Tuesday, April 25, 2023

BAGAIMANA AMAL ORANG TIDAK PERCAYA TUHAN?

Oleh: Muhammad Plato 

Bagaimana amal orang yang tidak percaya Allah? Apakah perbuatan baiknya selama di dunia akan bermanfaat di akhirat. Pertanyaan ini sering diajukan oleh banyak orang, kadang membuat orang yang beragama dituding sebagai so suci atau merasa paling benar. 

Kali ini saya akan menjawab dari versi logika tuhan. Kebenaran berpikir bukan pada pemikirannya tetapi bergantung pada sumber yang digunakannya untuk berpikir. Maka logika Tuhan selalu menggunakan ayat Al Quran sebagai sumber berpikir. 

Untuk menjawab pertanyaan, apakah orang yang tidak percaya Tuhan Yang Esa amalnya sia-sia? Berdasarkan sumber dari Al Quran, saya mengambil kesimpulan, amal yang tidak percaya Tuhan Yang Esa tidak akan diterima. Ayat Al Quran di bawah ini bisa anda pikirkan. 

"... Barang siapa yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya" (Al Baqarah, 2:217).

Setiap perbuatan yang kita lakukan tidak akan lepas dari niat atau tujuan. Niat dan tujuan itulah yang kelak akan diadili. Jika niat orang berbuat sesuatu kebaikan karena kasihan sedang dirinya menolak adanya Tuhan, maka perbuatannya kelak diadili bukan karena taat pada Tuhan. Orang-orang atheis dia menuhankan dirinya sendiri, maka dia akan kembali pada tuhannya. 

Menolak adanya Tuhan adalah kesombongan seperti iblis yang menolak perintah sujud pada Adam. Allah telah menetapkan iblis sebagai makhluk yang sesat dan akan menempati tempat terburuk dalam kehidupan. Orang yang menolak adanya Tuhan, dia terjebak karena menuhankan dirinya sendiri. 

Kontrak antara manusia dengan Tuhan sudah terjadi sejak sebelum manusia dilahirkan. Kontrak ini diberitakan dalam kitab suci Al Quran. Kontrak ini menjadi takdir setiap manusia sudah diberi potensi untuk mengenal siapa Tuhannya. Untuk mengenal siapa Tuhannya, Allah menurunkan utusan dan kitab suci sebagai panduan. Dalam kitab suci Al Quran, Allah perintahkan manusia membaca seluruh tanda-tanda adanya Tuhan di alam dan dirinya. 

"Dan, ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka : "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul, kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)" (Al A'raaf, 7:172).

Keberhasilan hidup manusia di dunia adalah ketika mereka menemukan siapa Tuhannya. Ujian-ujian hidup yang dialami manusia akan memalingkan manusia dari kesaksiannya dalam mengadakan Tuhan. Keberhasilan dari ujian hidup manusia ialah ketika mereka masih mengakui adanya Tuhan dalam kondisi sempit maupun lapang. 

Mengapa kamu kafir kepada Allah, padahal kamu tadinya mati, lalu Allah menghidupkan kamu, kemudian kamu dimatikan dan dihidupkan-Nya kembali, kemudian kepada-Nya-lah kamu dikembalikan? (Al Baqarah, 2:28).

Hidup manusia adalah siklus silih berganti antara mati, hidup, mati, dan hidup. Akhir dari kehidupan ini adalah hidup. Jadi kepada siapa kelak orang-orang tidak percaya Tuhan akan kembali?  Mereka tertolak dan tempat mereka kembali adalah tempat yang buruk, tempat yang tidak nyaman, dan sangat menyakitkan. Inilah argumen-argumen saya dari Al Quran, mengapa orang-orang tidak percaya Tuhan amalnya sia-sia. Wallahu'alam*** 



Friday, April 21, 2023

SUNATULLOH MUDIK

Oleh: Muhammad Plato

Sejak kapan tradisi mudik ada di Indonesia? Sulit untuk ditelusuri. Jelasnya, fenomena mudik sudah terjadi secara turun temurun dan menjadi tradisi masyarakat Indonesia. Jika kita lihat asal usulnya, dalam buku kumpulan tulisan Nurcholish Madjid (2009) berjudul Cendekiawan dan Religiusitas Masyarakat, dikatakan bahwa tradisi mudik (kembali ke asal) sudah menjadi sifat dasar (sunatullah) manusia sejak proses penciptaannya.

Naluri kembali ke asal (mudik) sudah jadi ketentuan Tuhan sejak manusia dalam alam ruhani. Sebelum lahir ke dunia, manusia sudah melakukan perjanjian dengan Tuhan. Di alam ruhani manusia berjanji akan hidup berbakti kepada Tuhan dan kembali kepada Tuhan. Perjanjian itu diberitakan dalam Alqur’an, “Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi" (Al’araf:172).


Setelah bersaksi siapa Tuhannya, manusia juga berkomitmen untuk kembali kepada Tuhan yang menciptakannya, "Ampunilah kami ya Tuhan kami, dan kepada Engkaulah tempat
kembali" (Al Baqarah:285). Nurcholis Madjid berkesimpulan, berdasarkan persaksian dan komitmen manusia untuk menyembah dan kembali kepada Tuhannya, maka kembali ke asal (mudik) adalah sunatullah kehidupan manusia. Dalam arti spiritual, kembali ke asal (mudik) untuk menyembah atau menuju Tuhan.

Kembali ke asal (mudik), bukan hanya sunatullah yang terjadi pada manusia, tetapi sudah menjadi sistem kehidupan yang mengatur jagat raya. Dalam kenyataan semua makhuk yang diciptakan-Nya akan kembali kepada pencipta-Nya. Dari mulai binatang melata sampai binatang terbang, dari mulai langit, gunung, laut, dan semesta alam, akan mengalami kehancuran dalam arti kembali (mudik) kepada sang Pencipta.

Manifestasi pola kembali ke asal (mudik) dapat kita temukan dalam berbagai aktivitas kehidupan manusia. Dalam sejarah kehidupan Nabi Muhammad saw. dikisahkan setelah Beliau berhijrah dari Mekkah dan menetap selama kurang lebih 13 tahun  di Medinah, Nabi Muhammad saw beserta kaum muslimin akhirnya dengan izin Allah kembali (mudik) ke Mekkah. Perasaan senang, cucuran air mata bahagia kaum muslimin, mewarnai peristiwa itu. Mereka bahagia karena bisa bertemu kembali dengan sanak famili yang sudah sekian lama terpisah, menyambung tali silaturahmi dan mengakhiri permusuhan. Itulah peristiwa “mudik” besar-besaran umat Islam yang tercatat dalam sejarah Nabi Muhammad saw. sebagai peristiwa penaklukan Mekkah.

Dalam sejarah dunia, kita bisa temukan bagaimana orang-orang Eropa secara besar-besaran bermigrasi ke wilayah Timur, berkuasa menjajah ratusan tahun, dan setelah negara jajahannya merdeka, mereka kembali ke tempat asalnya (mudik) ke Eropa. Demikian juga, pola kembali ke asal (mudik) dapat kita temukan dalam kehidupan binatang. Kita lihat bagaimana ribuan burung, kuda, bison, bermigrasi sejauh ribuan kilo meter mencari tempat penghidupan dan pada suatu saat yang telah ditentukan mereka akan kembali ke tempat asalnya.

Kembali ke asal (mudik) dapat juga kita saksikan dalam siklus kehidupan manusia. Manusia diciptakan dari tanah dan kembali ke tanah. Manusia tumbuh dari anak-anak, dewasa, dan kembali seperti anak-anak. Manusia lahir tidak memiliki apa-apa dan kembali tidak membawa apa-apa. Manusia lahir dari perut ibunya dan di manapun berada ibu selalu menjadi magnet yang menarik setiap orang untuk kembali. Manusia lahir di suatu tempat dan tempat kelahiran selalu menjadi daya tarik untuk kembali. Itulah beberapa manifestasi sunatullah kembali ke asal (mudik) yang selalu terjadi pada kehidupan manusia.

Tradisi mudik besar-besaran pada hari raya idul fitri adalah bentuk lain dari manifestasi sunatullah kembali ke asal. Karena sudah menjadi sunatullah (naluri dasar manusia), tradisi mudik pada hari raya idul fitri sulit dihilangkan dari kehidupan masyarakat Indonesia. Pada kenyataannya juga mudik lebaran seperti sudah menjadi bagian ritual keagamaan masyarakat Indonesia di hari raya Idul Fitri. Suatu kebiasaan jika sudah menyatu dengan sistem kepercayaan (believe system) sebuah masyarakat, tradisi ini akan semakin sulit dipudarkan sekeras apapun perubahan zaman menerpanya.

Walaupun mudik dikatakan sebagai sunatullah, secara syariah tidak ada keterangan yang menganjurkan manusia untuk mudik dan tidak ada juga keterangan yang melarangnya. Tetapi karena mudik dalam arti kembali ke asal sudah menjadi sunatullah dalam kehidupan manusia, maka kita hanya bisa mempersiapkan dan mengarahkan agar kegiatan mudik dalam berbagai manifestasinya bisa membawa hikmah dan berkah bagi kehidupan manusia di dunia dan akhirat.

Untuk itu kita harus ingat, sesungguh-sungguhnya mudik adalah jika ajal telah menjemput kita. Maka dari itu sebaik-baiknya bekal mudik, bersiap siagalah selalu dengan bekal takwa. Katakanlah: "Siapakah yang memberi rezeki kepadamu dari langit dan bumi, atau siapakah yang kuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup dan siapakah yang mengatur segala urusan?" Maka mereka akan menjawab: "Allah". Maka katakanlah: "Mengapa kamu tidak bertakwa (kepada-Nya)?" (Yunus:31).

Maka, berbagi rezeki dengan sesama, menyambung tali silaturahmi, mengakhiri permusuhan, dan memohon maaf pada kedua orang tua (jika masih ada), itulah tujuan alternatif mudik sesungguhnya. Selamat lebaran dan selamat mudik semoga kebahagian menyertai kaum muslimin dan seluruh alam, semoga Allah menjadikan kita orang-orang takwa.***

Thursday, April 20, 2023

PENYEBAB ATHEIS

Oleh: Muhammad Plato

Kita harus banyak mendengar apa yang dialami hidup orang lain. Dari jumlah 7 miliar lebih umat manusia, kita pasti masih termasuk orang yang beruntung. Hal yang tidak dapat dipungkiri dari keberuntungan kita saat ini adalah hidup dalam suasana damai. Alam Indonesia yang subur telah menyediakan air, udara, buah, sayuran, dan lingkungan yang nyaman.

Namun di tengah kenikmatan hidup yang kita rasakan, ada orang-orang yang sedang berjuang mencari jati diri, dan mempertahankan hidup keluarganya. Di saat kantung perut kita penuh, ternyata masih ada orang-orang di luar sana yang sedang berjuang mencari makan. Dalam kondisi terdesak dengan terpaksa mengais rezeki dengan cara-cara curang, bahkan dengan kekerasan. 

Di saat kita menikmati keyakinan kepada Tuhan Yang Maha Esa, di luar sana ada orang yang mulai muak kepada Tuhan dan pengikutnya, karena pengikutnya tidak pernah mengerti keadaan, sekalipun sudah jujur bahwa dirinya lapar. Sedikit demi sedikit kepercayaannya kepada Tuhan mulai luntur. 

Akhirnya orang itu terlunta-lunta mencari kebenaran sekemampuannya. Mentor-mentor yang pernah di datanngi, rata-rata menghakimi dan menyalah-nyalahkan dengan mengeluarkan ancaman atas nama Tuhan. Kejadian ini semakin tegas bahwa keyakinan kepada Tuhan yang dipeliharanya tidak memberi efek pada kehidupan. Di luar sana ada orang yang merasa kesulitan bagaimana membuktikan bahwa Tuhan itu ada. Apakah hukum-hukum Tuhan itu ada, faktanya mereka belum mendapatkan keyakinan.

Gejala Atheis terjadi karena akumulasi pengetahuan dan pengalaman hidupnya yang tidak pernah bertemu damai dengan Tuhan. Gejala Atheis dirasakan karena orang-orang cepat menyerah pada keadaan. Ketidaksabaran menanti datangnya pertolongan Tuhan menjadi faktor kekecewaan seseorang pada Tuhan. Mereka yang Atheis juga gagal melihat ajaran Tuhan, karena melihat agama dari para pelakunya yang selalu memperlihatkan cangkang. 

Pengajaran agama yang kurang logika, menjadi gejala fisik yang terkadang terlihat norak. Gejala fisik seperti wanita-wanita kampus yang gagal menempuh ujian intelektual, sehingga mereka fokus pada penampilan fisik dengan modal dempul berjuta-juta. Ajaran agama yang kurang logika, kadang penuh tebal dengan dempul padahal dalamnya penuh karat. 

Bagi kita yang sudah beragama dengan angkuh, memakai pakaian khas dan disanjung-sanjung, rasa-rasanya tidak seperti itu yang di ajarkan Nabi Muhammad. Dalam imajinasi sejarah kisah Nabi, Beliau hidup dengan penuh kesederhanaan, menjaga kondisi tetap miskin, dan meninggal dalam kondisi miskin padahal pengaruhnya terus menyebar ke seluruh dunia.  

Jelas sekali kesejahteraan hidup bukan dari kepemilikan tetapi kedermawanan. Ramadan adalah peringatan agar setiap orang tidak larut dengan makan-makan. Ramadan jangan identik dengan makan balas dendam karena seharian tidak makan. Acara Ramadan bukan buka bersama, bisa jadi harusnya nyepi atau itikap hati. 

Kasian mereka yang berjuang mencari jati diri, berusaha mencari guru-guru yang bisa mengerti keadaan diri dan keluarganya. Ilmu klenik, mistik, yang diajarkan guru-gurunya menambah beban murid-muridnya hingga jadi gila. Sampai kapan agama jadi lawakan, cerita aib, menghina golongan, dan sumpah serapah karena menganggap diri benar?

Kisah sejarah Nabi Muhammad akhirnya bukan peperangan. Kisah Nabi Muhammad pada akhirnya adalah membebaskan Mekah dari kepercayaan bodoh, digantikan dengan kepercayaan suci dari benda-benda, dan penuh dengan ampunan. Itulah ujung cita-cita Nabi Muhammad dalam misi kerasulannya sebelum ajal menjemputnya.*** 


MENYIKAPI PERBEDAAN LEBARAN SAYA IKUT ORMAS

Oleh Muhammad Plato

Perbedaan hari raya Idul Fitri sudah terjadi berkali-kali di Indonesia. Melalui budaya toleransi yang dimiliki bangsa Indonesia, hal ini tidak menjadi masalah. Namun demikian dalam perbedaan pendapat, tetap saja kita harus menentukan pilihan tanpa menghina ataupun merendahkan. Hal yang mesti kita lakukan adalah memilih berdasarkan pendapat, argumen, keyakinan, masing-masing. 

Dalam suasana berbeda hal yang perlu diedukasikan kepada masyarakat adalah jangan mengambil keputusan atas dasar ikut-ikutan. Putuskanlah segala sesuatu dengan dasar ilmu pengetahuan. Ide kehati-hatian dalam mengambil keputusan ada dalam Al Quran. 

Tetapi orang-orang yang dzalim, mengikuti hawa nafsunya tanpa ilmu pengetahuan; maka siapakah yang akan menunjuki orang yang telah disesatkan Allah? Dan tiadalah bagi mereka seorang penolongpun (Ar Ruum, 30:29).

Sedikit atau banyak ilmu, sekolah atau tidak sekolah, dalam memutuskan sesuatu kita harus punya argumen. Budaya berargumen adalah budaya cerdas yang sudah dimiliki umat manusia. Perbedaan penentuan hari raya Idul Fitri pada dasarnya terjadi karena perbedaan dua metode dalam mencari kebenaran. Metode Hisab menggunakan perhitungan akal abstrak, dan metode Rukyat menggunakan metode akal dari penghlihatan. Dalam ilmu pengetahuan dikenal metode rasionalis dan empiris.

Dari kedua metode ini mana yang benar? Dua dua memiliki potensi benar. Jika begitu harus memilih yang mana? Keputusan untuk memilih sangat tergantung pada individu dan sangat personal. Namun demikian dalam memilih sebuah perbedaan tidak boleh dilakukan tanpa ilmu. Setiap orang harus membaca argumen dari dua pendapat yang berbeda. Setelah memahami kedua argumen pendapat yang berbeda, kita harus punya dasar argumen yang membuat kita memutuskan untuk memilih dari suatu perbedaan. 

Saya dalam hal ini memilih ikut pendapat ormas terbesar di Indonesia yaitu negara. Sebenarnya perhitungan akurat dalam menentukan tanggal hari raya, dipastikan menggunakan perhitungan rasio abstrak. Namun demikian pertimbangan saya, ormas terbesar di Indonesia adalah negara. Kepemimpinan yang diakui oleh bangsa Indonesia melalui musyawarah besar yaitu pemilu adalah presiden. Presiden menjadi pemimpin tertinggi yang harus diikuti oleh seluruh bangsa Indonesia karena itu hasil mufakat. 

Selain itu saya gunakan argumen ayat Al Quran ini, "Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. (An Nisaa, 4:59). 

Pertanyaannya siapakah ulil amri yang dijelaskan Al Quran di atas? Dengan izin Allah saya berijtihad untuk pribadi saya dan kelak akan dipertanggung jawabakan. Ulil amri adalah pemimpin yang kita sepakati bersama untuk memimpin bangsa ini. Untuk itu saya akhiri dengan doa semoga Allah mengampuni kita semua. Setiap keputusan milik pribadi dan akan dipertanggunjawabkan di hadapan Tuhan kelak. Semoga hati kita tetap bersatu dalam perbedaan.***

Wednesday, April 19, 2023

PENJELASAN RASIONAL MENGAPA BABI HARAM?

Oleh: Muhammad Plato

Berikut adalah penjelasan rasional yang bisa dipahami dengan rasio dan dibuktikan secara nyata, mengapa babi haram. Penjelasan ini ditujukan kepada seluruh umat manusia yang mau belajar. Bagi umat Islam dan beberapa ajaran Kristen dan Yahudi, ada yang mengharamkan makan babi. Dalam ajaran Islam pengharaman babi karena terdapat larangan di dalam kitab suci. 

Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah. Tetapi barang siapa dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang ia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (Al Baqarah, 2:173).

Al Quran adalah kitab yang dijadikan argumen bagi setiap muslim untuk melaksanakan dan tidak melaksanakan suatu ajaran. Al Quran menjadi referensi utama bagi setiap muslim dalam menjalani kehidupan di dunia. Bagi umat Islam larangan memakan daging babi adalah bagian dari perintah Tuhan dan harus ditaati. Jadi bagi seorang muslim, tidak memakan daging bagi adalah sebuah bentuk ibadah karena bagian dari taat pada Tuhan. 

Setiap muslim tidak bisa membantah sebuah larangan yang telah ditetapkan oleh Tuhan, dengan argumen-argumen ilmiah apapun. Kecuali, seorang muslim berusaha memahami secara ilmiah mengapa makan daging babi dilarang bagi muslim? Penelitian-penelitian ilmiah berusaha mencari, menganalisis, dan menginterpretasi mengapa makan daging bagi dilarang. 

Bagi seorang muslim kebenaran tidak terbatas pada kebenaran empiris, tetapi harus selaras dengan kebenaran yang ada dalam kitab suci Al Quran. Jadi bagi seorang muslim, Al Quran menjadi referensi utama untuk menganalisis sebuah kejadian atau fenomena yang terjadi. Bagi seorang muslim Al Quran menjadi gagasan utama dalam mengembangkan berbagai macam pemikiran dan kajian ilmiah.

Sebagaimana Al Quran menjelaskan bagi seorang muslim penggunaan akal dalam menganalisis isi Al Quran dikatikan dengan fenomena kehidupan, atau menganalisis fenomena kehidupan dengan Al Quran menjadi kecerdasan akal yang harus terus diuji. Berdasarkan penjelasan Al Quran, dapat dipastikan tidak ada seorang muslim yang tidak cerdas dalam berpikir, karena Allah telah banyak menginformasikan perintah berpikir kepada orang-orang berakal. 

Berdasarkan informasi dari Al Quran, manusia bisa belajar hal hal positif dari binatang. Salah satu contoh adalah ketika terjadi kasus pembunuhan Habil oleh Kabil. Kabil belajar dari burung bagaimana menguburkan mayat. Gagasan manusia belajar dari burung dalam Al Quran menjadi sebuah renungan untuk mengembangkan riset agar manusia belajar dari prilaku-prilaku hewan. 

Jika kita perhatikan, prilaku-prilaku hewan seluruh potensinya ada pada diri manusia. Hewan-hewan yang diciptakan Allah menjadi sumber pengajaran untuk mengingatkan bahwa manusia punya potensi-potensi berprilaku sebagaimana hewan berprilaku. Namun demikian, akal yang dimiliki manusia menjadi alat untuk memfilter, menganalisis, prilaku-prilaku hewan mana yang membawa kebaikan, kesejahteraan untuk manusia, dan prilaku-prilaku mana yang bisa membawa kehancuran bagi manusia. 

Ilmu tentang prilaku hewan dikenal dengan etologi (Amrullah, 2021). Etologi merupakan ilmu kajian terhadap prilaku-prilaku hewan yang bisa ditiru oleh manusia agar bisa hidup lebih sejahtera. Berdasarkan hasil penelitian Hilman Abadi (2022) prilaku dominan yang dilakukan babi adalah istirahat 81%, makan 98%, bergerak 98% dan sosial 2,04%. Penelitian Hutabarat (2018) menemukan juga prilaku paling dominan babi adalah 67% istirahat. 

Menurut Siti Mualim Wahyuni (2022) menjelaskan babi termasuk hewan bertaring. Hasil penelitian medis hewan bertaring memiliki penyakit yang menular. Makanan yang dikonsumsi memiliki pengaruh pada akal dan prilaku seseorang dan menjadi sarana pembentukkan kepribadian seseorang.  Salah satu tabiat babi adalah berkubang pada kotorannya sendiri. Tabiat babi juga tidak memperdulikan lawan jenis. Dia dapat melakukan kawin dengan sesama jenis jika memang lawan jenis tidak ada di sekitar mereka. 

Hasil riset (Septian Hidayat, 2021) terhadap karya seni lukis, binatang babi dikaitkan oleh pelukis sebagai simbol kritikan terhadap prilaku-prilaku buruk. Dalam karya lukisan babi disimbolkan sebagai prilaku malas, tidak punya rasa menyesal, berbagi pasanagan dalam hubungan seks, ketidakadilan pemimpin, dan kerakusan. 

Sebagai perbandingan berdasar penelitian Putranto dkk. (2019) pada ayam ditemukan prilaku pacaran dan aktivitas seks pada jenis ayam Burgo bahwa ayam usia muda aktivitas pacarannya lebih tinggi, sedangkan aktivitas seks lebih tinggi pada ayam usia tua. Prilaku ayam tidak mau berbagi pasangan. Ayam jantan akan mempertahankan pasangan betinanya dari ayam jantan lain (Septian Hidayat, 2021).

Berdasarkan hasil dari beberapa penelitian, prilaku babi memiliki prilaku sama seperti yang digambarkan oleh pelukis, babi disimbolkan sebagai representasi prilaku buruk manusia sesuai dengan prilaku babi itu sendiri. Berdasarkan riset ini, kita bisa menemukan argumen ilmiah dan fenomenanya bisa kita saksikan sekarang. 

Prilaku seks menyimpang sesama jenis, telah menjadi fenomena di negara-negara yang tidak punya nilai-nilai ajaran agama dalam hal makanan. Sekalipun prilaku-prilaku menyimpang kadang terjadi pada masyarakat beragama, namun prilaku menyimpang tidak pernah diakui sebagai prilaku yang harus diakui keberadaan. Pada masyarakat beragama, prilaku seks menyimpang adalah prilaku yang harus dihindari karena melanggar norma-norma agama. Mereka harus dibantu diedukasi untuk menjalani prilaku seks yang normal sebagaimana diajarkan dalam ajaran agama. 

Apa yang manusia makan tentu saja berpengaruh pada akal dan psikologi manusia. Atas dasar itulah Al Quran sebagai sumber ajaran bagi umat manusia khususnya umat Islam, untuk memperhatikan apa yang mereka makan. "maka hendaklah manusia itu memperhatikan makanannya." ('Abasa, 80:24). Pada akhir surat 'Abasa, Allah mengisyaratkan ada orang-orang yang mukanya berseri-seri, tertawa, gembira ria dan ada juga yang bermuka tertutup debu dan gelap. Bisa jadi inilah efek dari apa yang mereka makan?***


sumber tulisan

https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/teknosains/article/view/15379

http://etd.repository.ugm.ac.id/penelitian/detail/214780

https://ejournal.unib.ac.id/index.php/jspi/article/view/6940

http://ejournal.baleliterasi.org/index.php/alinea/article/view/155/58

http://ejournal.baleliterasi.org/index.php/alinea/article/view/155



Sunday, April 16, 2023

Agama Adalah Obat Kuat

Oleh: Muhammad Plato

Jika orang memandang Huntington sebagai provokator penyebar konflik antar bangsa dan agama, sebenarnya tergantung bagaimana kita menyikapinya. Seandainnya kita tetap berpegang pada sikap positif thinking, argumentasi-argumentasi yang diekmukakan Huntington (2002) dalam bukunya The Class of Civilization and The Remarking of World Order bisa menjadi motivator dan pencerahan bagi umat untuk  melakukan perubahan dan perbaikan dalam kehidupan mendatang.

Jika di teliti, data-data perkembangan agama Islam yang dikemukakan Huntington (2002) telah membuka wawasan, bahwa umat Islam sedang menggeliat, memberi warna dan pengaruh terhadap peradaban dunia. Dari luas wilayah dunia sekitar 52,5 juta mil tidak termasuk Antartica, wilayah dunia Islam mengalami perluasan dari 1,8 juta mil pada tahun 1920 menjadi lebih dari 11 juta mil pada tahun 1993. Demikian juga, jumlah penduduk dunia yang memeluk agama Islam mengalami kenaikan dramatis dari 12,4% di tahun 1900-an mengalami peningkatan menjadi 19,2% di tahun 2000-an, dan diperkirakan akan mengalami kenaikan sampai 30% dari seluruh penduduk dunia di tahun 2025.

Kenyataan ini membuat kita tersadar bahwa agama Islam yang selama ini di deskreditkan sebagai agama kuno, ketinggalan zaman, dan penyebar teror, jauh di luar pengetahuan umatnya memiliki daya pikat yang luar biasa bagi masyarakat dunia untuk memeluknya. Tidak sedikit para orientalis yang intens mempelajari tentang Islam, mereka menemukan bahwa ajaran Islam bersifat universal dan mengajak umat manusia kepada hidup yang lebih berperadaban (civil society).

Huntington berpendapat bahwa kenaikan jumlah pemeluk agama Islam lebih besar disebabkan oleh faktor  reproduksi, mengingat sebagian besar panganut agama Islam terdapat di negara-negara berkembang yang memiliki produktivitas atau pertambahan penduduk tinggi. Pendapat tersebut masuk akal, namun tidak menutup kemungkinan bahwa kesadaran dan meningkatnya jumlah penganut agama Islam di seluruh dunia disebabkan oleh faktor konversi agama karena ketertarikan pada ajaran-ajaran Islam yang universal menuju masyarakat berperadaban. Kemungkinan ini dijelaskan oleh pemikir dari Austria yaitu Leopold Weiss (1977) dan filosof dari Inggris George Bernard Shaw yang berpendapat, the future religion of the educated, cultural and enlighted people, will be Islam (di masa depan agama yang akan dianut oleh masyarakat berperadaban adalah Islam).

Namun, kenyataan ini bukan untuk dijadikan sebagai kebanggaan, kesombongan, atau arogansi kelompok atau golongan. Ujian demi ujian akan terus dihadapi oleh umat Islam. Ujian tersebut adalah bagaimana membuktikan komitmen kepada dunia bahwa kebangkitan agama Islam tidak akan menjadi ancaman bagi umat di seluruh dunia. Bagi umat Islam, “Barang siapa membunuh tanpa sebab sama dengan membunuh seluruh umat manusia” adalah komitmen yang harus dipegang teguh sebagai penghormatan umat Islam terhadap hak asasi manusia. Sebagaimana sudah dicontohkan, pada saat ribuan pasukan muslimin memasuki Mekkah di bawah pimpinan Nabi Muhammad SAW beliau berpesan “tidak ada sedikitpun darah yang tertumpah, Islam datang dengan damai semua penduduk Mekkah (musyrikin) di jamin hak-hak nya”. Tidak ada sedikitpun rasa balas dendam padahal selama 13 tahun Nabi Muhammad SAW  dihujat, dilukai, dimusuhi, diboikot, bahkan hendak dibunuh oleh orang-orang musyrik Mekkah. Sungguh dalam diri Muhammad SAW terdapat pribadi yang agung. Kepribadian semacam inilah yang seharusnya dikembangkan dalam diri umat Islam di masa mendatang. Sikap ini setidaknya dapat mematahkan semua tuduhan bahwa Islam disebarkan dengan pedang (kekerasan).

Pertentangan dan bantah-bantahan dalam hal ibadah ritual, seperti perbedaan penentuan mulai dan berakhirnya puasa Ramadhan sudah saatnya tidak dibesar-besarkan, mulailah berbenah diri untuk memperbaiki ibadah-ibadah operasional yang sesungguhnya memiliki korelasi dengan ibadah-ibadah ritual. Contoh dalam ibadah puasa Ramadhan, hal terpenting yang harus dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari adalah jangan sampai secara ritual di bulan Ramadhan kita bisa berpuasa dari barang halal, tetapi selepas Ramadhan dalam kehidupan sehari-hari kita tidak bisa berpuasa dari barang haram. Pada tahap operasionalnya selama 12 bulan kita harus berpuasa dari barang-barang yang haram. Kebangkitan umat Islam tidak akan berjalan mulus jika melulu berbicara ibadah ritual tanpa korelasi dengan ibadah operasional.

Selain itu, untuk menjaga kerukunan umat dan citra Islam di mata dunia Internasional, hendaknya dikedepankan sikap toleransi sebagaimana diajarkan Nabi Muhammad SAW dalam Al-Qur’an. Sikap ini hendaknya dipahami benar sebagai bagian dari ajaran agama. Perbedaan dan silang pendapat harus betul-betul diwujudkan sebagai rahmat. Hal ini dapat diwujudkan dengan mengedepankan sikap toleransi dan membuka ruang komunikasi seluas-luasnya. Mengklaim satu pendapat sebagai kebenaran adalah prilaku egois yang akan menimbulkan pertentangan atau konflik, dan justru akan menimbulkan perpecahan.

Dorongan dan kekuatan bagi umat Islam untuk bersikap toleransi dan saling menghargai dapat kita temukan maknanya dalam sebuah ayat Al-Qur’an, “Hai anak-anak ku janganlah kamu masuk dari satu pintu saja (ke dalam negeri Mesir), dan masuklah melalui beberapa pintu (Yusuf:67). Mintaredja (1971) seorang tokoh Muhamadyah berpendapat,  jika direnungkan ayat ini mengandung makna , “There are so many ways that lead to Rome”. Arti luasnya kita harus tetap santun dalam menyampaikan kebenaran, dalam berbagai cara agar tidak menjadi bahan perpecahan.

Dalam kehidupan masyarakat Ibn Qajjim, menceritakan contoh sikap toleransi Nabi Muhammad SAW yang suatu ketika mendapat kunjungan pemuka agama Nasrani. Para pemuka agama tersebut dijamu dan menginap beberapa hari untuk berdiskusi. Sampai suatu hari di mana pemuka Nasrani harus melaksanakan ibadahnya, maka Nabi mempersilahkan mereka beribadah di masjid (ada juga yang mengatakan di rumah Nabi). Inilah sikap Rasulullah yang simpatik dan toleran, sekalipun terhadap agama lain. Hal ini mengukuhkan bahwa agama Islam dan Nabi Muhammad SAW diutus bukan untuk umat Islam saja melainkan untuk seluruh alam. “Wamaa arsalnaka illa rachmatan lil ‘alamin”, artinya Aku menurunkan engkau, hai  Muhammad, untuk menyeru sekalian alam. Mari kita akhiri, berbantah-bantah dan saling mencurigai, kita buktikan bahwa agama membawa manusia kepada kedamaian dan kesejahteraan hidup manusia dunia dan akhirat.

Saatnya, menjadikan agama sebagai “obat kuat” bukan “rokok” atau “candu” yang membius para penikmatnya sampai lupa kehidupan harmonis bermasyarakat. Agama harus menjadi “penggerak” bagi kemajuan dan berperan dalam mengatur kehidupan kontemporer. Sebagai obat kuat, agama adalah motivator untuk melakukan perubahan-perubahan sosial. Nilai ajaran agama harus menjadi pendorong umat dalam mendemonstrasikan perbuatan-perbuatan positif, yang bermanfaat bagi semua golongan, bagi seluruh bangsa, umat manusia dan seluruh alam. Sebagaimana menurut para ahli psikologi agama, motivasi yang didasari oleh nilai-nilai agama memiliki kekuatan yang maha dahsyat dibandingkan motivasi non agama.

Kemiskinan, kebodohan, kemalasan, indisipliner, jam karet, budaya korupsi, suap, ingkar janji, dan inkonsistensi yang seolah-olah menjadi cermin umat Islam Indonesia, harus betul-betul kita perangi dan diharamkan. Apakah krisis ekonomi yang tidak kunjung berakhir, bencana alam yang terus menghantam, kerusuhan sosial yang tidak berkesudahan belum cukup menjadi sebuah peringatan? Masihkah kita akan bergelut dalam kubangan lumpur kemiskinan, keterpurukkan, ketidakberdayaan dan dilecehkan?

Ajaran Islam mendorong umatnya untuk selalu berdzikir, berpikir dan berbuat untuk melakukan perubahan, karena Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum tanpa kaum itu sendiri yang mengubahnya. Dalam Islam, orang yang bekerja keras mencari nafkah halal lebih baik dari mereka yang melakukan ibadah sholat 1000 rakaat. Orang yang beriman dengan menggunakan ilmu lebih baik dari pada orang beriman hanya mengikuti kebiasaan leluhurnya. Islam melarang umatnya miskin, karena miskin lebih dekat kepada kekufuran. Islam menganjurkan umatnya disiplin, karena ketidakdisiplinan telah menjadikan umat Islam kalah di perang Uhud sekali pun perang dipimpin langsung oleh Nabi Muhammad SAW. Islam meninggikan derajat orang-orang jujur karena Nabi Muhammad SAW terpilih menjadi Nabi karena kejujurannya. Ajaran-ajaran semacam inilah yang harus disebarkan kepada umat Islam, sebagai “obat kuat” untuk menyongsong kebangkitan peradaban dunia, menuju kedamaian dan kesejahteraan umat manusia dan seluruh alam. Wallahu’alam.

SKENARIO LANGIT KEJATUHAN AMERIKA

Oleh: Muhammad Plato

Hukum sejarah bergerak secara melingkar (circular), semua peristiwa mengalami masa timbul tenggelam. Demikian juga kepemimpinan Amerika Serikat (AS) di panggung politik dunia tidak akan terus bertahan. Pada saatnya AS akan tenggelam. Peradaban akan bergeser kembali ke Timur. Perjalanan sejarah memberi pelajaran kepada kita, tidak ada kekuasaan abadi. Tidak sedikit negara yang tadinya adidaya sekarang menjadi negara kecil, bahkan negara kuat sekalipun punah ditelan zaman.

Sejumlah pengamat meyakini bahwa dalam dekade-dekade awal abad ke-21, AS akan mengalami masa redup dan negara adidaya baru akan muncul menggantikan kekuasaan AS. Sorotan dunia mengenai bangkitnya negara adidaya jatuh pada negara berpenduduk terbesar di dunia yaitu China. Negara besar ini sedang mengalami kebangkitan ekonomi dengan pertumbuhan ekonomi hampir 10 persen per tahun dan sekarang sedang sibuk melakukan modernisasi militernya.

Mohammad Shoelhi (2007) berpendapat  kini AS sedang menghadapi situasi hampir sama seperti yang dihadapi Uni Sovyet menjelang keruntuhannya. Resesi ini ditandai dengan stangnasi ekonomi, inflasi, beban anggaran militer yang terlalu berat, neraca pendapatan dan belanja negara yang tidak seimbang, pertumbuhan ekonomi domestik negatif, perusahaan-perusahaan raksasa mengalami kebangkrutan, meningkatnya jumlah pengangguran dan merosotnya program kesejahteraan dan pengamanan sosial.

Dari luar, saat ini tidak sedikit negara-negara yang menolak proyek globalisasi. Penolakan terhadap globalisasi dibuktikan dengan lahirnya negara-negara nasional dengan dasar-dasar tradisi seperti agama, budaya lokal, dan etnis. Pemikir Amerika Charles A. Kupchan berpendapat turunnya pamor AS saat ini tidak dapat dielakkan dan  dunia sedang melihat pergerakan China yang sedang jadi rival AS.

Uni Eropa memang sedang mengalami kebangkitan juga, tetapi Uni Eropa tidak punya keinginan untuk menjadi rival Amerika, karena mereka tidak memiliki prioritas anggaran untuk pembangunan militer. Selain itu, Uni Eropa mengalami beberapa kendala dalam melakukan integrasi kekuatannya. Negara-negara Uni Eropa memiliki perbedaan bahasa, budaya dan kemampuan. Perbedaan tersebut menyulitkan berfungsinya sistem politik dan hukum dengan baik. Akhinrya, mereka hanya bisa bergerak dalam bidang ekonomi dengan memberlakukan uang Euro sebagai mata uang internasional dan menjaga jarak dengan menolak kebijakan-kebijakan AS.

Namun diharapkan kebangkitan China sebagai negara adikuasa tidak akan menyulut konflik baru dalam percaturan politik dunia. Memang benar, dalam catatan sejarah konflik antar peradaban tidak dapat dihindari karena dalam kehidupan dunia selalu ada dua kekuatan yang saling bertentangan. Sejak abad sebelum masehi sampai sekarang tercatat ada beberapa pertentangan yang dapat  kita ketahui seperti, pertentangan antara polis Sparta dan Athena, Romawi dengan Persia, Romawi dengan Islam, dan Amerika dengan Uni Sovyet. Masyarakat dunia berharap kemunculan China sebagai negara adikuasa bisa mengimbangi dominasi AS. 

Keruntuhan Amerika sudah menjadi hukum alam yang harus terjadi sebagai gerak perubahan sejarah dalam pergantian peradaban. Fritjop Capra (2007) dalam bukunya The Turning Point, berpendapat ambang keruntuhan Amerika dikatakan sebagai masa senja kebudayaan Inderawi (rasional). Pemaksaan kehendak, tindak kekerasan, dan egoisme adalah ciri-ciri kebudayaan inderawi. Prilaku ini menjadi barang aneh, tidak populer dan sangat dibenci masyarakat dunia. 

Perubahan akan terjadi secara alami seperti perubahan gerak yin dan yang. Pada saatnya yin mudur demi yang dan yang mundur demi yin. Gerakan ini oleh orang-orang China disebut sebagai Tao (jalan). Menurut mitos China, berita keruntuhan Amerika sepertinya sudah ditetapkan dari langit dan saatnya Amerika mundur untuk memberi kesempatan kepada negara adikuasa baru untuk memimpin peradaban, yaitu negara adikuasa yang lebih mengutamakan  nilai-nilai, moral kemanusiaan dan nilai-nilai demokratis universal. 

Abad XXI adalah abad moral, kemanusian, atau abad agama (age of religions) sebagai manifestasi dari kebudayaan yin. Mengikuti pola pikir Capra, dan mengamati gerak sejarah kebangkitan peradaban di dunia, skenario kebangkitan peradaban dapat kita temukan dalam kitab suci (Al-Qur’an). Diberitakan pada awal sejarah kebangkitan Islam, ada dua kekuatan yang saling bertentangan.  Dua kekuatan bertentangan antara kerajaan Romawi Timur beragama Kristen dengan  Persia penyembah matahari (Zoroaster). Kaum muslimin sangat berharap Romawi dapat memenangkan pertentangan. Harapan tersebut merupakan keberpihakan kaum muslimin terhadap agama Kristen yang sama-sama memiliki kitab suci sebagai agama samawi.  

Ketika Romawi dikalahkan oleh Persia orang-orang muslim sangat sedih dan kecewa sedangkan orang-orang musyrikin Mekah bergembira. Dalam situasi itu, Nabi Muhammad SAW menerima wahyu yang memberitahukan kepada kaum Muslimin bahwa dalam beberapa tahun ke depan Romawi akan bangkit kembali dan mengalahkan Persia. “Telah dikalahkan bangsa Rumawi, di negeri yang terdekat dan mereka sesudah dikalahkan itu akan menang, dalam beberapa tahun (lagi). Bagi Allah-lah urusan sebelum dan sesudah (mereka menang), Dan di hari (kemenangan bangsa Rumawi) itu bergembiralah orang-orang yang beriman” (Ar-ruum:2-4). Tiga Belas tahun kemudian Romawi bangkit dan Persia berhasil dikalahkan.

Skenario langit sedang berulang. Sejak tahun 1942, Amerika Serikat dan Uni Sovyet terlibat Perang Dingin. Amerika membawa bendera demokrasi tampil sebagai negara kuat dan berhasil mengalahkan Uni Sovyet yang membawa bendera komunis. Alhasil, Amerika Serikat dengan demokrasinya tampil sebagai pemimpin dunia tanpa rival. Hukum Tuhan tetap berlaku bahwa gerak sejarah mengharuskan munculnya kekuatan baru. Saat ini dunia sedang menunggu kehadiran kekuatan baru untuk mengimbangi dan menggantikan kekuatan Amerika.

Menurut skenario langit kekuatan akan datang kembali dari kubu komunis (bentuk baru yang sudah mengadopsi nilai-nilai demokrasi). Realitanya kekuatan Amerika sedang mendapat tantang kembali dari kekuatan Komunis dan akan dikalahkan sebagaimana Persia dikalahkan kembali oleh Romawi. Sejak  runtuhnya komunis Uni Sovyet tahun (1989), masyarakat dunia sebenarnya merasa khawatir karena Amerika menjadi negara adi daya tanpa rival. 

Masyarakat dunia khawatir Amerika akan berbuat lebih semena-mena dalam mewujudkan ambisi politiknya. Oleh karenanya, seluruh negara di dunia  berharap ada kekuatan baru untuk mengimbangi kekuatan Amerika. Sebagaimana  janji Tuhan, ternyata kekuatan tersebut muncul kembali dari kekuatan Komunis. Chalmes Johnson seorang mantan Pejabat AS, memprediksi kemampuan AS untuk bertahan paling lama hanya satu dasawarsa (dalam beberapa tahun) terhitung sejak memasuki abad XXI. Sebagaimana dalam skenario langit, Romawi bangkit dalam satu dasawarsa (dalam beberapa tahun) dan berhasil mengalahkan Persia. Pergeseran peradaban terus berjalan dengan pasti. Suksesi pemimpin peradaban tinggal menunggu waktu dalam beberapa tahun lagi. Wallahu’alam.

 


Sunday, April 9, 2023

OTAK PERUT

Oleh: Muhammad Plato

"Heribert Watzke mempelajari otak di usus kita dan berupaya mengembangkan jenis makanan baru yang akan memuaskan tubuh dan pikiran kita." (https://www.ted.com/speakers/heribert_watzke). Otak kedua ini terdiri dari kumpulan saraf yang disebut dengan sistem saraf enterik di pencernaan, berada di usus dan mengendalikan banyak hal, melebihi apa yang mungkin kita sadari.

Selain mengendalikan sistem pencernaan, sistem saraf ini juga memengaruhi mood dan perilaku kita. Lebih dari separuh dopamin dan 90 persen serotonin, dua jenis hormon yang terkait dengan perasaan gembira, diproduksi oleh bakteri di usus. Bakteri usus itu bukan hanya mengontrol nafsu makan, tetapi juga pada mood. Beberapa penelitian menunjukkan, mengonsumsi yogurt yang mengandung bakteri baik akan mengurangi depresi dan kecemasan. Bakteri usus yang sehat juga bisa meningkatkan daya tahan kita terhadap emosi negatif sehingga kita bisa bersikap memaafkan dan bersosialisasi (kompas.com).

Maka keduanya memakan dari buah pohon itu, lalu nampaklah bagi keduanya aurat-auratnya dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun (yang ada di) surga, dan durhakalah Adam kepada Tuhan dan sesatlah ia. (Thahaa, 20:121).

Jika kita perhatikan "aktivitas" makan berkaitan dengan "aktivitas" buruk manusia. Informasi Al Quran seperti memberi gagasan, makanan berpengaruh pada pola prilaku manusia. Unttuk itu, Islam sangat memerhatikan apa yang boleh di makan dan tidak boleh di makan. Hasil penelitian, jenis makanan yang kita makan akan memberi efek pada otak. Makanan yang kita konsumsi akan masuk ke sistem pencernaan di usus dan akan menghasilkan berbagai efek ke otak, seperti bahagia, malas, sedih, senang.

Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezekikan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya (Al Maidah, 5:88). 

Ayat ini memberi peringatan bahwa makanan akan memengaruhi hati, pikiran, dan prilaku. Jika usus dapat memberi efek sedih, sakit, bahagia, sesuai dengan makanan yang dicerna, ayat dalam Al Quran ini mengandung pengajaran dan kebenaran bagi orang yang berpikir. 

Jika otak di kepala mengkonsumsi dan memperoses pengetahuan, maka otak yang ada di perut yaitu usus mengkonsumsi dan memproses makanan. Jadi analogi antara otak di kepala dan otak di perut menjadi sistem saling berhubungan yang harus dijaga asupan gizinya. Makanan yang membuat nyaman di perut akan berefek pada hidup sehat, demikian juga asupan pengetahuan ke otak yang baik akan berefek pada kesehatan. Menjaga kesehatan menjadi kegiatan yang harus dilakukan dengan memperhatikan asupan gizi makanan dan pengetahuan. 

Membaca dan makan menjadi aktivitas penting. Membaca dan makan perlu memperhatikan kualitas yang di baca dan dimakan. Saya punya asumsi bahwa prilaku orang dipengrauhi oleh kualitas makanan dan pengetahuan yang dikonsumsi setiap hari. 

Terlalu banyak makan seblak, gorengan, pizza, hamburger, mie instan, bisa jadi berpengaruh pada prilaku sehari-hari. Prilaku-prilaku apa yang diakibatkan oleh makanan-makanan kualitas rendah perlu ada penelitian. Makan makanan kualitas rendah mungkin seperti otak di kepala mengkonsumsi pengetahuan pornografi yang membuat ketagihan. Makanan kualitas rendah menimbulkan efek ketagihan dan membuat organ-organ otak perut rusak.

Menjaga keseimbangan antara aktivitas makan dan baca menjadi suatu hal penting lagi. Kebanyak makan untuk otak perut akan menimbulkan efek fly, malas, dan lemah, hingga melupakan kebutuhan pengetahuan untuk otak di kepala. Tidak menghargai pengetahuan merupakan gejala sangat berbahaya bagi sebuah masyarakat. Lembaga pendidikan sangat penting kedudukannya dalam membudayakan baca untuk kebutuhan pengetahuan otak di kepala yang harus selalu diingatkan. 

Makan untuk otak perut dan baca untuk otak kepala sama-sama aktivitas penting. Aktivitas makan cenderung lebih menarik hati dibanding membaca, karena pada saat membaca secara fisik tidak terasa kenyang seperti memberi makan otak perut. Makan otak perut berwujud fisik, sedangkan makanan otak kepala berbentuk abstrak. Inilah persoalannya mengapa lebih banyak orang suka makan dari pada membaca. 

Jadi orang-orang yang banyak makan, aktivitasnya lebih banyak dikendalikan oleh otak perut. Otak perut hanya mengerti enak dan tidak enak, yang tidak enak akan ditinggalkan. Membaca jika tidak disadari akan terasa tidak enak dan pasti ditinggalkan. Banyak orang terjebak dengan lebih menyukai makan untuk otak perut karena secara instan efeknya bisa dirasakan. Orang-orang tradisional lebih tertarik pada hal-hal fisik, sedangkan orang-orang berintelektual dia lebih senang pada hal-hal abstrak. 

Masyarakat dengan otak perut tidak begitu menghargai pengetahuan dan pendidikan. Orientasi masyarakat otak perut mengutamakan ekonomi ketimbang pendidikan. Masyarakat berotak perut berani berkorban untuk ekonomi dan tidak mau berkorban untuk pendidikan.***



 


Tuesday, April 4, 2023

MEMBACA KATA KATA DPR

Oleh: Muhammad Plato

Beberapa kata-kata ini bisa kita dapatkan keluar dari mulut anggota DPR. "Pejabat yang ketahuan korupsi itu karena keterlaluan, kalau sedikit-sedikit tidak apa-apa". Kita komentari dulu kata-kata ini. Apakah kata-kata ini mengandung kebenaran, karena dikeluarkan oleh pejabat publik setingkat nasional. Jika pernyataan ini digunakan oleh semua pejabat negara, apakah dijamin bangsa ini masih bisa membangun bangsanya?

Salah seorang anggota DPR lainnya berbicara, setiap orang punya kotoran, artinya sama-sama harus saling melindungi menutupi kotoran. Seorang anggota DPR lainnya berkata, "penyelesaikan masalah tidak bisa selesai jika tidak diperintahkan juragan". Membaca kata kata DPR, sulit dirasa untuk menjelaskannya pada rakyat. Sulit sekali membaca kata-kata dari anggota DPR ini. 

Namun demikian anggota DPR perlu bekal kemampuan untuk berkomunikasi di ranah publik. Sebagai wakil rakyat mereka harus berkomunikasi atas nama rakyat. Bahasa yang bisa digunakan terkait kasus korupsi, anggota DPR harus harus tetap berkomitmen untuk berusaha memperjuangkan kesejahteraan rakyat dengan meminimalisir korupsi. Semaksimal mungkin penggunaan anggaran harus digunakan untuk kepentingan rakyat. Bahasa ini lebih mudah diterima oleh publik, sekalipun dibalik kenyataannya setiap anggota DPR punya cara-cara teknis sendiri dan mengurangi praktek korupsi. 

Terkaitan dengan kotoran-kotoran yang dimiliki setiap orang, kata-kata yang dimunculkan jangan terkesan untuk saling melindungi keburukan, tetapi disampaikan kata-kata yang mengajak untuk refleksi diri, memperbaiki kinerja untuk kepentingan rakyat. Kata-kata untuk saling menutupi kotoran hal itu ranah pribadi yang tidak perlu diungkap di muka publik. 

Perihal kendali para anggota DPR, tidak perlu diungkap ke publik bahwa DPR patuh pada juragan masing-masing. Kata-kata "ketergantungan pada juragan" kurang tepat dikatakan dalam rapat DPR yang merupakan rapat tinggi negara, yang fungsinya tunduk pada kepentingan rakyat. Jawaban yang bermarwah jika anggota DPR mengatakan, untuk urusan kepentingan negara, kami harus bicara dengan semua pihak, bukan berdasarkan arahan juragan masing-masing.

Para anggota DPR perlu bekal kemampuan komunikasi publik. Anggota DPR harus tetap menjaga nama baik di mata masyarakat dengan membangun komunikasi publik yang positif. Rakyat kecil mereka masih berharap anggota DPR masih memperjuangkan nasibnya. Anggota DPR bukan kumpulan teman-teman akrab yang kalau berkomunikasi seperti di warung kopi. 

Anggota DPR orang-orang terhormat yang harus menjaga ucapan dan prilakuknya karena mereka milik publik. Bicara di ruang publik berbeda dengan bicara di pos ronda atau warung kopi. Komunikasi di ruang publik harus terlihat seperti kesatria sekalipun kenyataannya bandit bermata satu.***