Saturday, October 1, 2022

MENGAPA SHALAT TERASA BERAT?

Oleh: Muhammad Plato

Siapapun yang memerintahkan shalat, dia tidak sedang memerintahkan atas dasar kehendak sendiri, tetapi dia sedang memerintahkan memerintahkan apa yang Allah kehendaki. Gerakan shalat secara fisik bukan gerakan berdasarkan kreasi manusia semata, tetapi gerakan yang sudah diberi berkah oleh Allah. Siapapun yang melaksanakan gerakan shalat dia telah melaksanakan gerakan yang didesain langsung oleh Allah. 

Gerakan shalat merepresentasikan gerak melingkat 360 derajat. Berdiri-ruku-berdiri (90 derajat), berdiri-sujud (180 Derajat), sujud-duduk-sujud (90 derajat). Gerakan shalat 360 derajat sama dengan gerakan tawaf, gerakan ibadah mengelilingi Ka'bah. Gerakan shalat 360 derajat sama dengan gerakan bumi mengelilingi matahari. Gerakan shalat 360 derajat sama dengan gerakan semesta alam hingga membentuk galaksi. 

Setiap hari manusia bergerak tidak lepas dari gerakan melingkar 360 derajat. Setiap hari, dari rumah pergi ke kantor, pasar, dan kembali ke rumah. Setiap hari makanan masuk ke dalam perut kemudian dikeluarkan. Oksigen dihirup kemudian dikeluarkan lagi, dihirup lagi. Aliran listrik, pergerakan mesin dalam kendaraan, semua dibangun dengan sistem perputaran 360 derajat. Shalat adalah prinsip dasar dalam kehidupan alam semesta. 

Irama gerakan semesta adalah gerak melingkar 360 derajat. Semua makhluk yang diciptakan Tuhan, diciptakan dalam gerakan melingkar 360 derajat. Sesungguhnya menjaga gerakan melingkar yang paling berat adalah gerakan-gerakan melingkar yang telah ditetapkan Tuhan, dan gerakan shalat adalah gerakan melingkar yang harus dibangun dengan kesadaran sebagai gerakan ketundukkan dan kepatuhan kepada Tuhan. 

Shalat yang ditentukan Allah sebanyak lima kali dalam sehari, seperti lonceng-lonceng peringatan agar manusia kembali patuh dengan membangun kesadaran sebagai makhluk Tuhan dengan gerakan 360 derajat sebagai siklus dasar kehidupan. Siklus manusia diciptakan Allah dan kembali kepada Allah.

Dialah Yang Awal dan Yang Akhir, Yang Lahir dan Yang Batin; dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu. (Al Hadiid, 57:3)

Mengapa gerakan shalat yang terlihat ringan, pada kenyataannya banyak yang lalai melaksanakannya. Manusia diciptakan sempurna dengan dua kekuatan yaitu fujur dan takwa. Kekuatan fujur mengikuti hawa nafsu dan kekuatan takwa dikendalikan kesadaran. Kekuatan fujur adalah kekuatan destruktif dan kekuatan takwa adalah kekuatan pemelihara. Menjaga keseimbangan antara kekuatan destruktif dengan kekuatan pemelihara inilah yang harus terus dijaga manusia agar manusia tetap berada di dalam garis edar seperti bumi beredar pada porosnya mengambang berputar di angkasa. Jika bumi kehilangan keseimbangan maka bumi akan keluar dari garis edarnya dan mengalami kehancuran. 

Demikian juga manusia, jika tidak bisa memelihara keseimbangan maka manusia akan keluar dari garis edarnya. Shalat adalah penjaga keseimbangan garis edar manusia. Kekuatan hawa nafsu yang destruktif merupakan sifat dunia materi. Setiap hari manusia hidup dalam ruang dan waktu yang material. Untuk bisa keluar dari pengaruh dunia material, manusia membutuhkan pengetahuan dan Allah memberi great knowledge berupa wahyu sebagai petunjuk bagi orang-orang beriman. Shalat adalah great knowledge yang harus terus diperkaya pemahamannya sebagai kekayaan intelektual manusia. 

Mendirikan shalat yang terdiri dari ruku dan sujud, adalah sesuatu yang berat karena sifat fujur adalah kekuatan yang cenderung sombong dan tidak mau bersujud. Sifat fujur pada diri manusia ini yang sering mendapat penguatan dari faktor lingkungan. 

Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam," maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir. (Al Baqarah, 2:34).

Sujud adalah sebuah ketundukkan, kepasrahan, kerendahan diri makhluk, sebagai sebuah tindakan dari sifat ketakwaan makhluk kepada Allah. Kesombongan sering menjadi penghalang manusia untuk bersujud mengerjakan shalat, sehingga manusia cenderung merasa berat untuk bersujud. 

Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) shalat. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk, (Al Baqarah, 2:45). 

Shalat menjadi hal yang ringan bagi orang-orang yang khusyuk, yaitu orang-orang yang selalu fokus meminta pertolongan kepada Allah. Orang-orang yang menjaga ruku dan sujud adalah mereka yang selalu didampingi oleh Allah, diringankan bebannya dalam segala kondisi. 

Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) shalat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. (Al Baqarah, 2:153).***




No comments:

Post a Comment