari-cari kesalahan orang lain akan saling menggunjing dengan saling membuka aib satu sama lain.

Prasangka seperti apakah yang tidak masuk kategori dosa? Prasangka yang tidak dapat dikategorikan dosa, yaitu prasangka yang berdasarkan pada fakta yang benar.

Prasangka yang bersumber pada fakta benar adalah cara kerja pikir orang-orang terpelajar, berpendidikan atau dalam konsep Al Qur'an berkategori orang-orang beriman. Allah mengajarkan, "hai orang-orang beriman jauhilah kebanyakan dari prasangka". Jadi orang terpelajar, berpendidikan, sama dengan orang-orang beriman. 

Orang terpelajar, berpendidikan, atau beriman, dia selalu menggunakan fakta atau data yang benar ketika dia mengemukakan pendapat. Ketika fakta atau data yang dia kemukakan mengungkap perbuatan salah seseorang, dia akan tetap berpraduga tidak salah.

Ketika prasangka seseorang didasarkan pada data atau fakta yang benar, maka ketika dugaannya benar maka dia mendapat dua kebaikan. Dua kebaikan itu adalah data atau fakta yang dia ungkap dan prasangka atau pemikiran yang dia kemukakan. 

Jika seseorang mengeluarkan prasangka, pendapat, atau pemikiran dianggap salah tetapi bersumber pada data atau fakta yang benar, maka dia mendapatkan satu kebaikan, dia telah mengungkap data atau fakta yang benar.***

Monday, September 16, 2024

MENGENAL TUHAN DARI BAYANG-BAYANG

Oleh: Muhammad Plato

Untuk memahami siapa manusia, saya bantu penjelasannya dengan dasar pemikiran dari Al Quran. Jika dalam penjelasan ini anda bisa memahami diri Anda, itu keputusan Anda. Jika anda tidak sepakat dengan pendapat ini, itu juga keputusan Anda. Tuhan kelak akan mengadili keputusan Anda, bukan orang lain. 

Manusia adalah bayang-bayang.  Ada ayat Al Quran menjelaskan tentang hakikat bayang-bayang yang sering kita lihat setiap hari ketika matahari telah terbit. 

"Apakah kamu tidak memperhatikan Tuhanmu, bagaimana Dia memanjangkan bayang-bayang; dan kalau dia menghendaki niscaya Dia menjadikan tetap bayang-bayang itu, kemudian Kami jadikan matahari sebagai petunjuk atas bayang-bayang itu," (Al Furqaan, 25:45).

Ketika pagi hari nampak cerah, matahari bersinar menimpa tubuh, maka kamu bisa melihat bayangan tubuh mu panjang. Ketika kamu berdiri, maka bayang-bayang kamu berdiri. Ketika kamu berjalan, maka bayang-bayang kamu ikut berjalan. Ketika kamu berteduh dari sinar matahari di bawah pohon, maka bayang-bayang mu menghilang.

Ketika matahari tepat di atas kepala kamu, bayang-bayang pun bersatu dengan kamu. Ketika kamu duduk bayang bayang tidak terlihat duduk. Ketika kamu berdiri, bayang-bayang tidak terlihat berdiri. Bayang-bayang menjadi diri mu sendiri, sementara matahari tetap bersinar.

Ketika cuaca berubah mendung, sinar matahari tertutup oleh awan, lalu Anda kembali berjalan tanpa bayang-bayang. Cuaca kemudian berubah menjadi terang, bayang-bayang anda pun kembali terlihat. Anda pun masuk ke dalam rumah dan bayang-bayang hilang lagi. 

Hari memasuki malam, semua gelap gulita, semua bayang-bayang pun menghilang. Lalu Anda menyalakan lampu listrik, bayang-bayang anda pun kembali terlihat. Ketika sudah larut malam, anda matikan listrik dan tidur, bayang-bayang ikut tidur. Bayang-bayang kamu akan kembali terlihat jika kamu masih menerima sinar matahari pagi. 

Siapakah bayang-bayang itu?

Siapakah Tuhan mu?

"Allah Pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan kepada cahaya. Dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya ialah syaitan, yang mengeluarkan mereka dari cahaya kepada kegelapan. Mereka itu adalah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya". (Al Baqarah, 2:257).***

Saturday, September 14, 2024

HINDARI KARAKTER INI AGAR TIDAK MISKIN

Oleh: Muhammad Plato

Kaya dan miskin bukan kondisi fisik seseorang. Kaya dan miskin adalah karakter manusia. Sebagaimana menurut Prof. Menachem Ali, kata Islam bukan merujuk pada orang, tapi pada substansi. Saya berpendapat, "isi Al Quran berbicara tentang karakter manusia". 

Oleh karena itu, saya berpendapat kaya dan miskin bukan merujuk pada orang, tetapi merujuk pada substansi yaitu karakter seseorang. Kaya dan miskin tidak dilihat dari ukuran kepemilikan harta, tetapi dilihat dari karakter. 

Ukuran kaya dan miskin berkaitan dengan kualitas manusia sebagai hamba Tuhan. Miskin dan kaya adalah buah dari karakter seseorang. Ahli psikologi uang mengatakan, "kekayaan bukan yang terlihat, kekayaan sesungguhnya yang tidak terlihat". 

Al Quran mengungkap karakter-karakter manusia yang tidak dicintai Allah. Orang-orang yang dicintai Allah dialah orang-orang yang berkarakter kaya. 

Awam melihat kaya dan miskin adalah sebuah kondisi material. Sesunguhnya banyak orang-orang kaya secara material, tetapi karakternya miskin. Sebaliknya, ada orang miskin secara materi tetapi karakternya kaya. 

Karakter manusia sudah ditakdirkan Allah, namun demikian, dunia materi cukup berpengaruh pada karakter seseorang. Kapan akan dominan karakter itu muncul, pada kondisi material tertentu.

Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah, dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir, (Al Ma'aaru, 70:19-21). 

Al Quran mengungkap dua sifat pada manusia yang disebabkan oleh kondisi material. Maka, orang kaya (kebcenderung kikir, dan orang miskin (kesusahan) cenderung suka berkeluh kesah. 

Maka Allah mengemukakan obat yaitu, "bagi orang kaya dia harus bersedakah dan bagi orang miskin dia harus bersedekah". 

"Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya. Dan orang yang disempitkan rezekinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan (sekedar) apa yang Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan." (Ath Thalaaq, 65:7).


Sunday, September 1, 2024

IBLIS MISKOMUNIKASI

Oleh: Muhammad Plato

Menarik untuk diskusi tentang siapa Iblis. Dalam chat di media sosial ada yang berpendapat, "Ada yg bilang Iblis itu paling taat dalam beraqidahnya (bukan sombong). Iblis hanya mau sujud pada ALLAH lain dari itu tak mau. Beda dengan manusia dalam Aqidahnya.  Gmn menurut @~BOY ME  kang @~Dadang A N @@logika_tuhan @~Ust Jagal  @~Mas Wirta  dan yg lainnya."

"Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam", maka sujudlah mereka kecuali iblis. Dia adalah dari golongan jin, maka ia mendurhakai perintah Tuhannya. Patutkah kamu mengambil dia dan turunan-turunannya sebagai pemimpin selain daripada-Ku, sedang mereka adalah musuhmu? Amat buruklah iblis itu sebagai pengganti (Allah) bagi orang-orang yang dzalim." (Al Kahfi, 18:50).

Mari kita diskusikan. Saya berbeda pendapat dengan pernyataan di atas, dan tidak berani menyalahkan siapapun, karena saya bukan pemilik kebenaran. Setiap orang hanya sebatas mengeluarkan pendapat, dan diterima atau tidak dikembalikan pada masing-masing. Semoga semua mendapat pahala dari Allah.

Berdasarkan informasi dari Al Kahfi ayat 50, saya memaknai bukan berarti iblis tidak mau tunduk kepada selain Allah. dalam kontek ayat ini, saya memahami, iblis tidak mau tunduk pada perintah Allah. Dalam ayat itu dijelaskan "maka ia mendurhakai perintah Tuhannya". Ini adalah karakter buruk iblis. 

Jadi konteks ayat di atas, Iblis punya karakter tidak taat pada perintah Allah. Seharusnya orang-orang yang benar-benar bertauhid kepada Allah karakternya harus taat kepada segala perintah Allah. Selanjutnya tentang kesombongan Iblis dalam surat Al Baqarah dijelaskan.

 "Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam," maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur (sombong) dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir. (Al Baqarah, 2:34).

Tentang kesombongan iblis, dijelaskan dalam ayat di atas. Ayat di atas menjelaskan karakter iblis adalah sombong. Mengapa sombong? Penjelasannya ada di bawah ini.

"Allah berfirman: "Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?" Menjawab iblis: "Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah". (Al A'raaf, 7:12).

Berdasarkan informasi ayat di atas, Iblis tidak mau sujud karena dia merasa lebih baik dari Adam. Jadi Iblis dalam hal ini miskomunikasi. Iblis, dia tidak memahami konteks kejadian sebenarnya, yaitu setiap makhluk harus taat pada perintah Allah.  

Seperti sudah saya jelaskan tadi, konteks dalam kejadian pada Al Baqarah ayat 34, dan Al Kahfi ayat 50, Allah memerintahkan sujud kepada Adam, dan Iblis tidak mau, artinya dia tidak taat pada perintah Allah. Orang yang tidak taat pada perintah Allah, maka itulah karakter orang kafir, seperti dijelaskan pada akhir ayat Al Baqarah ayat 34.

Itulah sedikit penjelasan dari saya. Masalah benar dan tidak bukan urusan saya. Manusia hanya diberi kemampuan menafsir dari sumber informasi yang Allah berikan di dalam Al Quran. Jika anda menerima pendapat ini, imani ayat Al Qurannya. Jika tidak menerima, kemukakan bagaimana pemahaman anda.

Kebenaran hanya milik Allah dan manusia tempatnya salah. Itulah etika berdiskusi. Jadi dalam konteks ini kita tidak berusaha mengklaim siapa benar atau salah, tapi berusaha bertukar pikiran untuk saling berbagi. Tak perlu ada emosi negatif. Semoga bermanfaat. Wallahu'alam.***


Sunday, August 25, 2024

AGAMA MELATIH BERPIKIR KRITIS

Oleh: Muhammad Plato

Ajaran Islam yang bersumber kepada Al Quran, melatih manusia untuk berpikir kritis. Orang-orang yang mengajarkan agama dengan doktrin, dia tidak berpedoman kepada Al Quran. 

Sekalipun Allah menyatakan dirinya Esa, tetapi dalam proses pengajaran Allah memrintahkan kepada umat manusia untuk berpikir. Kebenaran yang dipaksakan tidak akan melahirkan manusia-manusia cerdas.

Allah tidak memaksa semua manusia untuk beriman bahwa Allah esa, tetapi Allah mengajak kepada manusia untuk berpikir, "mengapa Allah harus esa?".

Ketika agama diajarkan dengan doktrin, lama-lama keimanan manusia akan bergeser bukan kepada Tuhan, tetapi kepada manusia. Sebaliknya, ketika agama diajarkan dengan melatih kemampuan berpikir, lama kelamaan manusia akan menjadikan dirinya Tuhan.

Melatih kemampuan berpikir kritis yaitu mengajarkan kepada manusia terus berdiskusi untuk mengklasifikasi ajaran-ajaran yang terkandung dalam Al Quran. Di dalam Al Quran ada ajaran yang baku dan ada yang butuh pemikiran lebih lanjut sesuai dengan kondisi zaman.

Dalam Al Quran, Allah menyatakan dirinya esa, dan tidak tergantung pada makhluk. Siapa yang menduakan Tuhan, maka itu bukan ajaran dari Allah. Inilah kebakuan yang diajarkan Allah.

"Katakanlah: "Dia-lah Allah, Yang Maha Esa, Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan, dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia". (Al Ikhlash, 112:1-4).

Selanjutnya, manusia diajak untuk berpikir menemukan argumen-argumen untuk menemukan kebakuan bahwa Allah Esa. Allah memerintahkan kepada manusia untuk berpikir, meneliti fenomena-fenomena yang terjadi di alam untuk menemukan kebakuan bahwa Allah esa dan tidak setara dengan makhluk.

Manusia yang berpikir kritis akan menemukan, dalam setiap fenomena kehidupan di alam, akan selalu ada ruang yang tidak bisa diketahuinya. Sekedar apa yang terjadi pada hari esok manusia tidak mengetahuinya. 

Semakin jauh berpikir ke depan manusia semakin tidak tahu apa yang terjadi di masa depan. Semakin jauh berpikir ke belakang manusia tidak akan mengetahui apa yang telah terjadi di masa lalu. 

Semakin tinggi terbang ke ruang angkasa, semakin tinggi ruang angkasa yang harus di daki. Semakin dalam lautan diselami, semakin misterius berapa dalamnya lautan.

Semakin kecil makhluk ditemukan, semakin kecil manusia mampu mengetahui makhluk terkecil. Semakin besar alam semesta yang diketahui, semakin besar alam semesta yang tidak dikeahui. 

Manusia berpikir kritis, selalu menemukan betapa terbatasnya pengetahuan manusia karena dibatasi oleh ruang dan waktu. Pengetahuan dan pemikiran manusia selalu terbatas dibanding dengan pengetahuan Allah.

Karakter manusia beprikir kritis, dia selalu memosisikan dirinya sebatas penyampai pengetahuan dari pengetahuan yang telah diberikan Allah pada dirinya. Sifat rendah hati, rasa hormat pada setiap manusia, menjadi ciri karakter orang berpikir kritis. 

Karakter manusia berpikir kritis telah Allah contohkan pada diri Nabi Muhammad. Dalam kisah Al Quran, hadis, dan sejarah hidup Nabi Muhammad, banyak digambarkan Beliau sebagai sosok toleran, cinta damai, adil dalam mengambil keputusan, dermawan, menghargai hak-hak manusia, hewan, dan alam. 

Nabi Muhammad tidak pernah mengklaim dirinya pemilik kebenaran, tetapi mengikuti perintah Allah dalam Al Quran. Nabi Muhammad sebagai pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan.

"agar kamu tidak menyembah selain Allah. Sesungguhnya aku (Muhammad) adalah pemberi peringatan dan pembawa kabar gembira kepadamu daripada-Nya," (Huud, 11:2).

Allah memerintahkan pada manusia untuk berpikir kritis, untuk membedakan mana ajaran dari Allah dan mana ajaran dari manusia yang mengada-ngadakan kebenaran? Manusia yang mengajarkan kebenaran hanya menyampaikan kebenaran dari Allah dengan pengajaran mengajak manusia untuk terus berpikir kritis dengan melakukan refleksi diri.***

Wednesday, August 14, 2024

KARAKTER PEMBACA KITAB ALLAH

Oleh: Muhammad Plato

Di era teknologi informasi kita sering menyaksikan, para konten kreator membagi-bagikan uang. Lalu muncul tanggapan beragam. Orang menilai tindakan itu sebagai perbuatan riya karena sengaja memperlihatkan kebaikan di media sosial.

Sebenarnya memperlihatkan kebaikan kepada orang lain sengaja atau tidak, kita tidak bisa menyimpulkan apakah perbuatan itu riya atau tidak. Namun kebanyak orang menganggap perbuatan itu riya.

Menyembunyikan atau menampakkan sedekah yang dilakukan sebenarnya bukan terletak pada perbuatannya. Untuk memahaminya mari kita pahami dari isi ayat Al Quran di bawah ini. 

"Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi," (Faathir, 35:29).

Karakter orang yang membaca kitab Allah, dia mendirikan shalat dan manafkahkan sebagian rezeki yang Allah anugerahkan. Karakter ini menjadi pembeda dari orang-orang yang beriman kepada kitab Allah. 

Karakter orang yang membaca kitab Allah, menafkahkan hartanya secara diam-diam atau terang-terangan. Diam-diam dan terangan-terangan bukan dalam arti perbuatannya, tetapi dalam arti niatnya. 

Sesungguhnya Allah menilai perbuatan orang bukan dari perbuatan fisik yang terlihat tetapi dari niat-niat yang terkandung di dalam hatinya. Sesungguhnya sedekah orang-orang beriman tidak memperhatikan penglihatan manusia secara fisik tapi memperhatikan penglihatan Allah yang menilai hati setiap orang.

Seandainya orang-orang yang diberi kitab Allah, taat dan menjaga dua karakter ini, maka dunia akan jadi tempat damai dan sejahtera. Sesungguhnya Allah melimpahkan anugerah kedamaian dan kesejahteraan di muka bumi ini dengan melahirkan manusia-manusia berkarakter Allah.***


 

Sunday, August 11, 2024

BAHAYA KECERDASAN INTELEKTUAL

Oleh: Muhammad Plato

Intelektualitas adalah kecerdasan otak manusia dalam berpikir. Setiap manusia punya kecerdasan intelektual karena setiap manusia dilengkapi akal. Intelektualitas sering dikatikan dengan kemampuan akal dalam berpikir kritis, logis, kreatif, dan imajinatif.

Kemampuan berpikir imajinatif merupakan kemampuan berpikir paling tinggi. Pada tahap berpikir imajinatif manusia diajak untuk mengenal siapa Tuhannya. Kecerdasan intelektual berbahaya jika dikendalikan oleh sifat-sifat fujur yang ada pada diri manusia.

Namun di dalam Al Quran, manusia yang tidak punya kecerdasan intelektual diancam jadi penghuni neraka. Maka, ketika Allah memperingatkan untuk memperhatikan sebuah kejadian, Allah selalu bertanya kepada manusia, apakah kamu tidak berpikir?

Kecerdasan intelektual adalah sesuatu yang normal dan biasa-biasa saja dimiliki manusia. Kecerdasan intelektual merupakan anugerah yang diberikan Allah kepada manusia. Dengan kecerdasan intelektual manusia bisa mengolah kekayaan alam menjadi jalan manusia hidup sejahtera di dunia dan akhirat.

Selain kecerdasan akal atau intelektual, manusia diberi dua naluri yaitu fujur dan takwa. Naluri fujur berkaitan dengan sifat-sifat perusak, egois, serakah,  dan naluri takwa berkaitan dengan sifat-sifat pemelihara, mengalah, dermawan. Intelektualitas manusia di dorong oleh dua naluri ini. Dua dorongan naluri ini menjadi sifat yang ada dalam hati manusia. 

"maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu kefasikan dan ketakwaannya, sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya". (Asy Syams, 91:8-10).

Konflik yang terjadi antar sesama manusia disebabkan konflik antar dua naluri manusia. Jika dua kelompok manusia berkonflik sesungguhnya konflik antara dua sifat manusia yaitu fujur dan takwa. Kecenderungan intelektualitas manusia dikendalikan oleh dominasi sifat fujur atau takwa.

Menjaga keseimbangan sifat fujur dan takwa menjadi tanggung jawab intelelektual manusia. Kecerdasan intelelektual bisa jadi berbahaya ketika kendalinya di dominasi sifat-sifat fujur. Kecerdasan intelektual yang didominasi sifat fujur akan digunakan untuk merusak kedamaian dan kesejahteraan hidup manusia.

Perang Palestina dengan Israel adalah representasi pertarungan antara dua sifat manusia. Dibutuhkan kecerdasan intelektual tinggi untuk menganalisis kelompok manusia mana yang cenderung intelektualnya dikendalikan oleh sifat-sifat fujur manusia. 

Allah memberi peringatan bahwa manusia-manusia yang intelektualnya dikendalikan oleh sifat fujur, maka dia bertindak berlebihan atau melampaui batas. Manusia yang terlalu dikendalikan oleh sifat-sifat fujurnya, Allah beri contoh kisah-kisah di masa lalu antar lain kisah Fir'aun dengan Nabi Musa.

Kisah Fir'aun membunuh semua bayi laki-laki yang lahir merupakan prilaku berlebihan. Kisah orang Arab mengubur hidup-hidup anak perempuan adalah prilaku berlebihan. Saat ini, kisah Genosida dan pembumihangusan infrastruktur dan penduduk Palestina bayi, perempuan, orang tua oleh Israel adalah prilaku berlebihan.

Kecerdasan intelektual manusia butuh pedoman dan bimbingan. Pedoman Allah kepada manusia adalah "membaca atas nama Tuhan". Membaca atas nama Tuhan, artinya setiap manusia harus membaca dengan penuh rasa tanggung jawab kepada Tuhan yang lebih senang dikenal sebagai pemelihara, pengasih, penyayang, dan menganjurkan hidup damai sejahtera di dunia dan akhirat.*** 

Sunday, July 28, 2024

KONSEP DASAR BARTER DALAM AL QURAN

Oleh: Muhammad Plato

Pada dasarnya konsep perdagangan adalah barter. Sistem ekonomi barter sudah dikenal sejak 6000 SM terutama oleh bangsa Mesopotamia. Barter menjadi cara masyarakat untuk bertransaksi karena ada perbedaan kebutuhan. 

Konsep dasar barter adalah saling menukar barang dengan ukuran nilai sepadan. Ukuran sepadan bisa tidak dalam bentuk wujud bendanya, tetapi dalam penilaian atas kebutuhan setiap orang yang mau melakukan barter. 

Di dalam Al Quran, ada konsep kisas. Konsep ini sering dikaitkan sebagai dasar penentuan hukuman. Kisas bisa jadi dasar untuk menentukan hukum dalam kehidupan. Namun demikian, penulis berpendapat konsep kisas bisa jadi dasar dalam transaksi atau perdagangan.

Al Quran  sebagai wahyu dari Allah tidak memiliki batasan ruang dan waktu. Bisa menjadi dasar dalam menyelesaikan berbagai masalah kehidupan. Satu konsep dalam Al Quran bisa dipahami untuk berbagai hal dalam kehidupan, dengan pertimbangan tidak bertentangan ayat-ayat lainnya.

Namun demikian, manusia tidak dapat memutlakkan pendapatnya sebagai satu-satunya pendapat yang benar. Untuk itu dalam memahami Al Quran, sifatnya saling membantu, bekerjasama, mengungkapkan kebenaran. Sifat terbuka saling menghormati dan menghargai pendapat harus dikedepankan. 

Dan kami telah tetapkan terhadap mereka di dalamnya (At Taurat) bahwasanya jiwa dengan jiwa, mata dengan mata, hidung dengan hidung, telinga dengan telinga, gigi dengan gigi, dan luka-luka ada kisasnya. Barang siapa yang melepaskan nya, maka melepaskan hak itu (menjadi) penebus dosa baginya. Barang siapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang dzalim. (Al Maidah, 5:45).

Secara kontekstual ayat ini bisa jadi menjadi dasar dalam sebuah pertukaran barang. Dalam pertukaran barang berlaku, setiap pertukaran harus memiliki harga atau nilai yang sama. Secara jelas Al Quran mencontohkan penilaian harga yang sama dengan contoh jiwa dengan jiwa, mata dengan mata, dsb.

Seperti kita sepakati dalam perdagangan tidak boleh ada yang dirugikan, kedua orang yang bertransaksi harus saling rela melepas barang yang dimilikinya. Kisas adalah keadilan dalam transaksi.

Seluruh kehidupan manusia adalah transaksi, dan dalam setiap transaksi harus mengandung keadilan. Setiap transaksi harus berdasarkan pada apa yang dikehendaki Allah.***



Saturday, July 27, 2024

TIDAK ADA TEMAN BAGI PELAKU KEJAHATAN KEMANUSIAAN

Oleh: Muhammad Plato 

Tidak ada lagi teman bagi siapa saja pelaku kejahatan. Dunia akan mengutuk kepada siapa saja yang secara terang-terangan melakukan kejahatan kemanusiaan. Isra3l sedang berada dalam tekanan penduduk dunia atas kajahatan kemanusiaan yang dilakukannya. 

Tidak akan ada lagi tempat berlindung bagi Isra3l. Kemana saja mereka pergi penduduk dunia akan mengenali mereka dan mereka tidak memiliki lagi teman setia. Teman-teman setia mereka akan pergi meninggalkan Isra3l dan berkata, "saya berlepas tangan dari apa yang kalian perbuat".

Pada awalnya Isra3l percaya, dia bisa menguasai Palestina, dengan kekuatan senjata dan benteng-benteng pertahanan yang mereka miliki, namun tidak disangka-sangka kekuatan militer, senjata, benteng, tidak bisa melindungi mereka. Berita ini telah dikabarkan di dalam Al Quran.

"...Kamu tiada menyangka, bahwa mereka akan keluar dan mereka pun yakin, bahwa benteng-benteng mereka akan dapat mempertahankan mereka dari Allah; maka Allah mendatangkan kepada mereka dari arah yang tidak mereka sangka-sangka. Dan Allah mencampakkan ketakutan ke dalam hati mereka; mereka memusnahkan rumah-rumah mereka dengan tangan mereka sendiri dan tangan orang-orang yang beriman. Maka ambillah untuk menjadi pelajaran, hai orang-orang yang mempunyai pandangan. (Al Hasyr, 59:2).

Sekarang tidak ada lagi teman bagi negara pelaku kejahatan kemanusiaan. Sekitar 30.000 korban kejahatan kemanusiaan dari Palestina adalah saksi begitu berbahayanya Isra3l bagi kemannusiaan. Tidak ada lagi teman bagi pelaku kejahatan kemanusiaan.

Seorang muslim ditakdirkan Allah untuk menjadi penjaga perdamaian. Seorang muslim harus berlaku adil kepada siapa saja yang menginginkan hidup damai. Sesungguhnya Allah menyukai keadilan dan perdamaian.

"Allah tiada melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil." (Al Mumtahanah, 60:8).

Allah melarang orang-orang Islam menjadi teman bagi siapa saja yang jelas-jelas melakukan kejahatan kemanusiaan dan mengusir orang-orang dari kampung halamannya. Dan siapa yang melakukannya maka mereka termasuk orang dzalim. 

Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu menjadikan sebagai kawanmu orang-orang yang memerangi kamu karena agama dan mengusir kamu dari negerimu dan membantu (orang lain) untuk mengusirmu. Dan barang siapa menjadikan mereka sebagai kawan, maka mereka itulah orang-orang yang dzalim. (Al Mumtahanah, 60:9).

Siapakah orang dzalim itu? Mereka yang melakukan sesuatu tapi tidak diperintahkan Allah. Mereka yang melanggar ketentuan-ketentuan dari Allah. Mereka tergolong pada orang-orang fasik dan kafir. Tidak akan ada pertolongan bagi mereka. Tidak ada petunjuk bagi mereka. (Baca: Al Baqarah, 2:59, 254; Ali Imran, 3:192; An Nisaa, 4:168).***

Sunday, July 7, 2024

MEMAHAMI AL QURAN DARI KOSA KATA

Oleh: Muhammad Plato

Allah mengabarkan bahwa Al Quran diturunkan dalam bahasa arab. Pertanyaannya mengapa Al Quran diturunkan dalam bahasa Arab? Mari kita cari tahun jawabannya mengapa Al Quran diturunkan dalam bahasa Arab?

Bahasa Arab termasuk bahasa yang memiliki kosa kata sangat banyak. Satu kata dalam bahasa Arab bisa memiliki arti lebih dari satu makna. Para peneliti mengabarkan dalam satu kosa kata bahasa Arab, padanan katanya bisa mencapai 1500 makna. 

Belajar memahami Al Quran, bisa dilakukan dengan memahami kata demi kata. Contoh kata yang bisa kita ungkap dalam Al Quran adalah kata "Qalam". Kata kalam oleh kebanyakan ulama diterjemahkan dengan makna pena. 

"Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalamDia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya." (Al 'Alaq, 96:4-5). 

Ketika kalam diterjemahkan sebagai pena, dalam bentuk fisik pena adalah alat tulis. Jadi, pemahaman terhadap kata kalam ini perlu diperdalam lagi. Pada ayat 5 dijelaskan kalam berkaitan dengan pengetahuan. Ketika otak berpikir, yang diproses adalah pengetahuan.

Mengingat bahasa Arab memiliki banyak padanan kata, kita bisa telusuri penjelasan-penjelasan kata kalam merujuk pada Al Quran, dan penjelasan para ahli bahasa Arab. 

Fahmi Basya dalam bukunya "Bumi ini Al Quran" menafsirkan kata kalam dengan makna logika. Beliau mengatakan ketika Allah mengajari manusia, dicontohkan dalam peristiwa pembunuhan Habil oleh Kabil. 

Allah mengajari Kabil dengan mendatangkan burung yang sedang menguburkan mayat. Kabil lalu meniru burung cara menguburkan mayat. Proses Kabil meniru burung menguburkan mayat merupakan proses berpikir. Keputusan Kabil meniru burung merupakan keputusan dengan menggunakan kalam. 

Kemudian Allah menyuruh seekor burung gagak menggali-gali di bumi untuk memperlihatkan kepadanya (Kabil) bagaimana dia seharusnya menguburkan mayit saudaranya. Berkata Kabil: "Aduhai celaka aku, mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini, lalu aku dapat menguburkan mayit saudaraku ini?" Karena itu jadilah dia seorang di antara orang-orang yang menyesal. (Al Maa'idah, 5:31).

"Nun, demi kalam dan apa yang mereka tulis, berkat nikmat Tuhanmu kamu (Muhammad) sekali-kali bukan orang gila." (Al Qalam, 68:1-2).

Dalam ayat ini, kalam berkaitan dengan menulis dan pikiran. Orang yang tidak gila ditandai dengan pikiran yang sehat. Nabi Muhammad pada saat itu, oleh orang-orang kafir Mekah dianggap gila karena wahyu Al Quran yang dibawanya, dan Allah menurunkan wahyu bahwa Nabi Muhammad tidak gila. 

Diduga kuat bahwa kalam adalah kemampuan berpikir yang dianugerahkan Allah kepada manusia. Pada faktanya, ketika manusia menuliskan sesuatu dengan pena dipastikan menuliskan hasil pemikiran. Kemampuan berpikir merupakan fungsi otak atau akal manusia. 

Berpikir logis menggunakan logika sebab akibat merupakan bagian dari kemampuan dasar akal manusia. Selanjutnya berkembang tentang ilmu berpikir, diantaranya berpikir silogis, kritis, kreatif, analogis, dan sintesis.

Dari kemampuan berpikir manusia berkembanglah berbagai ilmu pengetahuan disusun dalam bentuk buku-buku karya tulis manusia. Pada hakikatnya, berbagai ilmu pengetahuan adalah karya tulis produk dari kalam sebagai kemampuan berpikir yang dianugerahkan Allah pada manusia.***