Tuesday, July 14, 2020

HIDUP INI SEMUA SKENARIO ALLAH

OLEH: MUHAMMAD PLATO

“Manusia hanya bisa berecana dan Allah yang menentukan”. Sepertinya kalimat ini benar, padahal jika kita kaji dengan ilmu tauhid kalimat ini mengandung kesyirikan. Jika manusia bisa berencana dan Allah yang menentukan, berarti ada dua kekuasaan yaitu manusia dan Allah. Manusia perencana dan Allah penentu. Kalimat ini telah menduakan Allah dan menjadikan manusia berkuasa sebagai perencana.

Semua gerak gerik manusia ada di bawah kendali Allah. Berencana atau tidak dalam menentukan hidup manusia di dunia, semua di atas kehendak Allah. “dan yang menentukan kadar (masing-masing) dan memberi petunjuk, (Al A’laa, 87:3).

Seluruh kejadian yang terjadi dalam hidup manusia berada di atas kehendak Allah. Direncanakan atau tidak direncanakan, terpaksa atau dengan sengaja, diketahui atau tidak, semua kejadian pada diri manusia berada di atas kehendak Allah. “kecuali kalau Allah menghendaki. Sesungguhnya Dia mengetahui yang terang dan yang tersembunyi.” (Al A’laa, 87:7).

Nabi Muhammad saw mengajari, dalam kondisi sempit maupun lapang, bersihkanlah diri dari dosa dengan ingat Allah dan shalat. “Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri (dengan beriman), dan dia ingat nama Tuhannya, lalu dia shalat”. (Al A’laa, 87: 14-15). Ketika dalam peperangan kaum muslimin melakukan shalat malam, dan ketika dalam kemenangan kaum muslimin melakukan shalat malam.

Kemenangan tidak berarti kita bebas dari dosa, kekalahan tidak berarti kita penuh degan dosa. Kelapangan tidak berarti kita dimuliakan dan kesempitan tidak berarti kita dihinakan. Dihadapan Allah kelapangan maupun kesempitan dinilai bukan dari kejadiannya, tetapi Allah menilai manusia, dari akhlak manusia ketika bersikap terhadap kejadian.

Prangsaka buruk pada setiap kejadian membuat manusia menjauhi Allah. Prasangka buruk terhadap kejadian membuat manusia menjadi penghuni neraka. Bukankah setiap kabar berita dari Allah adalah kabar baik? Jika kita percaya bahwa setiap kejadian adalah kabar dari Allah, mengapa kita tergoda untuk berprasangka buruk?

Hidup ini semua skenario Allah, tidak ada kekuatan yang bisa merencanakan, mengatur, dan menentukan hidup manusia kecuali atas kehendak Allah. Jika manusia beriman kepada takdir Allah maka apakah ada satu kejadian yang luput dari takdir Allah? Berprasangka bahwa kejadian-kejadian di muka bumi ini terjadi karena skenario manusia sama dengan kita tidak percaya kepada Allah yang maha mengatur segala kejadian.

Jika kita beriman bahwa segala takdir Allah untuk kebaikan, maka tidak akan ada satupun kejadian yang dikhawatrikan terjadi pada diri manusia, kecuali kematian dalam kekafiran. Apapun kejadian yang terjadi menimpa manusia, asal tidak menyebabkan manusia berprasangka buruk dan kafir kepada Allah, semua kejadian biasa-biasa saja. Seburuk-buruknya kejadian bukan karena terasa sempit atau lapang tetapi karena kafir atau beriman. Barang siapa beriman karena kesempitan dan kelapangan maka dialah orang-orang yang dicintai Allah. Barang siapa kafir karena kesempitan dan kelapangan maka dialah orang-orang yang akan mendapat kesulitan di dunia dan akhirat.

Hidup ini semua skenario Allah. Masihkah kita akan terus berprasangka buruk pada Allah? Sesungguhnya prasangka buruklah yang membuat hati dan pikiran kita terasa sempit. Prasangka buruk pada kejadian adalah bagian dari kekafiran manusia kepada Allah yang tidak pernah dirasakan dan dilakukan hampir setiap saat.

Hidup ini semua skenario Allah! Ada manusia hidup dalam skenario menentang Allah dan ada manusia yang hidup dalam skenario dicintai Allah. Hati dan pikiran manusia yang hidup akan cenderung pada skenario hidup yang dicintai Allah. Wallahu’alam.


No comments:

Post a Comment