Oleh:
MUHAMMAD PLATO
“Agar
kalian sejahtera dunia dan akhirat maka perbanyaklah menangis, dan sedikitlahlah
tertawa. Sesungguhnya, tertawa adalah satu titik di atas puncak gunung tangisan”.
(Toto Suharya). Menangis dan tertawa adalah takdir Tuhan. “dan bahwasanya Dialah yang menjadikan orang tertawa dan menangis,” (An Najm, 43:53). Namun demikian jika kita baca Al-Qur’an, di
dalamnya terdapat beberapa macam
tangisan. Tangisan manakan yang harus kita perbanyak?
TANGISAN SYUKUR DAN SIA SIA
“Maka hendaklah mereka tertawa
sedikit dan menangis banyak, sebagai
pembalasan dari apa yang selalu mereka kerjakan. (At Taubah, 9:82)”
Jika
manusia memahami bagaimana manusia diciptakan, maka niscaya dia akan lebih
banyak menangis dari pada tertawa. Ada dua tangisan yang akan banyak dialami
manusia.
Tangisan
pertama adalah tangisan orang-orang taat dan patuh kepada Tuhan, kemudian dia
merasakan mendapatkan balasan rahmat, hidayah, dan kesejahteraan di dunia dari
Tuhan. Tangisan mereka bukan untuk penderitaan hidup, tetapi untuk
kebenaran-kebenaran janji Tuhan yang telah dia buktikan dengan hati dan
pikirannya. Inilah tangisan syukur atas segala nikmat yang telah diberikan
Tuhan sebagai jerih payah ketaatan, ketakwaannya di dunia kepada Tuhan.
Kedua
tangisan orang-orang munafik yang selalu menertawakan dan menghina orang-orang
taat kepada Tuhan. Tangisan ini terjadi di akhirat ketika mereka menerima
balasan dari Tuhan atas segala apa yang mereka kerjakan di dunia. Tangisan
mereka sia-sia, dan tidak bisa mengubah apa pun kecuali jadi tangisan
penyesalan abadi. Inilah tangisan sia-sia.
Tangisan
sia-sia pun terjadi di dunia, yaitu pada orang-orang yang meratapi nasib karena
berprasangka buruk kepada Tuhan. Mereka menangis karena tertipu, menganggap
kejadian-kejadian yang menimpa hidupnya adalah kejadian buruk yang menyulitkan
dan membuatnya menderita. Padahal semua hal yang menimpa adalah rencana baik
Tuhan. Kesulitan, penderitaan yang dirasakan adalah kehendak Tuhan yang pasti
terjadi pada setiap diri manusia, dan tidak perlu ditangisi. Inilah tangisan
sia-sia yang sering terjadi pada manusia yang tidak memahami
takdir-takdir Tuhan sebagai takdir terbaik untuk kehidupan manusia. Tangisannya tidak ubah seperti
keluhan dan penyesalan orang-orang yang telah ditakdirkan Tuhan masuk neraka.
TANGISAN BURUK
Inilah
gambaran tangisan buruk yang dikabarkan Tuhan kepada manusia. Tangisan ini
adalah penegasan bagaimana buruknya karakter yang dimiliki oleh manusia. Mereka
menangis demi melindungi niat, dan pekerjaan buruk yang telah dilakukannya.
Tangisan ini dilakukan oleh manusia-manusia pendusta.
Kemudian mereka datang kepada ayah
mereka di sore hari sambil menangis.
Mereka berkata: "Wahai ayah kami, sesungguhnya kami pergi berlomba-lomba
dan kami tinggalkan Yusuf di dekat barang-barang kami, lalu dia dimakan
serigala, dan kamu sekali-kali tidak akan percaya kepada kami, sekalipun kami
adalah orang-orang yang benar." (Yusuf, 12:16-17).
Mereka
inilah yang kelak diakhirat akan menjadi orang-orang yang banyak menangis, karena
menerima segala perbuatan buruk yang pernah dilakukannya di dunia. Semoga kita
dihindarkan oleh Tuhan dari manusia-manusia pendusta.
TANGISAN KHUSUK DAN KETUNDUKKAN
“Dan mereka menyungkur atas muka
mereka sambil menangis dan mereka
bertambah khusyuk. (Al Israa, 17:109).
Tangisan
ini terjadi pada manusia-manusia yang diberi tambahan ilmu pengetahuan oleh
Tuhan. Pengetahuan itu bersumber dari Al-Qur’an sebagai kitab yang membenarkan
kitab-kitab sebelumnya. Pengetahuannya di dapat dari bukti kebenaran ayat-ayat
Tuhan yang tersebar di alam. Mereka adalah para ulama, ilmuwan, yang menemukan
kebenaran dari penelitian mendalam tentang hakikat kebenaran di alam dan
mengaitkan dengan kebenaran kitab suci dari Tuhan. Para ulama, ilmuwan ini,
telah menemukan bukti nyata dengan kepalanya sendiri tentang kebenaran
ayat-ayat Tuhan.
Orang-orang
yang diberi pengetahuan oleh Tuhan ini, selalu tersungkur bertambah khusyu ketika
dibacakan ayat-ayat suci, karena bagi dirinya semua ketentuan Tuhan adalah
kepastian yang mutlak terjadi pada manusia dan alam. Tidak ada lagi
keragu-raguan terhadap apa-apa yang dijelaskan dalam kitab suci Al-Qur’an.
Seluruh
jiwanya tunduk pada ketetuan Tuhan. Seluruh isi kitab suci telah dipahami
sebagai kebenaran hakiki. Janji-Nya adalah benar dan rasa takutnya kepada Tuhan
sangat besar. Tangisannya adalah bagian dari penghormatan, dan pengagungan
Tuhan Yang Maha Kuasa. Inilah tangisan orang-orang yang ingin selalu tunduk,
patuh, dan selalu dekat dengan Tuhan.
“Apabila dibacakan ayat-ayat Allah
Yang Maha Pemurah kepada mereka, maka mereka menyungkur dengan bersujud dan menangis.” (Maryam, 19:58)
Sekarang
di posisi manakah anda sering menangis? Tangisan mana yang sering anda lakukan?
Jangan-jangan hanya tangisan sia-sia, dan jangan sampai terjadi mengalami
tangisan-tangisan buruk. Semoga kita semua menjadi orang-orang yang selalu
menangis karena syukur, khusyuk, dan tunduk kepada Tuhan semesta alam. Wallahu ‘alam.