Saturday, January 28, 2017

MAU SUKSES, BANYAK-BANYAKLAH MENANGIS


Oleh:
MUHAMMAD PLATO

“Agar kalian sejahtera dunia dan akhirat maka perbanyaklah menangis, dan sedikitlahlah tertawa. Sesungguhnya, tertawa adalah satu titik di atas puncak gunung tangisan”. (Toto Suharya). Menangis dan tertawa adalah takdir Tuhan. “dan bahwasanya Dialah yang menjadikan orang tertawa dan menangis,” (An Najm, 43:53). Namun demikian jika kita baca Al-Qur’an, di dalamnya terdapat  beberapa macam tangisan. Tangisan manakan yang harus kita perbanyak?

TANGISAN SYUKUR DAN SIA SIA

“Maka hendaklah mereka tertawa sedikit dan menangis banyak, sebagai pembalasan dari apa yang selalu mereka kerjakan. (At Taubah, 9:82)”

Jika manusia memahami bagaimana manusia diciptakan, maka niscaya dia akan lebih banyak menangis dari pada tertawa. Ada dua tangisan yang akan banyak dialami manusia.

Tangisan pertama adalah tangisan orang-orang taat dan patuh kepada Tuhan, kemudian dia merasakan mendapatkan balasan rahmat, hidayah, dan kesejahteraan di dunia dari Tuhan. Tangisan mereka bukan untuk penderitaan hidup, tetapi untuk kebenaran-kebenaran janji Tuhan yang telah dia buktikan dengan hati dan pikirannya. Inilah tangisan syukur atas segala nikmat yang telah diberikan Tuhan sebagai jerih payah ketaatan, ketakwaannya di dunia kepada Tuhan.

Kedua tangisan orang-orang munafik yang selalu menertawakan dan menghina orang-orang taat kepada Tuhan. Tangisan ini terjadi di akhirat ketika mereka menerima balasan dari Tuhan atas segala apa yang mereka kerjakan di dunia. Tangisan mereka sia-sia, dan tidak bisa mengubah apa pun kecuali jadi tangisan penyesalan abadi. Inilah tangisan sia-sia. 

Tangisan sia-sia pun terjadi di dunia, yaitu pada orang-orang yang meratapi nasib karena berprasangka buruk kepada Tuhan. Mereka menangis karena tertipu, menganggap kejadian-kejadian yang menimpa hidupnya adalah kejadian buruk yang menyulitkan dan membuatnya menderita. Padahal semua hal yang menimpa adalah rencana baik Tuhan. Kesulitan, penderitaan yang dirasakan adalah kehendak Tuhan yang pasti terjadi pada setiap diri manusia, dan tidak perlu ditangisi. Inilah tangisan sia-sia yang sering terjadi pada manusia yang tidak memahami takdir-takdir Tuhan sebagai takdir terbaik untuk kehidupan manusia. Tangisannya tidak ubah seperti keluhan dan penyesalan orang-orang yang telah ditakdirkan Tuhan masuk neraka.

TANGISAN BURUK

Inilah gambaran tangisan buruk yang dikabarkan Tuhan kepada manusia. Tangisan ini adalah penegasan bagaimana buruknya karakter yang dimiliki oleh manusia. Mereka menangis demi melindungi niat, dan pekerjaan buruk yang telah dilakukannya. Tangisan ini dilakukan oleh manusia-manusia pendusta.

Kemudian mereka datang kepada ayah mereka di sore hari sambil menangis. Mereka berkata: "Wahai ayah kami, sesungguhnya kami pergi berlomba-lomba dan kami tinggalkan Yusuf di dekat barang-barang kami, lalu dia dimakan serigala, dan kamu sekali-kali tidak akan percaya kepada kami, sekalipun kami adalah orang-orang yang benar." (Yusuf, 12:16-17).

Mereka inilah yang kelak diakhirat akan menjadi orang-orang yang banyak menangis, karena menerima segala perbuatan buruk yang pernah dilakukannya di dunia. Semoga kita dihindarkan oleh Tuhan dari manusia-manusia pendusta.

TANGISAN KHUSUK DAN KETUNDUKKAN

“Dan mereka menyungkur atas muka mereka sambil menangis dan mereka bertambah khusyuk. (Al Israa, 17:109).

Tangisan ini terjadi pada manusia-manusia yang diberi tambahan ilmu pengetahuan oleh Tuhan. Pengetahuan itu bersumber dari Al-Qur’an sebagai kitab yang membenarkan kitab-kitab sebelumnya. Pengetahuannya di dapat dari bukti kebenaran ayat-ayat Tuhan yang tersebar di alam. Mereka adalah para ulama, ilmuwan, yang menemukan kebenaran dari penelitian mendalam tentang hakikat kebenaran di alam dan mengaitkan dengan kebenaran kitab suci dari Tuhan. Para ulama, ilmuwan ini, telah menemukan bukti nyata dengan kepalanya sendiri tentang kebenaran ayat-ayat Tuhan.

Orang-orang yang diberi pengetahuan oleh Tuhan ini, selalu tersungkur bertambah khusyu ketika dibacakan ayat-ayat suci, karena bagi dirinya semua ketentuan Tuhan adalah kepastian yang mutlak terjadi pada manusia dan alam. Tidak ada lagi keragu-raguan terhadap apa-apa yang dijelaskan dalam kitab suci Al-Qur’an.

Seluruh jiwanya tunduk pada ketetuan Tuhan. Seluruh isi kitab suci telah dipahami sebagai kebenaran hakiki. Janji-Nya adalah benar dan rasa takutnya kepada Tuhan sangat besar. Tangisannya adalah bagian dari penghormatan, dan pengagungan Tuhan Yang Maha Kuasa. Inilah tangisan orang-orang yang ingin selalu tunduk, patuh, dan selalu dekat dengan Tuhan.

“Apabila dibacakan ayat-ayat Allah Yang Maha Pemurah kepada mereka, maka mereka menyungkur dengan bersujud dan menangis.” (Maryam, 19:58)

Sekarang di posisi manakah anda sering menangis? Tangisan mana yang sering anda lakukan? Jangan-jangan hanya tangisan sia-sia, dan jangan sampai terjadi mengalami tangisan-tangisan buruk. Semoga kita semua menjadi orang-orang yang selalu menangis karena syukur, khusyuk, dan tunduk kepada Tuhan semesta alam. Wallahu ‘alam.

(Follow@logika_Tuhan)

1 comment: