Coba
perhatikan oleh Anda, banyak orang berpandangan bahwa untuk menjadi kaya hanya
cukup banyak harta. Padahal untuk menjadi orang kaya tidak cukup hanya banyak
harta. Syarat terpenting untuk menjadi orang kaya adalah jangan cinta harta.
Orang-orang yang tidak cinta harta adalah mereka yang hidup dipandu dengan
logika Tuhan, yang bisa kita pahami dari Al-Qur’an.
Hal
yang dikhawatirkan terhadap orang-orang kaya adalah cintanya terhadap harta
melebihi dari segalanya. Lebih parah lagi adalah hartanya menjadi Tuhan selain
Allah. Jika kita perhatikan dalam keterangan Al-Qur’an, Tuhan memberi contoh
orang-orang kaya di dalam pribadinya mereka sama sekali tidak cinta terhadap
harta yang dimilikinya.
Contoh
orang-orang kaya yang dipandu oleh logika Tuhan adalah Nabi Muhammad saw, Abu
Bakar ra, Umar ra, Usman ra, dan Ali ra. Contoh orang terkaya di dunia yang TIDAK
TERPERDAYA OLEH HARTA, tertulis dalam kitab suci adalah Nabi Sulaiman.
“Dan
Kami karuniakan kepada Daud, Sulaiman, dia adalah sebaik-baik hamba.
Sesungguhnya dia amat taat (kepada Tuhannya). (ingatlah) ketika dipertunjukkan
kepadanya kuda-kuda yang tenang di waktu berhenti dan cepat waktu berlari pada
waktu sore. Maka ia berkata: "Sesungguhnya aku menyukai kesenangan
terhadap barang yang baik (kuda) sehingga aku lalai mengingat Tuhanku sampai
kuda itu hilang dari pandangan". "Bawalah semua kuda itu kembali
kepadaku". Lalu ia potong kaki dan leher kuda itu. Dan sesungguhnya Kami
telah menguji Sulaiman dan Kami jadikan (dia) tergeletak di atas kursinya sebagai
tubuh (yang lemah karena sakit), kemudian ia bertaubat. Ia berkata: "Ya
Tuhanku, ampunilah aku dan anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki
oleh seorang jua pun sesudahku, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Pemberi".
(SHAD (38); 30-35).
Coba
perhatikan urutan kalimat dalam surat di atas. Pertama, sebagai seorang kaya
raya, Nabi Sulaiman dijelaskan sebagai orang dengan ketaatan kepada Tuhan luar
biasa. Allah swt menyebutkan Nabi Sulaeman sebagai manusia sebaik-baiknya
manusia. Manusia baik adalah syarat untuk menjadi orang kaya. Logikanya adalah
semakin tinggi ketaatan manusia kepada Tuhan, maka kekayaannya akan melebihi
kekayaan manusia-manusia kaya yang pernah ada di dunia.
Kedua,
orang-orang kaya lazimnya memiliki harta yang sangat dicintainya. Contoh, di
zaman sekarang, orang-orang kaya memiliki banyak koleksi mobil antik, mobil
sport, motor besar, lukisan, dan
hewan-hewan peliharaan yang harganya mencapai miliaran sampai triliunan rupiah. Biasanya barang-barang itu
mereka rawat dengan sebaik-baiknya melebihi biaya merawat manusia.
Kondisi
ini pernah terjadi pada Nabi Sulaiman yang menyukai kuda-kudanya yang memiliki
kemampuan berlari cepat tetapi detak jantungnya tetap tenang. Di zaman sekarang
kuda-kuda ini adalah mobil-mobil sport mewah. Karena kecintaannya terhadap kuda
peliharaannya, Nabi Sulaiman mengakui, dia lalai mengingat Tuhan-nya.
Kuda-kudanya membuat asyik dalam kehidupan dunia, dan lupa kehidupan akhirat. Karena
kuda-kuda yang sangat dicintainya, hidupnya menjadi menyimpang dari apa yang
diharapkan oleh Tuhan.
Untuk
mengembalikan ketaatannya kepada Tuhan, Nabi Sulaiman meninggalkan kuda-kuda
terbaiknya (memotong kaki dan lehernya). Memotong kaki dan lehernya sebagai
bentuk pengukuhan bahwa Nabi Sulaiman tidak mencintai harta, sekalipun harta
yang sangat dicintai oleh manusia. Logikanya, semakin kaya seseorang, semakin
tidak mencintai harta.
Ketiga,
setelah itu Nabi Sulaiman mendapat ujian berat dari Allah swt (tergeletak lemah
karena sakit). Nabi Sulaiman bertaubat dan menyadari bahwa apa yang terjadi
pada dirinya adalah buah dari kelalaiannya kepada Allah akibat dari harta-harta
yang dimilikinya. Nabi Sulaiman memohon ampun dan berdoa kepada Allah mohon
kerajaan yang tidak pernah dimiliki oleh siapa pun setelah Dia. Logikanya,
Ujian atau kesulitan, akan mendahului menimpa seseorang, ketika orang itu akan
diberi kelimpahan rejeki.
Belajar dari Nabi Sulaiman, kita dapat memahami bahwa untuk menjadi orang kaya tidak hanya cukup banyak harta. Hal pertama yang harus dimiliki oleh orang-orang kaya adalah tidak mencintai harta, dan harus berani berkorban dengan harta sekalipun harta yang sangat dicintainya.
Belajar
dari kisah Nabi Sulaiman, kita harus memahami bahwa sekecil apapun dosa yang
pernah kita lakukan akan mendapat balasan sesuai hukum yang telah ditetapkan
Tuhan. Namun demikian, balasan terhadap dosa yang pernah kita lakukan, akan
menjadi penyebab datangnya rejeki dari Tuhan. Demikianlah ketentuan yang telah
ditetapkan Tuhan.
Kawan-kawan yang kaya raya, inilah cara berpikir yang harus kita miliki, karena merupakan cara berpikir yang dikehendaki Tuhan. Salam sukses dengan logika Tuhan. Follow me @logika_Tuhan.