Monday, April 5, 2021

RASISME, BODY SHAMING, HARAM

OLEH: MUHAMMAD PLATO

Perbedaan ras, warna kulit, bentuk tubuh, adalah takdir Allah yang tidak bisa diubah. Sekalipun manusia berbeda-beda bentuk rupa dan warna kulit, Allah mengatakan semua manusia sudah diciptakan dengan bentuk rupa terbaik.

“sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.” (At Tiin, 95;04)

Sekalipun pandangan manusia menemukan berupa-rupa wujud manusia, sesungguhnya manusia harus mengikuti pandangan Allah bahwa sesungguhnya manusia sudah diciptakan Allah dengan bentuk yang sebaik baiknya. Inilah pandangan yang mengikuti apa yang Allah kabarkan dalam ayat-ayat Nya.

Atas dasar itu, tidak ada alasan bagi manusia merasa lebih baik karena meihat bentuk. Tidak ada alasan bagi manusia merasa lebih baik karena melihat ras. Tidak ada alasan bagi manusia merasa superior karena keturunan. Juga tidak ada alasan merasa lebih indah karena melihat warna kulit, dan tidak ada alasan merasa lebih sempurna karena melihat bentuk rambut. Dalam ciptaan Allah pada seluruh tubuh manusia tidak ada yang buruk. Sesungguhnya pandangan manusia selalu tertipu oleh rupa dan bentuk, kecuali orang-orang yang berakal sehat.

Allah menentukan ukuran kemuliaan manusia bukan dari bentuk, ras, suku, atau keturunan. Allah adil mengukur kemulian manusia dari sesuatu yang semua manusia bisa melakukannya tanpa biaya, tanpa otot, dan aksesosris benda. Allah melihat kemuliaan manusia dari bagaimana manusia mengasihi kepada manusia lain, terutama kepada kedua orang tua, kepada tetangga, kerabat, orang-orang miskin, yatim piatu, tanpa memandang ras, suku, keturunan dan agama. Kemuliaan manusia dalam pandangan Tuhan adalah manusia yang paling baik karakternya dalam menjalin silaturahmi, dan komunikasi dengan sesama manusia.

Dalam kisah hidup Nabi Muhammad saw, Beliau mengajarkan agama kepada masyarakat Arab dengan kelemah lembutan. Kekerasan dalam menyebarkan agama yang dituduhkan kepada Nabi Muhammad saw, sangat tidak beralasan jika melihat perang demi perang yang dihadapi oleh Nabi Muhammad saw jumlahnya selalu tidak seimbang, antar 1 berbanding 10.

Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (Al Hujurat, 49:13).

Ayat di atas adalah argument dari Allah bahwa kemuliaan manusia bukan dari jabatan, rupa, keturunan, rasa, keilmuan, harta kekayaan, atau popularitas. Orang yang mulia dihadapan Allah bisa jadi dari orang berkedudukan, punya kekayaan, berketurunan bangsawan, cacat, tidak punya harta, tidak punya jabatan, pekerja rendah dan bukan dari golongan berilmu. Semua manusia memungkinkan menjadi manusia mulia dihadapan Allah dengan ukuran yang telah Allah tetapkan.

Oleh karena itu, sikap rasisme, merendahkan orang karena meihat bentuk, warna kulit, teknologi, pekerjaan dan kekayaan, adalah perbuatan haram karena sangat menentang kondrat yang Allah tetapkan yaitu semua manusia telah Allah ciptakan dengan bentuk sebaik-baiknya. Untuk itu Allah memerintahkan kepada manusia untuk berlaku lemah lembut, saling mengenal dan bersahabat untuk menjaga kehidupan damai.

Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan istrinya; dan daripada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahmi. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu. (An Nisaa, 04:01).

Inilah ayat ayat pedoman hidup untuk manusia agar manusia hidup sejahtera di dunia dan akhirat. Bagi siapa yang taat kepada Allah, sesungguhnya Allah lah yang akan menjaga kesejahteraan hidupnya. Wallahu’alam.

No comments:

Post a Comment