Tuesday, March 11, 2025

APA BEDANYA IZIN DAN KEHENDAK ALLAH?

Oleh: Muhammad Plato

Ada dua konsep di dalam Al Quran yang digandengkan dengan Allah yaitu "izin Allah" dan "kehendak Allah". Dua kata ini dikaji dengan memperhatikan kasus, kejadian, yang terjadi ketika kata "izin" dan "kehendak" digunakan bergandengan dengan kata Allah. 

Berikut hasil pengelompokkan kata menghendaki dan mengizinkan berdasarkan kejadian yang dijelaskan. Data diambil dari Al Quran digital terjemah, kata dikehendaki berkaitan dengan kata-kata di bawah ini.

"Karunia, rahmat, jalan lurus, rezeki, istri cocok tanam dari mana saja mendatangi, pemerintahan, raja, pengajaran, hindari pembunuhan, ilmu, lipat ganda pahala, hikmah, ampunan, bantuan punya anak sudah tua, membersihkan, hukum hukum, mencipta, menyiksa, kesesatan, pusaka, manfaat, terima tobat, mudarat dan manfaat, tinggikan derajat, menimpakan halilintar, menghapus menetapkan, satu umat, memimpin."

Berikut ayat Al Quran yang mengandung kata kehendak Allah. Katakanlah: "Kepunyaan Allah-lah timur dan barat; Dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya ke jalan yang lurus." (Al Baqarah, 2:142).

"Dan Allah memberi rezeki kepada orang-orang yang dikehendaki-Nya tanpa batas." (Al Baqarah, 2:212).

"Allah memberikan pemerintahan kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Luas pemberian-Nya lagi Maha Mengetahui." (Al Baqarah, 2:247).

dan tidak (pula) sama orang-orang yang hidup dan orang-orang yang mati. Sesungguhnya Allah memberikan pendengaran kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan kamu sekali-kali tiada sanggup menjadikan orang yang di dalam kubur dapat mendengar. (Faathir, 35:22).

Dan ditiuplah sangkakala, maka matilah siapa yang di langit dan di bumi kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi, maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu (putusannya masing-masing). (Az Zumar, 39:68).

Kehendak Allah berkaitan dengan kata-kata negatif dan positif. Namun sebagai besar berkaitan dengan kata-kata positif. Kesimpulan sementara, kehendak Allah merupakan sesuatu yang terjadi diluar kemampuan manusia berkaitan dengan segala hal yang baik untuk di alam semesta.

Sekarang kita perhatikan kata izin Allah di dalam Al Quran. Berikut kata, kalimat, dikatikan izin Allah berkaitan dengan beberapa kata-kata sebagai berikut.  

"Katakanlah: Barang siapa yang menjadi musuh Jibril, maka Jibril itu telah menurunkannya ke dalam hatimu dengan seizin Allah". (Al Baqarah, 2:97). 

"Dan mereka itu (ahli sihir) tidak memberi mudarat dengan sihirnya kepada seorang pun kecuali dengan izin Allah." (Al Baqarah, 2:102).

"Berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah." (Al Baqarah, 2:249).

Mereka (tentara Thalut) mengalahkan tentara Jalut dengan izin Allah dan (dalam peperangan itu) Daud membunuh Jalut, (Al Baqarah, 2:251).

Izin Allah jika kita perhatikan kalimat-kalimat di Al Quran ketika makhluk bisa melakukan sesuatu yang tidak biasa dilakukan. Jibril memberi wahyu, orang melakukan sihir, golongan sedikit mengalahkan yang banyak. 

Jadi, izin Allah selalu terjadi pada kejadian yang dilakukan oleh makhluk. Izin Allah terjadi pada kejadian-kejadian yang ada keterlibatan dan kreativitas makhluk. Kejadian baik dan buruk yang dilakukan manusia bisa terjadi dengan izin Allah, sesuai dengan kodrat manusia punya potensi baik dan buruk.

"Pembunuhan masal atau genosida yang terjadi di Palestina, dilakukan Amerika Serikat dan Israel bisa terjadi atas izin Allah, tetapi bukan kejadian yang dikehendaki Allah.".  

Sepakat dengan beberapa pendapat, hal yang terjadi atas izin Allah tidak semua dikehendaki Allah. Sesuatu yang dikehendaki Allah menyangkut hal-hal yang tidak bisa dikerjakan makhluk. Kejadian yang dikehendaki Allah selalu hal-hal baik.***

Thursday, March 6, 2025

ISRAEL DAN AMERIKA LANGGAR PERJANJIAN

Oleh: Muhammad Plato

Al Quran adalah kabar gembira bagi orang-orang beriman, dan kabar buruk bagi orang-orang yang berprilaku buruk. Tidak ada satu manusia pun yang tidak mengenal Tuhan Maha Kuasa, kecuali mereka mendustainya.

Allah menciptakan alam semesta dengan logika sebab akibat. Allah menentukan segala kejadian dengan ketentuan logika sebab akibat Nya, bukan sebab akibat yang disangkakan manusia. Orang-orang yang diberi petunjuk mengikuti sebab akibat atas petunjuk Allah.  

Di dalam Al Quran diberitakan ada sekelompok manusia yang berprilaku buruk. Mereka melakukan kesepakatan jahat untuk mengusir dan membunuh sekelompok manusia. 

"Dan, ketika Kami mengambil janji dari kamu (yaitu): kamu tidak akan menumpahkan darahmu, dan kamu tidak akan mengusir dirimu dari kampung halamanmu, kemudian kamu berikrar sedang kamu mempersaksikannya."  (Al Baqarah, 2:84)

"Kemudian kamu membunuh dirimu dan mengusir segolongan daripada kamu dari kampung halamannya, kamu bantu membantu terhadap mereka dengan membuat dosa dan permusuhan; tetapi jika mereka datang kepadamu sebagai tawanan, kamu tebus mereka, padahal mengusir mereka itu terlarang bagimu. Apakah kamu beriman kepada sebahagian Al Kitab dan ingkar terhadap sebahagian yang lain? Tiadalah balasan bagi orang yang berbuat demikian dari padamu, melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari kiamat mereka dikembalikan kepada siksa yang sangat berat. Allah tidak lengah dari apa yang kamu perbuat." (Al Baqarah, 2:85)

"Itulah orang-orang yang membeli kehidupan dunia dengan akhirat, maka tidak akan diringankan siksa mereka dan mereka tidak akan ditolong." (Al Baqarah, 2:86)

Drama kisah manusia di dalam Al Quran, tidak sedang menyudutkan kelompok atau negara mana pun. Kelompok atau bangsa yang dihakimi Allah dalam kisah di atas adalah mereka yang melakukan pembunuhan dan pengusiran dan membuat permusuhan. 

Baru-baru ini dunia menyaksikan, reruntuhan dan kuburan masal menjadi saksi ada sekelompok manusia bahu membahu melakukan pembunuhan masal dan pengusiran. Israel dan Amerika Serikat melakukan apa yang telah di larang Allah. Mereka melanggar penjanjian dengan Allah.  

Kita akan menyaksikan bagaimana akibat melanggar perjanjian dengan Allah. Kata Allah tidak ada balasan bagi orang-orang yang melanggar perjanjian dengan Allah yaitu kenistaan dalam kehidupan dunia, dan di akhirat siksa berat menanti. 

Di dalam perjanjian, Allah mengingatkan ketika kamu membunuh sebagian yang lain dengan keji kamu sedang membunuh diri mu sendiri, dan ketika kamu mengusir segolongan yang lain dengan permusuhan, kamu sedang mengusir diri mu sendiri. 

Sesungguhnya Allah tidak pernah ingkar janji, setiap perbuatan yang kita lakukan Allah tidak pernah luput dari mencatatnya. Setiap perbuatan akan diperhitungkan dan dipertanggunjawabkan dengan Adil. 

Allah menetapkan hukum kebaikan akan dibalas dengan kebaikan dan kejahatan akan dibalas seimbang sesuai dengan apa yang dilakukan. Israel dan Amerika Serikat cepat atau lambat akan mendapat balasan dari apa yang mereka kerjakan. 

Hukum yang ditetapkan Allah tidak dibatasi ruang dan waktu. Kisah sejarah akan terus berulang, dan kita menyaksikan kisah Fir'aun, kejahatan orang Yahudi berulang, untuk jadi pelajaran bagi seluruh umat manusia.***  


Sunday, March 2, 2025

HAPUS KEBURUKAN DENGAN KEBAIKAN

Oleh: Muhammad Plato

Manusia selalu punya niat menutupi keburukan dengan kebaikan. Tidak ada satu manusia pun yang ingin diketahui keburukannya oleh orang lain. Orang-orang baik adalah yang ditutupi keburukannya. 

Manusia terdiri dari tiga unsur yaitu adam, iblis, dan malaikat. Adam adalah akal, iblis adalah nafsu buruk dan malaikat adalah nafsu baik. Akal fungsinya berpikir. Nafsu buruk dan nafsu baik ada dalam fungsi hati manusia. Dorongan berbuat baik dan buruk manusia dikendalikan oleh hati. 

Jiwa adalah pengetahuan yang diilhamkan Allah ke dalam akal dan hati manusia.  "maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu kefasikan dan ketakwaannya," (Alam Nasyarah, 91:8). Akal memiliki kemampuan memilih dan menciptakan pengetahuan-pengetahuan baik. 

"sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya." (Alam Nasyrah, 91:9-10).

Akal yang baik adalah yang mengikuti dorongan hati untuk berprasangka baik. Prasangka baik disangkakan kepada Allah, maka segala sesuatu yang terjadi adalah rencana-rencana baik Allah. 

Ketawakalan adalah sikap kehati-hatian dalam rangka menjaga parasangka baik kepada Allah. Prasangka baik kepada Allah akan dibalas kebaikan oleh Allah. 

Kesabaran manusia merupakan cara manusia dalam rangka menantikan prasangka-prasangka baik kepada Allah yang akan dibalas dengan kebaikan. 

Hidup manusia sangat tergantung pada perbuatan-perbuatan yang dilakukannya. Perbuatan baik akan dibalas dengan kebaikan, dan perbuatan buruk akan dibalas dengan keburukan. 

Perjuangan manusia tanpa akhir adalah mengendalikan akal dan pikiran tetap berada di jalan yang baik. Sekalipun manusia akan selalu terjerumus pada jalan yang buruk. 

Mizan adalah neraca keseimbangan yang akan jadi penentu akhir hidup manusia. Ketika manusia berhasil menjaga neraca kebaikannya lebih berat maka dia termasuk manusia beruntung. Sebaliknya jika neraca kebaikannya lebih sedikit maka dia termasuk orang-orang yang rugi.

Dan adapun orang-orang yang berat timbangan (kebaikan) nya, maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan. Dan adapun orang-orang yang ringan timbangan (kebaikan) nya, maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah. (Al Qaari'ah, 101:6-9).

Untuk menjaga neraca keseimbangan berada di berat pada kebaikan, Allah menganjurkan pada manusia hapus keburukan dengan berbuat baik. Shalat adalah pengingat bahwa hukum-hukum yang ditetapkan Allah berlaku pasti.

"Dan dirikanlah shalat itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada bahagian permulaan daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat." (Huud, 11:114)

Pertarungan sengit manusia terjadi dalam jiwa manusia. Setiap hari jiwa manusia bertarung apakah mengambul keputusan baik atau buruk. Orang-orang yang banyak mengingat Allah, dialah yang akan mendapat keberuntungan.***