OLEH: MUHAMMAD PLATO
Esensi materi pada level kuantum adalah vibrasi energi yang bergerak acak. Dia ada tetapi tidak terlihat. Pada level kuantum keberadaan suatu benda hanya dapat dipahami dengan melakukan hubungan dengan benda lain. Pada level kuantum dunia bukan keterpisahan tapi satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Temuan ini digambarkan oleh Fritjop Capra sebagai The Turning Point peradaban.
Penemuan ini menjadi titik balik kesadaran manusia, bahwa dunia materi tidak sebatas benda-benda yang terlihat tetapi ada benda-benda tidak terlihat, entah itu karena bentuknya sangat kecil, atau punya kemampuan bergerak yang sangat cepat. Benda-benda kecil bisa dilihat dengan bantuan kaca pembesar. Semakin cepat kemampuan kaca pembesar menangkap objek, semakin besar kemungkinan benda-benda paling kecil bisa dilihat mata, semakin besar juga kemungkinan masih ada benda-benda paling kecil dibalik benda-benda paling kecil dan tidak terlihat.
Jadi konsep benda, terbagi menjadi dua ada benda nyata (besar) dan ada benda kecil (halus). Keberadaan benda besar dan benda kecil berujung pada ketidaktahuan manusia.
Pada ujungnya, kehidupan manusia di dunia ini akan berujung pada ketidaktahuan. Dari ketidaktahuannya itulah, manusia akan berserah diri pada yang Maha Tahu yaitu Tuhan Pencipta Alam Semesta. Ilmuwan tidak dilarang untuk melakukan berbagai riset menggali ilmu dan teknologi, namun seperti penggali sumur, semakin dalam menggali sumur, orang itu akan semakin tinggi risiko tertimpa reruntuhan. Manusia butuh pedoman agar punya keyakinan apa yang dilakukannya aman buat dirinya.
Teknologi yang diciptakan manusia seperti jin atau makhluk-makhluk halus yang diciptakan dalam alam imajinasi manusia. Teknologi inilah yang akan menjadi sekutu-sekutu manusia, sementara manusia tidak menyadari bahwa teknologi hanyalah hasil ciptaan imajinasinya.
Alam imajinasi ada di level kuantum. Alam kunatum identik dengan alam kreativitas. Imajinasi manusia identik dengan alam yang mendorong manusia terus berkreativitas. Imajinasi-imajinasi manusia akan menghasilkan kehidupan kreatif sampai disitu tidak berbahaya. Berbahayanya kreativitas bagi manusia adalah ketika manusia menjadikan karya hasil imajinasinya justru menjadi sekutu bagi Tuhan.
Imajinasi-imajinasi para sainstis berhasil menjadi teknologi (imaJINasi nyata), sedangkan imajinasi-imajinasi dari orang yang berpikir mistik akan jadi makhluk halus dengan berbagai jenis nama. Ketika imajinasi orang Jepang menghasilkan robot-robot pelayan, maka imajinasi-imajinasi orang yang berpikir mistik menghasilkan jin-jin yang bisa melayani keinginan manusia.
Teknologi (jin nyata) dan makhluk halus (jin imateri) sama-sama berbahaya bagi kehidupan manusia, jika kepercayaan hidup manusia tergantung pada teknologi nyata dan makhluk halus. Ada manusia yang menjadikan teknologi dan makhluk halus sebagai sekutu. Padahal teknologi dan makhluk halus adalah hasil karya imajinasi mereka sebagai makhluk Allah.
Dan mereka menjadikan jin itu sekutu bagi Allah, padahal Allah-lah yang menciptakan jin-jin itu, dan mereka membohong (dengan mengatakan): "Bahwasanya Allah mempunyai anak laki-laki dan perempuan", tanpa (berdasar) ilmu pengetahuan. Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari sifat-sifat yang mereka berikan. (Al An'aam, 6:100).
Jika kita kaitkan dengan kisah Nabi Sulaiman. "Para jin itu membuat untuk Sulaiman apa yang dikehendakinya dari gedung-gedung yang tinggi dan patung-patung dan piring-piring yang (besarnya) seperti kolam dan periuk yang tetap (berada di atas tungku). Bekerjalah hai keluarga Daud untuk bersyukur (kepada Allah). Dan sedikit sekali dari hamba-hamba Ku yang berterima kasih." (Saba', 34:13).
Dalam konteks teknologi, bisa diduga para jin pekerja pada kisah Nabi Sulaiman adalah tenaga-tenaga robot atau mesin-mesin dengan ukuran besar. Prof, Fahmi Basya mengidentifikasi bekas benda-benda besar yang bergerak dan ada bekas-bekas bangunan besar di bawah laut. Dalam bahasa ilmiah bisa jadi Jin adalah teknologi dengan kekuatan besar yang diciptakan manusia.
Pesawat ruang angkasa adalah jin atau teknologi berkekuatan besar hasil karya imajinasi manusia. Untuk sampai ke luar angkasa, pesawat luar angkasa harus bisa tahan api untuk bisa melewati atmosfir. Dari luar angkasa, manusia bisa mendapat informasi tentang alam semesta.
"kecuali syaitan yang mencuri-curi yang dapat didengar lalu dia dikejar oleh semburan api yang terang." (Al Hijr, 15:18).
Setan adalah sifat buruk yang bisa masuk pada jiwa manusia. Ada manusia yang memanfaatkan informasi-informasi dari luar angkasa untuk hal-hal buruk. Kejahatan cyber menjadi fenomena di abad teknologi informasi sekarang. Pada saat ini, tentara bukan lagi mengandalkan pasukan di darat, laut, dan udara, tetapi harus sudah dibentuk angkatan baru yaitu pasukan cyber. Wallahu'alam.