Sunday, September 26, 2021

CARA MEMBACA TANDA-TANDA DARI ALLAH

OLEH: MUHAMMAD PLATO

Dua sahabat dengan cepat telah pergi mendahului kita. Di saat-saat kita butuh kehadiran guru-guru terbaik untuk melahirkan generasi-generasi terbaik, Allah punya rencana lain, Allah memanggil sahabat-sahabat terbaik kembali pulang kepada-Nya. Rasanya ingin protes mengapa terjadi di saat-saat situasi sedang seperti ini? Untung saja ada sedikit kesadaran terbersit, bahwa orang-orang terbaik dihadapan Allah akan diuji dengan ujian-ujian besar agar selalu dekat dengan Allah.

Jika kita akan kehilangan sesuatu, sebenarnya Allah telah memberi tahu. Cara Allah memberi tahu dengan kejadian-kejadian yang terjadi pada alam, hewan, teman, saudara, pikiran dan bisikan hati. Allah memberi tanda-tanda. Kemampuan kita membaca tanda-tanda dapat jadi pengingat diri menjadi selalu waspada.

Sebagaimana Allah memberi tahu dengan tanda-tanda alam, mendung sebagai tanda akan turun hujan, angin kencang sebagai tanda akan terjadi penggantian musim, banjir bandang sebagai tanda telah terjadi kerusakan hutan, gunung meletus sebagai tanda pergerakan dapur magma. Semua tanda dikejadian alam adalah Allah yang menggerakkan, manusia membaca sebab dan akibatnya sebagai tanda.

Kejadian alam di rumah, ketika nasi sering basi Allah memberi tanda. Burung menabrak kaca, kupu-kupu, ular, kelabang, serangga, masuk rumah adalah tanda. Hati tiba-tiba gelisah dan pikiran jadi berprasangka negatif itu adalah tanda-tanda. Ilmu tanda-tanda Allah kabarkan dalam Al-Qur’an.

“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering) -nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; Sungguh  tanda-tanda  bagi kaum yang memikirkan. (Al Baqarah, 2:164).

Lalu bagaimana kita membaca tanda-tanda? Bukan kejadian fisik apa yang akan terjadi yang kita baca. Bukan siapa yang akan berbuat dzalim kepada kita yang kita baca. Bukan penderitaan apa yang akan menimpa kita yang kita baca. Allah memberi kabar cara membaca kejadian di dalam Al-Qur’an.

“Bacalah atas nama Tuhanmu Yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah,” (Al ‘Alaq, 96:3).

Membaca atas nama Tuhan berarti manusia tidak boleh sembarangan membaca tanpa ada petunjuk dari Allah. Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi orang-orang beriman adalah petunjuk membaca segala kejadian alam yang pada hakikatnya adalah tanda-tanda dari Allah.

Lalu bagaimana cara membaca tanda-tanda dari Allah berdasar petunjuk Al-Qur’an? Tanda-tanda dari Allah dapat dibaca oleh kaum yang memikirkannya, sebagaimana bunyi kata terakhir dalam Al Baqarah ayat 164, “la ayaatilliqoumi ya’qiluun”. Membaca kejadian sebagai tanda-tanda dari Allah adalah sebagai sebab dan manusia memikirkan akibatnya. Sebaliknya membaca tanda-tanda dari Allah sebagai akibat dan memikirkan sebabnya. Dua pola ini menjadi cara membaca tanda-tanda kejadian dari Allah. Untuk mempermudah kita buat tabel seperti di bawah ini, bacalah dari atas ke bawah pada tiap kolom agar bisa dipahami secara kronologis.

Tanda-tanda

Sebab

Akibat

Semua tanda-tanda kejadian adalah dari Allah

Membaca dengan memikirkan apa sebabnya

Membaca dengan memikirkan apa akibatnya

Menurut Petunjuk Allah, semua sebab kejadian baik dan buruk datang dari diri sendiri

Menurut petunjuk Allah semua akibat adalah apa yang dikehendaki Allah

Membaca sebab kejadian menurut petunjuk Allah adalah  berpikir, merenungi, merefleksi diri, atas apa-apa yang telah dilakukan di masa lalu.

Membaca akibat apa yang akan terjadi menurut petunjuk Allah adalah berpikir dengan bertauhid berserah diri atas apa yang akan terjadi sesuai kehendak Allah.

Perintah Allah, hapuslah keburukan dengan berbuat baik, atau ingat Allah banyak banyak agar akibat yang terjadi tetap baik.

Perintah Allah, “Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. (2:163)

Saya sederhanakan logikanya biar mudah memahaminya. Jadi jika kita mau membaca tanda-tanda kejadian dari Allah. Cara kerja logikanya sederhana, bacalah bahwa semua sebab kajadian yang kamu anggap buruk itu datang dari dirimu sendiri, dan bacalah semua akibat yang akan terjadi hanya Allah satu satunya yang tahu, tidak ada satu pun yang tahu selain Allah.

Harus kita pahami dalam hal membaca akibat-akibat yang akan terjadi, selalu ada manusia atau makhluk selain Allah yang merasa tahu. Manusia atau makhluk selain Allah ini kadang posisinya menjadi seperti Allah, dan inilah yang tidak boleh dilakukan oleh manusia, yaitu memiliki keyakinan  kepada selain Allah.

Jadi tanda-tanda itu hanya berfungsi sebagai peringatan untuk manusia, agar selalu ingat Allah, mohon ampun kepada Allah, dan berusaha memperbaiki diri dihadapan Allah, lalu setelah itu berserah dirilah atas segala akibat yang akan terjadi kepada Allah. Namun harus diingat, segala akibat yang akan terjadi jika kita telah memohon ampunan dan berserah diri kepada Allah, maka segala akibatnya adalah keberuntugan besar. “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal yang shaleh bagi mereka surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; itulah keberuntungan yang besar.” (Al Buruuj, 85:11).

Begitulah cara membaca tanda-tanda dari Allah, semuanya dibaca atas perintah dari Allah. Hati-hatilah dari tanda-tanda itu, semoga iman kita tetap kepada Allah saja. Wallahu’alam.