Sunday, October 22, 2023

TIGA PRILAKU SETAN YANG HARUS DIWASPADAI

Oleh: Muhammad Plato

Jika kita analisis konsep yang ada dalam Al Quran, ada tiga prilaku setan yang perlu kita waspadai. Prilaku ini sering terjadi pada manusia. Fenomenanya sering terjadi pada diri setiap orang. Bahkan penulis sendiri bisa jadi pelaku dari tiga prilaku setan ini. 

Setan bisa masuk pada alam bawah sadar, sehingga prilaku-prilaku yang sudah biasa kita lakukan tidak sadar bahwa itu prilaku setan. Untuk menghilangkannya butuh panduan dan kesadaran untuk menghentikannya. 

Prilaku pertama  yang dilakukan setan ketika menerima kebenaran adalah berpaling "tawallaitum", (Yunus, 10:72). Setan akan berpaling ketika mendengar kebenaran dari ayat-ayat Allah. Sikap ini sering terjadi dalam kehidupan kita, kadang kita memalingkan muka ketika ada ayat-ayat yang disampaikan, karena tidak menyukai orang yang menyampaikannya. 

Prilaku kedua yang dilakukan setan ketika menerima kebenaran adalah mendustakan "kazzabu", (Yunus, 10:73).  Para pendsuta itu adalah mereka yang tidak mengakuai adanya Tuhan. Mereka tidak merasa bahwa keberadaannya di muka bumi ada campur tangan Tuhan. Mereka yang mendustakan Tuhan, melupakan bahwa seluruh fasilitas yang dia nikmati selama hidup adalah fasilitas yang disediakan Allah. Tanah yang dia pijak, hujan, sinar matahari, oksigen, api, air, para pendusta tidak mengakui bahwa itu fasilitas dari Allah. Belum ada satu ilmuwan pun yang mengkliam menciptakan tanah, air, matahari, bulan, osksigen, gas, dll. 

Prilaku ketiga yang dilakukan setan ketika menerima kebenaran adalah sombong "fastakbaru" (Yunus, 10:75). Prilaku sombong dilakukan oleh orang-orang yang melakukan kejahatan, kemaksiatan, secara terang-terangan. Orang-orang sombong adalah mereka dengan sengaja mempertontonkan prilaku buruk yang mereka lakukan tanpa ada rasa bersalah. 

Untuk menyikapi tidak prilaku setan yang sering dilakukan manusia ini, Allah memberi kabar gembira kepada orang-orang beriman. "dan kami tenggelamkan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat kami - wa agraqnal laziina kazzabu bi aayaatinaa"  (Yunus, 10:74).

Kewaspadaan terhadap tiga sikap setan di atas, bukan mewaspadai terjadi pada orang lain, tetapi mewaspadai agar tidak terjadi pada diri kita sendiri. Sebab, apa yang terjadi pada orang lain, itu bukan tanggung jawab kita. Sedangkan apa yang terjadi pada diri kita itulah tanggung kita pribadi.***

No comments:

Post a Comment