Friday, March 25, 2022

HATI-HATI ABU JAHAL MILENIAL

OLEH: MUHAMMAD PLATO

Syaifudin Ibrahim dikenal sebagai guru nagji di salah satu pesantren kemudian pindah agama karena kekecewaan yang dialaminya. Kini beliau menjadi orang yang getol mengampanyekan kekurangan-kekurangan ajaran Islam. Baru-baru ini melalui media sosial beliau mengusulkan revisi 300 ayat Al-Qur’an yang menurut beliau berbahaya.

Mendengar celotehan ini tidak perlu kita sikapi berlebihan. Tidak perlu juga muncul sikap benci dan dengki didalam hati kita. Sikap yang harus muncul pada diri kita sebagai muslim adalah rasa belas kasihan, atas apa apa yang akan menimpa mereka yang mendustakan ayat-ayat Tuhan. Cukuplah bagi kita berpedoman pada Al-Qur’an.

Barang siapa yang datang dengan kebaikan, maka baginya yang lebih baik daripada kebaikannya itu; dan barang siapa yang datang dengan kejahatan, maka tidaklah diberi pembalasan kepada orang-orang yang telah mengerjakan kejahatan itu, melainkan dengan apa yang dahulu mereka kerjakan (Al Qashshas, 28:84).

Ayat di atas menjelaskan sebuah ketetapan (takdir) yang tidak akan pernah berubah dari sejak zaman Nabi Adam diciptakan hingga sekarang.

Di dalam Al-Qur’an banyak kisah-kisah prilaku hidup manusia di zaman dahulu. Kisah Fir’aun mengabarkan bagaiman seorang penguasa sewenang-wenang karena merasa diri sebagai Tuhan yang dapat mengendalikan segalanya. Keuarga Nabi Yusuf mengisahkan bagaimana konflik yang terjadi dalam lingkungan keluarga, hingga berani mecelakai adik kandungnya sendiri. Abu Lahab adalah kisah orang kaya yang menggunakan hartanya untuk mendustakan ajaran Tuhan. Abu Jahal dikisahkan adalah orang yang getol mengolok-ngolok ayat-ayat Allah. Kisah ini akan terus berulang sesuai dengan situasi zaman.

Akan ada Fir’aun, Abu Lahab, Abu Jahal di setiap zaman. Di abad milenial akan ada manusia memerankan tokoh-tokoh ini. Akan ada Fir’aun, Abu Lahab, dan Abu Jahal di abad milenial. Umat Islam tidak perlu risau dan bimbang, karena nasib mereka sudah Allah jelaskan di dalam Al-Qur’an. Mereka tidak sedang memerangi kita, tetapi mereka sedang memerangi Allah yang menciptakan mereka. Tidak ada sedikitpun kesenangan dan kemenangan bagi mereka yang memerangi Allah.

Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa. Tidaklah berfaedah kepadanya harta bendanya dan apa yang ia usahakan. Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak. (Al Lahab, 111:1-3).

Kita sudah tahu bagaimana nasib akhir bagi orang-orang yang memerangi Allah. Mereka akan ada dalam akhir hidup yang mengerikan.  

Ketika kita dihadapkan pada orang-orang seperti itu, Allah sudah mengajarkan kepada kita semua. Cara sikap terbaik menghadapi olok-olokkan mereka adalah dengan mengabaikannya.

Dan apabila kamu melihat orang-orang memperolok-olokkan ayat-ayat Kami, maka tinggalkanlah mereka sehingga mereka membicarakan pembicaraan yang lain. Dan jika syaitan menjadikan kamu lupa, maka janganlah kamu duduk bersama orang-orang yang dzalim itu sesudah teringat.  (Al An’aam, 6:68).

Jadi tetaplah tenang, keburukan tidak akan terjadi pada diri kita dan umat Islam. Fokuslah pada upaya diri untuk memperbaiki membersihkan diri dari sifat iri dan dengki. Bebaskan diri kita dari sifat-sifat pencela, karena apa yang akan menimpa kita semua sangat tergantung pada prilaku yang kita kerjakan. Jangan merespon keburukan dengan keburukan, responlah keburukan yang dilakukan orang dengan respon terbaik sebagai telah diajarkan Allah di dalam Al-Qur’an.

Tetap bahagia sahabat-sahabat, mari kita rencanakan kebaikan demi kebaikan agar hidup kita tetap sejahtera. Semoga Allah membimbing kita semua. Kisah-kisah Abu Lahab di abad milenial akan terus bermunculan, dan itu pilihan manusia. Bagi orang-orang beriman akan tetap berada di jalan benar sekalipun keburukan demi keburukan dilakukan orang-orang pencela. Kabar buruk dari mereka adalah kabar baik bagi kita jika kita termasuk orang-orang yang bertakwa.  Wallahu’alam.

Monday, March 21, 2022

BELAJAR DARI PENGHUNI NERAKA

 OLEH: MUHAMMAD PLATO

Allah mengetahui apa yang terjadi di masa lalu dan masa yang akan datang. Kisah di masa depan telah dikabarkan di dalam Al-Qur’an. Manusia di masa depan nasibnya sangat ditentukan oleh prilakunya di masa lalu. Masa depan adalah masa dimana manusia hidup dengan kecepatan cahaya. Sebuah fenomena terjadi, manusia-manusia yang telah migrasi ke masa depan ada yang bercita-cita kembali ke masa lalu. Cara berpikir yang sangat tidak bisa diterima oleh akal sehat, yaitu cara berpikir para penghuni neraka. Mereka menginginkan sesuatu yang tidak mungkin terjadi. Masa lalu adalah sebuah masa dimana setiap orang tidak mungkin melaluinya untuk kedua kali.

Penghuni neraka adalah orang-orang sakit pikir yang hidupnya selalu berandai-andai. Para penghuni neraka selalu telat berpikir. Kemampuan mereka menerima dan melakukan hal-hal baik selalu terlambat. Untuk itulah orang-orang yang lalai atau selalu terlambat dalam melaksanakan kebaikan (shalat), mereka termasuk golongan telat mikir sama dengan prilaku penghuni nereka. Penghuni neraka itu ada di masa depan dan ingin kembali ke masa lalu di dunia.

“Atau supaya jangan ada yang berkata ketika ia melihat adzab: 'Kalau sekiranya aku dapat kembali (ke dunia), niscaya aku akan termasuk orang-orang berbuat baik'. (Az Zumar, 39:58).

“Dan jika kamu melihat ketika mereka dihadapkan ke neraka, lalu mereka berkata: "Kiranya kami dikembalikan (ke dunia) dan tidak mendustakan ayat-ayat Tuhan kami, serta menjadi orang-orang yang beriman", (tentulah kamu melihat suatu peristiwa yang mengharukan)” (Al ‘An’aam, 6:27).

“Dan berkatalah orang-orang yang mengikuti: "Seandainya kami dapat kembali (ke dunia), pasti kami akan berlepas diri dari mereka, sebagaimana mereka berlepas diri dari kami." Demikianlah Allah memperlihatkan kepada mereka amal perbuatannya menjadi sesalan bagi mereka; dan sekali-kali mereka tidak akan ke luar dari api neraka”. (Al-Baqarah, 2:167).

Harapan-harapan yang dimiliki penghuni neraka adalah harapan hampa. Harapan untuk kembai ke masa lalu yang tidak mungkin terjadi. Harapan mereka hanya ada dalam imajinasi yang tidak akan pernah jadi kenyataan. Hidupnya hanya di isi dengan penyesalan demi penyesalan yang tidak akan pernah berakhir.

Kehidupan dunia adalah kesempatan yang diberikan Tuhan untuk melakukan perubahan. Kesempatan berbuat baik hanya ada dalam kehidupan dunia. Mereka yang hidupnya di penuhi dengan kebaikan di dunia tidak ingin kembali ke masa lalu. Mereka selalu menatap masa depan dengan penuh harapan dan optimisme. Harapan orang-orang yang berbuat baik adalah harapan nyata. Masa depan selalu menjadi impian yang diidam-idamkan. Bagi orang-orang yang berbuat baik harapan itu selalu ada di depan, sebaliknya bagi penghuni neraka harapan-harapan baik itu ada di masa lalu. Harapan-harapan orang baik telah dijanjikan Tuhan, dan harapan-harapan penghuni neraka hanya akan jadi penyesalan.

Orang-orang baik nafsunya terkendali, dan para penghuni neraka nafsunya tidak terkendali selalu memburu dan mencari kesenangan-kesenangan sesaat. Kebahagian para penghuni neraka berlalu dengan cepat seperti kilat memberikan cahaya lalu berganti kembali dengan kegelapan. Bagi orang baik hidup ini adalah perjuangan dan bagi penghuni neraka hidup ini  cenderung berburu kesenangan (wallahu’alam). 

Sunday, March 13, 2022

MINYAK GORENG PUN JADI TUHAN

OLEH: MUHAMMAD PLATO

Dunia tidak habis-habisnya menyajikan kisah dengan fenomena beda-beda. Di suatu negara terjadi fenomena kerumuman, desak-desakkan dan antrian panjang untuk sekedar mendapat dua bungkus minyak goreng. Di belahan dunia lain, terjadi perang akibat konflik antar dua negara karena berbeda tujuan dan latarbelakang. Dua fenomena ini terjadi setelah dunia dilanda oleh penyakit aneh covid-19. Penyakit ini baru diketahui setelah melalui tes, jika tidak di tes maka penyakit itu akan menjadi penyakit alamiah yang harus diobati. Berbagai isu yang tidak pernah pasti mengatakan penyakit ini dibuat secara sengaja dengan tujuan-tujuan duniawi.

Faktanya selama dua tahun virus Covid-19 telah menjadi tuhan sebagian besar orang. Prilaku manusia di seluruh dunia, ditentukan grafik penyebaran virus Covid-19. Keluar rumah dan keluar rumah, berkerumun dan tidak boleh berkerumun, kapan sekolah tatap muka dan kapan berlajar online, menunggu pergerakkan virus Covid-19. Orang yang sangat ketergantungan pada selain Tuhan, setiap kejadian akan berubah jadi kekhawatiran. Inilah sebenarnya pelajaran bahwa tidak boleh ada sesuatu tempat bergantung selain Allah. Setiap fenomena kehidupan memiliki makna pelajaran tentang apa yang diyakini manusia.

Selanjutnya, perang terbuka, kerumunan dan antri minyak goreng adalah dua fenomena yang sebabnya sama, yaitu manusia telah dikendalikan oleh tuhan-tuhan selain Allah. Kemana manusia bergantung, maka kesanalah manusia bertuhan. Ketergantungan manusia kepada sesuatu, menjadi sebab prilaku manusia dikendalikan oleh apa yang dijadikannya tempat bergantung. Kerumunan, antrian panjang, desak-desakkan untuk mendapat dua kantong minyak goreng adalah pemandangan mengerikan. Fenomena antrian dan desak-desakan berebut dua bungkus minyak goreng menjadi tanda bahwa minyak goreng telah menjadi pengendali prilaku manusia. Atas dasar apa manusia bertindak kesanalah dia bertuhan.

Fenomena kerumunan dan antrian mendapatkan minyak goreng adalah tanda ketika manusia bertuhan kepada selain Tuhan, maka tuhan-tuhan yang menjadi pengendali manusia itu menyebabkan prilaku-prilaku destruktif yang akan membawa kebinasaan umat manusia. “Janganlah kamu sembah di samping (menyembah) Allah, tuhan apapun yang lain. Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Allah. Bagi-Nya lah segala penentuan, dan hanya kepada-Nya lah kamu dikembalikan (Al Qashshas, 28:88). Prilaku-prilaku manusia yang telah bergantung pada selain Tuhan, mereka akan sangat cenderung pada prilaku destruktif dan agresif, mereka sangat bernafsu perang. Sebaliknya prilaku destruktif manusia yang tergantung pada selain Tuhan mereka lemah, energinya dialirkan untuk berebut, berdesak-desakkan, antri dari subuh hanya urusan isi perut. Prilakunya dikendalikan oleh hanya sekedar minyak goreng, tempe, beras, semuanya urusan perut.

Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu” (Al Ikhlash, 112:2). Sangat tidak mungkin jika manusia bergantung pada Tuhan, minyak goreng menjadi pengendali prilaku manusia.  Ciri dari manusia-manusia bergantung pada Tuhan adalah sabar. Prilaku sabar bukan pekerjaan pasif. Makna sabar seperti Erich Fromm menjelaskan harapan bermakna dinamis. Sabar berkaitan dengan makna  kreatif (syukur). Dikala minyak goreng langka bagi orang-orang yang bergantung pada Tuhan, sikap pertama adalah sabar selanjutnya kreatif mencari alternatif untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya. Kelangkaan minyak goreng sifatnya sementara, mencari alternatif selain minyak goreng adalah pelajaran dari sebuah kajadian agar manusia tidak ketergantungan pada sebuah benda.

Fenomana apa yang dilakukan manusia ketika minyak goreng langka, bukan hanya fenomena sosial. Apa yang dilakukan manusia, tidak lepas dari apa yang isi memori otak manusia. Ketika dalam memori otak manusia, minyak goreng satu-satunya alternatif untuk bertahan hidup, maka kelangkaan minyak goreng akan diproses oleh otak menjadi kecemasan, kegelisahaan, ketakutan, lalu otak memerintahkan untuk mencari aman dengan berburu minyak goreng. Maka jadilah minyak goreng sebagai pengendali prilaku karena manusia sudah menjadi sangat ketergantungan pada selain Tuhan. wallahu’alam.

Sunday, March 6, 2022

KUNCI SUKSES LO KHENG HONG

 OLEH: MUHAMMAD PLATO

Kisah hidup sosok ini sangat inspiratif. Pola hidup sederhana, telah mengantarkan dirinya menjadi orang paling bahagia di dunia. Prinsip hidupnya, “tidurlah yang banyak agar uangmu banyak” sangat bertentangan dengan logika masyarakat umum. Sering saya katakan, warisan kekayaan itu bukan harta bendanya tapi karakter kaya. Sama dengan penyakit, penyakit keturunan itu bukan penyakitnya yang diturunkan tapi pola hidupnya. Lo Kheng Hong awalnya bukan orang yang punya harta kekayaan dari warisan. Sebagai pegawai tukang photo copy berkas di bank, dia memiliki karakter kaya. Berikut beberapa karakter kaya yang dimiliki oleh Lo Kheng Hong.

Pertama, tidak punya utang. Berbeda dengan Robert Kiyosaki yang memanfaatkan utang untuk investasi produktif, Hong sangat menghindari hutang. Gaji selama menjadi pegawai dia gunakan untuk menabung saham, sementara pegawai pada umumnya kredit kendaraan. Mungkin dalam dunia investasi, menggunakan investasi dengan modal utang sangat berisiko tinggi dan bisa membuat bangkrut. Sudah pasti, jika investasi saham dengan dana utang, tidak akan membuat tidur nyenyak. Dalam kondisi saham crash, jika tidak punya utang masih bisa tidur nyenyak. Pelajaran penting dari Hong adalah jangan berinvestasi dari dana utang, lebih baik nabung sedikit demi sedikit dengan uang dingin dalam jangka panjang.

Kedua, belajar dengan membaca laporan keuangan perusahaan. Dengan membaca laporan keuangan perusahaan, kita bisa menemukan mana perusahaan yang jujur, dan prospek bisnis perusahaannya akan terus berkembang. Allah berfirman, “Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya (Al “Alaq, 96:3-5). Hong mengatakan, dia selalu melihat ke depan dengan pengetahuan dari membaca laporan keuangan perusahaan. Jangan membeli saham seperti membeli kucing dalam karung, atau ikut-ikutan karena ikut trend atau FOMO (Fear of missing out). Keberhasilan investor sekelas Hong dibentuk karena ketelitiannya dalam membaca laporan keuangan perusahaan. Dengan membaca laporan keuangan para investor dapat membeli perusahan harga mercy dengan harga bajai. Hong mengatakan, kenyataan ini hanya ada di pasar saham.

Ketiga, tidak perlu analisis teknikal, dia lebih tertarik pada analisis fundamental. Perusahaan yang dihuni orang jujur dan bisnisnya prospektif lebih menenangkan sebagai perusahaan tempat berinvestasi. Perubahan sesuatu yang tidak dapat diketahui, karena bagi Hong, kemarin hanyalah memori dan hari esok misteri. Kejadian buruk dan baik bisa kapan saja terjadi dan hanya Tuhan yang tahu. “Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka”, (Al Baqarah, 2:255). Analisa sahamnya tidak terlalu rumit dengan angka-angka.

Keempat, kendalikan emosi dengan memiliki kesabaran tinggi. Investor yang sabar dialah yang akan dijanjikan keberuntungan besar oleh Tuhan. Keuntungan-keuntungan yang diraih oleh Hong, semuanya berkat kesabaran dalam berinvestasi. Selama menjadi investor, dengan kesabarannya, dia tidak pernah menjual rugi saham (cut loss). Keuntungan yang diraih dari investasi sahamnya terjadi setelah menunggu bertahun tahun, sampai ada yang mencapai 16 tahun. Janji Allah kepada siapa saja, “Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keberuntungan yang besar” (Fushshiat, 41:35).

Hong pernah mengalami kebangkrutan sampai jumlah investasi sahamnya hilang tinggal 10 persen. Tapi karena mengawali investasi sahamnya dengan bebas utang, dia masih bisa bertahan hidup, karena dengan sisa sahamnya yang tinggal 10 persen dia masih tetap kaya. Demikianlah sedikit kunci sukses dari Lo Kheng Hong yang dapat kita teladani. Hong sangat menyayangkan jika orang-orang hanya memandang investasi saham sebagai dunia penuh risiko dan berusaha menghindarinya. Hong telah membandingkan, orang terkaya lulusan universitas ternama di Amerika, kekayaan mereka tidak lebih banyak dari kekayaan yang dimilikinya sekalipun Hong hanya lulusan kampus dengan tempat kuliah menyewa di bangunan sekolah. Semoga kita diberkahi Tuhan punya karakter-karakter kaya dan berguna bagi nusa dan bangsa. Wallahu’alam.   

PSIKOLOGI DAN EMOSI PERANG NABI MUHAMMAD

OLEH: MUHAMMAD PLATO

Perang Rusia dengan Ukraina menjadi sorotan dunia, namun kita tidak tahu apa motivasi sesungguhnya dibalik perang yang dilakukan oleh kedua negara. Rusia jelas menjadi negara berkekuatan besar tetapi jumlahnya tidak seberapa dibanding dengan kekuatan 27 negara tergabung dalam NATO yang terdiri dari beberapa negara yang punya kekuatan militer besar di dunia. Sesungguhnya, bukan Ukraina yang sedang berperang dengan Rusia tapi kekuatan yang ada dibalik Ukraina. Dapat dipahami secara emosi, Rusia akan sangat marah kepada Ukraina jika ingin bergabung dengan NATO. Tetangga dekat yang seharusnya senasib dan sepenanggungan malah milih bergabung dengan rival. Kemarahan yang sangat memuncak dari Rusia, maka dipilihlah jalan perang untuk menduduki Ukraina, sebelum Ukraina keburu berubah menjadi bagian kekuatan NATO. Perang didasari oleh psikologi dan emosi para pemimpin yang menjadi komandan tertinggi pasukan.

Dahulu, Nabi Muhammad mengalami beberapa kali perang yang sangat menguras energi pikiran, hati, dan tenaga. Dari peristiwa-peristiwa perang yang dialami Nabi, beredar sangkaan-sangkaan di masyarakat dunia, Nabi Muhammad dianggap sebagai sosok yang menyebarkan Islam dengan kekerasan, disimbolkan dengan pedang di tangan kanan dan Al-Qur’an di tangan kiri. Isu ini disebarkan oleh orang-orang yang mencoba mempelajari sejarah Islam tetapi tidak dilatarbelakangi oleh objektivitas fakta. Artinya kejujuran sebagai nilai dasar bagi seorang ilmuwan tidak dipegang teguh. Sebagai seorang muslim, penulis tidak hendak mengklarifikasi sangkaan-sangkaan buruk terhadap Nabi Muhammad, tetapi penulis mencoba menyampaikan fakta dan dari fakta itu biarkan semua orang berkseimpulan.

Fakta sejarah sifatnya netral, dan penafsiran sangat tergantung pada kultur memori yang dimiliki panafsir. Fakta bahwa perang Badar, Uhud, dan Khandaq adalah perang tidak seimbang. Berdasar fakta ini, secara psikologis sangat tidak mungkin pasukan kecil berniat melakukan ekspansi pada pasukan yang berjumlah besar. Peperangan yang dialami Nabi Muhammad jauh dari fakta sebagai agresi, tetapi tepatnya sebagai masa-masa penderitaan Nabi Muhammad. Secara psikologis Perang Badar, Perang Uhud, dan Perang Khandaq merupakan tekanan batin yang sangat hebat, menguji keimanan para pengikut Nabi Muhammad. Rasa takut yang menghantui para pengikutnya pada saat perang Badar, membuat Nabi berdoa dengan doa yang sangat mengiba dan “mengancam” pada Allah, jika tidak ada pertolongan Allah maka tidak akan ada lagi manusia yang menyembah Allah.

Kemenangan perang Nabi Muhammad bukan karena pasukan kecil yang dipimpin Nabi Muhammad, tetapi dalam rekaman sejarah di Al-Qur’an dikatakan; “Maka bukan kamu yang membunuh mereka, akan tetapi Allah-lah yang membunuh mereka, dan bukan kamu yang melempar ketika kamu melempar, tetapi Allah-lah yang melempar. (Allah berbuat demikian untuk membinasakan mereka) dan untuk memberi kemenangan kepada orang-orang mukmin, dengan kemenangan yang baik. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui” (Al-Anfaal, 8:17). Kekuatan perang Nabi Muhammad, adalah bantuan dari Allah, akibat penderitaan, tekanan, teror, yang melampaui batas dialami Nabi dan pengikutnya dari orang-orang yang ingin memerangi kebenaran. Pada hakikatnya Allah akan menolong bangsa-bangsa, kelompok-kelompok yang mendapat tekanan dari bangsa atau kelompok lain yang melampaui batas.  

Di bawah tekanan yang hebat, maka emosi perang yang bangkit bukan untuk melakukan agresi atau penjajahan, tetapi melakukan perlawanan untuk membela diri. Emosi untuk membela diri inilah yang sampai kapanpun akan bangkit, menjelma menjadi kekuatan melebihi kekuatan pasukan biasa. Seperti perlawanan bangsa Indonesia terhadap Penjajahan Kolonial Belanda, nafsu perang pada saat itu untuk membela diri dari tekanan dan kekerasan yang dilakukan pemerintah Kolonial Belanda. Kematian dalam perang menjadi tebusan terbaik bagi orang-orang yang merasa bertahun-tahun tertindas dan teraniaya.  

Dalam catatan biografi Nabi Muhammad SAW karya Muhammad Husain Haekal (2003, hlm. 305), dikisahkan Nabi Muhammad pada saat usai perang Uhud sangat berduka cita, melihat mayat Hamzah pamannya, dianiaya dengan membedah perutnya, Nabi merasa sangat sedih sekali sehingga ia berkata; “takkan pernah ada orang mengalami malapetaka seperti kau ini. Belum pernah aku menyaksikan suatu peristiwa yang begitu menimbulkan amarahku seperti kejadian itu”. Lalu katanya lagi, “demi Allah, kalau pada suatu ketika Tuhan memberikan kemenangan kepada kami melawan mereka, niscaya akan kuaniaya mereka dengan cara yang belum pernah dilakukan oleh orang Arab”. Dalam kejadian ini firman Allah turun:

“Dan jika kamu memberikan balasan, maka balaslah dengan balasan yang sama dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu. Akan tetapi jika kamu bersabar, sesungguhnya itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang sabar. Bersabarlah (hai Muhammad) dan tiadalah kesabaranmu itu melainkan dengan pertolongan Allah dan janganlah kamu bersedih hati terhadap (kekafiran) mereka dan janganlah kamu bersempit dada terhadap apa yang mereka tipu dayakan”. (An Nahl, 16:126-127)

Sebagai Rasul, Nabi melaksanakan apa yang diperintahkan Allah dalam ayat di atas. Tiba saatnya Nabi Muhammad dan 10.000 pengikutnya menaklukkan Mekah. Hari itu bukan jadi hari pembantaian, tetapi jadi hari pengampunan masal. Nabi Muhammad tidak mengingat kebencian, kekerasan, pelecehan, dan rencana-rencana pembunuhan yang telah dilakukan masyarakat Arab di masa lalu, Nabi Muhammad melaksanakan perintah Allah yang telah mengajarkan dalam Al-Qur;an; “Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia”. Fushshiat, 41:34). Nabi Muhammad menginstruksikan tidak boleh ada darah setetespun ditumpahkan. Membalas keburukan dengan keburukan hanya akan membuat lingkaran setan, yang melahirkan keburukan terus berkelanjutan. Kemenangan perang akan diperoleh oleh bangsa-bangsa yang tidak melampaui batas sekalipun dalam peperangan atau menjadi pemenang perang.  Wallahu’alam.

Thursday, March 3, 2022

PENDIDIKAN DI NEGERI LOBI-LOBI

OLEH: MUHAMMAD PLATO

Indonesia itu beda dengan Jepang, Jerman dan Amerika. Bertahuan-tahun berupaya untuk menyamakan budaya hidup bangsa Indonesia dengan Jepang, Jerman, dan Amerika, ternyata kita harus berpikir ulang. Apakah harus kita hidup seperti gaya negara-negara maju, atau kita harus mengembangkan cara hidup yang sesuai dengan budaya kita sendiri? Mendengar keluh kesah orang-orang di negara-negara maju, ternyata mereka juga memiliki keluhan, hidup di negara maju terlalu keras sehingga menuntut mereka bekerja keras dan tidak bisa menerima kegagalan berujung dengan bunuh diri. Mereka mencemooh cara hidup orang-orang Indonesia, tetapi disisi lain setelah mereka bergaul dengan cara-cara hidup orang Indonesia, mereka menikmatinya karena hidup di Indonesia cenderung rileks dan menyenangkan sehingga mereka memilih tinggal di Indonesia berbaur dengan masyarakat dan alam Indonesia yang pada dasarnya ramah.

Bisa jadi, orang-orang Belanda bersikukuh ratusan tahun untuk menguasai Indonesia, karena masyarakat dan alam Indonesia sangat menawan hati orang Belanda. Bisa jadi pula orang-orang Indonesia selalu merasa gagal karena terlalu fokus dengan gaya hidup negara-negara maju, dan lupa bahwa di mana tempat dipijak di situ langit dijunjung. Artinnya bangsa Indonesia gagal menjunjung tinggi budaya-budaya hidup bangsa Indonesia sendiri yang tidak kalah dengan negara-negara maju di dunia. Negara-negara maju dengan budaya rasionalistik mereka sangat hitung-hitungan dalam mengaruhi kehidupan, karena materalis menjadi ukuran pokok mengukur keberhasilan hidup. Sedangkan Indonesia sebagai negara religius, memandang kehidupan sebagai tempat tinggal sementara sehingga cara berpikirnya sangat fleksibel. Bagi orang Indonesia dunia materi bukan satu-satunya tempat ruang hidup, ada ruang hidup lain yang akan dijalani yaitu ruang yang kekal di alam setelah kematian.

Kekuatan bangsa Indonesia bisa bertahan dalam kondisi sulit, karena harapan hidupnya tidak hanya diukur oleh dunia materil, tetapi oleh keberhasilan hidup yang non materil yang tidak diukur oleh kepemilikan sesuatu yang materil. Kaya dan miskin menjadi sesuatu yang tidak tendensius menjadi perbedaan kualitas hidup. Hidup orang kaya dan orang miskin sama-sama berpeluang gagal dan sukses di dunia. Ukuran kesuksesan bagi orang-orang Indonesia yang religius adalah bagaimana hidupnya berakhir dalam jalan kebaikan. Ketika akhir hidupnya berada dalam jalan kebaikan, tidak dipandang kaya atau miskin dialah sesungguhnya orang-orang sukses di dunia materil.

Indonesia sebagaimana negara-negara maju, hidup dengan hukum tata negara, norma adat, budaya, dan agama. Penyelesaian-penyelesaian masalah tidak selalu selesai di meja hukum tata negara, karena bangsa Indonesia punya norma adat, budaya, dan agama. Inilah keunggulan bangsa Indonesia dalam menyelesaikan masalah. Konflik-konfik yang terjadi di Indonesia selalu bisa terselesaikan tanpa konflik terbuka. Norma adat, budaya dan agama selalu berhasil meredam atau menyelesaikan masalah-masalah sosial di masyarakat hingga berujung pada perdamaian. Bisa jadi inilah penyebab mengapa Indonesia bisa jadi negara demokrasi dengan ciri khas unik sebagai demokrasi lobi (dialog) ala Indonesia.

Alam demokrasi di Indonesia selalu melibatkan lobi-lobi antara tokoh adat, budaya, dan agama. Sekalipun rumit tetapi bangsa Indonesia selalu berhasil keluar dari konflik terbuka, dan tetap hidup berdampingan. Inilah uniknya bangsa Indonesia berbeda dengan Jepang, Jerman, Amerika, Korea, dan Rusia. Sekalipun alam demokrasi terus berkembang, namun sikap saling menghargai terhadap norma adat, budaya, dan agama tetap terpelihara. Demokrasi di Indonesia tidak menghilangkan norma-norma yang ada tetapi lebih mengakomodasi seluruh norma yang ada menjadi sebuah harmoni kehidupan damai dan sejahtera. Demokrasi Indonesia menjadi tempat lobi-lobi seluruh unsur norma yang ada menjadi sebuah rajutan, mozaik, atau hexagonal yang tampak indah.

Kecerdasan bangsa Indonesia berbeda dengan bangsa Jepang, Jerman dan Amerika. Bangsa Indonesia cenderung memiliki kecerdasan inter dan antar personal. Pandai bermain peran sebagaimana diimpelemtasikan dalam politik luar negeri Indonesia bebas aktif. Orang Indonesia tidak hipokrit tetapi pandai membaca peluang dan menempatkan posisi dimana posisi menguntungkan. Sikap ini terbentuk karena kondisi alam Indonesia serba ada, dan keteteran untuk mengolahnya. Norma adat, budaya, dan agama, dalam setiap keputusan memandu agar selalu terjadi keharmonisan hidup bermasyarakat dan bernegara. Pertimbangan-pertimbangan norma adat, budaya, dan agama, pada tataran implementasi selalu ikut memengaruhi keputusan hukum dan politik.

Bagi orang Jepang, Jerman, Amerika, mungkin tata cara hidup seperti ini sangat rumit dan sulit dipahami. Lalu mereka membuat stereotif prilaku orang Indonesia buruk, berdasar sudut pandang budaya yang mereka miliki. Stereotif ini disebarluaskan melalui berbagai macam cara, seperti tekanan politik, bantuan keuangan, substansi pendidikan, beasiswa pendidikan, ideologi, dan riset-riset yang menyudutkan Indonesia. Tujuannya agar budaya yang mereka miliki bisa sama-sama dimiliki orang Indonesia, sehingga mereka lebih mudah memasuki dan memengaruhi bangsa Indonesia.

Setelah bertahun-tahun merdeka, Indonesia tetap Indonesia. Norma adat, budaya, dan agama sangat mengakar kuat dalam kepribadian bangsa Indonesia. Di era informasi global, kita bisa saling menilai bahwa setiap bangsa punya kelebihan dan kekurangan. Untuk itulah Sukarno menyampaikan sebuah pesan dari Al-Qur’an; “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal” (QS. Al Hujurat, 49:13).

Orang Indonesia tidak semua baik dan tidak semua buruk, demikian juga orang Jepang, Jerman, Amerika, Korea, China, tidak semua baik dan tidak semua buruk. Tidak pantas bagi siapapun menjelek-jelekan sebuah bangsa atau negara, kecuali kita saling kenal mengenal, bekerjasama untuk saling melengkapi kekurangan menjaga perdamaian dan kesejahteraan bumi tempat kita hidup bersama. Indonesia dengan kekayaan alam dan sumber daya melimpah, tentu banyak orang berkepentingan, maka pendidikan kami akan terus melatih menjadi negeri lobi-lobi untuk kepentingan bangsa dan dunia. Wallahu’alam.