Saturday, August 19, 2023

TEKNOLOGI ADALAH JIN KARYA IMAJINASI MANUSIA

OLEH: MUHAMMAD PLATO

Esensi materi pada level kuantum adalah vibrasi energi yang bergerak acak. Dia ada tetapi tidak terlihat. Pada level kuantum keberadaan suatu benda hanya dapat dipahami dengan melakukan hubungan dengan benda lain. Pada level kuantum dunia bukan keterpisahan tapi satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Temuan ini digambarkan oleh Fritjop Capra sebagai The Turning Point peradaban. 

Penemuan ini menjadi titik balik kesadaran manusia, bahwa dunia materi tidak sebatas benda-benda yang terlihat tetapi ada benda-benda tidak terlihat, entah itu karena bentuknya sangat kecil, atau punya kemampuan bergerak yang sangat cepat. Benda-benda kecil bisa dilihat dengan bantuan kaca pembesar. Semakin cepat kemampuan kaca pembesar menangkap objek, semakin besar kemungkinan benda-benda paling kecil bisa dilihat mata, semakin besar juga kemungkinan masih ada benda-benda paling kecil dibalik benda-benda paling kecil dan tidak terlihat.

Jadi konsep benda, terbagi menjadi dua ada benda nyata (besar) dan ada benda kecil (halus). Keberadaan benda besar dan benda kecil berujung pada ketidaktahuan manusia. 

Pada ujungnya, kehidupan manusia di dunia ini akan berujung pada ketidaktahuan. Dari ketidaktahuannya itulah, manusia akan berserah diri pada yang Maha Tahu yaitu Tuhan Pencipta Alam Semesta. Ilmuwan tidak dilarang untuk melakukan berbagai riset menggali ilmu dan teknologi, namun seperti penggali sumur, semakin dalam menggali sumur, orang itu akan semakin tinggi risiko tertimpa reruntuhan. Manusia butuh pedoman agar punya keyakinan apa yang dilakukannya aman buat dirinya.

Teknologi yang diciptakan manusia seperti jin atau makhluk-makhluk halus yang diciptakan dalam alam imajinasi manusia. Teknologi  inilah yang akan menjadi sekutu-sekutu manusia, sementara manusia tidak menyadari bahwa teknologi hanyalah hasil ciptaan imajinasinya. 

Alam imajinasi ada di level kuantum. Alam kunatum identik dengan alam kreativitas. Imajinasi manusia identik dengan alam yang mendorong manusia terus berkreativitas. Imajinasi-imajinasi manusia akan menghasilkan kehidupan kreatif sampai disitu tidak berbahaya. Berbahayanya kreativitas bagi manusia adalah ketika manusia menjadikan karya hasil imajinasinya justru menjadi sekutu bagi Tuhan.   

Imajinasi-imajinasi para sainstis berhasil menjadi teknologi (imaJINasi nyata), sedangkan imajinasi-imajinasi dari orang yang berpikir mistik akan jadi makhluk halus dengan berbagai jenis nama. Ketika imajinasi orang Jepang menghasilkan robot-robot pelayan, maka imajinasi-imajinasi orang yang berpikir mistik menghasilkan jin-jin yang bisa melayani keinginan manusia.

Teknologi (jin nyata) dan makhluk halus (jin imateri) sama-sama berbahaya bagi kehidupan manusia, jika kepercayaan hidup manusia tergantung pada teknologi nyata dan makhluk halus. Ada manusia yang menjadikan teknologi dan makhluk halus sebagai sekutu. Padahal teknologi dan makhluk halus adalah hasil karya imajinasi mereka sebagai makhluk Allah. 

Dan mereka menjadikan jin itu sekutu bagi Allah, padahal Allah-lah yang menciptakan jin-jin itu, dan mereka membohong (dengan mengatakan): "Bahwasanya Allah mempunyai anak laki-laki dan perempuan", tanpa (berdasar) ilmu pengetahuan. Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari sifat-sifat yang mereka berikan. (Al An'aam, 6:100).

Jika kita kaitkan dengan kisah Nabi Sulaiman. "Para jin itu membuat untuk Sulaiman apa yang dikehendakinya dari gedung-gedung yang tinggi dan patung-patung dan piring-piring yang (besarnya) seperti kolam dan periuk yang tetap (berada di atas tungku). Bekerjalah hai keluarga Daud untuk bersyukur (kepada Allah). Dan sedikit sekali dari hamba-hamba Ku yang berterima kasih." (Saba', 34:13). 

Dalam konteks teknologi, bisa diduga para jin pekerja pada kisah Nabi Sulaiman adalah tenaga-tenaga robot atau mesin-mesin dengan ukuran besar. Prof, Fahmi Basya mengidentifikasi bekas benda-benda besar yang bergerak dan ada bekas-bekas bangunan besar di bawah laut. Dalam bahasa ilmiah bisa jadi Jin adalah teknologi dengan kekuatan besar yang diciptakan manusia. 

Pesawat ruang angkasa adalah jin atau teknologi berkekuatan besar hasil karya imajinasi manusia. Untuk sampai ke luar angkasa, pesawat luar angkasa harus bisa tahan api untuk bisa melewati atmosfir.  Dari luar angkasa, manusia bisa mendapat informasi tentang alam semesta. 

"kecuali syaitan yang mencuri-curi yang dapat didengar lalu dia dikejar oleh semburan api yang terang." (Al Hijr, 15:18). 

Setan adalah sifat buruk yang bisa masuk pada jiwa manusia. Ada manusia yang memanfaatkan informasi-informasi dari luar angkasa untuk hal-hal buruk. Kejahatan cyber menjadi fenomena di abad teknologi informasi sekarang. Pada saat ini, tentara bukan lagi mengandalkan pasukan di darat, laut, dan udara, tetapi harus sudah dibentuk angkatan baru yaitu pasukan cyber. Wallahu'alam.

  



Sunday, August 13, 2023

KEBENARAN TERLETAK PADA VALIDITAS DATA

Oleh: Muhammad Plato

Kebenaran ilmiah terletak pada metode penelitian yang dilakukan dan data yang dihasilkan. Seperti disepakati para ilmuwan, kebenaran sebuah ilmu terletak pada valisitas data. Dalam penelitian sejarah, kebenaran sebuah fakta sejarah terletak pada validitas data. Data yang punya validitas tinggi, dalam penelitian sejarah adalah data dari sumber primer. Sebelum ada sumber primer lain ditemukan, kebenaran sebuah kesimpulan yang dihasilkan dari sumber primer yang telah ditemukan tidak akan terbantahkan.

Demikian juga dalam ilmu-ilmu eksakta, teori yang dihasilkan dari data riset akan menjadi penemuan terbaru sebelum ditemukan teori dari data riset terbaru dikemudian hari. Kunci dari kebenaran ilmu adalah data hasil riset dengan metodologi yang dapat dipertanggungjawabkan.Data yang valid menjadi modal dasar untuk menyatakan bahwa teori ini mendekati kebenaran atau tidak. Jadi produk berharga dari hasil riset adalah ditemukan data baru, sebagai dasar untuk mengoreksi teori-teori terdahulu.

Riset dilakukan untuk menemukan data valid yang bisa dijadikan dasar dalam mengambil kesimpulan dan menjadi teori. Bertahun-tahun para ilmuwan melakukan riset hanya untuk mendapatkan data valid, yang akan menghasilkan mendekati kebenaran ketika ditafsir. Jadi hal yang paling berharga dalam penelitian adalah data valid yang dihasilkan. Hasil penelitian yang tidak berbasis data valid, kebenarannya diragukan. 

Di era teknologi informasi, data-data bertebaran dengan jumlah jutaan sampai tiliunan data. Maka kecerdasan yang harus dimiliki oleh manusia-manusia di era teknologi adalah kemampuan memilah dan memvalidasi data. Kemampuan memilah dan memvalidasi data, dapat dilakukan dengan memperkenalkan penulis, peneliti, atau lembaga-lembaga, yang punya reputasi tinggi dalam kepemilikan data.

Berkaitan dengan data valid, Al Quran adalah kitab suci yang di dalamnya banyak mengandung data. Al Quran berisi data kisah dan fenomena alam yang sudah terbukti dapat dipertanggungjawabkan secara sains. Al Quran adalah anugerah dari Allah untuk manusia, sebab manusia sudah diberi data valid untuk menemukan berbagai ilmu pengetahuan yang ditafsir manusia. Al Quran layak jadi bacaan umat manusia untuk membantu menjelaskan berbagai fenomena kehidupan manusia dan alam di muka dunia. 

Persyaratan untuk memahami berbagai kandungan ilmu yang ada dalam Al Quran adalah perbendaharaan berbagai pengetahuan yang harus dimiliki manusia. Mada dari itu, Allah memerintahkan kepada manusia untuk berpengetahuan (Iqra). Kedangkalan manusia dalam memahami isi Al Quran terletak pada kedangkalan pengetahuan manusia. 

Seiring dengan pemahaman manusia, validitas dan kebenaran Al Quran akan terus terungkap dan semakin bertambah keimanan manusia kepada Tuhan Pencipta Alam. Kemutlakkan kebenaran hanya milik Allah dan manusia hanya penafsir yang berusaha mendekati kebenaran dari Allah. 

Tujuan pendidikan sebagaimana dijelaskan Ki Hadjar Dewantara, untuk mengantarkan manusia kepada kehidupan sejahtera dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya, sebagaimana Allah telah menjelaskan di dalam Al Quran. Allah menghendaki manusia berbuat kebaikan di muka bumi dan menghindari perbuatan-perbuatan yang membawa kerusakan. 

Di dalam jiwa manusia ada dua nafsu yang harus dikendalikan, yaitu nafsu perusak dan nafsu pemelihara. Nafsu perusak harus dikendalikan dengan ilmu agar tidak berbuat kerusakan besar, dan nafsu pemelihara harus dibangkitkan agar terciptak kehidupan damai sejahtera di muka bumi. Dunia pendidikan adalah upaya mengendalikan nafsu manusia agar cenderung menjadi manusia-manusia pemelihara. 

Nafsu pemelihara harus diarahkan oleh dunia pendidikan untuk mengakses pengetahuan Al Quran yang sudah dijamin valid untuk memvalidasi pengetahuan-pengetahuan yang beredar dikemukakan berbagai latar belakang manusia. Manusia harus mengetahui, dari sudut pandang Al Quran, kehidupan dunia dan kehidupan akhirat tidak terpisahkan. Dengan sudut pandang ini, manusia pasti memiliki moralitas hidup yang tertanam dalam jiwanya, maka segala perbuatannya akan diperhitungkan untuk kebaikan hidup di dunia dan kehidupan setelah kematian. Kepercayaan pada adanya kehidupan setelah kematian, akan mengendalikan perbuatan-perbuatan manusia di dunia.

Bahaya yang harus diwaspadai oleh umat manusia adalah ketika ilmu-ilmu dikembangkan untuk menghilangkan kepercayaan manusia pada kehidupan akhirat. Buku-buku sains yang menafikan keberadaan kehidupan akhirat akan membawa nafsu manusia pada kerusakan karena prilakunya akan sangat bebas mengikuti nafsu perusak tanpa memperhitungkan akibatnya pada kehidupan setelah kematian.

Kehadiran teknologi informasi menjadi berkah bagi manusia, karena manusia bisa memvalidasi, membandingkan, mengkonfirmasi, berbagai pengetahuan yang diaksesnya. Al Quran layak menjadi sumber pengetahuan dengan validitas paling tinggi, untuk mengembalikan manusia pada kehidupan damai dan sejahtera yang dicita-citakan manusia sebagaimana Allah kehendaki.***

Sunday, August 6, 2023

BUAT PARA PEMBAKAR AL QURAN

OLEH: MUHAMMAD PLATO

Buat para pembakar Al Quran, sebagai muslim sebenarnya tidak ada kekhawatiran sedikitpun jika anda berbuat jahat pada Al Quran. Kami sudah belajar dari Al Quran bahwa tidak ada keburukan kecuali akan kembali kepada pelakunya. Maka bagi kami yang telah belajar dari Al Quran, tidak ada kebencian sedikit pun kepada para pembakar Al Quran, sekalipun kalian membakar segudang Al Quran. 

Kami orang Islam berpikir dengan pedoman Al Quran. Kalian yang menjahati orang Islam, sebenarnya kalian adalah teman baik kami. Allah mengajarkan kami dalam Al Quran seperti itu. 

Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia. (Fushshilat, 41:34). 

Kami yang belajar hidup dari Al Quran, telah membuktikan dan meyakini bahwa Al Quran adalah wahyu yang diturunkan kepada Nabi Muhammad. Dari Al Quran kami mengetahui bahwa yang memelihara Al Quran adalah Allah, bukan kami. Maka jika kalian membakar Al Quran, kami tidak khawatir Al Quran akan hilang dari muka bumi, karena Allah pemilik bumi ini yang memelihara Al Quran. 

sesungguhnya Al Qur'an ini adalah bacaan yang sangat mulia, pada kitab yang terpelihara (Lohmahfuz), tidak menyentuhnya kecuali hamba-hamba yang disucikan. (Al Waqiah, 56: 77-79)

Buat para pembakar Al Quran, kalian tidak sedang melukai kami sedikit pun, kalian sedang melukai diri sendiri. Allah mengajarkan cara berpikir yang membuat kami hidup damai di muka bumi ini. Segala keburukan untuk kami tidak datang dari prilaku buruk kalian pada kami, tetapi prilaku buruk kamilah yang akan membuat hidup kami sulit. 

Barang siapa yang datang dengan (membawa) kebaikan, maka baginya (pahala) yang lebih baik daripada kebaikannya itu; dan barang siapa yang datang dengan (membawa) kejahatan, maka tidaklah diberi pembalasan kepada orang-orang yang telah mengerjakan kejahatan itu, melainkan (seimbang) dengan apa yang dahulu mereka kerjakan. (Al Qashshas, 28:84). 

Segala prilaku muslim berpedoman pada Al Quran, bukan pada pendapat manusia bernama guru, ustad, kiai, atau ulama. Para ulama kami adalah mereka yang takut pada Allah dan mereka menyampaikan kebenaran Al Quran tanpa menambah atau mengurangi. 

Bagi para pembakar Al Quran, sesungguhnya cara pandang kalian sudah dipenuhi dengan hati benci. Ketika hati benci maka sepenuh langit dan bumi pun kebaikan, kebaikan akan kalian persepsi dengan buruk. Kalian telah memandang baik dan buruk atas dasar pandangan mu sendiri, sesungguhnya kamu sudah menuhankan diri mu sendiri. 

Kami sebagai muslim tidak boleh berkelahi, tidak boleh membunuh, tidak boleh berperang, kecuali jiwa kami terancam akan dibunuh. Kami berperang, bukan demi kekuasaan, arogansi suku, bangsa, atau negara, tetapi untuk menjaga eksistensi kami, atau untuk menghentikan peperangan agar segera tercipta perdamaian.  

Buat para pembakar Al Quran, kami diperintah Allah tidak boleh membalas keburukan dengan keburukan. Kami sudah tahu apa yang akan terjadi pada kalian. Kami yang belajar dari Al Quran, akan mendoakan kalian semoga keselamatan dan kedamaian menjadi milik kalian.***