Saturday, June 18, 2022

DISKUSI BUMI BULAT ATAU DATAR JANGAN BERSELISIH

Oleh: Muhammad Plato

Diskusi bumi bulat atau datar? Berbadad-abad terus terjadi hingga saat ini higga terpolarisasi menjadi dua kelompok saling berseteru. Masing-masing mengklaim bumi bulat atau datar. Keduanya memiliki fakta-fakta yang bisa dipahami akal dan dapat dibuktikan secara empiris. Akhirnya kedua kubu terseret pada situasi saling hujat dan saling menyalahkan, saling sesat menyesatkan dan tidak ada ujungnya. 

Tentang bumi bulat atau datar sebenarnya masalah persepsi dari sudut mana orang memandang. Seperti orang melihat fatamorgana. Dari sudut tertentu benda terlihat ada, tetapi dari sudut tertentu tidak ada. Pembuktian keberadaan benda-benda langit terus terkuak seiring dengan kemampuan teknologi manusia untuk mengetahuinya. 

Yang mana yang benar bumi bulat atau datar? Jika kita menangkap pesan dari Al-Qur'an, sesungguhnya perdebatan ini harus dihindari, jangan dibesar-besarkan. Perdebatan akan jadi kontraproduktif, dan pekerjaan sia-sia karena mendiskusikan sesuatu yang memang masing-masing diberi hak memahaminya dari sudut pandang masing-masing.

Allah melarang berdiskusi tentang hal-hal yang mengundang perdebatan tiada ujung tersirat di dalam Al-Qur'an. "Tentang apakah mereka saling bertanya-tanya? Tentang berita yang besar, yang mereka perselisihkan tentang ini. Sekali-kali tidak; kelak mereka akan mengetahui, kemudian sekali-kali tidak; kelak mereka akan mengetahui" (An Naba, 78;5).

Diskusi tentang bumi data atau bulat adalah diskusi tentang benda besar. Perselisihan tentang benda-benda besar pembuktiannya membutuhkan teknologi yang bisa melihat secara utuh benda itu seperti bola atau nampan. Pada akhirnya kita akan mengetahuinya apakah bumi itu bulat atau datar, tidak perlu berselisih. 

Di dalam Al-Qur'an Allah memang ada menggambarkan eksplisit bahwa bumi itu hamparan. "Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan? (An Naba, 78:5). Dari ayat ini orang menyangka bahwa Al-Qur'an pro pada pendapat bahwa bumi datar. 

Namun di ayat lain Al-Qur'an memberitakan bahwa telah terjadi pergantian antara siang dan malam. Hal ini membuat nalar orang bisa membenarnkan bahwa bumi itu bulat. "dan Kami jadikan malam sebagai pakaian, dan Kami jadikan siang untuk mencari penghidupan," (An Naba, 78:10-11).

Silih bergantinya siang dan malam sangat memungkin terjadi jika bumi ini bulat. "Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang" (Al Baqarah, 2:164). Jadi, Al-Qur'an mengajarkan kepada manusia untuk terus berpikir. Jangan menentukan satu persepsi tentang kebenaran karena manusia dibatasi oleh sudut pandang. 

Allah tidak punya anak dan ibu, Allah tidak menyerupai siapapun dan benda apapun. Itulah kebenaran yang diberitakan dalam Al-Qur'an. Perihal ada persepsi orang, tuhan itu berbagai ragam bentuk dan dugaannya, biarkanlah dia bertarung berdebat, dengan jiwanya sendiri. Pada akhirnya dia akan kembali kepada tuhannya sesuai dengan yang dia yakini. Hanya Allahu Ahad yang akan jadi penolong kelak di akhirat.

Untuk diskusi-diskusi yang sabtraksinya tinggi dan sangat besar kajiannya, Allah melarangnya berselisih. "Tentang apakah mereka saling bertanya-tanya? Tentang berita yang besar, yang mereka perselisihkan tentang iniSekali-kali tidak; kelak mereka akan mengetahui, kemudian sekali-kali tidak; kelak mereka akan mengetahui (An Anaba, 78:1-5). 

Kita diberi kesempatan untuk mengkaji apapun, namun jangan berselisih karena kebenaran milik Allah. Silahkan kaji dan buktikan sesuai kemampuan akal. Kelak kebenaran akan terkuak dan pada akhirnya semua kebenaran akan terkuak setelah kita kembali kepada Allah dan seluruh pengetahuan tentang kebenaran rahasia alam ini ada di sisi Allah. Manusia tidak punya hak mengklai kebenaran atas persepsinya yang terbatas kecuali setiap kebenaran dikembalikan kepada Allah.***  

No comments:

Post a Comment