Tuesday, December 13, 2022

KEBENARAN BERPIKIR

OLEH: MUHAMMAD PLATO

Kebenaran berpikir bukan pada pemikirannya tapi pada sumber pemikirannya. Berpikir ilmiah adalah kemampuan berargumen dengan fakta. Gelar ilmuwan diberikan pada mereka yang berhasil membuktikan hipotesis melalui pembuktian. Dalam proses pembuktian ilmuwan harus mengikuti prosedur baku yang disepakati. Kebenaran berpikir ilmiah tergantung pada kualitas fakta yang dijadikan dasar argumen.   

Jadi derajat kebenaran berpikir ilmiah sangat tergantung pada kualitas kebenaran fakta. Dengan demikian kebenaran berpikir ilmiah yang rasional sangat tergantung pada kualitas fakta yang digunakannya. Berpikir rasional adalah kemampuan akal menguji hubungan kohesi antara dua fakta yang dianggap saling berhubungan. Sumber kebenaran ilmiah yang biasa digunakan para ilmuwan adalah fakta yang ditemukan dari hasil penelitian. 

Metodologi penelitian adalah alat untuk penemuan fakta yang benar. Fakta yang yang benar sangat tergantung pada metode yang teruji, dan kejujuran para peneliti. Namun demikian karena metode yang digunakan dalam penelitian sangat beragam, maka ujung dari kebenaran fakta adalah terbukti dalam kenyataan dan rasional. Itulah ukuran dari apa yang dimaksud berpikir ilmiah. 

Jadi kualitas pemikiran sangat tergantung pada fakta yang ditafsir. Kebenaran tidak terletak pada hasil pemikirannya, tetapi pada validitas data yang ditafsirnya. Beruntung orang-orang yang beragama, karena memiliki fakta yang sudah dijamin kebenarannya. Fakta-fakta yang sudah dijamin kualitas kebenarannya adalah kitab suci yang diturunkan kepada para Nabi. 

Sumber kebenaran agama adalah kitab suci, bagi muslim sumber fakta yang sudah dijamin kebenarannya adalah Al Quran. Kitab suci Al Quran, beberapa ahli yang telah meneliti mengatakan masih terjaga keasliannya. Kitab suci Al Quran sangat dapat diandalkan, karena informasi yang dikandungnya mengandung kebenaran dimensi rasional, empiris, dan suprarasional. Al Quran juga dalam pembenarannya tidak memerlukan dukungan eksternal, karena Al Quran menjadi saksi bagi dirinya sendiri sebagai perkataan Allah. Berbagai temuan hukum-hukum di alam, telah banyak membuktikan bahwa apa yang diberitakan dalam Al Quran mengandung kebenaran di alam. Sehingga tidak diragukan Al Quran mengandung berita-berita benar tentang kehidupan setelah kematian. 

Dari sudut pandang ilmu berpikir, Al Quran adalah sumber atau pijakan untuk berpikir. Kebenaran berpikir terletak pada pijakan berpikirnya. Maka orang-orang yang berpikir dengan menggunakan pijakan berpikir pada Al Quran dia memiliki dua peluang. Pertama, kemungkinan pemikirannya salah. Kesalahan terjadi bisa karena pemikirannya bertentangan dengan ayat-ayat Al Quran lain, tidak diterima oleh pemikir lain, bertentangan dengan hadist. Kedua, kemungkinan pemikirannya benar. Beberapa kriteria pemikirannya benar bisa karena tidak bertentangan dengan ayat ayat lain dalam Al Quran, terdapat persamaan pendapat dengan pemikiran lain, tidak bertentangan dengan hadis, dsb. Inti dari ilmu berpikir adalah menjaga ketauhidan pemikiran seseorang. 

Namun demikian jika pemikiran seseorang bersumber pada Al Quran sebagai fakta yang benar, maka ketika pemikirannya salah dia masih dapat pahala satu dari Allah, dan jika pemikirannya benar maka dia dapat pahala dua dari Allah. Mengapa kesalahan berpikir dari Al Quran dapat pahala satu? Karena berpikir untuk memahami Al Quran dia sudah dalam posisi melaksanakan perintah Allah untuk berpikir. Lalu mengapa orang yang berpikir bersumber pada Al Quran dapat pahala dua? Karena dia telah melakukan dua kegiatan perintah Allah yaitu, membaca ayat-ayat Al Quran dan memikirkannya. Dua-duanya adalah perintah Allah.

Apakah bentuk pola pikir orang-orang yang menggunakan Al Quran sebagai sumber berpikir? Jika kita kaji secara utuh, pemikiran yang bersumber pada Al Qur'an meliputi dunia dimensi yaitu lahir dan batin. Orang yang sumber pemikirannya dari Al Quran dia tidak meninggalkan dunia, dia juga tidak akan mengabaikan kehidupan akhirat. Kehidupan dunia dipandang linier dengan kehidupan akhirat sebagai gerak sejarah. Kehidupan akhirat tidak terpisahkan dengan dunia dalam pikirannya. Orang-orang yang dalam pikirannya ada alam akhirat, moralnya akan terjaga karena semua tindak-tanduknya di dunia akan jadi perhitungan di akhirat.

Kehidupan akhirat adalah akhir dari perjalanan sejarah, dan sangat ditentukan oleh kehidupan dunianya. Inilah keunggulan orang-orang yang berpikir bersumber pada Al Quran. Orang yang berpikir dengan sumber Al Quran tidak akan memutlakkan hasil pemikirannya sebagai kebenaran, karena tetap kebenaran mutlak miliknya Allah. Cara berpikir inilah yang akan membuat pemikir Al Quran rendah hati dan selalu membuka peluang perbedaan pemikiran. Pemikiran-pemikiran yang bersumber pada Al Quran dipandang sebagai upaya mendekati kebenaran dari Allah. Orang-orang yang berusaha dekat kepada Allah inilah yang akan mendapat keberuntungan. 

Orang yang berusaha dekat dengan Allah adalah mereka yang pikirannya menggunakan ayat-ayat Allah sehingga pikirannya selalu ingat Allah. "...maka berteguh hatilah kamu dan sebutlah Allah sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung." (Al Anfaal, 8:45). Orang yang berpikir bersumber dari Al Quran ingatannya akan selalu terjaga ingat Allah. Wallahu'alam.***

Monday, December 12, 2022

MASUK SURGA KARENA LALAT

OLEH: MUHAMMAD PLATO

"Hai manusia, telah dibuat perumpamaan, maka dengarkanlah olehmu perumpamaan itu. Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah sekali-kali tidak dapat menciptakan seekor lalat pun, walaupun mereka bersatu untuk menciptakannya. Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, tiadalah mereka dapat merebutnya kembali dari lalat itu. Amat lemahlah yang menyembah dan amat lemah (pulalah) yang disembah." (Al Hajj, 22:73).

Segala sesuatu yang diminta pertolongan selain Allah adalah penyebab kelemahan manusia. Dia yang disembah selain Allah dan yang menyembah kepada selain Allah sama-sama makhluk lemah. Allah adalah kekuatan, dan manusia yang memohon pertolongan Allah adalah manusia yang memiliki kekuatan. Melatih dan mengajarkan peserta didik untuk membiasakan diri memohon pertolongan pada Allah setiap pagi adalah upaya dunia pendidikan untuk membangun manusia-manusia kuat berkarakter unggul. 

Manusia yang menyembah pada selain Allah kekuatannya lebih lemah dari seekor lalat. Ketika lalat hinggap di atas makanan kita, lalu lalat itu terbang sesunguhnya lalat sudah mengambil sebagian makanan kita. Jika disadari,  kita memang tidak berdaya mengambil kembali makanan yang telah diambil seekor lalat. Betapa lemahnya kita, kalah hanya dengan seekor lalat. Itulah perumpamaan bagi manusia yang memohon pertolongan kepada selain Allah. 

Ayat di atas bisa jadi menjadi dasar Nabi Muhammad memberikan sebuah logika perumpamaan dari cerita seekor lalat. Hadis riwayat Thariq bin Syihab, Nabi Muhammad pernah bersabda, "ada seorang lelai yang masuk surga gara-gara seekor lalat dan ada pula lelaki yang masuk neraka gara-gara lalat". 

Mereka (para sahabat bertanya), "bagaimana hal itu bisa terjadi wahai Rasulullah?" Rasulullah menjawab, "ada dua orang lelaki yang melewati suatu kaum yang memiliki berhala. Tidak ada seorang pun yang diperbolehkan melewati daerah itu melainkan dia harus berkorban sesuatu untuk berhala tersebut. Mereka pun mengatakan kepada salah satu di antara dua lelaki itu, "berkorbanlah." Ia pun menjawab, "aku tidak punya apa-apa untuk dikorbankan"." Mereka mengatakan, "berkorbanlah, walaupun dengan seekor lalat." Ia pun berkorban dengan seekor lalat, sehingga mereka pun memperbolehkan dia untuk lewat dan meneruskan perjalanan. Karena sebab itulah ia masuk neraka. Mereka juga memerintahkan kepada orang yang satunya, "berkorbanlah." Ia menjawab, "tidak pantas bagiku berkorban untuk sesuatu selain Allah. "Akhirnya mereka pun memenggal lehernya. Karena itulah ia masuk surga. (Hadis Mauquf dikeluarkan oleh Ahmad dalam Az Zuhud dari Thoriq bin Syihab dari sahabat Salman Al Farisi).

Apa pesan di kisah lalat ini? Al Quran dan hadis berbicara tentang lalat. Bisa jadi inspirasi Nabi Muhammad membuat cerita lalat ini dengan menafsir dari Al Quran.

Jika kita analisis pesan dari Al Quran dan cerita Nabi Muhammad sangat dalam, berkaitan dengan menjaga keyakinan niat hati dan pikiran seseorang kepada Tuhan Yang Maha Esa. Allah memudahkan jalan orang untuk masuk neraka, dan Allah menyulitkan jalan seseorang untuk masuk surga. Bisa jadi jalan yang mudah di muka bumi ini, penyebab orang masuk neraka, dan bisa jadi jalan sulit yang dipilih orang adalah jalan menuju surga. Jalan sulit dan jalan mudah menuju surga tergantung kepada di atas tujuan orang melakukan sesuatu. Bisa jadi kematian seseorang adalah akhir jalan hidup dia masuk surga, bisa jadi keselamatan dari maut seseorang adalah jalan singkat menuju neraka. 

Pengorbanan seseorang yang bisa membuat dia masuk surga bukan diukur dari besar atau kecilnya pengorbanan. Demikian juga keselamatan seseorang tidak bisa diukur dari selamatnya dia dari kematian. Sesungguhnya penyelamat kehidupan seseorang adalah komitmennya dalam menjaga keimanan kepada satu Tuhan, yaitu Tuhan Yang Ghaib. Inilah pesan filosofis yang dalam dari perumpamaan seekor lalat. Hanya orang berakal yang bisa mengambil pelajaran dari cerita lalat ini.

Jangan meremehkan pekerjaan kecil dan jangan berbangga dengan pekerjaan besar. Jaminan surganya seseorang bukan dari seberapa besar pekerjaan yang orang lakukan, tapi seberapa lurus hati dan pikiran seseorang dalam menjaga iman tauhid orang kepada Allah. Untuk itulah orang Islam selalu meminta jalan yang lurus dalam setiap shalatnya. Wallahu'alam. 


 


Wednesday, November 30, 2022

MENDOAKAN PARA PEMIMPIN

OLEH: MUHAMMAD PLATO

Keberadaan pemimpin dalam masyarakat sangat dibutuhkan. Ajaran Islam sangat menganjurkan adanya pemimpin. Pemimpin dijelaskan dalam Al Quran sebagai pemegang amanah untuk mengelola memakmurkan bumi. 

Hai Daud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka bumi, maka berilah keputusan di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. Sesungguhnya orang-orang yang sesat dari jalan Allah akan mendapat adzab yang berat, karena mereka melupakan hari perhitungan. (Shaad, 38:26).

Pemimpin adalah pemberi keputusan, untuk menciptakan keadilan. Kesejahteraan hidup manusia di muka bumi sangat berkaitan erat dengan kehadiran pemimpin yang adil. Pemimpin adalah sosok manusia berkualitas yang bisa membawa manusia pada jalan hidup sejahtera. Kehadiran pemimpin sangat vital dalam sebuah masyarakat. Kehancuran sebuah masyarakat dapat diidentifikasi dari eksistensi pemimpin. Dapat kita saksikan, negara yang tidak berhasil melahirkan seorang pemimpin, negara tersebut mengalami kehancuran dilanda kekacauan. 

Negara-negara di Timur Tengah terlihat mengalami kehancuran karena gagal hadirkan pemimpin. Perang saudara dan kerusakan sistem bernegara, membuat masyarakat hadapi krisis dan mengalami kemunduran. Kepemimpinan yang berdaulat menjadi kunci dari terciptanya negara berdaulat. Negara-negara yang sudah dianugerahi pemimpin berdaulat, adalah karunia Tuhan yang tidak ternilai harganya. 

Pola pikir religius, integralis, holistis, layak jadi paradigma berpikir masyarakat dunia

Demokrasi hanyalah cara bagaimana masyarakat melahirkan sebuah pemimpin berdaulat. Sistem demokrasi memang terbukti melahirkan pemimpin-pemimpin berdaulat. Keuntungan dari negara demokrasi adalah memberi ruang pada masyarakat untuk terlibat dalam suksesi kepemimpinan. Dengan sistem demokrasi, diharapkan setiap suksesi kepemimpinan berjalan dengan damai dan alamiah. Seiring dengan waktu, sistem pemerintahan demokrasi akan terus menggiring masyarakat menjadi masyarakat cerdas. Masyarakat cerdas akan melahirkan pemimpin yang cerdas. 

Di negara religius seperti Indonesia, masyarakat cerdas adalah mereka yang punya pola pikir religius. Pola pikir religius sebenarnya lebih cerdas dari pola pikir materialis dan liberal. Pola pikir religius tidak menapikan kehidupan material, dan tidak juga mengekang kebebasan. Pola pikir religius seperti pola pikir integralis, inklusif, dan holistis. 

Ideologi Pancasila menawarkan pada dunia sebuah pemikiran religius atau integralis dalam menghadapi era globalisasi. Demokrasi Pancasila adalah model demokrasi di dunia yang mengusung pola pikir religius sebagai model pengelolaan negara di tengah-tengah krisis pemikiran di awal abad 21. Agama yang semula dianggap sebagai penyebab kemandegan dalam berpikir, melalui pola pikir religius integralis dan holistis, agama bisa jadi sumber kedaulatan bangsa dan negara.

Indonesia sebagai negara religius, dalam perjalanan demokrasinya telah mengalami beberapa kali ujian. Namun berkat keyakinan masyarakat kepada Tuhan yang terjaga, Indonesia berhasil keluar dari berbagai krisis yang melanda. Dibalik kedaulatan rakyat Indonesia, ada invisible hand yang melindungi keutuhan bangsa Indonesia. Invisible hand adalah kakuasaan Tuhan yang ikut terlibat memberi kekuatan atas dasar keyakinan yang dianut masyarakat. 

Sekalipun bangsa Indonesia masih memperlihatkan berbagai kekurangan dalam berdemokrasi, tetapi seiring dengan waktu, Indonesia telah tumbuh menjadi negara kuat dengan kedaulatan rakyat yang berkeyakinan pada Tuhan. Keterlibatan Tuhan dalam mengelola negara, adalah kekuatan laten yang secara tidak sadar telah ikut terlibat memberi keselamatan dan kedamaian pada masyarakat Indonesia. 

Masyarakat Indonesia sekalipun sering dipersepsi oleh dunia sebagai negara kacau, namun harus diakui bangsa Indonesia terus tumbuh memperbaiki diri menuju masyarakat teratur, adil dan sejahtera. Doa-doa masyarakat Indonesia yang multi agama, telah menjadi kekuatan bangsa Indonesia tetap optimis untuk terus berusaha mewujudkan negara berdaulat dan sejahtera.

Ritual doa yang menjadi bagian dari aktivitas masyarakat Indonesia adalah kekuatan intagible bangsa Indonesia. Doa adalah pikiran dan perasaan positif yang dapat menghadirkan optimisme masyarakat dalam bernegara. Masyarakat beragama adalah kekuatan bangsa Indonesia dalam menghadapi situasi krisis di era global saat ini. 

Doa-doa terbaik masyarakat Indonesia untuk para pemimpin, akan terus menyeleksi para pemimpin di Indonesia tampil menjadi pemimpin-pemimpin kelas dunia. Doa-doa masyarakat Indonesia yang tidak pernah berhenti dan putus asa dilantunkan, akan menjatuhkan pemimpin-pemimpin yang tidak berkualitas dari pentas politik Indonesia. Doa-doa untuk para pemimpin yang dilantunkan bangsa Indonesia, akan terus menjaga bangsa Indonesia dari hadirnya pemimpin-pemimpin tidak berkualitas. 

Tangan Tuhan ikut terlibat dalam skenario kehidupan bangsa Indonesia dalam menjaga kualitas kepemimpinan. Kasus-kasus yang menimpa dan menjatuhkan kekuasaan para pemimpin, adalah skenario Tuhan dalam menjaga kualitas kepemimpinan di Indonesia. Hal ini membuktikan bahwa agama selalu hadir membawa dampak positif bagi kedaulatan sebuah bangsa. Tidak selayaknya lagi agama dihadapkan antagonis dengan kehidupan demokrasi. 

Agama di abad 21 ini, sudah saatnya dijadikan sebagai instrumen untuk membangun kedaulatan bangsa. Pola pikir religius, integralis, dan holistis, layak menjadi paradigma dunia dalam membangun kesejahteraan dunia. Para sejarawan telah mencatat bahwa kejayaan sebuah peradaban tidak lepas dari keterlibatan agama didalamnya. Abad 21 bisa jadi abadnya agama terlibat kembali menjadi paradigma dalam mengelola negara, dengan persepsi agama yang inklusif, integralis, dan holistis.*** 


      

 


 


ALLAH MU BAPERAN, ALLAH KU PEMAAF

OLEH: MUHAMMAD PLATO

Allah tidak bisa dipersepsi secara sempurna oleh pikiran manusia. Namun setiap manusia diberi kemampuan untuk mengenal Allah sesuai dengan kemampuan masing-masing. Siapa Allah? Al Quran memperkenalkan banyak konsep untuk mengenal lebih dekat siapa Allah. 

Berdasarkan informasi dari Al Quran para pemikir muslim mengembangkan nama-nama yang diberi label sebagai sifat Allah. Sifat Allah pengasih, penyayang, pemberi, pemelihara, dan sifat-sifat lainnya diperkenalkan hingga 99 nama. 

“Tidak ada Tuhan Melainkan Allah. Dialah Allah yang memiliki Asmaul Husna atau nama-nama yang terbaik.” (QS. Thaha ayat 8).


Allah memperkenalkan dirinya dengan nama-nama terbaik. Asmaul Husna adalah patokan bagi orang-orang yang ingin mengenal Allah, maka Allah ingin dipersepsi dengan sifat-sifat yang baik. 

Allah sudah mengenalkan diri dengan nama-nama terbaik. Mana yang akan kita kenali dari sifat Allah? Setiap orang punya kebebasan untuk mengenal Allah dari sifat yang mana. Manusia sangat terbatas dengan ruang dan waktu, maka manusia akan mengenal Allah berdasarkan situasi dan kondisi yang dihadapinya.

Orang yang sedang mengalami kesulitan, hatinya akan merasa senang ketika mengenal Allah sebagai sebagai pemberi kemudahan. Bagi orang berdosa hatinya akan merasa senang jika Allah maha pengampun. Namun ada orang yang fokus mengenal Allah dengan sifat-sifat baper. 

Allah tidak tergantung pada situasi dan kondisi. Allah bisa hadir dalam setiap aktivitas kehidupan manusia sesuai dengan apa yang manusia butuhkan. Allah bisa hadir sebagai teman, penyemangat, penyelamat, penjamin kehidupan, dan sebagainya. Maka dari itu manusia-manusia yang mengenal Allah akan menjadi manusia tangguh karena selalu optimis.

Manusia yang mempersepsi Allah dengan sifat baper akan jadi manusia-manusia baperan. Allah jadi baper jika dipsersepsi dengan sifat-sifat antagonis. Allah dipersepsi membalas hinaan, membalas tipu daya, membalas olok-olokkan, membalas dosa dengan balasan yang pedih, dsb. Persepsi antagonis pada Allah, menjadi sebab Allah di mata orang itu jadi Allah yang sensitif, mudah tersinggung, ekslusif, dan kaku. Allah yang dipersepsi baper, bisa jadi sebab lahirnya manusia-manusia yang tidak toleran, ektrim, dan main hakim sendiri.   

Allah pengendali sifat manusia. Bagaimana cara orang mempersepsi Allah, maka akan menjadi karakter orang tersebut. Jika Allah dipersepsi dari sifat-sifat yang lembut, pemurah, pemelihara, pengampun, maka karakter orang akan jadi seperti mereka mempersepsi sifat-sifat Allah. Sebaliknya jika Allah terlalu dipersepsi orang dengan sifat baper, maka orang itu akan jadi baperan, mudah tersinggung dan sulit bergaul.***

Sunday, November 20, 2022

BEDAH AKAL ORANG BERAGAMA

OLEH: MUHAMMAD PLATO

Belum tentu orang beragama, isi akalnya beragama. Dalam sebuah riwayat mengatakan, Nabi Muhammad memerintahkan untuk memeriksa akalnya, ketika para sahabat membicarakan orang-orang saleh hanya melihat dari aktivitas fisik. Ada indikasi bahwa aktivitas fisik bisa jadi tidak merepresentasikan dari aktivitas akalnya. 

Nilai dari sebuah aktivitas adalah tujuannya. Aktivitas akal bisa terbagi menjadi dua tujuan. Ada aktivitas akal untuk tujuan fisik, material, dunia, dan ada juga aktivitas akal untuk tujuan ketaatan pada Tuhan Yang Maha Esa. Hal inilah yang mendasari Nabi Muhammad memerintahkan memeriksa akal orang, sekalipun aktivitas fisiknya sudah memperlihatkan prilaku-prilaku baik. 

Tujuan akal dalam beraktivitas diketahui sangat personal. Allah mengadili isi tujuan dari akal setiap orang, bukan aktivitas fisiknya. Sangat mungkin terjadi ada orang beraktivitas fisik menebar kebaikan untuk sesama manusia, tetapi akalnya tidak bertujuan atas dasar taat pada Tuhan. Dapat disimpulkan prilaku ini dimiliki oleh orang-orang yang tidak percaya Tuhan. Masuk akal jika kelak di hadapan Tuhan, orang-orang ini tidak mendapat kebaikan atas apa-apa yang dikerjakannya.

Memeriksa tujuan sebagai aktivitas akal tidak dapat dinilai langsung oleh orang lain. Memeriksa tujuan akal dalam beraktivitas adalah aktivitas refleksi diri tiap orang. Orang yang taat pada Tuhan, akan selalu menjaga tujuan aktivitas akalnya sebagai wujud ketaatan pada Tuhan. Tujuan akal dalam beraktivitas berdasarkan isi pengetahuan yang ada dalam akalnya. 

Al Quran sebagai kitab pengetahuan, berisi pengetahuan dari Allah tentang petunjuk-petunjuk. Isi Al Quran berupa pengetahuan tertulis yang mengandung konsep berupa, subjek, objek, predikat, keterangan, masa lalu, masa depan, perintah dan larangan, yang jika dibaca akan mengisi akal seseorang. Semua karakter manusia sudah tertulis di dalam Al Quran. Kadang terjadi pergeseran, otak orang beragama bukan lagi berisi pengetahuan hasil analisis dari Al Quran, tapi berisi pengetahuan Al Quran yang bermuatan kepentingan seseorang, keturunan, kelompok, kekuasaan, dan sebagainya. 

Hemat penulis, pengajaran agama adalah membebaskan manusia dari segala keterikatan terhadap selain Allah. Orang beragama terbebas dari kepentingan seseorang, keturunan, kelompok, dan apapun yang dapat menyimpangkan ketergantungan, kecuali kepada Allah. Kebersamaan hanya terjadi karena sama-sama taat kepada Allah yang hanya diketahui antara pribadinya dengan Allah. Ketaatannya kepada Allah senantiasa berusaha hidup dalam harmoni kemanusiaan yang tidak saling menghujat, mencela, dan menjatuhkan. 

Akal orang beragama berisi kemerdekaan karena sangat tergantung pada Allah. Jika orang-orang beragama berpecah belah, saling menghujat, saling mengkafirkan, dan menjadi biang kerok permusuhan, bisa jadi isi akalnya bukan berisi ketaatan kepada Allah, tapi kepada manusia atau kelompoknya. 

Kemudian mereka (pengikut-pengikut rasul itu) menjadikan agama mereka terpecah belah menjadi beberapa pecahan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada sisi mereka". (Al Mukminun, 23:53). 

"Sesungguhnya Fir'aun telah berbuat sewenang-wenang di muka bumi dan menjadikan penduduknya berpecah belah, dengan menindas segolongan dari mereka, menyembelih anak laki-laki mereka dan membiarkan hidup anak-anak perempuan mereka. Sesungguhnya Fir'aun termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan." (Al Qashash, 28:4). 

Fir'aun adalah orang-orang. Mereka menghidupkan perempuan melebihi kodratnya sebagai perempuan. Mereka menjungkirbalikkan kodrat manusia hingga manusia terjerumus pada jurang kebinasaan. Fir'aun adalah karakter manusia yang isi akalnya dipenuhi dengan pengetahuan hasil dari pemikiran sekehendaknya. Mereka tidak memiliki akal yang punya ketundukkan kepada pengetahuan-pengetahuan yang diberikan Tuhan.***


Monday, November 14, 2022

MENGHINA NABI URUSANNYA DENGAN ALLAH

OLEH: MUHAMMAD PLATO

Islam melarang manusia meleceh sesama manusia, apa lagi melecehkan nabi Nya. Ketika manusia melecehkan manusia lain sesungguhnya dia melecehkan sang Pencipta. Baru-baru ini beredar komedian menampilkan sosok yang menyudutkan kelompok yang mengarah pada identitas etnis dan agama tertentu.  Komedian di dampingi boneka ciptaannya, dengan aksesoris negatif tentang kelompok dan agama tertentu. Nampak sang komedian berhasil menghibut penonton dengan gelak tawa, namun di luar sana ada sekelompok etnis, dan agama yang sedang disudutkan. 

Komedian dan para penonton sebagian besar dari kelompok masyarakat yang getol menyuarakan anti pelecehan, anti intoleran, dan sangat menghargai perbedaan. Namun mereka tidak sadar bahwa boneka, nama boneka, dan identitas boneka, mengerucut pelecehan pada satu kelompok masyarakat. Tertawa mereka adalah hiburan, namun mereka tidak sadar bahwa tertawa mereka adalah pelecehan pada sebuah bangsa yang identitik dengan masyarakat penganut agama yang taat.

Bangsa itu sangat menghargai kebebasan berekspresi, namun mereka tidak berhasil memahami bahwa kebebasan ekspresi yang dijaganya bisa jadi bumerang bagi bangsanya sendiri. Dari kehidupan dunia, diakuii bangsa mereka sudah mapan. Ilmu dan teknologi berhasil mereka kembangkan. Namun kemegahan dan kekayaan dunia telah melumpuhkan hati mereka untuk mengidentifikasi kehadiran Tuhan dalam seluruh relung kehidupan. 

Urusan kita dengan Allah, bagaimana kita hidup tidak menghina Orang

Sayang, komedi yang mereka ciptakan dengan dalil kebebasan berekspresi tidak berhasil membuat mereka jadi bangsa beradab. Komedi yang mereka ciptakan berhasil menggeneralisir etnis, agama, dan nabi yang dihormati di kelompok masyarakat tertentu dilcecehkan. Jika saja melecehkan etnis, agama, dianggap melecehkan Tuhan, apalagi mengarah pada pelecehan nama seorang nabi. 

Terimakasih Tuhan, agama dan nabi yang diyakini sebagai agama paling rasional, dan nabi yang paling fenomenal di dunia telah diperkenalkan melalui berbagai macam cara. Di timur nabi ini dikenal sebagai pembawa perubahan peradaban masyarakat, sebaliknya di barat nabi ini dipopulerkan dengan cara-cara keji dan kejam. 

Hampir 1400 tahun nabi ini dikampanyekan negatif oleh belahan barat, dan di belahan timur dikampanyekan positif. Umat manusia di seluruh dunia menyaksikan, bahwa upaya-upaya manusia tidak akan mengubah yang baik jadi buruk, sebaliknya yang buruk jadi baik. Pemilik skenario kehidupan manusia di bumi ini bukan para kapitalis bukan juga para spiritualis. Skenario kehidupan manusia di bumi ini mutlak milik Tuhan. 

Penulis mengingatkan pada seluruh umat manusia di belahan bumi manapun, menghina agama dan melecehkan nabi bukan sedang berurusan dengan umat manusia. Mereka yang melecehkan agama dan nabi, dia sedang berurusan dengan Tuhan pemilik skenario kehidupan. Manusia tidak mampu melenyapkan keburukan dan kebaikan di muka bumi ini. Namun manusia-manusia yang sedang berusaha mematikan kebaikan, dia sedang menghidupkan keburukan untuk dirinya sendiri. 

Skenario Allah akan tetap berjalan, di sadari atau tidak disadari. Dikabarkan di dalam Al Quran mereka yang menertawakan kebaikan, pada suatu saat akan jadi bahan tertawaan. 

"Sesungguhnya orang-orang yang berdosa, adalah mereka yang dahulunya (di dunia) menertawakan orang-orang yang beriman". (Al Mutaffifiin, 83:29). "Maka pada hari ini, orang-orang yang beriman menertawakan orang-orang kafir," (Al Mutaffifiin, 83:34). 

Apa yang dilakukan manusia di muka bumi ini, telah dituliskan Tuhan dalam catatan Nya. Apa yang telah ditetapkan Tuhan itulah yang akan kelak terjadi. Bagi manusia yang yakin mendapati kebenaran dari Tuhan, seluruh kejadian menjadi harapan baik dikehidupan yang akan datang. Pada saat mereka menertawakan kebenaran dari Tuhan dengan senang, sebenarnya kami juga menertawakan mereka karena mengetahui apa yang terjadi di masa depan.  

Sebagai umat beragama, kita tidak diajarkan Tuhan untuk mengutuk manusia. Umat beragama diajarkan untuk mendoakan seluruh umat manusia bisa hidup dalam kedamaian dan kesejahteraan. Mereka yang menentang kebenaran dari Tuhan, tidak sedang berperang dengan sekelompok manusia. Dia sedang menentang kehendak Tuhan Yang Esa. Bagi kami, para penentang kebenaran agama adalah manusia-manusia yang kelak bisa jadi orang-orang yang dicintai Tuhan. Tidak ada sedikit kekhawatiran bagi umat beragama karena semuanya sudah diberi tahu Tuhan, apa kelak yang akan terjadi. Semoga para penentang Tuhan, kelak menjadi orang-orang yang dicintai Tuhan***


 

Wednesday, November 9, 2022

MAKNA USAHA DAN KERJA DALAM AL QURAN

OLEH: MUHAMMAD PLATO

Setiap manusia dilahirkan untuk usaha dan bekerja. Konsep usaha dan bekerja di dalam Al Quran tertulis dua hal yang berbeda. Allah akan membalas setiap usaha dan kerja manusia. Apakah perbedaan usaha dan kerja. Dua konsep ini, penting untuk kita pahami agar kita punya pedoman apa yang harus dilakukan apabila kita disuruh usaha dan kerja. 

Itu adalah umat yang telah lalu; baginya apa yang diusahakannya dan bagimu apa yang kamu usahakan; dan kamu tidak akan diminta pertanggungan jawab tentang apa yang telah mereka kerjakan (Al Baqarah, 2: 141).

Usaha dan kerja dua hal yang berbeda. Usaha adalah upaya manusia mencari ide atau gagasan untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya. Usaha berkaitan dengan membaca, mencari ide-ide yang berpeluang untuk menyelesaikan masalah. Untuk itulah ayat pertama turun adalah perintah membaca. Perintah membaca memiliki makna agar manusia selalu kreatif mencari ide atau gagasan dalam menghadapi segala tantangan hidup yang dialaminya.  

Usaha adalah kegiatan berpikir kreatif dalam menggali pengetahuan. Maka Allah mengabarkan bahwa Dia tidak membebani suatu kaum, dan dia harus berusaha atau kreatif mencari peluang-peluang yang memungkinkan mereka untuk melakukan perintah Tuhan. Usaha adalah kegiatan ruh yang memiliki sifat kreatif dan membutuhkan asupan pengetahuan. Membaca adalah kegiatan ruhani manusia yang wajib dilakukan. Tanpa kemampuan membaca ruh akan kehilangan daya kreatif. Literasi dalam dunia pendidikan menjadi kompetensi dasar yang harus selalu diajarkan dalam setiap level pendidikan. 

Kerja adalah segala perbuatan manusia yang berwujud fisik. Allah akan meminta pertanggungjawaban setiap apa yang dikerjakan manusia. Sebaik-baiknya pekerjaan adalah yang sesuai dengan apa yang mereka usahakan dengan niat baik. Allah akan meminta pertanggungjawaban pada setiap pekerjaan bukan pada tindakannya tetapi pada niat yang diusahakannya. Hal ini sesuai dengan bunyi hadis Rasulullah bahwa kelak manusia akan dibangkitkan dengan niat-niat yang diusahakannya. 

Jika usaha adalah sebuah kegiatan berpikir kreatif, maka kerja adalah keberanian untuk melakukan. Orang-orang yang tidak punya keberanian adalah mereka yang tidak punya kemampuan usaha atau berpikir kreatif menemukan peluang dalam hidupnya. Para penakut adalah mereka yang tidak suka membaca, kekurangan pengetahuan, dan tidak punya kemampuan berpikir kreatif. Allah memberi rahmat kepada mereka yang selalu berusaha dengan tidak meminta pertanggungan jawab pada kegiatan usaha. Rasulullah bersabda, "setiap usaha benar dinilai satu, dan usaha salah tidak dinilai". Usaha adalah kegiatan berpikir kreatif merupakan kegiatan akal. 

Usaha adalah kegiatan berpikir kreatif mencari peluang yang akan jadi niat-niat seseorang untuk melakukan sesuatu. Niat selalu mendahului apa yang dikerjakan manusia.

Dari Ibnu ‘Abbâs Radhiyallahu anhu dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang hadits yang beliau riwayatkan dari Rabb-nya Azza wa Jalla . Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allâh menulis kebaikan-kebaikan dan kesalahan-kesalahan kemudian menjelaskannya. Barangsiapa  berniat melakukan kebaikan namun dia tidak (jadi) melakukannya, Allâh tetap menuliskanya sebagai satu kebaikan sempurna di sisi-Nya. Jika ia berniat berbuat kebaikan kemudian mengerjakannya, maka Allâh menulisnya di sisi-Nya sebagai sepuluh kebaikan hingga tujuh ratus kali lipat sampai kelipatan yang banyak. Barangsiapa berniat berbuat buruk namun dia tidak jadi melakukannya, maka Allâh menulisnya di sisi-Nya sebagai satu kebaikan yang sempurna. Dan  barangsiapa berniat berbuat kesalahan kemudian mengerjakannya, maka Allâh menuliskannya sebagai satu kesalahan.” [HR. al Bukhâri dan Muslim dalam kitab Shahiih mereka] Referensi : https://almanhaj.or.id/12399-niat-untuk-berbuat-baik-mendapat-pahala-2.html

Maka, Allah memerintahkan kepada manusia berulang-ulang untuk berpikir, karena berpikir adalah kegiatan akal yang bernilai baik dan diampuni Allah jika ada kesalahan. Artinya Allah sangat mendorong manusia untuk berusaha berpikir kreatif, mencari ide atau gagasan sebagaimana Allah pada banyak ayat memerintahkan agar manusia selalu berpikir. 

Usaha atau kegiatan berpikir yang baik adalah usaha yang selalu berusaha mencari jalan untuk menuju kepada hal-hal baik. Adapun kesalahan dalam usaha atau berpikir, selama tidak berwujud menjadi sebuah tindakan fisik, Allah tidak menghitungnya sebagai kesalahan tetapi tetap sebagai kebaikan. Hal ini menandakan betapa Allah sangat mendorong manusia untuk selalu berusaha atau berpikir, membaca, mencari ide, kreatif, di dalam menjalani dan menyelesaikan masalah-masalah dalam hidupnya.  

Pesan untuk dunia pendidikan, mengajarkan keterampilan berpikir merupakan kompetensi dasar yang sangat dianjurkan, dan selaras dengan pengajaran Allah dalam Al Qur'an. Pada pendidikan, pengajar harus terus berusaha mencari cara, metode, pendekatan dalam pengajaran, untuk melatih kemampuan berpikir siswa dengan berbagai cara. Wallahu'alam

KEKUATAN RELIGIUS BANGSA INDONESIA

OLEH: MUHAMMAD PLATO

Kebesaran bangsa Indonesia bukan hanya di jumlah manusia, tetapi dari ideologi yang memadukan antara kehidupan religius dengan duniawi. Ideologi Pancasila adalah berkah dari Tuhan untuk bangsa Indonesia. Lima sila dari dasar negara yang berbeda dari ideologi di dunia adalah menjadikan sila ketuhanan yang maha esa sebagai dasar leterlek sebagai cara hidup bangsa Indonesia. Keanekaragaman etnis, budaya, dan agama menjadi harmoni dalam kehidupan bangsa Indonesia. 

Dalam sejarah bangsa Indonesia, mereka sudah mengalami berbagai macam ujian hidup yang panjang. Penjajahan ratusan tahun, masa revolusi kemerdekaan, tragedi 30 September 1965, dan krisis multidimensi tahun 1998. Religiusitas telah menyelamatkan bangsa Indonesia dari kehancuran. Pada tahun 1998 banyak pengamat politik memprediksi Indonesia akan hilang dari peta mengalami nasib yang sama seperti USSR. Fakta-fakta keselamatan bangsa Indonesia dari krisis merupakan berkah dari Tuhan karena bangsa Indonesia pada pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 menyatakan bangsa Indonesia terlahir sebagai berkah dari rahmat Tuhan Yang Maha Esa. 

Atas Berkat dan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa Terlahir Indonesia Merdeka

Cepat atau lambat sejarah akan berulang, religiusitas bangsa Indonesia akan terus mengalami ujian dan membuat bangsa Indonesia tampil menjadi kekuatan dunia. Negara-negara dengan yang hanya mengadalkan kekuatan materi, sedikit demi sedikit mengalami kemunduran. Humanisme yang menjadi sandaran berpikir tidak mampu memprediksi akan seperti apa yang terjadi di masa mendatang. Seperti kata Fritjop Capra, siklus dunia secara alamiah akan terjadi. Pola pikir yang cenderung mengandalkan kekuatan hukum-hukum alam, akan digantikan dengan pola pikir idealistik. Pemikiran religius yang menggabungkan pengetahuan intuitif dengan rasional. 

Pola pikir ajaran Islam di dalam Al Quran, tidak memisahkan antara kehidupan dunia dan akhirat. Kehidupan dunia yang sejahtera dan kehidupan akhirat sejahtera menjadi satu tujuan yang tidak terpisahkan. Kegagalan di dunia, bagi bangsa Indonesia tidak jadi alasan untuk berputus asa, karena ada harapan kedua yang tetap harus dicapai yaitu kehidupan sejahtera di akhirat. Bangsa Indonesia memiliki harapan dinamis seperti yang dijelaskan Erich Fromm. Inilah kekuatan bangsa Indonesia yang tidak akan terkalahkan.   

Religiusitas adalah bukti keunggulan bangsa Indonesia. Bangsa religius indentik dengan bangsa yang punya ikatan kuat dengan Tuhan. Religius dalam agama Islam adalah kelompok masyarakat yang percaya, tunduk, dan patuh, kepada Tuhan Yang Esa. Ketundukkan dan kepatuhan kepada Tuhan tidak dapat dikatakan sebagai masyarakat ekslusif, tetapi masyarakat yang bercita-cita menjadi pemberi berkah dan penjaga perdamaian dunia. Pandangan-pandangan bangsa religiusitas mendorong mansyarakat menjadi ekslusif adalah bukti dari ketidaktuntasan manusia dalam membaca dan memahami ajaran-ajaran agama Islam dari Al Quran dan Sunnah Nabi Muhammad. 

Di abad teknologi informasi semua orang di dunia bisa belajar dari bangsa Indonesia. Agama yang sering difitnah sebagai buah kemandegan berpikir, ternyata bukan karena ajaran agamanya, tetapi karena keterbatasan manusia dalam memahaminya. Agama Islam yang sering dikampanyekan oleh kelompok tertentu sebagai agama intoleran adalah kesalahpahaman. Ajaran agama Islam sangat inklusif dan melindungi hak-hak hidup seluruh umat manusia. 

Al Quran dan sunnah Nabi Muhammad merupakan sumber primer dari ajaran Islam. Micahael H. Hart, mengidentifiksi dari 100 tokoh berpengaruh di dunia, nomor satu adalah Nabi Muhammad. Tokoh Nabi Muhammad sebagaimana dijelaskan dalam Al Quran adalah manusia yang layak jadi contoh teladan umat manusia. Nabi Muhammad menjadi sosok multitalenta, beliau bukan hanya pemimpin dalam urusan agama, tetapi pemimpin dalam kehidupan dunia. Salah satu keagungan Nabi Muhammad yang wajib dicontoh oleh seluruh umat manusia adalah kemampuannya dalam bersabar dengan membalas keburukan dengan kebaikan. 

"Dan orang-orang yang sabar karena mencari keridaan Tuhannya, mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka, secara sembunyi atau terang-terangan serta menolak kejahatan dengan kebaikan; orang-orang itulah yang mendapat tempat kesudahan (yang baik)" (Ar'rad, 13:22). 

Nasionalisme bangsa Indonesia yang dilandasi dengan pola pikir idealistik, nasionalisme dengan keyakinan bahwa Tuhan akan selalu bersama orang-orang yang menyembah dan berharap kepada Nya. Nasionalisme bangsa Indonesia adalah harga mati dengan komitmen keyakinan pada Tuhan Yang Maha Esa. Pola pikir religius menjadi kolektif memori bangsa Indonesia. Bangsa-bangsa manapun yang berhadan dengan bangsa Indonesia mereka akan berhadapan dengan manusia-manusia yang selalu optimis berharap pada Tuhan Pelindung Bangsa Indonesia. Faktanya sudah teruji dan dapat dibuktikan dalam sejarah panjang bangsa Indonesia yang tidak pernah menyerah untuk menjadi negara merdeka dan berdaulat.***


Sunday, October 30, 2022

KEJAHATAN PARA FIR'AUN ABAD INFORMASI

Oleh: Muhammad Plato

Demokrasi terbuka sudah jadi konsekuensi dari determinisme teknologi informasi. Acara debat bukan lagi murni untuk mengedukasi atau mencari solusi bersama, tetapi menjadi sebuah transaksi untung dan rugi bagi para pemburu kekuasaan. Determinisme teknologi informasi, pengendali opini menjadi milik mayoritas pendukung gagasan. Para penguasa informasi adalah fir'aun-fir'aun yang bisa berbuat sewenang-wenang mengintimidasi dan mengendali opini masyarakat. 

Determinisme teknologi informasi membawa dampak pada bidang politik bahwa letak kekuasaan bukan lagi pada modal tapi pada informasi. Pengendali-pengendali kekuasaan adalah mereka yang memiliki monopoli pada bidang informasi. Para penguasa dapat kita identifikasi dari kemampuannya mengendalikan opini publik. Ciri-ciri dari pemilik kekuasaan, mereka memiliki alat pengendali pengetahuan masyarakat. Kerajaannya dapat diidentifikasi dari jumlah pengikut yang setia mengikutinya. Media massa dengan jumlah pengikut puluhan juta setia menikmati informasi yang disajikan.

Fir'aun adalah simbol pewaris kekuasaan dalam sejarah umat manusia

Fir'aun di abad informasi adalah pengendali opini publik dengan jumlah pengikut puluhan hingga ratusan juta. Kondisi ini terjadi merupakan sebuah determinisme baru dampak dari perekmbangan teknologi informasi. Budaya masyarakat sudah diubah dengan pemanfaatan teknologi informasi dalam berbagai bidang kehidupan, termasuk dalam dunia politik. Para penguasan informasi kekuatannya ada di pengendalian pikiran masyarakat. Apa yang diinformasikan di media informasi yang mereka miliki, itulah yang akan masuk pada otak. Dalam jangka waktu lama jenis informasi yang diinformasikan oleh penguasa akan masuk pada otak bawah sadar pengikutnya. Setelah otak bawah sadar dikuasasi, maka para penguasa informasi akan memanfaatkan pengikutnya untuk tujuan-tujuan politik kelompoknya. 

Fir'aun adalah jajaran raja-raja yang berkuasa di Mesir. Ada satu Fir'aun yang dikisahkan Allah dalam Al Qur'an. Tujuan politik para Fir'aun di abad informasi tidak jauh berbeda dengan tujuan Fir'aun di 5000 tahun yang lalu. Tujuannya adalah mendapatkan kekuasaan. Kejahatan Fir'aun di 5000 tahun yang lalu adalah mengubah agama masyarakat menjadi agama pagan. Fir'aun menjadi sumber kebenaran dan paling menentukan. Rakyat digiring menjadi masyarakat material penyembah manusia dengan ilmu-ilmu sihir yang dikembangkan dari alam. 

Agama monotheis yang mengarahkan masyarakat percaya pada Tuhan Yang Ghaib menjadi musuh besar Fir'aun. Kelompok penganut agama monotheis dianggap rival yang dapat mengancam kekuasaannya.  Para penyembah Tuhan Yang Ghaib, dianggap kelompok masyarakat yang tidak bisa diatur oleh kekuasaan Fir'aun. Musa dan pengikutnya diancam untuk dihabisi dengan kekuatan pasukan. Agama dibentur-benturkan dengan kepentingan kekuasaan. Agama di redefinisi, dicocok-cocokkan untuk kepentingan kekuasaan Fir'aun. 

Bukan pengajaran agama yang murni ketika agama menggiring orang menjadi terkotak-kotak saling betengkar dan menjatuhkan. Bukan pengajaran agama yang murni ketika orang digiring menjadi pengikut-pengikut setia pada sebuah kelompok. Pengajaran agama yang murni adalah ajaran yang menggiring masyarakat taat pada Tuhan Yang Ghaib yang memerintahkan menebar persatuan, perdamaian dan saling mensejahterakan sesama umat manusia. Pemimpin yang baik adalah "penyambung lidah Tuhan" yang maha pelemihara dan pengampun. 

Kejahatan Fir'aun di 5000 tahun yang lalu adalah memecah belah masyarakat menjadi kekuatan kelompok pendukungnya dan kelompok di luar pendukungnya. Kejahatan Fir'aun adalah memanfaatkan ajaran agama untuk menciptakan kelompok-kelompok fanatis yang bisa dikerahkan untuk membela kekuasaannya. Kejahatan Fir'aun adalah memanipulasi agama sebagai alat untuk mengumpulkan kekuatan untuk mendukung kekuasaanya. 

Di abad informasi harus ada tampil kelompok kelompok seperti Musa yang menjaga kemurniaan pikiran masyarakat dalam beragama. Ketetapan-ketetapan dalam agama dari abad ke abad tidak mengalami perubahan, prilaku baik menghasilkan kebaikan, dan prilaku buruk menyebabkan kehancuran umat manusia. Ajaran agama yang murni mengajarkan masyarakat untuk taat pada satu Tuhan Yang Ghaib. Ajaran-ajarannya menganjurkan masyarakat memiliki akhlak-akhlak yang baik dalam berpikir, berbicara, dan berprilaku. Ajaran agama yang murni mengajak pada seluruh umat manusia untuk hidup sejahtera bersama-sama dalam satu bumi yang sama. 

Agama yang benar tidak datang dari Arab, Yunani, Barat atau Timur. Inilah ajaran agama yang benar, "Sesungguhnya ini adalah agama kamu semua; agama yang satu dan Aku adalah Tuhanmu, maka sembahlah Aku" (Al Anbiyaa, 21:92). 

Di abad informasi, masyarakat harus selalu sadar dari ancaman kejahatan-kejahatan Fir'aun yang membelokkan pikiran menjadi lebih percaya pada manusia dari pada Tuhan Yang Maha Esa. Menjaga kesadaran sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa, melaksanakan kebajikan atas nama Tuhan, menebar kedamaian atas nama Tuhan, mewujudkan kesejahteraan masyarakat atas nama Tuhan adalah jalan pikir yang lurus. Kemerdekaan adalah ketika masyarakat tetap bergantung kepada Tuhan Yang Maha Esa. Wallahu'alam***

Saturday, October 29, 2022

MEMILIH PEMIMPIN 2024 DENGAN LOGIKA TUHAN

OLEH: MUHAMMAD PLATO

Hiruk pikuk pemilihan presiden 2024 sudah mulai menghangat. Para politisi dari berbagai latar belakang partai politik sudah pasang kuda-kuda untuk meraih simpati masyarakat di tahun 2024. Perlu diketahui oleh masyarakat seluruh gestur dan kata-kata para politisi sudah mengarah pada upaya menarik simpati masyarakat. Mulai saat ini, seluruh tindakan dan perkataannya sudah didesain untuk menarik simpati masyarakat. Postingan di media sosial menjadi kampanye gratis dan tidak bisa dijerat oleh aturan kampanye, karena semua orang berhak menggunakan media sosial secara pribadi. 

Tidak ada yang salah apa yang dilakukan pada politisi. Mereka bekerja sesuai dengan profesinya, yaitu berusaha mencapai puncak kekuasaan sebagai naluriah berkuasa karena manusia adalah makhluk politik. Apapun yang dilakukan para calon kandidat pemimpin adalah upaya yang harus dilakukan oleh mereka. Namun demikian, di alam demokrasi langsung sekarang kualitas pemimpin terpilih tidak ditentukan oleh mutlak kualitas pribadi calon pemimpin tapi ada dikehendak masyarakat. 

Untuk itu, pemimpin yang akan duduk dipuncak kekuasaan tahun 2024, tanggung jawabnya ada di tangan masyarakat. Jadi pada pemilu 2024 nanti, yang akan diuji adalah kualitas masyarakat. Di era terbuka sekarang, catatan sejarah para calon pemimpin bisa diketahui secara terbuka melalui jejak-jejak digital para calon pemimpin. Masyarakat harus netral, memosisikan diri sebagai warga negara yang tidak terjebak pada dukung mendukung secara membabi buta. 

Masyarakat harus bisa menjaga kampanye politik pemilu 2024 berjalan sehat. Ciri kampanye sehat berisi visi dan misi, serta program didukung fakta-fakta empiris yang bisa diuji kebenarannya melalui jejak digital. Kampanye-kampanye berisi ujaran kebencian, nyinyir, saling menjatuhkan, saling ungkap kelemahan dan kekurangan bukan kampanye sehat. Kampanye-kampanye sehat ditandai dengan penawaran program yang membawa harapan baik, untuk menjawab tantangan dan menyelesaikan masalah bangsa Indonesia di tengah kehidupan masyarakat global.

Akal sehat masyarakat harus tetap terjaga, dengan memosisikan sebagai warga negara terhormat dan bertanggung jawab tinggi pada kedaulatan bangsa. Masyarakat berakal sehat, memilih pemimpin bukan karena emosi membabi buta, tetapi emosi berdasarkan pada argumen akal sehat yang mampu melihat visi dan misi para calon pemimpin 2024 yang diprediksi bisa membawa kejayaan bangsa. 

Dari presiden pertama hingga sekarang, tidak ada satu pun pemimpin yang mampu memberikan kepuasan kepada seluruh harapan masyarakat. Menjaga suasana batin masyarakat Indonesia tetap sehat, ditentukan oleh kecerdasan masyarakat sendiri. Masyarakat jangan terganggu oleh isu dan provokasi dari berbagai pihak yang melakukan kampanye hitam dengan saling menjatuhkan dan ungkap kekurangan. Sebenarnya tidak akan ada manusia manapun yang luput dari kekurangan di mata manusia lain. 

Di sinilah pentingnya panduan berlogika dari Allah. Alam semesta diciptakan Allah sebagai sebuah sistem saling membutuhkan. Matahari, bumi, gunung, laut, udara, angin, petir, gelombang, manusia, binatang, tumbuhan, semua berkolaborasi membentuk sebuah sistem keteraturan. Konsep mizan atau keseimbangan adalah kondisi yang harus selalu terjaga keadaannya. Allah menetapkan bahwa orang-orang berdosa adalah mereka yang tidak bisa menjaga keseimbangan, yaitu mereka yang melampaui batas keseimbangan. Fir'aun telah berbuat dosa karena melampaui batas telah menjadikan dirinya sebagai sosok berkuasa menggantikan Tuhan.  

Pemimpin bukan satu-satunya faktor penentu kesejahteraan masyarakat. Namun memilih pemimpin punya indikator yang harus diperhatikan kriterianya. Dalam pandangan sistem, pemimpin seperti mirochip dalam komputer. Michrochip tidak dapat berfungsi dengan baik jika komponen-komponen lain tidak berfungsi. Jadi kedudukan masyarakat dan pemimpin sebenarnya sederajat, saling membutuhkan dan saling ketergantungan. Michrochip dapat bekerja dengan baik jika suasana harmonis, kolaboratif terjalin dengan baik. 

Menggantungkan 100 persen jaminan kesejahteraan kepada pundak para pemimpin adalah tindakan berlebihan. Manusia hanya bisa mengetahui secara kasat mata kriteria-kriteria siapa sosok yang layak jadi pemimpin. Namun apakah pemimpin itu baik menurut Allah atau tidak semuanya ada diatas pengetahuan Allah. Bagi masyarakat beriman hanya berusaha menentukan secara kasat mata sesuai kemampuan dan kapasitas pengetahuan, lalu siapa yang mungkin bisa jadi pemimpin terbaik, tidak ada satu orang manusia pun yang bisa menjamin. Setelah berusaha mengambil keputusan, masyarakat beriman membangun harapan kepada Allah bahwa pemimpin yang kelak terpilih selalu mendapat bimbingan dan pertolongan Allah. 

Untuk itu masyarakat yang berakal sehat, akalnya selalu berusaha mengikuti petunjuk dari Allah, selalu memosisikan diri sebagai bagian dari sebuah sistem yang harus berfungsi dengan baik. Terciptanya kebahagian dan kesejahteraan masyarakat dalam sebuah negara menjadi tanggung jawab bersama. Masyarakat dan pemimpin harus jadi satu sistem yang saling menguatkan agar roda kehidupan bernegara berjalan dengan baik. 

Masyarakat berakal sehat membangun harapan hidup sejahtera kepada Tuhan

Belajar dari masa lalu, sudah saatnya sikap masyarakat atau pemimpin berubah. Tadinya selalu fokus mengadili dan menghakimi kesalahan orang lain, semaksimal mungkin harus diubah menjadi sikap memberi contoh, menuntun, dan mendorong, agar sistem keseimbangan bernegara yang sudah diatur dan ditetapkan bersama terjaga. Bagi masyarakat berakal dan beriman kepada Allah, semua harapan baik dan sejahtera dalam kehidupan bernegara dibangun kepada Allah. Hal ini implementasi dari sila pertama dari ketuhan yang maha esa sebagai dasar negara.         

Seluruh pengetahuan baik yang diketahui manusia adalah pengetahuan yang telah diberikan Allah, dan sebenarnya manusia tidak mengetahui jika tidak diberi pengetahuan oleh Allah. Inilah logika tuhan yang harus dijadikan pola pikir masyarakat berketuhanan yang maha esa.  

"(Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadah di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (adzab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran." (Az Zumar, 39:9).

Bagaimanapun kita tidak bisa memastikan siapa yang baik memimpin bangsa. Pemimpin adalah manusia, kita tidak bisa bergantung berharap kesejahteraan dari seorang manusia. Untuk itu, masyarakat tidak perlu mendukung atau mencela secara berlebihan untuk manusia. Cukup kita punya kriteria dari pengetahuan yang Allah berikan untuk kita. Beribadah dengan sujud dan berdirilah selayaknya jadi budaya masyarakat, untuk selalu berharap rahmat dari Allah yang maha kuasa. Wallahu'alam.*** 

Friday, October 28, 2022

INI BUKTI-BUKTI, AJARAN AGAMA JANJIKAN KESUKSESAN

Oleh: Muhammad Plato

Tudingan-tudingan negatif pada ajaran agama telah membuat banyak orang pesimis terhadap ajaran agama. Pesimisme lahir karena memandang ajaran agama dari para penganutnya, bukan dari sumber ajarannya. Sebagai contoh, sumber ajaran agama Islam adalah Al Qur'an dan sunnah Nabi Muhammad. Sunnah Nabi Muhammad adalah pemikiran, perkataan, dan perbuatan Nabi Muhammad yang sudah diriwayatkan, diverifikasi, oleh para ulama terdahulu dengan tingkat kejujuran tinggi dihadapan Allah. Sunnah Nabi Muhammad yang otentik adalah kitab suci Al Quran. Adapun sunnah-sunnah Nabi Muhammad yang diriwayatkan dan diverifikasi tidak bertentangan dengan Al Quran. Oleh karena itu, Nabi Muhammad diriwayatkan sebagai Al Quran berjalan. Inilah sumber rujukan dari ajaran Islam. Barang siapa ingin mengenal Islam maka dia bisa belajar dari Al Quran dan sunnah Nabi Muhammad.

Jika ditelusuri ajaran Islam dari kedua sumber otentik ini, ajaran Islam menggiring manusia pada kehidupan sukses di dunia dan akhirat. Fakta ini bisa disimak dari penjelasan-penjelasan Al Quran dan sunnah Nabi Muhammad. Berikut akan penulis unggkap cara berpikir sukses dari kedua sumber otentik ajaran Islam. 

"Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keberuntungan yang besar." (Fushishilat, 41:35). 

Allah mengajarkan pada setiap manusia untuk berprilaku sabar. Mengapa manusia harus berprilaku sabar? Jawabannya adalah dalam Al Quran. Manusia-manusia sabar dijanjikan oleh Allah dengan balasan keberuntungan besar. Bagi siapa saja ingin hidup sukses, berprilakulah sabar. Bisa dibuktikan dilapangan, orang-orang sabar dialah yang telah mendapatkan kesuksesan di muka bumi ini. Sabar adalah sifat yang dianugerahkan dari Allah untuk manusia terpilih. 

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan. (Al Maidah, 5:35).

Allah mengajarkan kepada manusia untuk bertakwa. Bertakwa adalah usaha manusia dalam mencari jalan hidup yang bisa tetap dekat dengan Allah. Orang-orang yang selalu berusaha mencari jalan terbaik untuk bisa dekat dengan Allah dan berjihad (sungguh-sungguh) dialah yang akan mendapat keberuntungan (kesuksesan). Takwa adalah usaha manusia dalam membentuk mental kreatif, optimis, mencari alternatif-alternatif untuk menempuh jalan hidup yang tetap dekat dengan Allah. 

Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung. (Al Jumu'ah, 62:10).

Allah memerintahkan shalat pada manusia sebelum dia bertebaran di muka bumi. Shalat pada prakteknya sebagaimana dicontohkan oleh Rasulullah, mulai dari disiplin melaksanakan ritual shalat dan diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Kegiatan ini diajarkan oleh Allah agar manusia selalu mendapat keberuntungan (kesuksesan). 

Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung. (Ali Imran, 3:104). 

Allah memerintahkan kepada seluruh manusia untuk saling mengingatkan, dan mengajak pada perbuatan-perbuatan baik, dan mencegah berbuat kerusakan. Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak akan lepas dari prilaku-prilaku buruk sebagai sifat kemanusiaan. Untuk itu, hendaknya setiap manusia harus berperan sebagai pemberi peringatan. Sesunguhnya manusia-manusia yang berusaha berperan untuk saling mengingatkan dalam berbuat kebajikan dan berusaha mencegah perbuatan-perbuatan buruk dengan berbagai cara yang baik, dialah orang yang kelak akan diberi keberuntungan (kesuksesan).

Adapun orang yang bertobat dan beriman, serta mengerjakan amal yang shaleh, semoga dia termasuk orang-orang yang beruntung (Al Qashshas, 28:67).

Allah memerintahkan kepada umat manusia untuk bertobat (sadar) dan beriman kepada Allah dengan mengerjakan perbuatan-perbubatan baik dan bermanfaat bagi umat manusia. Orang yang sadar atas kesalahan karena beriman pada Allah, lalu memperbaiki diri dengan berbuat hal-hal baik yang membawa manfaat bagi umat manusia, dia dijanjikan keberuntungan (kesuksesan). 

"Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu dan dengarlah serta taatlah; dan nafkahkanlah nafkah yang baik untuk dirimu. Dan barang siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya maka mereka itulah orang-orang yang beruntung." (At Taghabuun, 64:16). 

Allah memerintahkan pada umat manusia untuk mendengar dan taat pada peringatan dari Allah. Bukti manusia mendengar dan taat kepada Allah yaitu dengan menafkahkan sebagian harta yang baik kepada manusia lain dengan tujuan untuk memperbaiki diri dari sifat-sifat kikir. Jika manusia bisa melakukannya maka dialah yang dijanjikan Allah akan mendapat keberuntungan (kesuksesan). 

Demikianlah beberapa fakta yang dijelaskan di dalam Al Quran tentang ajaran-ajaran untuk umat manusia, khususnya untuk kaum muslimin. Dari beberapa fakta yang terungkap di atas, sudah dapat dipastikan bahwa orang-orang yang sukses adalah mereka yang sabar, bertakwa, shalat, beramal shaleh, taat, dan mau menafkahkan hartanya yang baik kepada sesama manusia.

Jika Allah di dalam Al Quran menjanjikan kehidupan sukses di dunia dan di akhirat untuk manusia, lalu apa gerangan yang membuat manusia tidak mau melaksanakan perintah Allah? Lalu manusia dari golongan, suku, ras, agama, mana yang ingin hidupnya menderita? Seburuk-buruknya prasangka manusia adalah prasangka buruk pada Allah. 

Setelah Allah memberikan kabar-kabar gembira kepada manusia, kabar-kabar mana lagi yang akan diimani setelah Al Quran begitu jelas menjanjikan kesuksesan untuk manusia? "Kecelakaan yang besarlah pada hari itu bagi orang-orang yang mendustakan." (Al Mursalaat, 77:49). Ayat ini diulang-ulang 10 kali dalam satu surat. 

Lalu Allah mengakhiri surat ini dengan pertanyaan yang mengajak kepada seluruh manusia untuk berpikir, "Maka kepada perkataan apakah selain Al Qur'an ini mereka akan beriman?" (Al Mursalaat, 77:50). Jadi apakah yang membuat hidup manusia sengsara di dunia dan akhirat? Silahkan jawab dengan berpikir terlebih dahulu!***


Sunday, October 23, 2022

KISAH GURU PUNDUNG

OLEH: MUHAMMAD PLATO

Pundung adalah istilah dalam bahasa Sunda. Menceritakan seorang yang putus asa, lari dari tugas dan tanggung jawab, karena marah. Pundung adalah sebuah karakter buruk yang harus dihindari. Pundung adalah bukan tipe karakter orang baik, khususnya bagi para pendidik. Sebagai peringatan, kasus pundung dikisahkan di dalam Al Qur'an. 

Berbagai tafsir terhadap kejadian adalah lumrah dilakukan oleh manusia. Setiap manusia selalu mencari makna dibalik kejadian. Sebaik-baiknya makna yang ada di balik kejadian adalah mengandung pengajaran. Inilah keterampilan berpikir yang harus diajarkan dan dimiliki oleh setiap manusia, keterampilan mencari makna pengajaran dibalik setiap kejadian. Itulah esensi dari pengajaran sejarah. 

Al Quran sebagai peninggalan sejarah tulisan, merupakan fakta otentik dan unik. Keunikan Al Qur'an sebagai sumber sejarah primer, tidak ada pengarangnya. Al Qur'an berisi catatan wahyu Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad. Untuk menguji keunikan dan kebenaran data Al Quran dapat dilakukan dengan menguji kandungan isi Al Quran yang ada di dalamnya. Al Quran mengandung fakta empiris dan non empiris yang tidak terjangkau oleh akal material. 

Sudah banyak dibuktikan oleh sains, kebenaran dari fakta-fakta yang diberitakan dalam Al Quran. Isi Al Quran mengandung informasi dari masa lalu hingga masa yang akan datang sampai akhirat. Generalisasi hidup manusia berjalan dari masa lalu hingga akhirat. Masa lalu terus berjalan dalam hitungan detik untuk menentukan kehidupan manusia di masa akhirat. Cerita kisah kehidupan akhirat diberitakan di dalam Al Quran sebagai akibat dari perbuatan-perbuatan manusia di kehidupan masa lalu di dunia. 

Pendidik Selalu Optimis Berpikir, Kebaikan Selalu Berakhir Dengan Kebaikan

Di dalam Al Quran terdapat kisah-kisah bagaimana hukum kausalitas terjadi dalam kehidupan dunia, hingga berita akibat akhir di akhirat. Kisah individu maupun kelompok secara kausalitas dijelaskan di dalam Al Quran. Kisah Fir'aun yang melampaui batas karena mengaku dirinya Tuhan, berakhir dengan kebinasaan. Kisah masyarakat di zaman Nabi Luth yang berprilaku menyimpang berakhir dengan kehancuran. Kisah-kisah ini mengandung pelajaran bahwa prilaku-prilaku buruk membawa manusia pada kehancuran dan akibat akhir di akhirat yang menyengsarakan.

Kisah Nabi Yunus mengandung pelajaran bahwa kebaikan harus diperjuangkan tanpa merasa putus asa dan tidak boleh lari dari tanggung jawab.  Di kisahkan Nabi Yunus diutus pada sekelompok manusia, namun peringatan Nabi Yunus tidak diindahkan oleh kelompok manusia tersebut. Lalu Nabi Yunus membiarkan kelompok manusia tersebut dalam kesesatan. Nabi Yunus pergi dari kelompok manusia tersebut menaiki sebuah kapal laut. Di tengah laut terjadi badai besar, dan Nabi Yunus dalam kisah tersebut menjadi orang yang harus terlempar ke laut, lalu dimakan ikan. Selama berhari-hari Nabi Yunus berada di dalam perut ikan.

Dan (ingatlah kisah) Zun Nun (Yunus), ketika ia pergi dalam keadaan marah, lalu ia menyangka bahwa Kami tidak akan mempersempitnya, maka ia menyeru dalam keadaan yang sangat gelap: "Bahwa tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim." (Al Anbiyaa', 21:87).

Selama dalam perut ikan, Nabi Yunus memohon pertolongan kepada Allah dengan doa terkenal yaitu ya Allah tiada tuhan selain Engkau, Engkau maha penggerak yang suci, dan sedangkan aku adalah orang yang dzalim, karena tidak bertanggung jawab, dan telah berputus asa dari pertolongan Mu. Nabi Yunus dalam doanya memohon ampun kepada Allah karena telah lari dari tanggung jawab dan telah berputus asa dalam mengajari sekelompok manusia untuk taat kepada Allah. 

Maka bersabarlah kamu terhadap ketetapan Tuhanmu, dan janganlah kamu seperti orang yang berada dalam ikan ketika ia berdoa sedang ia dalam keadaan marah. (Al Qalam, 68:48).

Kisah Nabi Yunus memiliki pelajaran moral pada para pendidik, jangan pernah lari dari tanggung jawab. Jangan pernah putus asa dari mengupayakan hal-hal baik. Kelak Allah akan memberikan hasil yang menggembirakan apabila orang-orang baik berusaha terus untuk mengajarkan kebaikan dengan sabar. Semua orang harus punya jiwa pendidik, yaitu jiwa yang tidak pernah marah, putus asa dan pundung dalam berbuat kebaikan. Sesungguhnya pundung adalah karakter buruk yang dapat menyebakan kesulitan bagi dirinya dan banyak orang.***

Sunday, October 2, 2022

REFLEKSI TUJUAN NEGARA DEMOKRASI

OLEH: MUHAMMAD PLATO

Ciri umum dari negara demokrasi adalah melibatkan rakyat dalam proses pengambilan keputusan. Salah satu pelibatan masyarakat dalam pengambilan keputusan adalah rakyat terlibat dalam pemilihan umum (pemilu). Metode pemilihan umum secara garis besar dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk empat besar dunia, memberlakukan pemilu secara langsung. 

Demokrasi bukan barang baru dalam dunia muslim. Nilai-nilai keadilan, kesejahteraan, perdamaian, adalah misi dari tujuan bagi kaum muslimin. Misi dapat dicapai salah satunya dengan mendorong para calon pemimpin yang berkualitas tampil. Setelah meninggalnya Nabi Muhammad, kepemimpinan dilanjutkan para sahabat. Proses peralihan kepemimpinan pada masa empat sahabat tidak ada kebakuan. Dari fakta ini disimpulkan bahwa dalam Islam tidak mengenal sistem peralihan kepemimpian yang baku. 

Pemilihan secara langsung untuk memilih pemimpin, bukan satu satunya cara baku dalam memilih pemimpin. Sependapat dengan Alexander Hamilton, pada intinya pemilihan adalah alat penyaringan  Pemilahan dilakukan dengan tujuan jangan sampai kepemimpinan jatuh di tangan orang-orang yang tidak layak jadi pemimpin. (Levitsky & Ziblatt, 2019).

Ada benarnya pendapat Hamilton, "pemilihan langsung seharusnya dilakukan oleh orang-orang yang paling mampu menganalisis kualitas yang cocok untuk jabatan, dan bertindak dalam kondisi yang bagus untuk berpikir, dan kombinasi bijak segala alasan dan dorongan yang tepat untuk mengarahkan mereka." Dengan cara demikian kepemimpinan jarang jatuh ke tangan orang yang tidak memiliki kecakapan yang diperlukan. Orang-orang dengan bakat intrik dan sekedar populer bakal tersingkir. 

Namun demikian, pemilahan langsung atau tidak langsung sebenarnya memiliki peluang melahirkan pemimpin berkualitas dan tidak berkualitas tampil. Jadi tujuan demokrasi yang paling dasar adalah bukan melahirkan pemimpin berkualitas tapi melahirkan rakyat berkualitas. Dalam negara demokrasi pendidikan harus jadi panglima, karena dari dunia pendidikan akan lahir rakyat rakyat berkualitas.

Para pemimpin yang tampil dalam negara demokrasi, merupakan cerminan dari kualitas rakyat yang memilihnya. Dalam alam demokrasi, kebijakan pemerintah harus tetap konsisten dan fokus dalam memberikan layanan pendidikan berkualitas pada rakyat. Negara yang damai, sejahtera, dapat diwujudkan oleh sistem demokrasi melalui keberpihakkan negara pada jaminan rakyat bisa mengakses pendidikan berkualitas. 

Ahli ilmu politik terkemuka Juan Linz mengembangkan empat set berisi tanda peringatan yang dapat membantu masyarakat membantu mengenali tokoh otoriter. 1) menola aturan main demokrasi, dengan kata-kata atau perbuatan. 2) menyangkal legitimasi lawan. 3) meneloransi atau menyerukan kekerasan. 4) menunjukkan kesediaan membatasi kebebasan sipil lawan, termasuk media. (Levitsky & Ziblatt, 2019).

Berikut beberapa contoh pertanyaan untuk menilai para politikus dengan empat faktor. Apakah mereka menolak konstitusi atau menunjukkan kesediaannya untuk melanggar? Apakah mereka menyebut lawan sebagai pelaku makar, atau menentang tatanan konstitusi yang ada? Apakah mereka punya hubungan dengan pasukan milisi, gerilyawan bersenjata? Apakah mereka mendukung hukum atau kebijakan yang membatasi kebebasan sipil melalui hukum pencemaran nama baik, penistaan, atau membatasi protes? 

Penulis tetap berkeyakinan, nasib suatu pemerintahan terletak di tangan rakyatnya. Jika rakyatnya suka otoritarianisme, maka cepat atau lambat demokrasi akan bermasalah di sana. Sekalipun pada faktanya ada pemimpin pilihan rakyat yang otoriter hal itu bukan berarti rakyat telah mendukung lahirnya pemimpin otoriter, tapi kualitas pemimpin dan rezim yang tidak bisa mengimplementasikan diri dan rezimnya sebagai pemimpin demokratis. Maka faktanya jika pemimin hasil pilihan rakyat bersifat otoriter, mereka akan kembali berhadapan dengan rakyat. Akhirnya demokrasi akan terus mengalami permasalahan.***


Saturday, October 1, 2022

MENGAPA SHALAT TERASA BERAT?

Oleh: Muhammad Plato

Siapapun yang memerintahkan shalat, dia tidak sedang memerintahkan atas dasar kehendak sendiri, tetapi dia sedang memerintahkan memerintahkan apa yang Allah kehendaki. Gerakan shalat secara fisik bukan gerakan berdasarkan kreasi manusia semata, tetapi gerakan yang sudah diberi berkah oleh Allah. Siapapun yang melaksanakan gerakan shalat dia telah melaksanakan gerakan yang didesain langsung oleh Allah. 

Gerakan shalat merepresentasikan gerak melingkat 360 derajat. Berdiri-ruku-berdiri (90 derajat), berdiri-sujud (180 Derajat), sujud-duduk-sujud (90 derajat). Gerakan shalat 360 derajat sama dengan gerakan tawaf, gerakan ibadah mengelilingi Ka'bah. Gerakan shalat 360 derajat sama dengan gerakan bumi mengelilingi matahari. Gerakan shalat 360 derajat sama dengan gerakan semesta alam hingga membentuk galaksi. 

Setiap hari manusia bergerak tidak lepas dari gerakan melingkar 360 derajat. Setiap hari, dari rumah pergi ke kantor, pasar, dan kembali ke rumah. Setiap hari makanan masuk ke dalam perut kemudian dikeluarkan. Oksigen dihirup kemudian dikeluarkan lagi, dihirup lagi. Aliran listrik, pergerakan mesin dalam kendaraan, semua dibangun dengan sistem perputaran 360 derajat. Shalat adalah prinsip dasar dalam kehidupan alam semesta. 

Irama gerakan semesta adalah gerak melingkar 360 derajat. Semua makhluk yang diciptakan Tuhan, diciptakan dalam gerakan melingkar 360 derajat. Sesungguhnya menjaga gerakan melingkar yang paling berat adalah gerakan-gerakan melingkar yang telah ditetapkan Tuhan, dan gerakan shalat adalah gerakan melingkar yang harus dibangun dengan kesadaran sebagai gerakan ketundukkan dan kepatuhan kepada Tuhan. 

Shalat yang ditentukan Allah sebanyak lima kali dalam sehari, seperti lonceng-lonceng peringatan agar manusia kembali patuh dengan membangun kesadaran sebagai makhluk Tuhan dengan gerakan 360 derajat sebagai siklus dasar kehidupan. Siklus manusia diciptakan Allah dan kembali kepada Allah.

Dialah Yang Awal dan Yang Akhir, Yang Lahir dan Yang Batin; dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu. (Al Hadiid, 57:3)

Mengapa gerakan shalat yang terlihat ringan, pada kenyataannya banyak yang lalai melaksanakannya. Manusia diciptakan sempurna dengan dua kekuatan yaitu fujur dan takwa. Kekuatan fujur mengikuti hawa nafsu dan kekuatan takwa dikendalikan kesadaran. Kekuatan fujur adalah kekuatan destruktif dan kekuatan takwa adalah kekuatan pemelihara. Menjaga keseimbangan antara kekuatan destruktif dengan kekuatan pemelihara inilah yang harus terus dijaga manusia agar manusia tetap berada di dalam garis edar seperti bumi beredar pada porosnya mengambang berputar di angkasa. Jika bumi kehilangan keseimbangan maka bumi akan keluar dari garis edarnya dan mengalami kehancuran. 

Demikian juga manusia, jika tidak bisa memelihara keseimbangan maka manusia akan keluar dari garis edarnya. Shalat adalah penjaga keseimbangan garis edar manusia. Kekuatan hawa nafsu yang destruktif merupakan sifat dunia materi. Setiap hari manusia hidup dalam ruang dan waktu yang material. Untuk bisa keluar dari pengaruh dunia material, manusia membutuhkan pengetahuan dan Allah memberi great knowledge berupa wahyu sebagai petunjuk bagi orang-orang beriman. Shalat adalah great knowledge yang harus terus diperkaya pemahamannya sebagai kekayaan intelektual manusia. 

Mendirikan shalat yang terdiri dari ruku dan sujud, adalah sesuatu yang berat karena sifat fujur adalah kekuatan yang cenderung sombong dan tidak mau bersujud. Sifat fujur pada diri manusia ini yang sering mendapat penguatan dari faktor lingkungan. 

Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam," maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir. (Al Baqarah, 2:34).

Sujud adalah sebuah ketundukkan, kepasrahan, kerendahan diri makhluk, sebagai sebuah tindakan dari sifat ketakwaan makhluk kepada Allah. Kesombongan sering menjadi penghalang manusia untuk bersujud mengerjakan shalat, sehingga manusia cenderung merasa berat untuk bersujud. 

Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) shalat. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk, (Al Baqarah, 2:45). 

Shalat menjadi hal yang ringan bagi orang-orang yang khusyuk, yaitu orang-orang yang selalu fokus meminta pertolongan kepada Allah. Orang-orang yang menjaga ruku dan sujud adalah mereka yang selalu didampingi oleh Allah, diringankan bebannya dalam segala kondisi. 

Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) shalat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. (Al Baqarah, 2:153).***




Friday, September 30, 2022

YANG BENAR HIDUP INI BANYAK GRATISNYA

OLEH: MUHAMMAD PLATO

Apakah anda suka mendengar perkataan ini? "tidak ada makan siang gratis". Pepatah ini, ingin mengatakan bahwa hidup ini tidak ada yang gratis. Sayang banyak orang memahami pepatah ini dengan pandangan sempit. Pepatah ini dipahami bahwa hidup ini tidak ada yang gratis, seolah-olah seluruh hidup ini semuanya berbayar. 

Cara berpikir sempit ini membuat manusia terjebak dengan pola pikir kerdil. Pola pikir seperti katak dalam tempurung, atau seperti ikan di dalam akuarium. Katak dalam tempurung berpikir seolah-olah dunia ini sempit karena hanya melihat ruangan terbatas dalam tempurung, demikian juga ikan. 

Benarkah hidupnya harus selalu berbayar? Banyak manakah, apakah banyak gratisnya atau banyak bayarnya hidup ini? Jawabannya hanya ada dua, tetapi argumennya yang harus kita perhatikan. Orang yang mengatakan hidup ini tidak ada yang gratis, sebuah tanda bahwa pengetahuannya terbatas dalam ruang dan waktu yang dialaminya.

Dunia Yang Material Membuat Manusia Lupa Pada Banyak 
Nikmat Yang Telah Allah Berikan.

Konsep hidup ini tidak ada yang gratis bukan berarti hidup ini semua berbayar, tetapi segala pencapaian hidup yang kita inginkan harus diraih dengan pengorbanan. Sifat jiwa berkorban harus dilatih dan dimiliki jika ingin hidup menuju kebaikan. Mungkin itu makna terbaik dari "tidak ada makan siang gratis".

Namun demikian, jika kita gunakan informasi dari Al Qur'an, hidup ini sebenarnya banyak gratisnya. Mengapa demikian? Jawabannya banyak diinformasikan dalam Al Qur'an.

"Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak" (Al Kautsar, 108:1). Informasi ini memberi makna bahwa fasilitas hidup gratis jauh lebih banyak telah diberikan Allah kepada manusia. Namun keterjebakkan manusia dalam ruang dan waktu yang terbatas di dunia materil, cenderung membentuk pemahaman dangkat tentang hidup.

Fasilitas gratis yang dinikmati setiap hari oleh manusia adalah seluruh organ tubuh dan perangkat hidup lainnya seperti udara, tanah, air, pohon, sinar matahari, hewan, mikroorganisme dan tumbuh-tumbuhan. Sepertinya setiap hari kita harus mengeluarkan biaya untuk makan, minum, untuk bisa hidup. Padahal jika dihitung fasilitas gratis yang kita dapat untuk bisa makan, minum, dan tetap hidup, jauh lebih banyak. 

Kerja jantung yang setiap hari, siang, malam, dikala bangun, dan tidur terus menerus memompa darah keseluruh tubuh, kita dapat dengan gratis. Oksigen yang kita hirup, makanan, daging hewan yang kita makan semuanya sudah ada sejak sebelum kita hadir di muka bumi. Tanah yang kita pijak sudah tersedia sejak jutaan tahun yang lalu. Ketika kita lahir, semua fasilitas hidup sudah ada dan banyak yang kita gunakan secara gratis. 

Menjadi sesuatu yang masuk akal, jika manusia dikaterogirkan sering terjebak pada kondisi lupa diri pada fasilitas gratis yang banyak sekali kita gunakan. Untuk itu, kebanyakan manusia tidak bersyukur kepada pemberi kehidupan, karena terlalu mudah terpengaruh oleh cara pandangnya yang sempit dan terbatas. 

Maka sebagai pentunjuk hidup, Allah turunkan Al Qur'an agar manusia bisa membedakan karakter-karakter buruk mana yang harus dihindari oleh manusia. Salah karekater buruk manusia adalah mendustai fasilitas-fasilitas gratis yang telah banyak diberikan Tuhan. 

 Dan Allah telah meratakan bumi untuk makhluk (Nya). di bumi itu ada buah-buahan dan pohon kurma yang mempunyai kelopak mayang. Dan biji-bijian yang berkulit dan bunga-bunga yang harum baunya. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? (Ar Rahman, 55: 10-13).***

 




 






Wednesday, September 21, 2022

SEMUA MANUSIA PUNYA JABATAN

OLEH: MUHAMMAD PLATO

Sekecil apapun jabatan manusia di muka bumi ini, dia telah diberi amanah oleh Allah. Dulu saya berpikir, jabatan itu adalah kedudukan yang ada di pemerintahan dengan gaji dan tunjangan. Dalam pikiran saya waktu itu, orang-orang yang menduduki jabatan adalah orang-orang yang memiliki posisi, berpangkat dan punya penghasilan. 

Padahal jika kita kembali kepada hakikat hidup manusia di muka bumi ini, semua manusia sudah punya jabatan. Pelantikkannya sudah terjadi sebelum manusia dilahirkan. Pelantikan jabatan manusia telah terjadi di alam ruh, sebagaimana dijelaskan di dalam Al Qur'an.

Sesungguhnya Kami telah menawarkan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung; tetapi semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir tidak akan melaksanakannya (berat), lalu dipikullah amanat itu oleh manusia. Sungguh, manusia itu sangat zhalim dan sangat bodoh, (Al Ahzab, 33:72).

Mari kita renungkan ayat di atas. Perhatikan, penggalan kalimat dari ayat di atas, "lalu dipikullah amanat itu oleh manusia (wahamalahal insaan)". Inilah kata-kata pelantikan manusia sebagai pemegang jabatan di dunia. Pelantikannya langsung dari Allah. Inilah cara berpikir generalis yang bersumber dari Al Qur'an.

Jika beriman kepada kitab suci Al Qur'an, dan meyakini kebenaran yang ada di dalamnya, maka setiap jabatan yang diduduki manusia di muka bumi ini adalah jabatan dari Allah. Presiden, menteri, gubernur, bupati, wali kota, camat, lurah, RW, RT, semuanya jabatan dari Allah. Termasuk jabatan-jabatan di dunia pendidikan. Menteri, Dirjen, kepala bagian, kepala dinas, kepala bidang, kepala cabang wilayah, kepala sekolah, wakasek, staf, koordinator, wali kelas, guru, ketua osis, ketua MPK, ketua sanggar, ketua jurusan, dan ketua murid, anggota osis, anggota masyarakat, adalah jabatan dari Allah. 

Mengapa semua jabatan yang ada di muka bumi ini dari Allah? Karena semua manusia sudah dilantik oleh Allah menjadi pemikul amanah. adapun berbagai macam kedudukan yang ada di muka bumi ini hanya sebagai berbagi peran untuk berjalannya sebuah sistem kehidupan. Jabatan tertinggi yang diduduki manusia adalah Nabi, dan yang terakhir adalah Nabi Muhammad. 

PESAN PENTING!

Dalam pemikiran generalis, jabatan dihadapan Allah tidak dilihat dari berapa penghasilan dan tunjangan yang didapatkan dari jabatan tersebut. Jabatan tertinggi yaitu nabi, tidak ada gaji dan tunjangannya. Gaji dan tunjangan dikenal kemudian. Jadi, tidak berarti sebuah jabatan harus dilengkapi dengan gaji dan tunjangan. Jadi, sebuah jabatan ada gaji dan tunjangannya maupun tidak, sama-sama akan dipertanggungjawabkan dihadapan Allah.

Bisa jadi kelak, orang-orang yang menduduki jabatan dengan gaji dan tunjangan bebas dari hisab, karena selama di dunia dia terus mendapat caci maki dan fitnah. Untuk itu, bisa jadi para pejabat yang mendapat gaji dan tunjanangan itu selalu refleksi diri, bertobat dan memohon ampunan kepada Allah siang dan malam, karena takut dosanya tidak terampuni.

Sebaliknya bisa jadi, orang-orang yang tidak merasa punya jabatan karena tidak memiliki gaji dan tunjangan, sibuk memaki, dan mencari-cari kesalahan orang. Dia lupa diri bahwa jabatan itu melekat pada setiap diri manusia. Serendah apapun jabatan di muka bumi ini, dia sudah dilantik oleh Allah. Bisa jadi jabatan-jabatan yang tidak bergaji dan tunjanganlah yang akan menggiring orang-orang ke neraka.

Menjadi ketua organisasi sosial, menjadi ketua LSM, menjadi kepala keluarga, ketua osis, ketua kelas, ketua karang taruna, ketua DKM, ketua atau anggota osis, anggota organisasi profesi, dan anggota masyarakat, itulah sebagai kecil contoh jabatan yang tidak ada gaji dan tunjangannya. Jabatan ini sangat berbahaya karena tidak ada orang yang tidak peduli dam mau mengevaluasi kinerja jabatan ini.   

Jabatan-jabatan berbahaya itu adalah jabatan yang tidak ada gaji dan tunjangannya. Jabatan tanpa gaji dan tunjangan itulah yang membuat manusia lupa diri, tidak ada yang mengontrol kecuali dirinya sendiri. Akibat tidak ada kontrol, manusia sering lupa diri, kritis ke luar dirinya tetapi tumpul ke dalam dirinya. Orang yang lupa diri, prilakunya cenderung melampaui batas. Dia juga merasa tidak punya kekurangan dan dosa sehingga sering lalai dalam mengingat dan memohon ampunan dari Allah. 

Bisa jadi kelak di akhirat, orang-orang yang punya jabatan dengan gaji dan tunjangan mendapat ampunan dari Allah karena selalu dikritisi dari luar dan selalu melakukan refleksi diri memohon ampunan kepada Tuhannya. Sebaliknya mereka yang punya jabatan tanpa gaji dan tunjangan, merasa tidak punya jabatan sehingga terlalu fokus melihat keburukan jabatan orang lain. Mereka lupa bahwa semua manusia sudah punya jabatan, bergaji dan bertunjangan atau tidak, dia akan diadili untuk apa jabatannya digunakan? 

Ketika jadi presiden, gubernur, bupati, wali kota, camat, kepala dinas, kepala sekolah, orang bisa jadi bebas mendapat ampunan dari Allah. Namun jangan lupa bisa jadi ketika kita jadi ketua karang taruna, ketua osis, ketua murid, ketua LSM, ketua DKM, kepala keluarga, malah jadi penghambat kita masuk surga. 

Sesungguhnya jabatan itu datang dari Allah. Apapun posisi kita di dunia semuanya dari Allah, dan harus dilaksanakan dengan amanah. Kelak, bisa jadi seorang presiden divonis masuk neraka tapi bisa selamat masuk surga karena amanah ketika menjadi ketua osis di sekolah atau ketua karang taruna di masyarakat. Wallahu'alam.