Tuesday, May 25, 2021

TAKDIR BANGSA YAHUDI

OLEH: MUHAMMAD PLATO

Ada dua cara untuk meredakan ketagangan antara Israel dan Palestina. Dua cara itu seperti perjuangan bangsa Indonesia melepaskan diri dari penjajahan yaitu konfrontasi dan diplomasi. Sepanjang perjuangan bangsa Indonesia dalam merebut kemerdekaan dua langkah ini selalu mewarnai perjuangan kemerdekaan.

Terbelahnya negara-negara di dunia dalam menyikapi konfik Israel dan Palestina, tidak serta merta dibaca sebagai dukungan terhadap eksistensi Israel. Dalam politik dan bernegara menolak keberadaan suatu negara tidak berarti harus selalu dengan jalan konfrontasi. Jalan diplomasi sebenarnya lebih power full untuk melemahkan kedudukan sebuah negara. Nabi Muhammad saw dalam menyampaikan ajaran Islam tidak mengirimkan pasukan, tetapi menyampaikan utusan untuk mengajak para raja hidup damai dengan mengimplementasikan nilai-nilai Islam yang universal tanpa meruntuhkan kedudukannya.

Jalur konfrontasi yang ditempuh bangsa Palestina merupakan hak dan jalan mereka untuk mempertahankan kemerdekaannya, karena mereka sendiri yang merasakan kekerasan demi kekerasan dalam menghadapi agresi Israel. Ketika serangan rudal Israel, dengan pasukan dilengkapi sejata otomatis dan rudal meruntuhkan masjid, rumah sakit, rumah penduduk, sekolah, membunuh dan melukai anak-anak, perempuan, dan orang tua adalah suatu tindakan yang tidak dapat ditelolir sekalipun kondisinya dalam perang. Hak rakyat Palestina untuk membela dan mempertahankan dirinya dari agresi. Jiwa mana yang tidak terkoyak ketika anak-anak tidak berdosa menjadi hantaman rudal dan bom pesawat tempur. Rudal-rudal Israel tidak dapat mematikan jiwa, sebaliknya akan menghidupkan jiwa-jiwa yang mati untuk bangkit dan membela kehormatan negaranya. Sampai kapanpun konflik di Yerusalem tidak akan berakhir jika kekerasan demi kekerasan terus ditampilkan.

Selanjutnya, konfrontasi yang ditampilkan tidak murni perang, bisa jadi pamer kekuatan atau iklan perdagangan senjata. Konfrontasi bisa jadi cara Israel untuk mengukuhkan eksistensi negaranya dengan memperlihatkan kecanggihan senjata dan kekuatan militernya. Kecerdasan dan kemutakhiran teknologinya dipamerkan untuk meyakinkan penduduk dunia bahwa Israel semakin kuat dan tidak akan tertaklukkan. Kemutakhiran alat dan sistem senjata militer Israel diharapkan dapat menarik negara-negara dunia untuk mengadakan hubungan diplomatik sebagai bukti kedaulatan Israel.

Sikap negara-negara dunia yang sudah menjalin hubungan diplomatik dengan Israel tidak dapat dipandang  sebagai dukungan agresi Israel terhadap Palestina. Hubungan diplomatik adalah salah satu cara soft untuk mengendalikan atau melemahkan sebuah negara. Artinya perjuangan diplomasi tidak serta merta dipandang sebagai dukungan penuh pada pendudukan Israel. Diplomasi adalah tindakan politik tujuannya adalah untuk mengukuhkan kedaulatan negara ke dalam dan mengendalikan negara lain. Rencana Gus Dur untuk membuka diplomasi dengan Israel, adalah cara-cara soft untuk menekan dan mengendalikan Israel.

Diplomasi tidak lepas dari perang opini di media informasi. Israel dengan penguasaan teknologi informasi memainkan perannya untuk memenangkan opini publik tentang kedudukan Israel di Yerusalem. Propaganda keunggulan-keunggulan ras Yahudi dipertontonkan untuk menundukkan bangsa-bangsa di dunia bahwa dirinya merupakan ras unggul pilihan Tuhan. Doktrin agama yang menjadikan mereka sebagai umat pilihan disebar luaskan dengan dukungan fakta-fakta keunggulan yang dimilikinya dalam bidang sains dan teknologi. Dengan berbagai cara berita-berita diciptakan dan disebarluaskan untuk mengukuhkan eksistensinya di muka bumi.

Hai Rasul, janganlah hendaknya kamu disedihkan oleh orang-orang yang bersegera kekafirannya, yaitu di antara orang-orang yang mengatakan dengan mulut mereka: "Kami telah beriman", padahal hati mereka belum beriman; dan (juga) di antara orang-orang Yahudi. (Orang-orang Yahudi itu) amat suka mendengar (berita-berita) bohong dan amat suka mendengar perkataan-perkataan orang lain yang belum pernah datang kepadamu; mereka merobah perkataan-perkataan (Taurat) dari tempat-tempatnya. Mereka mengatakan: "Jika diberikan ini (yang sudah dirobah-robah oleh mereka) kepada kamu, maka terimalah, dan jika kamu diberi yang bukan ini, maka hati-hatilah" Barang siapa yang Allah menghendaki kesesatannya, maka sekali-kali kamu tidak akan mampu menolak sesuatu pun (yang datang) daripada Allah. Mereka itu adalah orang-orang yang Allah tidak hendak menyucikan hati mereka. Mereka beroleh kehinaan di dunia dan di akhirat mereka beroleh siksaan yang besar. (Al Maa’idah, 5:41)

Jika semua peduli pada kemanusiaan antara Palestina dan Israel, jalur diplomasi melalui perjanjian adalah cara damai yang sangat baik untuk meminimalisir korban perang. Cara diplomasi jika dilihat kasat mata memang seperti mengukuhkan pendudukan Israel di Palestina, namun pada saat perjanjian dilakukan, Israel akan bermain peran sebagai negara di dunia yang tidak lepas dari bantuan dan kendali dari negara-negara lain. Dengan dipomasi kekuasaan Israel menjadi terbatas dan terkontrol.

Selain itu, Israel yang didirikan oleh bangsa Yahudi, tidak akan lepas dari takdir Tuhan. Bangsa Yahudi memang ditakdirkan memiliki kelebihan dari bangsa-bangsa lain, namun kelebihan inilah yang akan melemahkan kedaulatan Israel itu sendiri. Israel bisa jadi dapat mengukuhkan kembali eksistensi bangsa Yahudi dalam pentas politik dunia. Namun demikian, takdir telah menetapkan, jika bangsa Yahudi berkuasa, kekuasaannya tidak akan berumur panjang. Sekalipun fakta bangsa Yahudi ras unggul, mereka sudah ditetapkan Tuhan menjadi bangsa terusir.  

(yaitu) orang-orang yang telah diusir dari kampung halaman mereka tanpa alasan yang benar, kecuali karena mereka berkata: "Tuhan kami hanyalah Allah". Dan sekiranya Allah tiada menolak (keganasan) sebagian manusia dengan sebagian yang lain, tentulah telah dirobohkan biara-biara Nasrani, gereja-gereja, rumah-rumah ibadah orang Yahudi dan mesjid-mesjid, yang di dalamnya banyak disebut nama Allah. Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama) -Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa. (Al Hajj, 22:40).

Pengusiran sudah identik dengan takdir orang Yahudi sebagaimana sejarah mengabarkan, sekalipun sekarang mereka melakukan pengusiran untuk mendirikan kedaulatan negaranya. Maka atas dasar prilakunya itu bangsa-bangsa Yahudi akan kembali pada takdirnya menjadi bangsa terusir. Sekalipun ditakdirkan sebagai bangsa unggul, takdir-Nya pula tidak akan menjadi bangsa pengendali dunia. Wallahu’alam.

No comments:

Post a Comment