Showing posts with label sosiologi pendidikan. Show all posts
Showing posts with label sosiologi pendidikan. Show all posts

Sunday, March 13, 2022

MINYAK GORENG PUN JADI TUHAN

OLEH: MUHAMMAD PLATO

Dunia tidak habis-habisnya menyajikan kisah dengan fenomena beda-beda. Di suatu negara terjadi fenomena kerumuman, desak-desakkan dan antrian panjang untuk sekedar mendapat dua bungkus minyak goreng. Di belahan dunia lain, terjadi perang akibat konflik antar dua negara karena berbeda tujuan dan latarbelakang. Dua fenomena ini terjadi setelah dunia dilanda oleh penyakit aneh covid-19. Penyakit ini baru diketahui setelah melalui tes, jika tidak di tes maka penyakit itu akan menjadi penyakit alamiah yang harus diobati. Berbagai isu yang tidak pernah pasti mengatakan penyakit ini dibuat secara sengaja dengan tujuan-tujuan duniawi.

Faktanya selama dua tahun virus Covid-19 telah menjadi tuhan sebagian besar orang. Prilaku manusia di seluruh dunia, ditentukan grafik penyebaran virus Covid-19. Keluar rumah dan keluar rumah, berkerumun dan tidak boleh berkerumun, kapan sekolah tatap muka dan kapan berlajar online, menunggu pergerakkan virus Covid-19. Orang yang sangat ketergantungan pada selain Tuhan, setiap kejadian akan berubah jadi kekhawatiran. Inilah sebenarnya pelajaran bahwa tidak boleh ada sesuatu tempat bergantung selain Allah. Setiap fenomena kehidupan memiliki makna pelajaran tentang apa yang diyakini manusia.

Selanjutnya, perang terbuka, kerumunan dan antri minyak goreng adalah dua fenomena yang sebabnya sama, yaitu manusia telah dikendalikan oleh tuhan-tuhan selain Allah. Kemana manusia bergantung, maka kesanalah manusia bertuhan. Ketergantungan manusia kepada sesuatu, menjadi sebab prilaku manusia dikendalikan oleh apa yang dijadikannya tempat bergantung. Kerumunan, antrian panjang, desak-desakkan untuk mendapat dua kantong minyak goreng adalah pemandangan mengerikan. Fenomena antrian dan desak-desakan berebut dua bungkus minyak goreng menjadi tanda bahwa minyak goreng telah menjadi pengendali prilaku manusia. Atas dasar apa manusia bertindak kesanalah dia bertuhan.

Fenomena kerumunan dan antrian mendapatkan minyak goreng adalah tanda ketika manusia bertuhan kepada selain Tuhan, maka tuhan-tuhan yang menjadi pengendali manusia itu menyebabkan prilaku-prilaku destruktif yang akan membawa kebinasaan umat manusia. “Janganlah kamu sembah di samping (menyembah) Allah, tuhan apapun yang lain. Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Allah. Bagi-Nya lah segala penentuan, dan hanya kepada-Nya lah kamu dikembalikan (Al Qashshas, 28:88). Prilaku-prilaku manusia yang telah bergantung pada selain Tuhan, mereka akan sangat cenderung pada prilaku destruktif dan agresif, mereka sangat bernafsu perang. Sebaliknya prilaku destruktif manusia yang tergantung pada selain Tuhan mereka lemah, energinya dialirkan untuk berebut, berdesak-desakkan, antri dari subuh hanya urusan isi perut. Prilakunya dikendalikan oleh hanya sekedar minyak goreng, tempe, beras, semuanya urusan perut.

Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu” (Al Ikhlash, 112:2). Sangat tidak mungkin jika manusia bergantung pada Tuhan, minyak goreng menjadi pengendali prilaku manusia.  Ciri dari manusia-manusia bergantung pada Tuhan adalah sabar. Prilaku sabar bukan pekerjaan pasif. Makna sabar seperti Erich Fromm menjelaskan harapan bermakna dinamis. Sabar berkaitan dengan makna  kreatif (syukur). Dikala minyak goreng langka bagi orang-orang yang bergantung pada Tuhan, sikap pertama adalah sabar selanjutnya kreatif mencari alternatif untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya. Kelangkaan minyak goreng sifatnya sementara, mencari alternatif selain minyak goreng adalah pelajaran dari sebuah kajadian agar manusia tidak ketergantungan pada sebuah benda.

Fenomana apa yang dilakukan manusia ketika minyak goreng langka, bukan hanya fenomena sosial. Apa yang dilakukan manusia, tidak lepas dari apa yang isi memori otak manusia. Ketika dalam memori otak manusia, minyak goreng satu-satunya alternatif untuk bertahan hidup, maka kelangkaan minyak goreng akan diproses oleh otak menjadi kecemasan, kegelisahaan, ketakutan, lalu otak memerintahkan untuk mencari aman dengan berburu minyak goreng. Maka jadilah minyak goreng sebagai pengendali prilaku karena manusia sudah menjadi sangat ketergantungan pada selain Tuhan. wallahu’alam.

Thursday, March 3, 2022

PENDIDIKAN DI NEGERI LOBI-LOBI

OLEH: MUHAMMAD PLATO

Indonesia itu beda dengan Jepang, Jerman dan Amerika. Bertahuan-tahun berupaya untuk menyamakan budaya hidup bangsa Indonesia dengan Jepang, Jerman, dan Amerika, ternyata kita harus berpikir ulang. Apakah harus kita hidup seperti gaya negara-negara maju, atau kita harus mengembangkan cara hidup yang sesuai dengan budaya kita sendiri? Mendengar keluh kesah orang-orang di negara-negara maju, ternyata mereka juga memiliki keluhan, hidup di negara maju terlalu keras sehingga menuntut mereka bekerja keras dan tidak bisa menerima kegagalan berujung dengan bunuh diri. Mereka mencemooh cara hidup orang-orang Indonesia, tetapi disisi lain setelah mereka bergaul dengan cara-cara hidup orang Indonesia, mereka menikmatinya karena hidup di Indonesia cenderung rileks dan menyenangkan sehingga mereka memilih tinggal di Indonesia berbaur dengan masyarakat dan alam Indonesia yang pada dasarnya ramah.

Bisa jadi, orang-orang Belanda bersikukuh ratusan tahun untuk menguasai Indonesia, karena masyarakat dan alam Indonesia sangat menawan hati orang Belanda. Bisa jadi pula orang-orang Indonesia selalu merasa gagal karena terlalu fokus dengan gaya hidup negara-negara maju, dan lupa bahwa di mana tempat dipijak di situ langit dijunjung. Artinnya bangsa Indonesia gagal menjunjung tinggi budaya-budaya hidup bangsa Indonesia sendiri yang tidak kalah dengan negara-negara maju di dunia. Negara-negara maju dengan budaya rasionalistik mereka sangat hitung-hitungan dalam mengaruhi kehidupan, karena materalis menjadi ukuran pokok mengukur keberhasilan hidup. Sedangkan Indonesia sebagai negara religius, memandang kehidupan sebagai tempat tinggal sementara sehingga cara berpikirnya sangat fleksibel. Bagi orang Indonesia dunia materi bukan satu-satunya tempat ruang hidup, ada ruang hidup lain yang akan dijalani yaitu ruang yang kekal di alam setelah kematian.

Kekuatan bangsa Indonesia bisa bertahan dalam kondisi sulit, karena harapan hidupnya tidak hanya diukur oleh dunia materil, tetapi oleh keberhasilan hidup yang non materil yang tidak diukur oleh kepemilikan sesuatu yang materil. Kaya dan miskin menjadi sesuatu yang tidak tendensius menjadi perbedaan kualitas hidup. Hidup orang kaya dan orang miskin sama-sama berpeluang gagal dan sukses di dunia. Ukuran kesuksesan bagi orang-orang Indonesia yang religius adalah bagaimana hidupnya berakhir dalam jalan kebaikan. Ketika akhir hidupnya berada dalam jalan kebaikan, tidak dipandang kaya atau miskin dialah sesungguhnya orang-orang sukses di dunia materil.

Indonesia sebagaimana negara-negara maju, hidup dengan hukum tata negara, norma adat, budaya, dan agama. Penyelesaian-penyelesaian masalah tidak selalu selesai di meja hukum tata negara, karena bangsa Indonesia punya norma adat, budaya, dan agama. Inilah keunggulan bangsa Indonesia dalam menyelesaikan masalah. Konflik-konfik yang terjadi di Indonesia selalu bisa terselesaikan tanpa konflik terbuka. Norma adat, budaya dan agama selalu berhasil meredam atau menyelesaikan masalah-masalah sosial di masyarakat hingga berujung pada perdamaian. Bisa jadi inilah penyebab mengapa Indonesia bisa jadi negara demokrasi dengan ciri khas unik sebagai demokrasi lobi (dialog) ala Indonesia.

Alam demokrasi di Indonesia selalu melibatkan lobi-lobi antara tokoh adat, budaya, dan agama. Sekalipun rumit tetapi bangsa Indonesia selalu berhasil keluar dari konflik terbuka, dan tetap hidup berdampingan. Inilah uniknya bangsa Indonesia berbeda dengan Jepang, Jerman, Amerika, Korea, dan Rusia. Sekalipun alam demokrasi terus berkembang, namun sikap saling menghargai terhadap norma adat, budaya, dan agama tetap terpelihara. Demokrasi di Indonesia tidak menghilangkan norma-norma yang ada tetapi lebih mengakomodasi seluruh norma yang ada menjadi sebuah harmoni kehidupan damai dan sejahtera. Demokrasi Indonesia menjadi tempat lobi-lobi seluruh unsur norma yang ada menjadi sebuah rajutan, mozaik, atau hexagonal yang tampak indah.

Kecerdasan bangsa Indonesia berbeda dengan bangsa Jepang, Jerman dan Amerika. Bangsa Indonesia cenderung memiliki kecerdasan inter dan antar personal. Pandai bermain peran sebagaimana diimpelemtasikan dalam politik luar negeri Indonesia bebas aktif. Orang Indonesia tidak hipokrit tetapi pandai membaca peluang dan menempatkan posisi dimana posisi menguntungkan. Sikap ini terbentuk karena kondisi alam Indonesia serba ada, dan keteteran untuk mengolahnya. Norma adat, budaya, dan agama, dalam setiap keputusan memandu agar selalu terjadi keharmonisan hidup bermasyarakat dan bernegara. Pertimbangan-pertimbangan norma adat, budaya, dan agama, pada tataran implementasi selalu ikut memengaruhi keputusan hukum dan politik.

Bagi orang Jepang, Jerman, Amerika, mungkin tata cara hidup seperti ini sangat rumit dan sulit dipahami. Lalu mereka membuat stereotif prilaku orang Indonesia buruk, berdasar sudut pandang budaya yang mereka miliki. Stereotif ini disebarluaskan melalui berbagai macam cara, seperti tekanan politik, bantuan keuangan, substansi pendidikan, beasiswa pendidikan, ideologi, dan riset-riset yang menyudutkan Indonesia. Tujuannya agar budaya yang mereka miliki bisa sama-sama dimiliki orang Indonesia, sehingga mereka lebih mudah memasuki dan memengaruhi bangsa Indonesia.

Setelah bertahun-tahun merdeka, Indonesia tetap Indonesia. Norma adat, budaya, dan agama sangat mengakar kuat dalam kepribadian bangsa Indonesia. Di era informasi global, kita bisa saling menilai bahwa setiap bangsa punya kelebihan dan kekurangan. Untuk itulah Sukarno menyampaikan sebuah pesan dari Al-Qur’an; “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal” (QS. Al Hujurat, 49:13).

Orang Indonesia tidak semua baik dan tidak semua buruk, demikian juga orang Jepang, Jerman, Amerika, Korea, China, tidak semua baik dan tidak semua buruk. Tidak pantas bagi siapapun menjelek-jelekan sebuah bangsa atau negara, kecuali kita saling kenal mengenal, bekerjasama untuk saling melengkapi kekurangan menjaga perdamaian dan kesejahteraan bumi tempat kita hidup bersama. Indonesia dengan kekayaan alam dan sumber daya melimpah, tentu banyak orang berkepentingan, maka pendidikan kami akan terus melatih menjadi negeri lobi-lobi untuk kepentingan bangsa dan dunia. Wallahu’alam. 

Tuesday, May 25, 2021

TAKDIR BANGSA YAHUDI

OLEH: MUHAMMAD PLATO

Ada dua cara untuk meredakan ketagangan antara Israel dan Palestina. Dua cara itu seperti perjuangan bangsa Indonesia melepaskan diri dari penjajahan yaitu konfrontasi dan diplomasi. Sepanjang perjuangan bangsa Indonesia dalam merebut kemerdekaan dua langkah ini selalu mewarnai perjuangan kemerdekaan.

Terbelahnya negara-negara di dunia dalam menyikapi konfik Israel dan Palestina, tidak serta merta dibaca sebagai dukungan terhadap eksistensi Israel. Dalam politik dan bernegara menolak keberadaan suatu negara tidak berarti harus selalu dengan jalan konfrontasi. Jalan diplomasi sebenarnya lebih power full untuk melemahkan kedudukan sebuah negara. Nabi Muhammad saw dalam menyampaikan ajaran Islam tidak mengirimkan pasukan, tetapi menyampaikan utusan untuk mengajak para raja hidup damai dengan mengimplementasikan nilai-nilai Islam yang universal tanpa meruntuhkan kedudukannya.

Jalur konfrontasi yang ditempuh bangsa Palestina merupakan hak dan jalan mereka untuk mempertahankan kemerdekaannya, karena mereka sendiri yang merasakan kekerasan demi kekerasan dalam menghadapi agresi Israel. Ketika serangan rudal Israel, dengan pasukan dilengkapi sejata otomatis dan rudal meruntuhkan masjid, rumah sakit, rumah penduduk, sekolah, membunuh dan melukai anak-anak, perempuan, dan orang tua adalah suatu tindakan yang tidak dapat ditelolir sekalipun kondisinya dalam perang. Hak rakyat Palestina untuk membela dan mempertahankan dirinya dari agresi. Jiwa mana yang tidak terkoyak ketika anak-anak tidak berdosa menjadi hantaman rudal dan bom pesawat tempur. Rudal-rudal Israel tidak dapat mematikan jiwa, sebaliknya akan menghidupkan jiwa-jiwa yang mati untuk bangkit dan membela kehormatan negaranya. Sampai kapanpun konflik di Yerusalem tidak akan berakhir jika kekerasan demi kekerasan terus ditampilkan.

Selanjutnya, konfrontasi yang ditampilkan tidak murni perang, bisa jadi pamer kekuatan atau iklan perdagangan senjata. Konfrontasi bisa jadi cara Israel untuk mengukuhkan eksistensi negaranya dengan memperlihatkan kecanggihan senjata dan kekuatan militernya. Kecerdasan dan kemutakhiran teknologinya dipamerkan untuk meyakinkan penduduk dunia bahwa Israel semakin kuat dan tidak akan tertaklukkan. Kemutakhiran alat dan sistem senjata militer Israel diharapkan dapat menarik negara-negara dunia untuk mengadakan hubungan diplomatik sebagai bukti kedaulatan Israel.

Sikap negara-negara dunia yang sudah menjalin hubungan diplomatik dengan Israel tidak dapat dipandang  sebagai dukungan agresi Israel terhadap Palestina. Hubungan diplomatik adalah salah satu cara soft untuk mengendalikan atau melemahkan sebuah negara. Artinya perjuangan diplomasi tidak serta merta dipandang sebagai dukungan penuh pada pendudukan Israel. Diplomasi adalah tindakan politik tujuannya adalah untuk mengukuhkan kedaulatan negara ke dalam dan mengendalikan negara lain. Rencana Gus Dur untuk membuka diplomasi dengan Israel, adalah cara-cara soft untuk menekan dan mengendalikan Israel.

Diplomasi tidak lepas dari perang opini di media informasi. Israel dengan penguasaan teknologi informasi memainkan perannya untuk memenangkan opini publik tentang kedudukan Israel di Yerusalem. Propaganda keunggulan-keunggulan ras Yahudi dipertontonkan untuk menundukkan bangsa-bangsa di dunia bahwa dirinya merupakan ras unggul pilihan Tuhan. Doktrin agama yang menjadikan mereka sebagai umat pilihan disebar luaskan dengan dukungan fakta-fakta keunggulan yang dimilikinya dalam bidang sains dan teknologi. Dengan berbagai cara berita-berita diciptakan dan disebarluaskan untuk mengukuhkan eksistensinya di muka bumi.

Hai Rasul, janganlah hendaknya kamu disedihkan oleh orang-orang yang bersegera kekafirannya, yaitu di antara orang-orang yang mengatakan dengan mulut mereka: "Kami telah beriman", padahal hati mereka belum beriman; dan (juga) di antara orang-orang Yahudi. (Orang-orang Yahudi itu) amat suka mendengar (berita-berita) bohong dan amat suka mendengar perkataan-perkataan orang lain yang belum pernah datang kepadamu; mereka merobah perkataan-perkataan (Taurat) dari tempat-tempatnya. Mereka mengatakan: "Jika diberikan ini (yang sudah dirobah-robah oleh mereka) kepada kamu, maka terimalah, dan jika kamu diberi yang bukan ini, maka hati-hatilah" Barang siapa yang Allah menghendaki kesesatannya, maka sekali-kali kamu tidak akan mampu menolak sesuatu pun (yang datang) daripada Allah. Mereka itu adalah orang-orang yang Allah tidak hendak menyucikan hati mereka. Mereka beroleh kehinaan di dunia dan di akhirat mereka beroleh siksaan yang besar. (Al Maa’idah, 5:41)

Jika semua peduli pada kemanusiaan antara Palestina dan Israel, jalur diplomasi melalui perjanjian adalah cara damai yang sangat baik untuk meminimalisir korban perang. Cara diplomasi jika dilihat kasat mata memang seperti mengukuhkan pendudukan Israel di Palestina, namun pada saat perjanjian dilakukan, Israel akan bermain peran sebagai negara di dunia yang tidak lepas dari bantuan dan kendali dari negara-negara lain. Dengan dipomasi kekuasaan Israel menjadi terbatas dan terkontrol.

Selain itu, Israel yang didirikan oleh bangsa Yahudi, tidak akan lepas dari takdir Tuhan. Bangsa Yahudi memang ditakdirkan memiliki kelebihan dari bangsa-bangsa lain, namun kelebihan inilah yang akan melemahkan kedaulatan Israel itu sendiri. Israel bisa jadi dapat mengukuhkan kembali eksistensi bangsa Yahudi dalam pentas politik dunia. Namun demikian, takdir telah menetapkan, jika bangsa Yahudi berkuasa, kekuasaannya tidak akan berumur panjang. Sekalipun fakta bangsa Yahudi ras unggul, mereka sudah ditetapkan Tuhan menjadi bangsa terusir.  

(yaitu) orang-orang yang telah diusir dari kampung halaman mereka tanpa alasan yang benar, kecuali karena mereka berkata: "Tuhan kami hanyalah Allah". Dan sekiranya Allah tiada menolak (keganasan) sebagian manusia dengan sebagian yang lain, tentulah telah dirobohkan biara-biara Nasrani, gereja-gereja, rumah-rumah ibadah orang Yahudi dan mesjid-mesjid, yang di dalamnya banyak disebut nama Allah. Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama) -Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa. (Al Hajj, 22:40).

Pengusiran sudah identik dengan takdir orang Yahudi sebagaimana sejarah mengabarkan, sekalipun sekarang mereka melakukan pengusiran untuk mendirikan kedaulatan negaranya. Maka atas dasar prilakunya itu bangsa-bangsa Yahudi akan kembali pada takdirnya menjadi bangsa terusir. Sekalipun ditakdirkan sebagai bangsa unggul, takdir-Nya pula tidak akan menjadi bangsa pengendali dunia. Wallahu’alam.

Friday, April 23, 2021

AL-QUR’AN BICARA EMANSIPASI WANITA

 OLEH: MUHAMMAD PLATO

Apakah kepemimpinan wanita menjadi pertanda bahwa di Indonesia telah terjadi emansipasi wanita? Apakah tampilnya pemimpin wanita dalam kepemimpinan sebagai kabar baik? Saya tidak akan mempermasalahkan kepemimpinan wanita dalam dunia politik dan aspek kehidupan lain, tetapi wanita dan laki-Laki memiliki perbedaan itu fakta.

“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka.” (An Nisaa, 4:34).

Ayat di atas menjadi kontroversi dan mengajak semua orang berpikir bagaimana menerapkan emansipasi wanita dalam kehidupan nyata. Ayat ini mengajak dan melahirkan banyak tafsir dan penafsir. Siapa yang berhak menafsir ayat ini? Semua orang yang memiliki kemampuan intelektual tinggi. Para lulusan sarjana dan pasca sarjana, dari berbagai bidang ilmu berhak menafsir dengan perbendaharaan pengetahuan yang dimilikinya. Allah tidak pernah membatasi siapa yang berhak memahami Al-Qur’an dan siapa yang tidak berhak. Al-Qur’an adalah berkah untuk manusia dan siapapun berhak untuk berhubungan langsung dengan Al-Qur’an sesuai dengan kapasitas intelektualnya.

Kiai Hendi Noor seorang sarjana Fisika yang rajin mengikuti kajian Al-Qur’an dari youtube, memiliki penafsiran yang dipahaminya sendiri. Konsep “arijalu” yang ditafsirkan sebagai kata laki-laki tidak dipahami secara lahiriah. Arijalu dalam kontek batiniah adalah ruh yang suci yang ditiupkan Allah ke dalam jasad manusia. Laki-laki dan wanita memiliki ruh yang harus jadi pemimpin dalam kehidupan dunia. Kelak yang akan di adili di akhirat laki-laki maupun perempuan adalah ruh. Sedangkan kata “nisaa” tidak dipahami sebagai wanita dalam arti gender, melainkan jasad.

Selanjutnya Kiai Hendi Noor menyimpulkan bahwa bukan laki-laki atau perempuannya yang harus memimpin tetapi baik laki-laki maupun perempuan harus dipimpin oleh Ruhaninya “jallu” bukan oleh naluri yang sudah dipengaruhi jasadnya “nisaa”.

Dalam kontek penafsiran di atas, Kiai Hendi Noor tidak mempermasalahkan jika ada seorang wanita menjadi pemimpin, karena di dalam diri wanita itu sendiri sesungguhnya ada ruh yang harus jadi pemimpin ketika wanita itu menjadi pemimpin. Tafsir kiai Hendi Noor masuk kategori lapis dua dengan tingkat abstraksi tinggi.

Dengan hadirnya penfasiran seperti Kiai Hendi Noor, apakah penafsiran bahwa laki-laki secara fisik ditakdirkan sebagai pemimpin salah? Faktanya secara statistik saat ini, pemimpin pemimpin negara lebih banyak dipegang oleh laki-laki. Secara kodrat fisik laki-laki lebih memungkinkan untuk jadi pemimpin. Berdasarkan struktur otak, laki-laki yang lebih dominan gunakan logika lebih memungkinkan untuk jadi pemimpin. Laki-laki selama hidupnya tidak ada masa-masa kritis dimana emosi tidak stabil, berbeda dengan wanita yang memiliki masa emosi tidak stabil karena datang bulan.

Secara fisik wanita pun memiliki tugas untuk hamil untuk menjaga eksistensi manusia. Untuk itu wanita dibatasi geraknya selama sembilan bulan mengandung. Setelah itu ada fase menyusui sampai usia anak dua tahun. Melihat kondisi fisik seperti ini, ada layaknya bahwa kata “arijalu” ditafsirkan dengan laki-laki dan “nisaa” adalah wanita. Realitasnya para Nabi yang diutus dikabarkan di dalam kitab suci Al-Qur’an sebagai laki-laki.

Lalu tafsir mana yang akan digunakan? Kedua-duanya bersumber pada Al-Qur’an. Tidak perlu ada perselisihan tafsir mana yang benar, karena kebenaran mutlak milik Allah. Perseisihan, pertikaian, sudah jelas sebabnya karena masing-masing sudah jadi tuhan-tuhan selain Allah.

Perbedaan pendapat adalah realitas hidup dari Tuhan, tujuannya agar manusia tidak saling mengklaim kebenaran dan harus saling memberi kesempatan untuk mengekspresikan pemikirannya. Tujuan dari kehidupan adalah kondisi damai yang saling menghargai perbedaan dengan rujukan pola pikir Al-Qur’an. Budaya atau kebiasaan masyarakat tidak serta merta dapat disalahkan karena tafsir-tafsir Al-Qur’an bisa hidup dalam budaya masyarakat. Manusia hidup dalam lautan takdir Tuhan, dan Al-Qur’an akan membenarkan mana yang harus manusia terus lakukan atau hentikan.

Laki-laki jadi pemimpin memiliki dasar pemikiran dari Al-Qur’an, dan wanita menjadi pemimpin dilandasi pemikiran dari Al-Qur’an. Pemikiran mana yang mau dilakukan, takdir Tuhan yang akan menentukan. Al-Qur’an diturunkan untuk memudahkan tidak untuk menyulitkan manusia. Wallahu’alam.

Monday, April 5, 2021

RASISME, BODY SHAMING, HARAM

OLEH: MUHAMMAD PLATO

Perbedaan ras, warna kulit, bentuk tubuh, adalah takdir Allah yang tidak bisa diubah. Sekalipun manusia berbeda-beda bentuk rupa dan warna kulit, Allah mengatakan semua manusia sudah diciptakan dengan bentuk rupa terbaik.

“sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.” (At Tiin, 95;04)

Sekalipun pandangan manusia menemukan berupa-rupa wujud manusia, sesungguhnya manusia harus mengikuti pandangan Allah bahwa sesungguhnya manusia sudah diciptakan Allah dengan bentuk yang sebaik baiknya. Inilah pandangan yang mengikuti apa yang Allah kabarkan dalam ayat-ayat Nya.

Atas dasar itu, tidak ada alasan bagi manusia merasa lebih baik karena meihat bentuk. Tidak ada alasan bagi manusia merasa lebih baik karena melihat ras. Tidak ada alasan bagi manusia merasa superior karena keturunan. Juga tidak ada alasan merasa lebih indah karena melihat warna kulit, dan tidak ada alasan merasa lebih sempurna karena melihat bentuk rambut. Dalam ciptaan Allah pada seluruh tubuh manusia tidak ada yang buruk. Sesungguhnya pandangan manusia selalu tertipu oleh rupa dan bentuk, kecuali orang-orang yang berakal sehat.

Allah menentukan ukuran kemuliaan manusia bukan dari bentuk, ras, suku, atau keturunan. Allah adil mengukur kemulian manusia dari sesuatu yang semua manusia bisa melakukannya tanpa biaya, tanpa otot, dan aksesosris benda. Allah melihat kemuliaan manusia dari bagaimana manusia mengasihi kepada manusia lain, terutama kepada kedua orang tua, kepada tetangga, kerabat, orang-orang miskin, yatim piatu, tanpa memandang ras, suku, keturunan dan agama. Kemuliaan manusia dalam pandangan Tuhan adalah manusia yang paling baik karakternya dalam menjalin silaturahmi, dan komunikasi dengan sesama manusia.

Dalam kisah hidup Nabi Muhammad saw, Beliau mengajarkan agama kepada masyarakat Arab dengan kelemah lembutan. Kekerasan dalam menyebarkan agama yang dituduhkan kepada Nabi Muhammad saw, sangat tidak beralasan jika melihat perang demi perang yang dihadapi oleh Nabi Muhammad saw jumlahnya selalu tidak seimbang, antar 1 berbanding 10.

Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (Al Hujurat, 49:13).

Ayat di atas adalah argument dari Allah bahwa kemuliaan manusia bukan dari jabatan, rupa, keturunan, rasa, keilmuan, harta kekayaan, atau popularitas. Orang yang mulia dihadapan Allah bisa jadi dari orang berkedudukan, punya kekayaan, berketurunan bangsawan, cacat, tidak punya harta, tidak punya jabatan, pekerja rendah dan bukan dari golongan berilmu. Semua manusia memungkinkan menjadi manusia mulia dihadapan Allah dengan ukuran yang telah Allah tetapkan.

Oleh karena itu, sikap rasisme, merendahkan orang karena meihat bentuk, warna kulit, teknologi, pekerjaan dan kekayaan, adalah perbuatan haram karena sangat menentang kondrat yang Allah tetapkan yaitu semua manusia telah Allah ciptakan dengan bentuk sebaik-baiknya. Untuk itu Allah memerintahkan kepada manusia untuk berlaku lemah lembut, saling mengenal dan bersahabat untuk menjaga kehidupan damai.

Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan istrinya; dan daripada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahmi. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu. (An Nisaa, 04:01).

Inilah ayat ayat pedoman hidup untuk manusia agar manusia hidup sejahtera di dunia dan akhirat. Bagi siapa yang taat kepada Allah, sesungguhnya Allah lah yang akan menjaga kesejahteraan hidupnya. Wallahu’alam.

Sunday, January 10, 2021

BANGSA JANGKRIK

OLEH: MUHAMMAD PLATO

Salah satu bangsa Jangkrik adalah merasa bahwa penjajahan adalah akibat ulah manusia yang menjajah manusia lain. Bangsa jangkrik selalu merasa bahwa dirinya adalah korban dari bangsa lain. Mental inferior menjadi penyebab sebuah bangsa menjadi bangsa jangkrik selama-lamanya.

Jangkrik adalah binatang kecil yang nasibnya selalu menjadi mangsa dan hiburan makhluk lain. Jangkrik diternak dikembangbiakkan, kemudian dijual untuk jadi pakan atau umpan untuk makhluk lain. Jangkrik juga dipelihara, diberi makan, untuk kemudian diadukan dengan jangkrik lain untuk sekedar hiburan. Jangkrik malang selalu jadi objek untuk kepentingan makhluk lain.

Jangkrik bunyinya nyaring, berbunyi ketika malam hari. Bunyinya membuat senang dan mengundang makhluk lain untuk memangsa. Sekalipun nyaring bunyinya, Jangkrik tidak jadi pengendali makhluk lain. Kemampuan jangkrik hanya berbunyi dan berbunyi. Jangkrik terus berbunyi nyaring tanpa disadari bahwa dirinya sedang diincar mangsa. Semakin nyaring berbunyi semakin menarik para pemangsa untuk memilikinya. Jangkrik selalu berisik dan berhenti ketika ada yang menggertak.

Sekalipun bunyinya nyaring dan sering berbunyi jangkrik tidak membuat dihormati dan ditakuti dihadapan bangsa lain. Jangkrik tidak pernah menyadari bahwa karena sering berbunyi menyebabkan dirinya selalu diketahui posisi dan keberadaannya. Jangkrik tidak menyadari karena bunyinyalah dirinya selalu berhasil ditangkap.

Jangkrik tampil menjadi kesatria tetapi lupa dirinya sedang dalam arena gladiator. Jangkrik bertempur mati-matian tetapi tidak sadar dia sedang dalam adu taruhan makhluk lain. Jangkrik tidak sadar bahwa dia sedang betempur melawan bangsanya sendiri. Jangkrik teriakannya lantang merasa sedang membela kebenaran, tetapi tidak sadar sedang menyebar kengerian dan kesedihan di tengah malam. Teriakan jangkrik tidak membuat dirinya terhormat tetapi hanya mengundang decak kagum makhluk lain, bahwa Jangkrik miliknya mengalahkan suara jangkrik lainnya.

Jangkrik selalu berada di atas kendali pemiliknya. Setelah sengit bertempur dengan tujuan tidak jelas, Jangkrik kembali masuk kandang kecil atau jadi pakan ternak. Jangkrik hanya berusaha tampil memesona dihadapan makhluk lain dengan mengembang-ngembangkan sayapnya. Jangkrik tidak mengenal kondisi dan situasi, setiap ada keleluasaan dan kebebasan, Jangkrik gunakan kesempatan untuk berbunyi nyaring memecah sunyi. Sekalipun suaranya jelas tapi tidak mengubah dirinya, dia tetap saja Jangkrik.

Teriak-teriak di tengah kedamaian malam sunyi adalah tingkah laku Jangkrik. Bangsa Jangkrik hanya bisa teriak dari dekat sarang dan kelompoknya. Jangkrik hanya bisa meloncat ketika ada bahaya mengancam, dan loncatannya tidak membuat dirinya maju tapi mundur. Jangkrik meloncat mundur, dan selalu berpikir mundur ketika ada serangan dan tantangan.

Senyaring-nyaringnya Jangkrik berteriak, tetap saja hidup Jangkrik di bawah kendali makhluk lain. Teriakan Jangkrik hanya retorika yang tidak pernah berbuat dan menjadikan dirinya ksatria. Jangkrik adalah makhluk yang nasibnya selalu tragis karena adu jangkrik. Jangkrik selalu sibuk bertempur dengan sesama. Bangsa Jangkrik adalah bangsa inferior yang selalu termakan isu-isu rencana besar makhluk lain. Bangsa Jangkrik selalu larut di atas rencana besar bangsa lain, dan tidak pernah punya rencana besar untuk bangsanya.

Jangkrik yang baik adalah Jangkrik yang menyadari sekalipun dirinya kecil dia harus punya rencana besar untuk umat manusia bukan hanya untuk diri dan bangsanya. Logika jangkrik yang baik dipandu oleh Tuhan Yang Maha Esa.

“Dan merekapun merencanakan makar dengan sungguh-sungguh dan Kami merencanakan makar (pula), sedang mereka tidak menyadari”. (An Naml, 27:50).

Jangkrik yang baik adalah Jangkrik Superior, Jangkrik yang punya kekuatan mengalahkan kekuatan besar sekalipun dirinya kecil. Jangkrik yang baik adalah yang memiliki pasukan kecil namun bisa mengalahkan pasukan besar. Hidup Jangkrik! Wallahu’alam.  

Sunday, November 8, 2020

KANG ADE LONDOK ORANG BAIK

OLEH: MUHAMMAD PLATO

Sosok Kang Ade londok adalah orang sederhana dan hidup dari kalangan masyarakat biasa. Ketika menjadi artis tentu saja Kang Ade belum memiliki pengalaman banyak tentang dunia artis. Jika Kang Ade merasa dibuli dan jadi pesakitan karena kritikan masyarakat itulah ujian jadi artis. Kritikan masyarakat sebenarnya mata pelajaran yang harus dipahami dan dijawab oleh Kang Ade Londok dengan perubahan ke arah yang lebih profesional. Masyarakat tidak salah karena pada umumnya masyarakat senang mengapresiasi yang buruk demikian juga dengan hal baik.

Keputusasaan Kang Ade Londok menjadi artis adalah kejujuran beliau sebagai orang biasa yang lugu. Kata-kata kasar yang sering dikemukakan Kang Ade saya tidak memandang hal yang buruk karena melihat dari mana latar belakang dia berasal. Itulah gaya komunikasi di lingkungan pasar dan kebiasaan mereka sehari-hari. Ketika gaya komunikasi itu dilakukan dilingkungan pasar, gaya komunikasi itu dimaklumi karena semua orang di lingkungan tersebut sudah terbiasa. Namun ketika gaya komunikasi itu dishare di media sosial maka konsumsinya bukan sebatas orang yang biasa ada di lingkungan pasar, tetapi semua kalangan mulai anak-anak sampai orang-orang dewasa dengan latar belakang berbeda, termasuk Pak Gubernur bahkan mungkin Pak Presiden.

Ketika Kang Ade tetap dengan gaya komunikasinya di media sosial, maka Kang Ade baru menyadari bahwa ada norma dan nilai sosial yang dikontrol oleh masyarakat. Sebenarnya hal ini biasa-biasa saja, Kang Ade Londok tidak perlu putus asa dan terlalu kecewa. Kang Ade Londok harus berterimakasih pada masyarakat yang peduli pada pribadi Kang Ade, dan mau terus mengapresiasi karya-karya Kang Ade. Saran saya Kang Ade terus berkarya, dan terus belajar.

Masalahnya Kang Ade mau belajar atau tidak? Kesalahan-kesalahan yang dilakukan manusia adalah hal wajar. Semua anak Adam tempatnya salah. Ketika Kang Ade salah dan minta maaf, itulah manusia baik. Lalu mereka yang terlalu merasa benar, lebih senior, lebih profesional disitulah penyakit manusia yang selalu melampaui batas. Seharusnya Kang Ade Londok meneruskan kegiatannya membantu promosikan pedagang-pedagang kecil, dengan terus melakukan refleksi, belajar dari kesalahan-kesalahan yang dilakukannya.  

Kang Ade Londok menurut penulis pada dasarnya orang baik. Kebaikan Kang Ade Londok yang bisa disaksikan oleh semua orang adalah Kang Ade sangat berbakti pada ibunya. Hubungan sosial manusia yang dianggap baik oleh Allah pertama kalinya adalah bagaimana hubungan manusia itu dengan orang tuanya. Seburuk-buruknya prilaku manusia di masyarakat, selama dia menunjukkan baktinya pada orang tua, dia akan diselamatkan Allah karena sikap hormat dan kebaikannya pada orang tua. Sabda Nabi Muhammad Saw bahwa “ridhonya orang tua adalah ridhonya Allah”. Ini ketetapan Allah bahwa manusia baik dapat dilihat bagaimana dia memperlakukan orang tuanya.

Kebaikan selanjutnya yang bisa kita saksikan dari Kang Ade Londok adalah selalu memohon maaf kepada masyarakat atau siapaun yang merasa terdzalimi oleh dirinya. Semua kesalahan yang pernah dilakukannya kepada siapaun dia selalu meminta maaf. Inilah kebaikan manusia yang bisa kita apresiasi dari manusia lain. Salah adalah sifat dasar manusia, peminta maaf yang lembut hati dan pemberi maaf sangat jarang ada pada pribadi manusia, karena Maha Lembut dan Pemberi Maaf adalah sifat Tuhan yang dimiliki oleh manusia-manusia berakhlak baik.

Dua kebaikan dari Kang Ade Londok adalah pelajaran besar bagi bangsa ini. Persepsilah orang dari sisi-sisi baiknya, lalu nasehatilah keburukan-keburukannya dengan santun. Namun harus diingat, yang menasehati dan dinasehati sebenarnya sama-masa manusia yang punya prilaku buruk yang keburukannya tidak ingin diketahui orang.  Tuhanlah pemilik segala kebaikan dan absolut.

Saran penulis Kang Ade Londok tetap di dunia enterntainmen terus menghibur masyarakat sambil terus belajar (learning by doing). Luruskan niat, bantulah pedagang-pedagang kecil untuk mepromosikan barang dagangannya, mereka membutuhkan Kang Ade. Jika Kang Ade Londok tidak mau jadi pecundang maka jangan menyerah. Gentlmen adalah gaya orang-orang pasar, jika mau berniat baik jadilah gentlemen yang tidak pernah ada kata menyerah untuk mengubah hidup menjadi orang baik, bermanfaat bagi banyak orang dan membaikkan kehidupan masyarakat. Wallahu’alam.