Friday, May 30, 2014

HANYA DENGAN SHALAT BISNIS AKAN LANCAR


Dalam sebuah perjalanan menuju tempat kerja, terjadi diskusi panjang. Teman diskusi kebetulan seorang pendakwah. Dalam diskusi saya mendapat nasehat dari Beliau, bahwa “untuk mengajarkan  umat kembali taat kepada Tuhan kita harus berpikir ekstrem”, Ujarnya. Ektremnya adalah kalau biasanya orang-orang berpikir bahwa shalat untuk urusan akhirat, justru sebaliknya umat harus kita ajarkan bahwa shalat untuk urusan dunia.  

Untuk mendukung pendapatnya teman saya mengeluarkan penjelasan bahwa di dalam Al-Qur’an, kegiatan shalat selalu dihubungkan dengan kegiatan keduniawian dan ketika urusan berdagang (keduniawian), selalu dihubungkan dengan kehidupan akhirat.

Saya berpikir sejenak memikirkan konstruksi logika tersebut, lalu mengingat dan  menghubungkan beberapa konstruksi logika yang ada dalam ayat Al-Qur’an. Salah satu konstruksi yang terkenal adalah;

dirikanlah shalat dan tunaikan zakat”. (An Nisaa:77).
Konstruksi logikanya
SHALAT ADALAH PENYEBAB,  ZAKAT ADALAH AKIBAT
MAKA SHALAT DILANJUT ZAKAT
MENJADI SATU KONSTRUKSI
LOGIKA SEBAB AKIBAT
YANG TIDAK TERPISAHKAN.

Oleh karena itu, sudah menjadi kewajiban bagi orang-orang shalat wajib berzakat. Analogi logikanya  seperti gaya gravitasi, ketika benda dilempar ke atas pasti jatuh ke bawah, maka ketika orang shalat pasti jatuhnya suka zakat. Mereka yang bisa berzakat, yang urusan dunianya lancar, dan untuk lancarnya urusan dunia penyebabnya adalah shalat.

Konstruksi selanjutnya di jelas, bahwa orang-orang shalat tidak ujug-ujug masuk surga, karena di antara Shalat dan Surga ada zakat. Konstruksi ini bisa kita lihat di bawah ini;,

"Sesungguhnya Aku beserta kamu, sesungguhnya jika kamu mendirikan SHALAT dan menunaikan ZAKAT serta beriman kepada rasul-rasul-Ku dan kamu bantu mereka dan kamu pinjamkan kepada Allah pinjaman yang baik sesungguhnya Aku akan menghapus dosa-dosamu. Dan sesungguhnya kamu akan Kumasukkan ke dalam SURGA yang mengalir di dalamnya sungai-sungai. Maka barang siapa yang kafir di antaramu sesudah itu, sesungguhnya ia telah tersesat dari jalan yang lurus". (Al Ma’idah:12).

Perhatikan SUSUNAN ATAU URUTAN KONSTRUKSI KONSEP YANG DI CETAK TEBAL dari keterangan Al-Qur’an di atas, “SHALAT---ZAKAT---SURGA”. Mereka yang shalat tidak langsung dimasukkan surga, sebelum melaksanakan zakat (melaksanakan urusan dunia dengan baik). Zakat adalah standar prilaku (penebar kebaikan) yang harus selalu dimiliki seorang muslim dalam bermasyarakat. Standar prilaku maksimalnya adalah menebar kebaikan di luar zakat seperti sedekah, infak, wakaf, hibah, waris, dll. Zakat (kebaikan di dunia) menjadi syarat antara agar orang-orang shalat bisa masuk surga.


Sebaliknya, jika kita melakukan praktek riba dan perniagaan, ancamannya langsung neraka. PERHATIKAN URUTAN KATA YANG DI CETAK TEBAL, “Orang-orang yang makan (mengambil) RIBA tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang mengulangi (mengambil riba), maka ORANG ITU ADALAH PENGHUNI-PENGHUNI NERAKA; mereka kekal di dalamnya. (Al Baqarah:275).

Dari konstruksi ayat di atas, kita dipandu berlogika sebagai berikut; “siapa makan RIBA (mengambil urusan dunia dengan cara batil), akibatnya langsung dapat NERAKA (AKHIRAT).  Mari kita simpulkan logika berpikir yang benar menurut Al-Qur’an.

(AL-MA’IDAH:12)-----SHALAT---ZAKAT (URUSAN DUNIA)---SYURGA (AKHIRAT)
(AL-BAQARAH:275)--------------- RIBA---(URUSAN DUNIA)----NERAKA (AKHIRAT)

Dari konstruksi logika di atas, tersusunlah panduan logika berpikir BERURUT menurut keterangan Al-Qur’an sebagai berikut:

KETIKA SHALAT BERPIKIRLAH UNTUK URUSAN DUNIA,
SELANJUTNYA KETIKA BERURUSAN DENGAN DUNIA BERPIKIRLAH UNTUK URUSAN AKHIRAT.

Sependapat dengan teman saya, konstruksi berpikir diataslah yang sesuai dengan panduan Tuhan. Dengan berpikir di atas kita akan SELALU SEMANGAT, KHUSYU dalam shalat karena menyakut kesejahteraan dunia, dan ketika sedang berbuat dalam urusan keduniawian berpikirlah untuk taat kepada aturan Tuhan karena menyangkut balasan akhirat. Coba lakukan latihan berpikir seperti konstruksi di atas setiap hari. Kualitas shalat, dan kualitas hidup anda akan lebih baik. Semoga Allah swt. memberi petunjuk kepada kita semua. Wallahu ‘alam.

(Kang Master, Salam Sukses Dengan Logika Tuhan, Follow me @logika_Tuhan)