Saturday, June 25, 2022

AGAR KITA TIDAK DIKENDALIKAN PASAR

Oleh: Muhammad Plato

Menurut dasar teori ekonomi pasar, terciptanya harga terjadi karena banyaknya permintaan dan sedikitnya penawaran maka harga turun. Sebaliknya sedikitnya permintaan dan banyaknya penawaran, maka harga turun. Ini adalah konsep dasar dari terciptanya turun naik harga.

Naik dan turunnya permintaan dan penawaran disebabkan apa? Hal inilah yang dapat diolah dan dimainkan oleh manusia. Harga pasar bisa dikendalikan sesuai dengan keinginan. Orang yang bisa mengendalikan harga pasar syaratnya punya kekuatan modal besar, atau persekutuan dari orang-orang yang punya modal besar.

Sebuah harga saham bisa dikunci pada harga tertentu, kemudian harga bisa dipompa naik dengan berbagai isu dan kebijakan, kemudian setelah mengalami kenaikan signifikan, pemilik modal akan menjual saham di hargai tertinggi, dan akan terjadi kepanikan karena harga melorot turun. Begitulah strategi pengendalian harga oleh pemilik modal besar. 

Dalam kehidupan sehari-hari harga pasar dipengaruhi dua faktor, yaitu internal dan eksternal. Faktor internal diawali dari kebutuhan, emosi, dan fantasi. Harga pasar bisa meningkat karena meningkatnya kebutuhan dasar masyarakat seperti makan, minum, pakaian, dan tempat tinggal. Meningkatnya kebutuhan dasar bisa terjadi karena jumlah penduduk bertambah, dan prilaku hidup berubah.

Meningkatnya kebutuhan bisa juga diciptakan dengan memengaruhi emosi masyarakat. Untuk mengendalikan emosi masyarakat biasanya menggunakan iklan. Jadi iklan bukan hanya memperkenalkan produk, tetapi didalamnya mengandung unsur-unsur untuk mengendalikan emosi seseorang. Emosi yang diciptakan bisa rasa takut, benci, fanastisme, khawatir, tergesa-gesa, dan kesenangan. 

Ketakutan dan kesenangan adalah emosi manusia yang bisa dengan cepat merubah harga. Pandemi Covid-19 adalah cara cepat meningkatkankan harga pasar. Pandemi Covid-19 merupakan contoh bagaimana cepatnya masyarakat mengenalkan zoom sebagai media komunikasi untuk memfasilitasi kegiatan belajar, rapat, dan bekerja dari jarak jauh. Ketakutan yang diakibatkan pandemi Covid-19 telah berhasil dengan cepat mengubah mindset masyarakat untuk memanfaatkan teknologi informasi dalam berbagai bidang.  

Para pelaku ekonomi dapat menggunakan agama untuk menciptakan pasar. Isu terorisme berbasis agama dapat menciptakan pasar. Senjata, radar, alat pendeteksi bom, sistem keamanan, bisa jadi komoditas yang ditawarkan pada isu terorisme. Ketika isu terorisme sudah jenuh, maka para pengendali pasar akan menciptakan isu-isu baru yang bisa memunculkan ketakutan.

Isu-isu penting di dunia sekarang bisa diketahui dengan bantuan big data, yang dikumpulkan dari data prilaku manusia di internet. Pemilik big data adalah pemilik teknologi informasi. Isu akan diolah dan diterapan dalam berbagai aspek kehidupan untuk menciptakan pasar-pasar baru. 

Agar hidup kita tidak dikendalikan pasar, dimanapun kita berada, diwilayah apapun, kita harus belajar terus menendalikan emosi. Seperti di pasar saham, banyak orang bangkrut uangnya habis karena tidak bisa mengendalikan emosi. Alat pengendali emosi adalah melatih kompetensi sabar. Kompetensi sabar bisa dilatih dengan mengendalikan hasrat pada kehidupan dunia.

Sikap tergesa-gesa ditandai sebagai prilaku yang cenderung merugikan. Kompetensi sabar juga harus didukung oleh kemampuan literasi tinggi, dan kemampuan berpikir logis untuk mengendalikan segala keputusan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan logis berdasarkan pembendaharaan pengetahuan. Sebagaimana kita saksikan, kualitas kesabaran manusia sangat berkaitan dengan keluasan dan kedalaman kelimuan yang dimiliki seseorang. Semakin tinggi keluasan dan kedalaman keilmuan seseorang semakin teruji kualitas kesabarannya. 

Jadi dapat dipastikan bahwa manusia-manusia dengan pengetahuan sempit, dan dangkal hidupnya sangat mudah dikendalikan oleh pasar. Untuk itu teori-teori pemasaran saat ini dikembangkan dengan pendalaman ilmu psikologi dan emosi manusia dilihat dari budaya, pola pikir, dan usia. Pengajaran budaya baca di sekolah-sekolah untuk wilayah Asia perlu terus ditingkatkan, agar kelak bisa berkontribusi menjadi pengendali dan penyeimbang pasar.*** 

Sunday, June 19, 2022

SEBENARNYA PENDIDIKAN MELATIH DUA KEKUATAN PADA JIWA

Oleh: Muhammad Plato

Pendidikan adalah upaya sadar kita bersama untuk mengendalikan manusia menjadi manusia-manusia baik dan bermanfaat bagi manusia lain. Sederhananya pendidikan adalah mengelola dua potensi yang ada pada diri manusia. Dua potensi itu dikemukakan di dalam Al-Quran.

"dan jiwa (nafs) serta penyempurnaannya, maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu kefasikan dan ketakwaannya, sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya" (Asy Syam, 91:7-10). 

Di dalam jiwa manusia ada dua potensi yang harus dikendalikan yang kefasikan dan ketakwaan. Allah memerintahkan pada manusia untuk bertakwa. Pengertian takwa secara umum adalah menghindari perbuatan-perbuatan buruk dan melaksanakan perbuatan-perbuatan baik.

Jika kita bandingkan, dua potensi ini dijelaskan oleh beberapa ilmuwan dalam berbagai macam rupa. Erich Fromm (1986) membagi dua kekuatan ini dengan konsep bhiopilia dan necrophilia. Bhiopilia adalah potensi yang bersifat pemelihara dan kasih sayang. Necrophilia adalah potensi-potensi yang bersifat merusak. 

Fritjop Capra (2002) menjelaskan dua kekuatan berdasarkan kajian kepercayaan China yaitu yin dan yang. Capra menjelaskan kekuatan yin dipersepsi sebagai sifat kooperatif, damai, dan yang sebagai sifat kompetitif, konflik. 

David R. Hawkins membagi dua kekuatan dengan power dan force.  Power dikaitkan dengan kekuatan lemah lembut, dan force dikaitkan dengan kekuatan keras, pemaksaan. Manusia untuk mencapai tujuan hidupnya mengguanakan dua kekuatan ini. Power meruapkan kekuatan dahsyat, dibandingkan dengan force. Peperangan adalah bentuk dari force, dan diplomasi, perundingan, adalah bentuk dari power.

Untuk menfasirkan apa itu dua potensi jiwa dalam diri manusia, kita bisa pakai pendekatan sistem yang dikembangkan oleh Capra. Pemahaman Capra dua kekuatan di dalam tubuh manusia bukan kekuatan baik atau buruk. Tapi sebagai dua kekuatan seperti positif negatif dalam arus listrik yang harus dikolaborasikan. Jadi dua kekuatan yang ada pada diri manusia, adalah energi gerak yang keseimbangannya harus dijaga. 

Sifat fujur orientasi duniawi dan sifat takwa orientasi akhirat, harus bergerak seimbang menjadi gerak kehidupan. Sebagaimana Allah menciptakan seluruh ciptaannya dengan takdir baik, maka keberadaan dua potensi yang ada pada diri manusia adalah potensi baik. Untuk itu pemaknaan hidup ini sangat tergantun pada persepsi kita. 

Pada dasar naluri manusia ada perasaan suka dan tidak suka, itu karena persespi dan keterikatan manusia pada dunia. Maka jika manusia bisa membebaskan diri dari keterikatan dunia, sikap suka dan tidak suka itu tidak akan ada. Sikap suka dan tidak suka tidak akan ada karena sudah punya persepsi semuanya berjalan untuk kebaikan. 

Maka totaliter pada kehendak Tuhanlah yang akan menyelamatkan hidup manusia. Pada faktanya hidup manusia ada pada sisi suka dan tidak suka, namun absolut yang tidak boleh ditinggalkan manusia adalah tetap bergantung pada Tuhan, memohon agar seluruh kehidupannya diberi kebahagiaan baik di kala sempit maupun lapang, dikala fujur maupun takwa, dan seterusnya.***

 


Saturday, June 18, 2022

DISKUSI BUMI BULAT ATAU DATAR JANGAN BERSELISIH

Oleh: Muhammad Plato

Diskusi bumi bulat atau datar? Berbadad-abad terus terjadi hingga saat ini higga terpolarisasi menjadi dua kelompok saling berseteru. Masing-masing mengklaim bumi bulat atau datar. Keduanya memiliki fakta-fakta yang bisa dipahami akal dan dapat dibuktikan secara empiris. Akhirnya kedua kubu terseret pada situasi saling hujat dan saling menyalahkan, saling sesat menyesatkan dan tidak ada ujungnya. 

Tentang bumi bulat atau datar sebenarnya masalah persepsi dari sudut mana orang memandang. Seperti orang melihat fatamorgana. Dari sudut tertentu benda terlihat ada, tetapi dari sudut tertentu tidak ada. Pembuktian keberadaan benda-benda langit terus terkuak seiring dengan kemampuan teknologi manusia untuk mengetahuinya. 

Yang mana yang benar bumi bulat atau datar? Jika kita menangkap pesan dari Al-Qur'an, sesungguhnya perdebatan ini harus dihindari, jangan dibesar-besarkan. Perdebatan akan jadi kontraproduktif, dan pekerjaan sia-sia karena mendiskusikan sesuatu yang memang masing-masing diberi hak memahaminya dari sudut pandang masing-masing.

Allah melarang berdiskusi tentang hal-hal yang mengundang perdebatan tiada ujung tersirat di dalam Al-Qur'an. "Tentang apakah mereka saling bertanya-tanya? Tentang berita yang besar, yang mereka perselisihkan tentang ini. Sekali-kali tidak; kelak mereka akan mengetahui, kemudian sekali-kali tidak; kelak mereka akan mengetahui" (An Naba, 78;5).

Diskusi tentang bumi data atau bulat adalah diskusi tentang benda besar. Perselisihan tentang benda-benda besar pembuktiannya membutuhkan teknologi yang bisa melihat secara utuh benda itu seperti bola atau nampan. Pada akhirnya kita akan mengetahuinya apakah bumi itu bulat atau datar, tidak perlu berselisih. 

Di dalam Al-Qur'an Allah memang ada menggambarkan eksplisit bahwa bumi itu hamparan. "Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan? (An Naba, 78:5). Dari ayat ini orang menyangka bahwa Al-Qur'an pro pada pendapat bahwa bumi datar. 

Namun di ayat lain Al-Qur'an memberitakan bahwa telah terjadi pergantian antara siang dan malam. Hal ini membuat nalar orang bisa membenarnkan bahwa bumi itu bulat. "dan Kami jadikan malam sebagai pakaian, dan Kami jadikan siang untuk mencari penghidupan," (An Naba, 78:10-11).

Silih bergantinya siang dan malam sangat memungkin terjadi jika bumi ini bulat. "Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang" (Al Baqarah, 2:164). Jadi, Al-Qur'an mengajarkan kepada manusia untuk terus berpikir. Jangan menentukan satu persepsi tentang kebenaran karena manusia dibatasi oleh sudut pandang. 

Allah tidak punya anak dan ibu, Allah tidak menyerupai siapapun dan benda apapun. Itulah kebenaran yang diberitakan dalam Al-Qur'an. Perihal ada persepsi orang, tuhan itu berbagai ragam bentuk dan dugaannya, biarkanlah dia bertarung berdebat, dengan jiwanya sendiri. Pada akhirnya dia akan kembali kepada tuhannya sesuai dengan yang dia yakini. Hanya Allahu Ahad yang akan jadi penolong kelak di akhirat.

Untuk diskusi-diskusi yang sabtraksinya tinggi dan sangat besar kajiannya, Allah melarangnya berselisih. "Tentang apakah mereka saling bertanya-tanya? Tentang berita yang besar, yang mereka perselisihkan tentang iniSekali-kali tidak; kelak mereka akan mengetahui, kemudian sekali-kali tidak; kelak mereka akan mengetahui (An Anaba, 78:1-5). 

Kita diberi kesempatan untuk mengkaji apapun, namun jangan berselisih karena kebenaran milik Allah. Silahkan kaji dan buktikan sesuai kemampuan akal. Kelak kebenaran akan terkuak dan pada akhirnya semua kebenaran akan terkuak setelah kita kembali kepada Allah dan seluruh pengetahuan tentang kebenaran rahasia alam ini ada di sisi Allah. Manusia tidak punya hak mengklai kebenaran atas persepsinya yang terbatas kecuali setiap kebenaran dikembalikan kepada Allah.***  

Tuesday, June 14, 2022

KEMUTLAKKAN SEJARAH MANUSIA

Oleh: Muhammad Plato

"Kisah tentang Eril, anak lelaki kesayangan kami, hakikatnya adalah tentang cerita kita semua. Hakekat dari kita semua, pasti akan pulang. Dengan waktu, tempat dan cara yang kita tidak akan pernah selalu tahu. Hidup di dunia ini sesungguhnya adalah tentang perjalanan bukan tujuan. 

Inspirasi ini diambil dari dialog dan narasi @ridwankamil, mengenang anaknya Eril yang meninggal terseret arus di Sungai Aare Swiss. Rasa duka itu seperti menular menelusuk hati bagi siapa yang mencoba hermenitik masuk ke dalam kalbu seorang ayah yang dilanda badai duka. Akan terasa sulit bangkit bagi orang-orang yang tidak punya kemutlakkan dalam hati dan pikirannya. 

Takdir Allah adalah kemutakkan dalam hidup manusia. Takdir dapat dijelaskan dari perjalanan sejarah manusia. Maka Allah memerintahkan untuk berjalan-jalan di muka bumi ini. Bagaimana kesudahan kehidupan manusia. Kesudahan hidup manusia selalu ada dalam kemutlakkan yaitu kembali kepada Allah. Pesan tentang kemutlakkan hidup bagitu banyak dijelaskan dalam sejarah kehdiupan manusia.

Sejarah adalah kejadian yang tidak akan pernah berulang kembali karena waktu terus berjalan. Kejadian hari ini akan jadi kemutlakkan setelah menjadi masa lalu. Setiap hari kita mengalami dan menciptakan sejarah hidup kita sendiri. Lalu bagaimana orang-orang baik berksesudahan dalam hidupnya? Dan bagaimana kesudahan orang-orang yang dusta selama hidupnya?

Kemutlakkkan bagi orang-orang yang selalu berbuat baik untuk orang lain, akhir hidupnya adalah kebaikan. Sebaliknya orang-orang yang selalu berbuat buruk akhir kehidupannya akan mendapat keburukan. Akal sehat tidak akan mencampur adukkan kebaikan dengan keburukan. Akal sehat selalu berpikir kebaikan berbalas kebaikan, sekalipun kejadiannya buruk menurut pandangan manusia. Akal sehat akan berpegang teguh pada kemutlakkan bahwa kebaikan pasti berakhir dengan kebaikan.

Pesan untuk dunia, Allah memiliki kemutlakkan-kemutlakkan dalam hidup. Apapun persepsi manusia tentang kehidupan, kemutlakkannya sudah ditetapkan. Kita semua akan kembali dan mempertanggung jawabkan setiap perbuatan yang kita lakukan.

Tidak ada kekuasaan sedikitpun dimiliki oleh manusia. Negara maju negara berkembang, semua manusianya hidup dalam kemutlakkan yang telah Allah tetapkan. Bagi yang bersenang-senang silahkan bersenang-senang, tapi itu hanya sementara. Bagi yang menderita, bersabar dalam penderitaan, itu juga sifatnya sementara. 

Hidup ini bukan masalah mencari makan, berilmu dan tidak berilmu, berkedudukan dan tidak berkedudukan. Hidup ini hanya berlomba berbuat kebaikan demi kembaikan. Sekecil apapun kebaikan itulah kebaikan yang akan berbalas kebaikan. Allah tidak memandang kebaikan besar dan kecil, karena hakikatnya setiap kebaikan berpeluang menjadi pemberat neraca keadilan. 

Nabi Muhammad mengajarkan berbuatlah kebaikan (sedekah) sekalipun sebiji kurma, karena kebaikan kecil itu bisa jadi kelak menjadi pemberat neraca keadilan dihadapan Allah sebagai penentu kita penghuni surga. Siapapun yang hidup di Barat atau di Timur, semua akan dihimpun dalam satu momen untuk menghadapi pengadilan dihadapan Allah.

Orang Barat orang Timur yang beriman kepada Allah dan berlomba-lomba berbuat kebaikan untuk mensejahterakan umat manusia, dia berpeluang menjadi orang-orang yang menempati sebaik-baiknya tempat yang disediakan Allah.***