Sunday, October 29, 2023

DAHSYATNYA KEKUATAN TENTARA MUSLIM

Oleh: Muhammad Plato

Perlu dipahami negara-negara yang bersekutu saling membela karena urusan kepentingan politik di dunia. Jangan remehkan bangsa-bangsa kecil yang lemah, karena kekuatan Tuhan ada pada orang-orang yang terlihat lemah. Tuhan tidak bersama orang-orang sombong.

Dunia ini sudah semakin sesak, jumlah penduduk dunia terus bertambah. Ruang hidup terfokus pada wilayah-wilayah tertentu yang telah menjamin kenyamanan hidup. Semakin banyak jumlah manusia tantangan hidup semakin kuat. Manusia akan dibentuk berdasarkan tekanan hidup yang dihadapinya. Pandangan-pandangan hidup yang bisa melepaskan manusia dari kesulitan adalah pandangan keagamaan. 

Tentara-tentara di Palestina yang terlatih dengan situasi kondisi terbatas, mereka telah beradaftasi dan berubah menjadi mesin-mesin perang super canggih. Tekanan demi tekanan yang dilakukan tentara Israel pada wilayah gaza, seperti menekan bola di dalam air. 

Sebagaimana hukum fisika, sebuah tekanan akan menghasilkan tekanan berlawanan dengan kekuatan yang sama. Konflik antara Palestina dan Israel akan mengalahkan siapa saja diantara kedua negara ini yang melampaui batas kemanusiaan.

Tentara-tentara yang dilandasi oleh jihad karena Allah dia tidak memiliki rasa takut. Kematian para tentara di medan jihad tidak akan menyurutkan tentara berikutnya untuk berhenti bertempur. Tentara tentara yang sudah terdoktrin jihad karena Allah membela tanah air, kekuatannya akan berubah menjadi 1 banding 10. Kekuatan mereka bukan lagi pada kekuatan senjata material tetapi melibatkan Tuhan dalam segala tindakannya. 

Logika-logika berpikir seperti ini tentu tidak akan bisa diterima akal biasa. Logika orang-orang beragama khususnya Islam, berpedoman pada Al Quran. Diakui atau tidak kebenaran logika ini, pembenarannya hanya bisa disaksikan melalui pembuktian.

Maka (yang sebenarnya) bukan kamu yang membunuh mereka, akan tetapi Allah-lah yang membunuh mereka, dan bukan kamu yang melempar ketika kamu melempar, tetapi Allah-lah yang melempar. (Allah berbuat demikian untuk membinasakan mereka) dan untuk memberi kemenangan kepada orang-orang mukmin, dengan kemenangan yang baik. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (Al Anfaal, 8:17).

Fakta peperangan antara orang-orang yang berada di jalan Allah dengan orang-orang yang membela karena kepentingan ekonomi atau politik, tidak bersyarat pada kemutakhiran senjata atau jumlah. Fakta ini terjadi pada kisah-kisah peperangan terdahulu. 

Orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Allah berkata: "Berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar. (Al Baqarah, 2:249).

Doktrin-doktrin agama pada tentara, tidak akan menyurutkan usaha-usahanya untuk bertempur. Kemenangan dan kematian menjadi tidak ada bedanya. Kondisi ini harus menjadi perhatian semua pihak karena kondisi ini bisa menular dengan cepat. Upaya-upaya damai harus disegerakan untuk menghindari konflik lebih luas.***

Saturday, October 28, 2023

SEBENARNYA ISRAEL BUKAN BANGSA CERDAS

Oleh: Muhammad Plato

Setiap orang melihat, mendengar, dan mengambil kesimpulan berdasarkan informasi yang dia peroleh. Melihat konflik antara negara Palestina dengan Israel. Saya melihat dan mendengar, dan mengeluarkan komentar berdasarkan pengetahuan yang masuk ke otak. 

Saya tidak tahu dari mana saya bisa dapat informasi yang benar tentang negara Palestina dan Israel. Konflik dua negara ini selalu menyulut emosi sedih saya ketika melihat korban perang dari warga sipil, orang tua, dan anak-anak balita. 

Perang kedua negara ini harus diakhiri. Negara Palestina dan Israel harus didudukan sebagai sebuah negara berdaulat. Penyelesaian harus dilakukan melalui jalan-jalan damai. Upaya bangsa-bangsa di dunia adalah mengupayakan damai.

Saya menyaksikan ada peran besar Amerika Serikat yang menciptakan konflik antar Palestina dan Israel tetap berlangsung. Amerika Serikat sangat menjaga eksistensi Israel di Timur Tengah, karena eksistensi Israel di Timur Tengah sama dengan eksistensi Amerika Serikat. Sekuat tenaga Amerika Serikat selalu memveto keputusan PBB yang menyudutkan Israel. 

Israel menjadi mesin perang Amerika Serikat untuk menjaga kekuatan politik Amerika Serikat di Timur Tengah. Israel seperti negara bagian Amerika Serikat, karena suplai bantuan kepada Israel mengalir dalam jumlah miliaran dolar. 

Amerika Serikat cukup cerdas dalam bermain politik di Timur Tengah. Amerika Serikat tidak perlu mengerahkan bala tentaranya untuk berperang di Timur Tengah, mereka cukup membayar orang-orang Yahudi untuk berperang dengan memberikan bantuan senjata canggih atas nama bantuan untuk menjaga kedaulatan sebuah negara.

Amerika Serikat sepertinya membutuhkan situasi konflik antara Israel dan Palestina tetap berlangsung, sebagai dasar bagi Amerika Serikat untuk memberikan bantuan pada Israel. Konflik Palestina dan Israel juga menjadi komoditas pasar senjata bagi Amerika Serikat. Pada saat perang perusahaan senjata di bursa saham meningkat tajam dengan keuntungan sampai ratusan triliun dolar.

Keturunan Yahudi memang diakui memiliki keturunan yang cerdas secara intelektual. Namun dalam hal politik, sosial, ekonomi, dan agama, orang-orang Yahudi tetap saja bodoh. Negara Israel yang mereka bangun, tidak punya pondasi kuat lahir dari rasa nasionalisme cinta tanah air. Negara Israel yang mereka bangun sangat mengandalkan pada dukungan negara-negara berkekuatan besar. Nasib Israel sangat tergantung pada dukungan Amerika Serikat. 

Propaganda Israel sebagai negara orang Yahudi yang cerdas terus dikampanyekan, agar semua orang meyakini bahwa Israel sebagai negara dengan kekuatan militer terkuat di Timur Tengah. Propaganda keunggulan Israel terus dilakukan untuk menutupi peran sentral Amerika Serikat di balik Israel.

Sudah jadi suratan takdir bangsa Yahudi, dia tidak akan pernah berperan di muka bumi ini, kecuali mereka diperalat oleh orang lain atau dihinakan. 

Telah dilaknati orang-orang kafir dari Bani Israel dengan lisan Daud dan Isa putra Maryam. Yang demikian itu, disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas. (Al Maa'idah, 5:78).

Kecerdasan yang dimiliki Israel bukan menjadi keunggulan bangsa Israel dihadapan Allah. Kecerdasan bangsa Israel menjadi kebodohan mereka karena merasa semuanya bisa dikendalakikan oleh kecerdasannya. Kebodohan bangsa Israel dicatat dalam Al Quran.

Sesungguhnya Kami telah mengambil perjanjian dari Bani Israel, dan telah Kami utus kepada mereka rasul-rasul. Tetapi setiap datang seorang rasul kepada mereka dengan membawa apa yang tidak diingini oleh hawa nafsu mereka, (maka) sebagian dari rasul-rasul itu mereka dustakan dan sebagian yang lain mereka bunuh. (Al Maa 'idah, 5:70).

Allah maha adil, dibalik kelebihan sebuah bangsa ada keburukan yang dimilikinya. Orang Yahudi ditetapkan oleh Allah menjadi bangsa cerdas secara intelektual, namun mereka punya kelemahan dari karakter. 

Orang-orang Yahudi berkata: "Tangan Allah terbelenggu", sebenarnya tangan merekalah yang dibelenggu dan merekalah yang dilaknat disebabkan apa yang telah mereka katakan itu. (Tidak demikian), tetapi kedua-dua tangan Allah terbuka; Dia menafkahkan sebagaimana Dia kehendaki. Dan Al Qur'an yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu sungguh-sungguh akan menambah kedurhakaan dan kekafiran bagi kebanyakan di antara mereka. Dan Kami telah timbulkan permusuhan dan kebencian di antara mereka sampai hari kiamat. Setiap mereka menyalakan api peperangan, Allah memadamkannya dan mereka berbuat kerusakan di muka bumi dan Allah tidak menyukai orang-orang yang membuat kerusakan. (Al Maa'idah, 5:64).

Jika kita saksikan sepak terjang Israel, mereka sangat membabi buta dalam berperang. Perang yang dilakukan Israel tidak punya etika, mereka menyerang rumah sakit, sekolah, rumah warga sipil, dan tidak peduli pada anak-anak, wanita, atau orang tua. Semua fasilitas dimusnah ratakan dengan tanah. Sebuah perang tidak seimbang kita saksikan, antara Jet Tempur melawan roket seperti memburu tikus dengan dinamit.  Melihat sepak terjang Israel kita bukan sedang menyaksikan manusia terbaik pilihan Tuhan.***


Monday, October 23, 2023

BETERNAK HARTA

Oleh: Muhammad Plato

Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam kitab yang nyata (Lohmahfuz) (Huud, 11:6)

Ada beberapa konsep yang bisa kita temukan dari ayat di atas. "binatang melata", "rezeki", "tempat", "penyimpanan", "nyata". Jika kita kaji khusus tentang rezeki, konsep-konsep yang lainnya dapat membantu menjelaskan tentang rezeki. 

Jika kita kembangkan, rezeki berkaitan dengan hak setiap makhluk. Rezeki berkaitan dengan tempat dimana makhluk itu berada dan bagaimana cara penyimpanannya. Rezeki berkaitan dengan hal-hal yang nyata. 

Hal menarik adalah ada satu terjemahan yang memberi makna "daabbah" sebagai binatang ternak. Dalam kehidupan dunia, rezeki berkaitan dengan hal-hal yang nyata antara lain harta. 

Rezeki berkaitan dengan binatang melata, binatang ternak, yang bisa dipelihara, dibudidayakan. Untuk mengembangbiakkan harta analoginya seperti memelihara binatang ternak.

Mengembangbiakkan atau mengelola harta perlu memperhatikan tempat, penyimpanan, pemeliharaan. Peternak sapi, kambing, ayam, mereka menghasilkan rezeki dari memelihara ternaknya. 

Jika rezeki dikaitkan dengan uang, emas, perak, sama seperti binatang ternak, dia harus memiliki tempat, penyimpangan, dan pemeliharaan. Untuk itu, guna meningkatkan jumlah kekayaan dibutuhkan sistem pengelolaan seperti pemeliharaan binatang ternak.

Praktek penggandaan uang melalui cara-cara ghaib bertentangan dengan keterangan bahwa rezeki (harta) dalam kehidupan dunia ini merupakan benda nyata (materi). Ilmu yang dibutuhkan berkaitan dengan tempat dan penyimpanan, yang nyata.

Contoh, pasar modal adalah tempat dan penyimpanan, seperti padang rumput dan kandang. Sebagaimana binatang ternak agar tumbuh besar dan bertambah banyak dia harus dipelihara. 

Hasil ternak, pertanian, harus dikeluarkan zakatnya. Demikian juga dengan hasil investasi di pasar modal harus dihitung dan dikeluarkan zakatnya, seperti zakat hasil peternakan dan pertanian.

Demikian juga uang yang diinvestasikan di pasar modal, dia harus dipelihara. Ketika binatang ternak harus diberi makanan secara teratur, maka dana yang di simpan di pasar modal dalam sebuah perusahaan, agar nilainya terus bertambah, investasinya harus terus ditambah secara bertahap dan disiplin.

Para investor sukses, adalah mereka yang mengelola, memlihara investasinya di tempat yang baik bertahun-tahun hingga mereka bisa menghasilkan panen yang maksimal, seperti para peternak. 

Binatang ternak dapat dipanen setelah menginjak umur dan waktunya panen. Demikian juga uang yang disimpan di pasar modal dapat dipanen setelah menginjak umur dan target yang hendak dicapai. 

Beternak dan investasi, dua hal ini memiliki konsep sama. Keduanya harus dipelihara, dirawat, dan dijaga agar hasilnya maksimal. Beternak dan investasi butuh waktu tertentu. Tempat dan penyimpanannya harus dipilih yang baik agar aman, bersih, dan mendukung pada pertumbuhannya.

Oleh karena itu, rezeki yang bisa menunjang kehidupan manusia di muka bumi ini, harus digali dikembangkan dengan cara-cara nyata, bukan dengan cara-cara ghaib. Pemahaman ini, akan menghindarkan kita dari praktek-praktek ghaib dalam mengembangkan harta yang bisa menyesatkan manusia.***

Sunday, October 22, 2023

TIGA PRILAKU SETAN YANG HARUS DIWASPADAI

Oleh: Muhammad Plato

Jika kita analisis konsep yang ada dalam Al Quran, ada tiga prilaku setan yang perlu kita waspadai. Prilaku ini sering terjadi pada manusia. Fenomenanya sering terjadi pada diri setiap orang. Bahkan penulis sendiri bisa jadi pelaku dari tiga prilaku setan ini. 

Setan bisa masuk pada alam bawah sadar, sehingga prilaku-prilaku yang sudah biasa kita lakukan tidak sadar bahwa itu prilaku setan. Untuk menghilangkannya butuh panduan dan kesadaran untuk menghentikannya. 

Prilaku pertama  yang dilakukan setan ketika menerima kebenaran adalah berpaling "tawallaitum", (Yunus, 10:72). Setan akan berpaling ketika mendengar kebenaran dari ayat-ayat Allah. Sikap ini sering terjadi dalam kehidupan kita, kadang kita memalingkan muka ketika ada ayat-ayat yang disampaikan, karena tidak menyukai orang yang menyampaikannya. 

Prilaku kedua yang dilakukan setan ketika menerima kebenaran adalah mendustakan "kazzabu", (Yunus, 10:73).  Para pendsuta itu adalah mereka yang tidak mengakuai adanya Tuhan. Mereka tidak merasa bahwa keberadaannya di muka bumi ada campur tangan Tuhan. Mereka yang mendustakan Tuhan, melupakan bahwa seluruh fasilitas yang dia nikmati selama hidup adalah fasilitas yang disediakan Allah. Tanah yang dia pijak, hujan, sinar matahari, oksigen, api, air, para pendusta tidak mengakui bahwa itu fasilitas dari Allah. Belum ada satu ilmuwan pun yang mengkliam menciptakan tanah, air, matahari, bulan, osksigen, gas, dll. 

Prilaku ketiga yang dilakukan setan ketika menerima kebenaran adalah sombong "fastakbaru" (Yunus, 10:75). Prilaku sombong dilakukan oleh orang-orang yang melakukan kejahatan, kemaksiatan, secara terang-terangan. Orang-orang sombong adalah mereka dengan sengaja mempertontonkan prilaku buruk yang mereka lakukan tanpa ada rasa bersalah. 

Untuk menyikapi tidak prilaku setan yang sering dilakukan manusia ini, Allah memberi kabar gembira kepada orang-orang beriman. "dan kami tenggelamkan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat kami - wa agraqnal laziina kazzabu bi aayaatinaa"  (Yunus, 10:74).

Kewaspadaan terhadap tiga sikap setan di atas, bukan mewaspadai terjadi pada orang lain, tetapi mewaspadai agar tidak terjadi pada diri kita sendiri. Sebab, apa yang terjadi pada orang lain, itu bukan tanggung jawab kita. Sedangkan apa yang terjadi pada diri kita itulah tanggung kita pribadi.***

Tuesday, October 17, 2023

MENGENDALIKAN AMARAH



Oleh: Muhammad Plato

Mengendalikan amarah menjadi inti dari buku Psikologi Emotion karya David J. Lieberman. Saya amati buku ini mengajarkan tentang logika-logika yang ada dalam kitab suci Al Quran. Sebelumnya saya sudah menjelaskan logika-logika berpikir yang ada dalam Al Quran, jika dipahami polanya akan mengarah pada pengendalian diri. 

Saya istilahkan logika-logika yang ada dalam Al Quran sangat menyentuh pada pengendalian hati. Bisa dibilang logika dalam Al Quran lebih melatih bagaimana hati berlogika. Logika-logika yang ditawarkan dalam Al Quran akan mengaduk-ngaduk hati untuk memahami segala persitiwa yang terjadi agar bisa diterima oleh hati. 

Al Quran menginformasikan bahwa kehidupan ini ada pengendalinya yaitu Tuhan. Manusia tidak bisa mengendalikan jalannya hidup ini kecuali berserah diri menerima apa-apa yang telah ditakdirkan Tuhan. Matahari bersinar, hujan turun, udara panas, malam berganti siang, semuanya terjadi atas takdir Tuhan. Manusia tidak bisa mengendalikan jalannya alam. Manusia hanya diberi peluang oleh Allah untuk beradaftasi dengan apa yang terjadi di alam. 

Allah memang memberi peluang kepada manusia untuk melakukan perubahan, mengikuti proses perubahan yang telah diatur oleh Allah. Manusia hanya bisa berbuat berdasarkan fasilitas perbuatan yang sudah Allah sediakan. Prinsip perubahan bukan mengubah kejadian alam tetapi mengubah keadaan yang ada pada diri sendiri. 

"Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia." (Ar ra'd, 13:11). 

Mengubah keadaan pada diri sendiri sangat mungkin terjadi, karena manusia diberi kemampuan oleh Allah untuk mengubah dirinya. Untuk itu inti perubahan bukan pada lingkungan tetapi pada keadaan diri sendiri. Ketika situasi panas, untuk mengubah lingkungan jadi dingin sangat sulit kecuali manusia mengubah situasi panas dengan bergerak ke tempat dingin, atau memanfaakan benda-benda yang ada di lingkungannya untuk menghindar dari situasi panas. 

Amarah adalah keadaan yang sering terjadi pada diri manusia. Amarah senantiasa meenyeliputi kondisi hati dan pikiran manusia karena segala sesuatu yang terjadi di muka bumi ini tidak selalu menciptakan kondisi nyaman. Untuk itu hal yang paling banyak dibahas dalam buku Psikology of Emotion karya David J. Lieberman yaitu tentang mengendalikan amarah. Sumber dari segala masalah seseorang di muka bumi ini adalah nafsu amarah. 

Al Quran mengabarkan bahwa nafsu manusia terdiri dari dua yaitu nafsu yang buruk (fujur) dan baik (taqwa). Nafsu buruk harus dikendalikan jangan sampai melewati batas, dan nafsu baik harus dihidupkan. Seperti konsep yin dan yang, dua kekuatan ini jika bisa mengendalikannya kehidupan ini akan menjadi baik. Menurut Fritjop Capra dua sifat ini tidak berarti buruk dan baik jika kita bisa menjadi keseimbangannya.  

Amarah adalah nafsu fujur, tidak berarti buruk jika bisa mengendalikannya. Maka ada orang yang tidak bisa mengendalikan amarah, dan ada orang yang bisa mengendalikan amarah. Orang-orang yang bisa mengendalikan amarah, hidupnya jauh lebih berkualitas dari yang tidak. Nabi Muhammad dalam sebuah hadis memberi nasihat, "jangan marah, jangan marah, jangan marah". Nasihat ini diulang-ulang oleh Nabi Muhammad karena memang sumber dari segala permasalahan adalah nafsu amarah, dan hal ini sangat berkaitan dengan hati. 

Nabi Muhammad juga berpesan bahwa di dalam diri manusia ada segumpal daging, jika segumpal daging ini baik maka akan baik semuanya, dan jika segumpal daging ini buruk maka akan buruk semuanya. Segumpal daging ini adalah hati. Hati yang buruk adalah yang hati yang tidak bisa mengendalikan amarah. 

Peperangan terjadi karena ada nafsu amarah. Peperangan ada yang terkendali ada yang membabi buta. Perang yang dikendalikan oleh nafsu amarah, dalam prakteknya melakukan tindakan-tindakan yang tidak manusiawi seperti membunuh warga sipil, anak-anak, wanita dan orang tua. Nafsu taqwa bertugas mecegah peperangan untuk terciptanya perdamaian. 

Pada akhirnya manusia akan kembali pada Tuhan. Sesungguhnya apa yang dilakukan manusia di muka bumi kelak akan mendapati pengadilan Tuhan. Percaya atau tidak, Tuhan sudah menetapkan hukum-hukumnya. Siapa yang berniat baik di muka bumi ini dia akan mendapat keabadian hidup sejahtera selamanya. "Ampunilah kami ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali" (Al Baqarah, 2:285)***

Monday, October 16, 2023

MENGAPA ORANG YAHUDI DITAKDIRKAN CERDAS?

OLEH: MUHAMMAD PLATO

Orang Yahudi memang ditakdirkan oleh Allah sebagai kelompok manusia cerdas. Namun demikian, bukan berarti orang Yahudi satu-satunya kelompok yang bisa memiliki kecerdasan. Orang Yahudi dijadikan cerdas oleh Allah bukan untuk merendahkan kelompok manusia lainnya. 

Allah menjadikan orang Yahudi cerdas sebagai contoh bagi umat manusia untuk saling belajar dari setiap kelompok manusia. Setiap kelompok manusia dilahirkan memiliki keunggulan dan kelemahan. Orang Yahudi diberi keunggulan dalam kecerdasan intelektual. Namun dalam hal kecerdasan spiritual, orang-orang Yahudi diberitakan di dalam Al Quran mereka memiliki kelemahan. Nabi-nabi yang diutus Allah kepada orang Yahudi mereka olok-olok dan mereka bunuh. 

Jadi kecerdasan intelektual yang dimiliki oleh orang Yahudi di satu sisi memang mereka memiliki keunggulan di kecerdasan itu. Namun dikecerdasan spiritual, orang-orang Yahudi tercatat sebagai orang-orang yang mendustakan Tuhan. Kecerdasan intelektual yang mereka miliki menjada penyebab mereka menjadi orang yang menduustakan nabi dan Tuhan. 

https://youtu.be/-bK4Z8jocVc?si=-Aa96HH4UoYZmEtf

Namun demikian, Allah memerintahkan kepada umat manusia untuk saling mengenal, saling belajar. Sekalipun orang Yahudi ditakdirkan cerdas secara intelektual, bukan berarti kecerdasan hanya milik orang Yahudi. Orang Yahudi bisa saja mengalami penuruan kualitas kecerdasannya, jika tradisi mereka dalam mendidik generasi berikutnya keluar dari tradisi biasa mereka lakukan. 

Orang Yahudi akan mengalami kebodohan secara intelektual jika budaya baca, budaya makan sehat, budaya pola hidup sehat mereka tinggal karena terjadi perubahan gaya hidup. Sebaliknya orang Indonesia, China, Jepang, Korea, Malaysia, Thailand, Filipina, bisa menjadi orang cerdas jika pola hidup, pola makan, pola belajar dimiliki, mereka bisa jadi orang-orang cerdas secara intelektual.

Fakta orang-orang Yahudi cerdas saat ini, karena memang orang Yahudi memiliki pola prilaku hidup yang sangat menjaga keturunannya tetap cerdas. Budaya belajar mereka wariskan pada keturunannya sejak dalam kandungan. Menjaga keturuan tetap cerdas diwariskan turun-temurun dan terjaga hingga sekarang. Budaya makan makanan dengan mengandung protein tinggi, hingga sekarang terus terpelihara. Tradisi ini tidak dimiliki oleh masyarakat dari budaya lain. Jika tradisi ini dijaga dan diimplementasikan oleh siapapun, maka siapapun bisa berubah menjadi manusia-manusia cerdas.

Allah adil menciptakan orang Yahudi cerdas bukan untuk merendahkan manusia lainnya, tetapi untuk mengajarkan kepada umat manusia bagaimana mendidik agar manusia secara intelektual cerdas. Namun tidak jaminan orang yang cerdas secara intelektual dia bisa cerdas secara spiritual. Kecerdasan intelektual bisa jadi jalan buruk bagi orang jika mereka tidak tidak tetap merendahkan diri dihadapan Tuhan. 

Keburukan bagi orang-orang yang punya kecerdasan intelektual adalah mereka merasa cukup, merasa bisa, merasa berkuasa, dan mendustakan Tuhan. Itulah pesan-pesan dari Allah bagaimana kisah orang-orang yang cerdas secara intelektual, tetapi tidak cerdas secara spiritual. Kisah ini direkam pada kisah orang Yahudi di zaman dahulu. Dan sekarang manusia harus bisa belajar dari siapa saja agar dirinya bisa mengenal Tuhan.***