Friday, July 31, 2020

HARUS AMBISI JANGAN AMBISIUS

OLEH: MUHAMMAD PLATO

Kita lanjutkan ngobrol dengan orang tertinggi pemilik pabrik manusia di kota Tauco. Beliau sudah malang melintang menduduki berbagai jabatan diberbagai lembaga pemerintah daerah. Selama menjadi abdi negara beliau tidak pernah pusing dengan posisi dimanapun ditempatkan. Selalu taat pada pimpinan dan memberi kebebasan kepada pimpinan untuk menempakan dirinya pada posisi apapun. Bagi dia posisi dimanapun selalu berusaha bekerja profesional.

Bagi beliau posisi, kedudukan, tidak pernah jadi persoalan dalam hidupnya. Berubah-ubah posisi dalam hitungan minggu, bulan pernah dirasakannya. Bagi beliau posisi apapun adalah posisi terbaik dari Allah. Kita tidak pernah tahu dimana posisi terbaik untuk ditempati, hanya Allah yang tahu. Untuk itu kita hanya bisa berprasangka baik pada Allah bahwa apapun, di mana pun tempat yang kita tempati pasti Allah kasih kita tempat terbaik.

Bagi beliau dalam hidup ini harus punya ambisi untuk mendapatkan apapun yang kita inginkan, termasuk posisi dan kedudukan di masyarakat atau pemerintahan. Untuk menjadi orang nomor satu di pemerintahan harus berambisi. Namun dia memberi nasihat kepada saya, “kita harus berambisi tetapi tidak boleh ambisius”. Bagi saya ini pelajaran menarik dari seorang entrepreneur plus birokrat di lembaga pemerintah.

Kemudian, saya memperdalam apa yang dimaksud harus berambisi tapi jangan  ambisius dalam mengejar apa yang kita inginkan? Ternyata bagi beliau, ambisi adalah bekerja keras sesuai kadar kemampuan yang kita miliki. Orang-orang berambisi selalu bekerja mengikuti norma dan aturan yang berlaku. Cita-cita hidupnya akan diwujudkan dengan bekerja keras dalam koridor norma agama yang dianut dan aturan formal dalam bernegara. Jadi ambisi adalah naluri atau kemampuan yang diberikan Allah kepada manusia untuk menghadapi permasalahan hidup dan menggapai segala tujuan hidupnya. Sebagaimana Allah berfirman, “dan yang menentukan kadar (masing-masing) dan memberi petunjuk”. (Al A’laa, 87:3)

Orang-orang yang berambisi memiliki keyakinan bahwa segala sesuatu berada di atas kehendak  Allah. Bekerja keras adalah perintah Allah, tapi hasil dari sebuah kerja keras rahasia Allah. Makna keberhasilan bagi orang-orang yang berambisi adalah proses yang benar. Bertahan di dalam proses yang benar adalah keberhasilan sejati, sedangkan keberhasilan dari sebuah usaha belum tentu menjadi kebenaran.

Ketika berambisi, orang masih mengakui kekuatan diluar manusia yaitu Allah. Orang-orang berambisi masih sadar bahwa ada kekuatan yang mengatur segala kejadian di luar dirinya. Orang-orang berambisi bekerja keras dalam kepasrahan kepada takdir Allah.

Sebaliknya ambisius adalah sebuah kondisi dimana orang bekerja keras untuk mencapai segala tujuan dan cita-cita hidup tanpa memperhatikan kekuatan di luar dirinya. Orang-orang ambisius merasa bahwa segala sesuatu bisa diraih dengan kemampuan dirinya tanpa campur tangan kekuatan dari luar dirinya. Orang-orang ambisius adalah mereka yang menjadikan dirinya sebagai kekuatan untuk mencapai segala cita-cita hidupnya. Orang ambisius tidak memposisikan Allah sebagai penasehat dan penentu dalam hidupnya. Segala sesuatu diperoleh merasa karena hasil kerja dan kemampuan yang dimilikinya tanpa ada campur tangan Allah.

Orang-orang ambisius, termasuk golongan yang melampaui batas. Dia telah menjadikan dirinya sebagai Tuhan dan bisa mewujudkan segala kehendaknya. Manusia-manusia ambisius menganggap dirinya besar dan berkuasa. “Sesungguhnya mereka memandang besar tentang diri mereka dan mereka benar-benar telah melampaui batas (dalam melakukan) kedzaliman.” (Al Furqaan, 25:21).

Akhirnya Beliau memberi nasehat, “jika kita ambisius akan sangat mudah kecewa dan terserang sakit jiwa”. Hidup ini realitasnya hanya dua, yaitu  gagal dan sukses. Bagi mereka yang ambisius, sekuat tenaga bekerja untuk menghindari kegagalan, sehingga akan sangat kecewa jika gagal. Bagi mereka yang berambisi, sekuat tenaga bekerja melakukan yang terbaik, gagal dan sukses adalah keputusan terbaik dari Allah. Wallahu’alam. To be Continue…

No comments:

Post a Comment