Thursday, April 20, 2023

MENYIKAPI PERBEDAAN LEBARAN SAYA IKUT ORMAS

Oleh Muhammad Plato

Perbedaan hari raya Idul Fitri sudah terjadi berkali-kali di Indonesia. Melalui budaya toleransi yang dimiliki bangsa Indonesia, hal ini tidak menjadi masalah. Namun demikian dalam perbedaan pendapat, tetap saja kita harus menentukan pilihan tanpa menghina ataupun merendahkan. Hal yang mesti kita lakukan adalah memilih berdasarkan pendapat, argumen, keyakinan, masing-masing. 

Dalam suasana berbeda hal yang perlu diedukasikan kepada masyarakat adalah jangan mengambil keputusan atas dasar ikut-ikutan. Putuskanlah segala sesuatu dengan dasar ilmu pengetahuan. Ide kehati-hatian dalam mengambil keputusan ada dalam Al Quran. 

Tetapi orang-orang yang dzalim, mengikuti hawa nafsunya tanpa ilmu pengetahuan; maka siapakah yang akan menunjuki orang yang telah disesatkan Allah? Dan tiadalah bagi mereka seorang penolongpun (Ar Ruum, 30:29).

Sedikit atau banyak ilmu, sekolah atau tidak sekolah, dalam memutuskan sesuatu kita harus punya argumen. Budaya berargumen adalah budaya cerdas yang sudah dimiliki umat manusia. Perbedaan penentuan hari raya Idul Fitri pada dasarnya terjadi karena perbedaan dua metode dalam mencari kebenaran. Metode Hisab menggunakan perhitungan akal abstrak, dan metode Rukyat menggunakan metode akal dari penghlihatan. Dalam ilmu pengetahuan dikenal metode rasionalis dan empiris.

Dari kedua metode ini mana yang benar? Dua dua memiliki potensi benar. Jika begitu harus memilih yang mana? Keputusan untuk memilih sangat tergantung pada individu dan sangat personal. Namun demikian dalam memilih sebuah perbedaan tidak boleh dilakukan tanpa ilmu. Setiap orang harus membaca argumen dari dua pendapat yang berbeda. Setelah memahami kedua argumen pendapat yang berbeda, kita harus punya dasar argumen yang membuat kita memutuskan untuk memilih dari suatu perbedaan. 

Saya dalam hal ini memilih ikut pendapat ormas terbesar di Indonesia yaitu negara. Sebenarnya perhitungan akurat dalam menentukan tanggal hari raya, dipastikan menggunakan perhitungan rasio abstrak. Namun demikian pertimbangan saya, ormas terbesar di Indonesia adalah negara. Kepemimpinan yang diakui oleh bangsa Indonesia melalui musyawarah besar yaitu pemilu adalah presiden. Presiden menjadi pemimpin tertinggi yang harus diikuti oleh seluruh bangsa Indonesia karena itu hasil mufakat. 

Selain itu saya gunakan argumen ayat Al Quran ini, "Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. (An Nisaa, 4:59). 

Pertanyaannya siapakah ulil amri yang dijelaskan Al Quran di atas? Dengan izin Allah saya berijtihad untuk pribadi saya dan kelak akan dipertanggung jawabakan. Ulil amri adalah pemimpin yang kita sepakati bersama untuk memimpin bangsa ini. Untuk itu saya akhiri dengan doa semoga Allah mengampuni kita semua. Setiap keputusan milik pribadi dan akan dipertanggunjawabkan di hadapan Tuhan kelak. Semoga hati kita tetap bersatu dalam perbedaan.***

2 comments: