Tuesday, May 28, 2013

ADA KILATAN CAHAYA

Berawal dari membaca
Penderitaan itu adalah sebab
Dan kesuksesan adalah akibat
Maka semakin besar penderitaan
Pasti semakin besar kesuksesan yang kita dapatkan

Lalu kami belajar menderita
Berderma sekemampuan
Lalu berderma dengan patokan
Lalu berderma dengan barang dicintai
Lalu berkorban

Berawal dari terus membaca
Ada kilatan cahaya yang terang
Mulailah memperbanyak shalat
Mulai bersabar di waktu dhuha
Mulai bersabar di waktu sepertiga malam
Mulai bersabar menahan senin dan kamis

Ada kilatan cahaya semakin terang
Mulailah menghitung hitung
Ada jutaan napas telah kami hisap
Tiga puluh delapan tahun telah menikmati hidup dan tidur
Jutaan kali diselamatkan dalam perjalanan
Setiap kali dimudahkan dari kesulitan
Milyaran ilham telah dibisikan

Terimakasih Tuhan
Kami akan terus membaca
Kami akan terus menghitung
Kami akan terus lurus
Kami akan terus berdoa

Semoga kilatan cahaya tambah terang
Salam dari kami sekeluarga
Yang baru sedikit belajar hidup dijalan Mu
Di dalam logika Tuhan

Kang Master 16 April 2013

WANITA ADALAH PENDERITA DAN PENYEJAHTERA

WANITA diciptakan sebagai makhluk tahan derita. Dari fakta kehidupan perempuan mengalami masa-masa hidup yang berbeda dengan laki-laki. Perempuan mengalami siklus kehidupan yang lebih sulit dari kaum laki-laki. Masa-masa sulit tersebut seperti, perempuan mengalami masa haid, mengandung, melahirkan, menyusui. Masa-masa sulit ini mutlak tidak bisa dihindari oleh kaum perempuan.

Dalam kehidupan rumah tangga pun, perempuan mengalami masa-masa sulit seperti harus merawat dan mendidik anak dan menyiapkan makan untuk seluruh anggota keluarga, mengatur keuangan dan sebagainya. Kondisi sulit dalam rumah tangga bisa sedikit berkurang dengan mengajak laki-laki untuk bekerja sama.

Namun hidup memiliki kodrat-kodratnya masing-masing. Kodrat laki-laki berbeda dengan kodrat perempuan. Isu gender yang mencoba mendorong terus kaum perempuan bekerja di luar rumah tidak akan menjadikan kaum perempuan lupa pada kodratnya. Setelah pulang ke rumah naluri perempuan akan  kembali, seperti ibu yang harus merawat anak dan mengatur rumah tangga. Naluri ibu ketika perempuan berada di rumah telah mendorong kaum perempuan untuk bekerja dua kali lebih banyak dari kaum laki-laki. 

Pada tahun 2004 penelitian pemerintah AS menemukan bahwa rata-rata wanita kontemporer mereka bekerja dua kali lipat lebih banyak dari kaum laki-laki yang bekerja karena wanita juga melakukan tugas-tugas rumah tangga dan mengasuh anak. (Elison Katherine:2011). Penelitian ini membuktikan bahwa isu gender yang mendorong pertukaran peran antara laki-laki dan perempuan, telah menyebabkan wanita bekerja lebih berat dari laki-laki.

Setelah adanya gerakan persamaan gender, nasib kaum perempuan diakui menjadi lebih baik. Perubahan baik itu terlihat dari akses kaum perempuan terhadap dunia pendidikan. Setelah berpendidikan kaum perempuan memulai ikut berkarir dengan bekerja di luar rumah seperti laki-laki. Namun faktanya kaum perempuan tetap menjadi kelompok yang paling menderita. Mereka harus mengalami dua pekerjaan yaitu di rumah dan di tempat kerja. Dengan kondisi semacam ini jelas kaum perempuan memiliki beban hidup lebih berat di banding laki-laki.

Semua makhluk yang diciptakan Tuhan memiliki kodrat untuk tahan pada penderitaan. Dalam dunia ilmu pengetahuan, ketahanan manusia dalam penderitaan dinamakan dengan adversity quotient. Keharusan manusia untuk bertahan terhadap penderitaan bisa kita temukan dalam firman Tuhan.

“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah”. (Al Balad:4).

Ketahanan terhadap penderitaan dapat diartikan juga sebagai ukuran keberhasilan kaum laki-laki maupun perempuan. Semakin besar daya tahan derita semakin besar peluang keberhasilannya. jika sekarang kaum perempuan memiliki dua kali lipat beban kerja dari laki-laki, maka sebenarnya kaum perempuan memiliki daya tahan derita dua kali lipat dari laki-laki. Untuk itu peluang keberhasilan kaum wanita lebih besar dari kaum laki-laki. Maka bisa dipastikan bahwa keberhasilan masyarakat di zaman modern ini bukan keberhasilan kaum laki-laki tapi milik kaum perempuan.

Demikian juga dapat dipastikan, di zaman modern sekarang keberhasilan membina rumah tangga yang sejahtera adalah keberhasilan mutlak dari seorang wanita bukan laki-laki. Untuk itu tidak salah jika ada yang mengatakan dibalik keberhasilan laki-laki ada wanita hebat disampingnya.

Semestinya kaum laki-laki sadar, dirinya tidak berhak mengklaim keberhasilan di muka bumi ini milik laki-laki, sekalipun secara kasat mata banyak laki-laki tampil memimpin di muka bumi ini, kaum wanitalah yang paling menderita dalam mensejahterakan bumi ini. Maka kaum wanita lah yang paling berhak mengklaim keberhasilan di muka bumi ini.

Tidak salah jika banyak filsuf mengatakan bahwa kaum wanita adalah penyejahtera kehidupan di muka bumi ini. Sangat rasional juga jika Nabi Muhammad saw mewajibkan kepada umat untuk memberikan kemuliaan kepada kaum wanita tiga kali lipat dari pada kepada kaum laki-laki.

Wanita memang sudah ditetapkan Tuhan sebagai makhluk yang punya kelebihan berupa kemampuan bertahan dalam penderitaan. Hakikatnya daya tahan terhadap penderitaan adalah kemampuan manusia agar hidup lebih sejahtera. Kemampuan bertahan dalam penderitaan itu Tuhan berikan kepada kaum wanita. Sebagaimana Allah berfirman;

Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). (Al Ahqaaf:15).


Dua kali lipat daya tahan wanita terhadap penderitaan, diisyaratkan oleh Tuhan dengan kondisi susah payah yang dialami wanita dua kali, sebagaimana disebut dalam ayat di atas, yaitu ketika mengandung dan ketika melahirkan. Kalimat ini mengandung makna bahwa wanita memiliki kemampuan bertahan dua kali lipat dibanding laki-laki.

Faktanya sudah disebutkan melalui hasil penelitian bahwa wanita di zaman modern ini bekerja dua kali lipat lebih banyak dari kaum laki-laki. Bisa disimpulkan bahwa kesejahteraan di muka bumi ini hasil karya perempuan bukan laki-laki. Jadi sudah sepantasnya laki-laki memuliakan kaum wanita. Inilah peran gender yang sesungguhnya.

Salam sukses dengan Logika Tuhan, Follow me @logika_Tuhan

Wednesday, May 15, 2013

KECERDASAN BUKAN MILIK BANGSA YAHUDI

Siapa pun orangnya, dari suku bangsa manapun, dia akan menjadi umat terbaik, jika dia taat kepada Tuhan Yang Esa (Allah Swt).  Ketaatan kepada Tuhan Yang Maha Esa lah yang membuat  manusia tampil menjadi manusia terbaik di muka bumi ini. Allah swt. berfirman:

“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka; di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik. (Q.S. Ali Imran:110).

Maka, siapa yang membenarkan bahwa bangsa Yahudi ditakdirkan Tuhan menjadi bangsa cerdas, dia telah terkena doktrin yang membuat dirinya lebih bodoh dari bangsa Yahudi. Dan siapa yang merasa bangga bahwa dia telah menjadi orang cerdas karena punya gen Yahudi di tubuhnya, sesungguhnya dia telah memiliki bibit-bibit kesombongan. Kecerdasan itu bukan milik suku dan golongan tertentu, tapi semua umat yang diciptakan Tuhan.

Sudah kita akhiri saja, anggapan-anggapan yang membuat diri kita lebih bodoh itu. Sampai kapan kita mau mengatakan Yahudi cerdas, dan memaklumi kita lebih bodoh dari bangsa Yahudi. Tidak disangka selama ini kita telah membodoh-bodohkan diri sendiri dan mencerdas-cerdaskan orang lain. Tidak ada kedzaliman yang paling dzalim di muka bumi ini selain membodoh-bodohkan diri sendiri.

Fakta orang Yahudi ada yang cerdas mungkin itu benar. Dari 27 orang yang punya IQ 170, 24 orang dari keturunan Yahudi mungkin benar,  tapi bukan untuk didogmakan bahwa bangsa Yahudi cerdas, kita lebih bodoh dari bangsa Yahudi. Pesannya adalah jika Yahudi bisa cerdas, maka belajarlah dari orang-orang Yahudi, bagaimana mereka bisa mewariskan generasi-generasi cerdas secara turun-temurun.

Semua manusia diciptakan Tuhan sebagai makhluk cerdas. Semua orang bisa menurunkan gen cerdas. Permasalahannya hanya di tradisi atau budaya. Tidak semua bangsa memiliki tradisi melahirkan anak cerdas. Tidak ada bangsa seteguh bangsa Yahudi, mereka mewariskan generasi cerdas dalam sebuah tradisi keluarga secara turun temurun. Tradisi keluarga mewariskan keturunan cerdas inilah yang menjadikan orang Yahudi dianggap seolah-olah bangsa cerdas.

Dalam tradisi keluarga Yahudi, kecerdasan itu harus diwariskan sejak berada di dalam kandungan. Setiap perempuan Yahudi yang mengandung, ditradisikan harus mendidik anaknya sejak dalam kandungan agar menjadi generasi cerdas. Mereka yang tidak melakukannya akan dikucilkan karena dianggap akan melahirkan generasi tidak cerdas.

Setiap perempuan Yahudi, sudah punya kesadaran melahirkan anak cerdas. Inilah penyebab lahirnya keturunan-keturunan cerdas dari bangsa Yahudi, dan tradisi ini jarang dimiliki oleh bangsa-bangsa lain.

Di banyak budaya, kebanyakan perempuan yang mengandung berprilaku salah kaprah. Kebanyakan menjadi bersikap manja, terbawa emosi lingkungan bahwa selama mengandung harus diperlakukan istimewa.

Betul, perempuan mengandung harus diperlakukan istimewa, namun bukan berarti jadi manja. Setiap prilaku perempuan mengandung akan bernilai pendidikan karakter untuk anak-anak di dalam kandungannya. Maka perlakuan istimewa sebenarnya dalam rangka membentuk karakter istimewa. Sekali lagi bukan untuk dibuat manja.

Tidak dengan perempuan Yahudi. Ketika mengandung, lingkungan akan memeprlakukan istimewa dan perempuan-perempuan mengandung pun melakukan prilaku-prilaku istimewa yang sudah ditradisikan. Prilaku istimewa yang dilakukan perempuan Yahudi ketika mengandung adalah segala prilaku, cara makan, dan makanan yang dimakan semuanya diorientasikan kepada pembentukan kecerdasan anak dalam kandungan.

Inilah rahasia cerdas orang Yahudi, dan jika disadari oleh semua suku bangsa pasti akan lahir generasi-generasi cerdas. Bangsa Yahudi ciciptakan Tuhan, dan kita terlahir untuk saling belajar dan saling mengenal budaya, termasuk belajar dari budaya bangsa Yahudi.

Tunggu tulisan berikutnya, akan kita ungkap lebih detail lagi cara cerdas melahirkan generasi cerdas. Salam Sukses dengan Logika Tuhan, Follow me @Logika_Tuhan

Tuesday, May 14, 2013

MENYALAHKAN ORANG LAIN = HARAM!

Siapa yang tidak pernah menyalahkan orang lain? Pasti semua orang pernah melakukannya baik sengaja maupun tidak sengaja. Mungkin hal itu manusiawi dilakukan manusia. Tapi kalau Anda belajar logika dari ajaran agama (logika Tuhan), sebenarnya menyalahkan orang lain bertentangan dengan perintah Tuhan.
 
Mengapa logika agama melarang menyalahkan orang lain? Mereka yang hidupnya biasa menyalahkan orang lain, akan menunjukkan kualitas rendah sebagai manusia. Kebiasaan menyalahkan orang lain akan menutup pemahaman tentang siapa dirinya. Kekurangan yang ada dalam dirinya tidak akan dikenali. Ekstrimnya orang-orang yang senang menyalahkan orang lain akan menjadi manusia narsis. Narsisme adalah sikap berlebihan yang selalu memandang orang lain salah dan kebenaran ada pada dirinya. Jika manusia narsis ini berkuasa, maka dia akan menjadi pemimpin yang sangat berbahaya bagi kehidupan manusia di dunia. Itulah rasionalnya mengapa agama melarang keras menyalahkan orang lain.

Dalam kehidupan sehari-hari, coba perhatikan orang-orang yang suka menyalahkan orang lain. Dia tidak pernah bisa berubah dari kebiasaan buruknya. Kesalahan yang dilakukannya merasa bukan perbuatannya dan selalu melihat sebabnya dari orang lain. Biasanya orang-orang seperti ini, tidak akan pernah bisa diterima kehadirannya di masyarakat.

Sekarang dari mana asal logika, kalau ajaran agama melarang keras menyalahkan orang lain? Sumbernya harus kembali kepada Tuhan.

“Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat maka kejahatan itu bagi dirimu sendiri, dan apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) yang kedua,... (Al-Isra:7).

Inilah hukum gravitasi manusia, seperti yang terjadi pada bumi. Hukum ini melandasi seluruh aktivitas kehidupan manusia di muka bumi. Dengan hukum ini, maka kita harus membaca bahwa setiap kejadian yang menimpa kita semuanya datang dari diri kita sendiri. Tidak ada perantara orang lain. Untuk itulah menyalahkan orang lain atas apa yang menimpa kita, menjadi bertentangan dengan hukum ini. Segala sesuatu yang menentang ketentuan Tuhan adalah haram.

Banyak sekali orang yang tidak paham dan sadar berlakunya hukum gravitasi manusia, dan asyik dengan menyalahkan orang lain. Padahal keburukan, kegagalan, rasa sakit, pengkhianatan, santet, bencana yang diterima, semua bersumber pada diri kita sendiri.
Setiap keburukan yang kita lakukan pasti berbalas. Lupa terhadap apa yang kita lakukan adalah faktor yang membuat kita merasa tidak bersalah dan tidak menyadari bahwa keburukan yang kita terima bersumber dari keburukan diri kita sendiri.  Lupalah yang membuat kita bertanya, “mengapa saya menerima keburukan ini? Padahal saya sudah berbuat baik selama ini.”

Selain lupa, ada perbuatan buruk (dosa) yang tidak terasa kita lakukan. Contoh saja dalam ucapan yang kita keluarkan, kita tidak tahu bahwa diantara orang-orang yang mendengar ucapan kita, ada yang tersakiti, demikian juga dalam perbuatan. Kita tidak sadar dengan sampah yang kita buang ke sungai, bisa ikut andil menyebabkan banjir bagi orang-orang di hilir. Berapa banyak ucapan-ucapan yang menyakiti orang lain kita lontarkan, berapa banyak perbuatan-perbuatan buruk kita yang menyebabkan orang lain sengsara? Tidak terasa dan lupa kan? Itulah yang membuat kita tidak sadar bahwa segala keburukan adalah datang dari diri kita sendiri. Begitulah hukum yang telah ditetapkan Tuhan.

Jika sudah menjadi ketetapan Tuhan, tak ada yang bisa mengubahnya. Kecuali kita memahami, menyadari, dan menjadikannya petunjuk dalam kehidupan, agar selamat dunia dan akhirat. Itulah sedikit alasan mengapa menyalahkan orang lain hukumnya haram. Selanjutnya tinggal kita praktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Insya Allah, jika kita konsisten hidup di atas petunjuk Tuhan, maka Tuhan berjanji akan mengantarkan kita pada kehidupan lebih sejahtera di dunia dan akhirat.

Salam sukses dengan logika Tuhan. Follow me logika_Tuhan

Tuesday, May 7, 2013

HIDUP SEJAHTERA DENGAN LOGIKA SEGITIGA

Terus terang saja, kalau gundah (galau), saya selalu tertarik untuk bangun di sepertiga malam (tahajud)  dan curhat kepada Tuhan. Ketika di pundak saya ada 45 orang anak yang ingin kuliah dan bekerja, terus terang saya lebih khawatir dari pada mengkhawatirkannya anak-anak saya pribadi.

Ketika saya bilang kepada teman bahwa saya bertahajud untuk kesuksesan 45 orang anak didik saya, tiba-tiba ada yang menyela, yang ditahajudi itu anak sendiri bukan anak-anak orang lain. Hati saya dongkol, dan kesal. Apa pasal? Orang ini sudah bertahun-tahun beragama tetapi tidak memahami cara kerja Tuhan dalam mensejahterakan umatnya. Sangat ingin memarahi, menampar,  ketika keluar ucapan itu dari mulut seorang penganut agama.

Untuk itulah saya akan menjelaskan logika segitiga, sebagai ketentuan Tuhan dalam mensejahterakan hidup manusia. Kalau Anda-Anda percaya Tuhan, seharusnya percaya dan yakin pada ketetapan ini.

Logika segitika bersumber dari yang benar. Di dalam sebuah hadis Nabi Muhammad saw dijelaskan;

Barangsiapa melapangkan kesusahan (kesempitan) untuk seorang mukmin di dunia maka Allah akan melapangkan baginya kesusahan dari kesusahan-kesusahan pada hari kiamat dan barangsiapa memudahkan kesukaran seseorang maka Allah akan memudahkan baginya di dunia dan akhirat... (HR. Muslim)

Jika kita petakan, bunyi hadis di atas akan membentuk logika segitiga, sebagai sistem yang menjelaskan tata cara kerja Tuhan dalam mencejahterakan umat manusia. Logika segitiga ini bisa kita ilustrasikan sebagai berikut:

PETAKAN PERNYATAAN DI BAWAH INI DALAM HUBUNGAN SEGITIGA OLEH ANDA
Jika manusia pertama kesulitan
Maka mudahkan kesulitan manusia-manusia lainnya
Maka Tuhan berkehendak Memudahkan kesulitan manusia pertama

Mengapa bisa berlaku logika segitiga seperti itu? Untuk lebih logisnya akan saya jelaskan. Ketika seorang manusia membebaskan kesulitan manusia, maka tindakannya akan dinilai sebagai bentuk sedekah. Mengapa? Ketika seorang manusia membebaskan manusia lain dari kesulitan, manusia tersebut minimalnya akan berbuat sesuatu dengan pikiran, tangan, kaki, mulut, harta dan jiwanya.  Maka menggunakan pikiran, tangan, kaki, mulut, harta, dan jiwa untuk membebaskan kesulitan manusia lain, tindakan itu sama dengan melaksanakan satu tindakan perintah Tuhan yaitu menggunakan, membelajakan harta yang dimilikinya di jalan Tuhan.

Ketika manusia berani berbuat, menggunakan, membelanjakan, harta yang dimilikinya di jalan Tuhan (membebaskan manusia lain dari kesulitan), maka Tuhan menetapkan sebuah balasan berlipat mulai dari 10 sampai dengan 700 kali lipat sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an surat Al An’am ayat 160 dan Albaqarah ayat 261.

Maka, dalam berkehidupan logika segitiga seharusnya menjadi patokan bagi setiap manusia jika ingin sejahtera dalam hidupnya. Tidak ada ketetapan yang berlaku pasti selain ketetapan TUHAN YANG MAHA TUNGGAL. Siapa yang mengingkarinya, maka dia telah mengingkari Tuhan dan menjauhkan hidup dari kesejahteraan.

Salam sukses dengan logika Tuhan. Follow me @logika_Tuhan.

HARAM MENGELUH!

Mengeluh itu pekerjaan sepele, karena itu banyak yang tidak sadar melakukannya. Coba saja perhatikan ketika memasuki musim hujan, tidak sedikit banyak orang mengeluh. Misalnya, “waduh hujan, pagi-pagi sudah hujan, pakaian jadi susah kering”. Bahkan ada yang menyalahkan musim hujan, “gara-gara hujan lebat semalam, rumah gua kebanjiran”. Ketika wabah penyakit datang, "gara wabah penyakit, usaha kita rugi besar". 

Selanjutnya ketika memasuki musim kemarau, banyak orang mengeluh lagi. “wuih puanas sekali hari ini, malas jadinya keluar rumah, nanti kulit saya kebakar”. Sama seperti musim hujan, musim kemarau juga disalahkan, “gara-gara musim kemarau tanaman-tanaman saya jadi kekeringan”.

Di tempat kerja, banyak sekali orang yang suka mengeluh. “malas ni, besok harus datang pagi-pagi, mana pekerjaan banyak seperti tidak pernah selesai-selesai, sampai kapan hidup begini?” Ada juga yang mengeluhkan gajinya kecil, “gajinya kecil, jadi kerjanya ya semaunya aja”. Pokoknya banyak sekali keluhan yang bisa Anda dengar dari teman-teman atau Anda sendiri, rasakan dan perhatikan saja.

Sudah, kalau Anda suka mengeluh, serius deh, segera hentikan sebelum dosa Anda bertumpuk terus karena terlalu banyak mengeluh. Mengapa mengeluh dosa? Mohon konsentrasi sebentar, saya akan mencoba menjelaskannya dengan sedikit berlogika.


Jujur saja, Anda tidak akan senang bergaul dengan orang yang sedikit-sedikit mengeluh. Betul?  Orang-orang yang sukanya mengeluh, tidak akan bisa berpikir positif. Hal-hal yang positif pun bisa jadi negatif di hadapan orang-orang yang suka mengeluh.

Mengeluh juga bisa dikatakan sia-sia. Coba saja pikir sama Anda, mengeluh itu lebih rendah dari sampah. Sisa-sisa makanan, barang bekas, masih bisa kita manfaatkan, untuk kompos, kerajinan olahan, pembangkit listrik dsb, tetapi keluhan benar-benar tidak ada gunanya. Ya kalau dibandingkan, keluhan itu seperti bau kentut. Sejauh ini saya belum menemukan kalau bau kentut itu bermanfaat. Kalau kentutnya ia bermanfaat, kalau bau kentutnya saya belum temukan manfaatnya. Bayangkan keluhan itu seperti bau kentut. Tidak berharga tau.

Mengapa mengeluh dosa? Baik, konsentrasi ya, saya akan jelaskan mengapa mengeluh itu dosa. Kooonseeeentraaaaasiiii!!!

Dan terhadap nikmat Tuhanmu maka hendaklah kamu menyebut-nyebutnya (dengan bersyukur).   (Adh Dhuhaa:11).

Yang diperintahkan Allah adalah menyebut-nyebut (mengingat-ingat) segala nikmat yang telah Allah berikan agar kamu bersyukur. Mengeluh sama dengan menolak kondisi/kenikmatan yang sudah kita terima. Menolak kondisi yang kita terima sama dengan menghilangkan apa-apa yang sudah kita terima dari Allah. Menolak apa yang diterima sama dengan tidak bersyukur. Orang-orang yang tidak bersyukur sama dengan menghilangkan jasa Tuhan, sama dengan menghilangkan Tuhan. Orang-orang yang menghilangkan Tuhan sama dengan orang-orang kafir.

Sesungguhnya Kami telah menunjukinya jalan yang lurus; ada yang bersyukur dan ada pula yang kafir. ((Al Insaan:3)

Jadi, mengeluh sama dengan pengingkaran terhadap nikmat Allah. Mengeluh sama dengan melupakan nikmat Allah yang sudah kita terima sebelumnya. Mengeluh sama dengan mengundang energi negatif. Mengeluh sama dengan mengundang kekecewaan dan pesimis. Mengeluh dilakukan oleh orang-orang kafir yang hanya fokus pada keburukan dan lupa terhadap kebaikan.

Untuk itulah mengeluh sama dengan dosa, karena sifat-sifat kekafiran yaitu menutup, meniadakan kebaikan Allah. Para pengeluh dalam hitungan detik sedang mengumpulkan dosa melalui keluhan.
Jadi, berhentilah mengeluh, karena apa yang terjadi harus kita terima sebagai anugerah Allah. Lalu bersyukurlah dalam arti mencari nilai tambah (kreatif/inovatif), mengolah apa yang telah Allah berikan. Insya Allah, Allah akan meningkatkan kesejahteraan Anda.

Anda punya otak, tangan, kaki, mata, telinga, ayo bersyukur dalam arti gunakan untuk mencari nilai tambah. Otak gunakan untuk terus belajar, tangan selalu kita simpan di atas, mata gunakan untuk selalu membaca, telinga gunakan untuk selalu mendengar, dan kaki gunakan untuk menuju tempat-tempat suci.

Mengeluh itu haram bagi mereka yang suka bersyukur. Tulis besar-besar di dinding pintu masuk kamar Anda, “HARAM MENGELUH”. Buktikan anda bisa hidup lebih SUKSES. Sekian.

Salam sukses dengan Logika Tuhan. Follow me @logika_Tuhan