Wednesday, May 15, 2013

KECERDASAN BUKAN MILIK BANGSA YAHUDI

Siapa pun orangnya, dari suku bangsa manapun, dia akan menjadi umat terbaik, jika dia taat kepada Tuhan Yang Esa (Allah Swt).  Ketaatan kepada Tuhan Yang Maha Esa lah yang membuat  manusia tampil menjadi manusia terbaik di muka bumi ini. Allah swt. berfirman:

“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka; di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik. (Q.S. Ali Imran:110).

Maka, siapa yang membenarkan bahwa bangsa Yahudi ditakdirkan Tuhan menjadi bangsa cerdas, dia telah terkena doktrin yang membuat dirinya lebih bodoh dari bangsa Yahudi. Dan siapa yang merasa bangga bahwa dia telah menjadi orang cerdas karena punya gen Yahudi di tubuhnya, sesungguhnya dia telah memiliki bibit-bibit kesombongan. Kecerdasan itu bukan milik suku dan golongan tertentu, tapi semua umat yang diciptakan Tuhan.

Sudah kita akhiri saja, anggapan-anggapan yang membuat diri kita lebih bodoh itu. Sampai kapan kita mau mengatakan Yahudi cerdas, dan memaklumi kita lebih bodoh dari bangsa Yahudi. Tidak disangka selama ini kita telah membodoh-bodohkan diri sendiri dan mencerdas-cerdaskan orang lain. Tidak ada kedzaliman yang paling dzalim di muka bumi ini selain membodoh-bodohkan diri sendiri.

Fakta orang Yahudi ada yang cerdas mungkin itu benar. Dari 27 orang yang punya IQ 170, 24 orang dari keturunan Yahudi mungkin benar,  tapi bukan untuk didogmakan bahwa bangsa Yahudi cerdas, kita lebih bodoh dari bangsa Yahudi. Pesannya adalah jika Yahudi bisa cerdas, maka belajarlah dari orang-orang Yahudi, bagaimana mereka bisa mewariskan generasi-generasi cerdas secara turun-temurun.

Semua manusia diciptakan Tuhan sebagai makhluk cerdas. Semua orang bisa menurunkan gen cerdas. Permasalahannya hanya di tradisi atau budaya. Tidak semua bangsa memiliki tradisi melahirkan anak cerdas. Tidak ada bangsa seteguh bangsa Yahudi, mereka mewariskan generasi cerdas dalam sebuah tradisi keluarga secara turun temurun. Tradisi keluarga mewariskan keturunan cerdas inilah yang menjadikan orang Yahudi dianggap seolah-olah bangsa cerdas.

Dalam tradisi keluarga Yahudi, kecerdasan itu harus diwariskan sejak berada di dalam kandungan. Setiap perempuan Yahudi yang mengandung, ditradisikan harus mendidik anaknya sejak dalam kandungan agar menjadi generasi cerdas. Mereka yang tidak melakukannya akan dikucilkan karena dianggap akan melahirkan generasi tidak cerdas.

Setiap perempuan Yahudi, sudah punya kesadaran melahirkan anak cerdas. Inilah penyebab lahirnya keturunan-keturunan cerdas dari bangsa Yahudi, dan tradisi ini jarang dimiliki oleh bangsa-bangsa lain.

Di banyak budaya, kebanyakan perempuan yang mengandung berprilaku salah kaprah. Kebanyakan menjadi bersikap manja, terbawa emosi lingkungan bahwa selama mengandung harus diperlakukan istimewa.

Betul, perempuan mengandung harus diperlakukan istimewa, namun bukan berarti jadi manja. Setiap prilaku perempuan mengandung akan bernilai pendidikan karakter untuk anak-anak di dalam kandungannya. Maka perlakuan istimewa sebenarnya dalam rangka membentuk karakter istimewa. Sekali lagi bukan untuk dibuat manja.

Tidak dengan perempuan Yahudi. Ketika mengandung, lingkungan akan memeprlakukan istimewa dan perempuan-perempuan mengandung pun melakukan prilaku-prilaku istimewa yang sudah ditradisikan. Prilaku istimewa yang dilakukan perempuan Yahudi ketika mengandung adalah segala prilaku, cara makan, dan makanan yang dimakan semuanya diorientasikan kepada pembentukan kecerdasan anak dalam kandungan.

Inilah rahasia cerdas orang Yahudi, dan jika disadari oleh semua suku bangsa pasti akan lahir generasi-generasi cerdas. Bangsa Yahudi ciciptakan Tuhan, dan kita terlahir untuk saling belajar dan saling mengenal budaya, termasuk belajar dari budaya bangsa Yahudi.

Tunggu tulisan berikutnya, akan kita ungkap lebih detail lagi cara cerdas melahirkan generasi cerdas. Salam Sukses dengan Logika Tuhan, Follow me @Logika_Tuhan

No comments:

Post a Comment