Sunday, March 13, 2022

MINYAK GORENG PUN JADI TUHAN

OLEH: MUHAMMAD PLATO

Dunia tidak habis-habisnya menyajikan kisah dengan fenomena beda-beda. Di suatu negara terjadi fenomena kerumuman, desak-desakkan dan antrian panjang untuk sekedar mendapat dua bungkus minyak goreng. Di belahan dunia lain, terjadi perang akibat konflik antar dua negara karena berbeda tujuan dan latarbelakang. Dua fenomena ini terjadi setelah dunia dilanda oleh penyakit aneh covid-19. Penyakit ini baru diketahui setelah melalui tes, jika tidak di tes maka penyakit itu akan menjadi penyakit alamiah yang harus diobati. Berbagai isu yang tidak pernah pasti mengatakan penyakit ini dibuat secara sengaja dengan tujuan-tujuan duniawi.

Faktanya selama dua tahun virus Covid-19 telah menjadi tuhan sebagian besar orang. Prilaku manusia di seluruh dunia, ditentukan grafik penyebaran virus Covid-19. Keluar rumah dan keluar rumah, berkerumun dan tidak boleh berkerumun, kapan sekolah tatap muka dan kapan berlajar online, menunggu pergerakkan virus Covid-19. Orang yang sangat ketergantungan pada selain Tuhan, setiap kejadian akan berubah jadi kekhawatiran. Inilah sebenarnya pelajaran bahwa tidak boleh ada sesuatu tempat bergantung selain Allah. Setiap fenomena kehidupan memiliki makna pelajaran tentang apa yang diyakini manusia.

Selanjutnya, perang terbuka, kerumunan dan antri minyak goreng adalah dua fenomena yang sebabnya sama, yaitu manusia telah dikendalikan oleh tuhan-tuhan selain Allah. Kemana manusia bergantung, maka kesanalah manusia bertuhan. Ketergantungan manusia kepada sesuatu, menjadi sebab prilaku manusia dikendalikan oleh apa yang dijadikannya tempat bergantung. Kerumunan, antrian panjang, desak-desakkan untuk mendapat dua kantong minyak goreng adalah pemandangan mengerikan. Fenomena antrian dan desak-desakan berebut dua bungkus minyak goreng menjadi tanda bahwa minyak goreng telah menjadi pengendali prilaku manusia. Atas dasar apa manusia bertindak kesanalah dia bertuhan.

Fenomena kerumunan dan antrian mendapatkan minyak goreng adalah tanda ketika manusia bertuhan kepada selain Tuhan, maka tuhan-tuhan yang menjadi pengendali manusia itu menyebabkan prilaku-prilaku destruktif yang akan membawa kebinasaan umat manusia. “Janganlah kamu sembah di samping (menyembah) Allah, tuhan apapun yang lain. Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Allah. Bagi-Nya lah segala penentuan, dan hanya kepada-Nya lah kamu dikembalikan (Al Qashshas, 28:88). Prilaku-prilaku manusia yang telah bergantung pada selain Tuhan, mereka akan sangat cenderung pada prilaku destruktif dan agresif, mereka sangat bernafsu perang. Sebaliknya prilaku destruktif manusia yang tergantung pada selain Tuhan mereka lemah, energinya dialirkan untuk berebut, berdesak-desakkan, antri dari subuh hanya urusan isi perut. Prilakunya dikendalikan oleh hanya sekedar minyak goreng, tempe, beras, semuanya urusan perut.

Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu” (Al Ikhlash, 112:2). Sangat tidak mungkin jika manusia bergantung pada Tuhan, minyak goreng menjadi pengendali prilaku manusia.  Ciri dari manusia-manusia bergantung pada Tuhan adalah sabar. Prilaku sabar bukan pekerjaan pasif. Makna sabar seperti Erich Fromm menjelaskan harapan bermakna dinamis. Sabar berkaitan dengan makna  kreatif (syukur). Dikala minyak goreng langka bagi orang-orang yang bergantung pada Tuhan, sikap pertama adalah sabar selanjutnya kreatif mencari alternatif untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya. Kelangkaan minyak goreng sifatnya sementara, mencari alternatif selain minyak goreng adalah pelajaran dari sebuah kajadian agar manusia tidak ketergantungan pada sebuah benda.

Fenomana apa yang dilakukan manusia ketika minyak goreng langka, bukan hanya fenomena sosial. Apa yang dilakukan manusia, tidak lepas dari apa yang isi memori otak manusia. Ketika dalam memori otak manusia, minyak goreng satu-satunya alternatif untuk bertahan hidup, maka kelangkaan minyak goreng akan diproses oleh otak menjadi kecemasan, kegelisahaan, ketakutan, lalu otak memerintahkan untuk mencari aman dengan berburu minyak goreng. Maka jadilah minyak goreng sebagai pengendali prilaku karena manusia sudah menjadi sangat ketergantungan pada selain Tuhan. wallahu’alam.

No comments:

Post a Comment