Thursday, July 30, 2020

LOGIKA TUKANG PHOTO

OLEH: MUHAMMAD PLATO

Setelah rapat usai, saya duduk menghampiri sosok yang sudah saya kenal pernah mencapai puncak karir sebagai seorang abdi negara di sebuah kabupaten. Sekarang beliau menduduki pabrik terbesar di sebuah kabupaten di Jawa Barat dengan karyawan ribuan.  Pabrik ini tidak mencetak barang, tetapi mencetak manusia-manusia unggul sebagai pewaris bangsa di masa mendatang.

Saya seperti reporter yang memawancara seorang tokoh fenomenal. Saya benar-benar konsen menyimak kisah demi kisah bagaimana beliau sukses dalam meniti karir, sekalipun beliau dari keluarga petani biasa.

Kisahnya dimulai sejak beliau kuliah di salah satu universitas swasta di Bandung. Sejak kuliah jiwa entrepreneurnya sudah tertempa. Dengan modal dua jongko di pasar dari modal orang tua, beliau memulai karir bisnisnya dengan berjualan beras di pasar. Pekerjaannya bisnisnya dilakukan berbarengan dengan masa studinya di universitas. Aktivitas sehari-harinya berbeda dengan mahasiswa-mahasiswa lainnya. Sejak jam 02 dini hari aktivitas bisnisnya di pasar sudah dimulai sampai tutup jam 07 pagi. Setelah itu beliau tidak pernah istirahat. Setelah jongkonya tutup aktivitasnya dilanjutkan dengan kuliah. Demikian hari demi hari dilaluinya dengan tekun.

Ide bisnis beras berawal dari hasil panen orang tuanya yang melimpah. Naluri bisnisnya jalan dengan niat memasarkan hasil panen milik orang tuanya. Aktivitas bisnisnya di masa kuliah berkembang pesat dan beliau berhasil menjadi mahasiswa mandiri dan membiayai kuliahnya sendiri. Bahkan dari hasil aktivitas bisnisnya beliau berhasilkan membiayai dua kakaknya sampai lulus menjadi sarjana.

Ketika lulus kuliah ijazahnya digunakan untuk daftar menjadi seorang abdi negara. Beliau berhasil lolos dan ditempatkan di lembaga pemerintah daerah penghasil Tauco. Ketika menjadi abdi negara tentu saja kehidupannya sudah mapan karena hasil dari aktivitas bisnisnya. Ketika pegawai-pegawai lain masih menggunakan roda dua, beliau sudah menggunakan mobil sedan mewah dengan harga yang jarang terjangkau oleh seorang abdi negara.

Rahasia suksesnya kemudian beliau ungkap dengan filosofi sederhana yaitu logika tukang photo. Rupanya filosofi ini mengandung ajaran tinggi karena menggambarkan sebuah pola logika yang tidak bisa dipahami oleh ilmu matematika di sekolah. Beliau katakan logika tukang photo ini seperti logika Tuhan. Tukang photo tidak pernah berhasil menjawab perkalian seperti matematika biasa. Bagi tukang photo 2 x 4 = 8, 10, 12, 24, dst. Melalui logika tukang photo ini beliau ingin menjelaskan bahwa rezeki datang dari Allah  tidak disangka-sangka. Rezeki dari Allah layaknya umpama logika tukang photo, datang tidak disangka, tidak masuk akal rasional empiris, karena semuanya berada atas kehendak Allah Yang Maha Kuasa.

Rezeki seperti logika tukang photo sebagai mana Allah kabarkan kepada manusia bahwa rezeki itu datang tidak disangka-sangka, acak, tidak tentu, dan bisa datang dari arah mana saja. Rezeki dari Allah datang dengan perkalian dan berlipat ganda dengan sekehendak-Nya. “…Barang siapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan ke luar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikehendaki) Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.” (At Thalaaq, 65:2-3).

Rezeki itu ghaib seperti logika tukang photo, yaitu datang tidak disangka-sangka diluar ekspetasi pikiran manusia. Filosofi logika tukang photo ternyata menjelaskan sebuah ayat Al-Qur’an bahwa Allah mendatangkan rezeki datang tidak disangka-sangka, ghaib dan diluar jangkauan nalar manusia biasa.

Untuk mendapatkan rezeki dari Allah tentu saja cara-caranya berbeda dengan hitung-hitungan material manusia. Jika rezeki itu sifatya ghaib maka cara-cara mendapatkannya pun harus dengan cara-cara ghaib yang diajarkan Allah. Cara-cara ghaib yang dimaksud bukan dengan cara-cara syirik tapi dengan bekerja keras di jalan Allah (takwa), dan bertahan hidup di atas aturan yang telah ditetapkan oleh Allah (tawakal).

“Jangan banyak bicara harus banyak bekerja jika ingin sukses”, demikian pesan singkat dari beliau kepada kita, jika ingin hidup sukses. Setiap manusia punya harapan sukses lebih besar dari apa yang dikerjakannya bukan dari apa yang dibicarakan. Wallahu ‘alam. To be continue…  

No comments:

Post a Comment