Oleh: Muhammad Plato
Al Quran sebaik-baiknya argumen bagi sebuah pendapat. Al Quran telah teruji ribuan tahun isinya tidak berubah karena terpelihara. Allah menjelaskan Al Quran, "...kitab yang terpelihara" (Al Waaqi'ah, 56:78).
Al Quran diturunkan dari Allah. "Diturunkan dari Tuhan semesta alam." (Al Waaqi'ah, 56:80). Al Quran mengandung konsep-konsep untuk jadi pelajaran bagi umat manusia. Allah mengajarkan pada Adam nama-nama atau konsep-konsep dengan pengertiannya.
Al Quran adalah kitab keterkaitan. Antara ayat dengan ayat, surat dengan surat, dan kata dengan kata saling keterkaitan memberi penjelasan makna. Takwa adalah sebuah konsep yang terkandung dalam Al Quran.
Konsep takwa dapat dipahami dengan mengembangkan penjelasan dari Al Quran. Dengan memahami konsep takwa dapat membantu manusia menjadi manusia-manusia terbaik dimuka bumi. "Kitab (Al Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa," (Al Baqarah, 2:2).
"Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari kamu dan Kami angkatkan gunung (Thursina) di atasmu (seraya Kami berfirman): "Peganglah teguh-teguh apa yang Kami berikan kepadamu dan ingatlah selalu apa yang ada di dalamnya, agar kamu bertakwa". (Al Baqarah, 2:63).
Orang-orang bertakwa adalah mereka yang memegang teguh janji dan selalu mengingat pada perjanjian itu. Mereka berpegang teguh pada apa yang dipahminya dari Al Quran.
"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." (Al Hasyr, 59:18).
Inilah karakter orang bertakwa yang harus selalu diingat. Orang bertakwa selalu memperhatikan apa yang diperbuatnya hari ini untuk mempersiapkan hari esok.
Orang bertakwa meyakinai bahwa perbuatan baik akan mendapat balasan terbaik dari Allah dan perbuatan buruk akan mendapat keburukan setimpal.
Bagi orang-orang betakwa tidak ada pilihan hidup kecuali selalu berbuat baik dalam setiap waktu. Jikalau harus ada pilihan dia akan memilih yang baik dan yang terbaik. Tidak ada pilihan buruk bagi orang-orang bertakwa.
Orang bertakwa selalu berpikir visioner. Segala bentuk prilakunya didasari oleh kebaikan demi kebaikan sebagai persiapan untuk hidup di hari esok.
Orang-orang bertakwa sebelum bertindak selalu berpikir kritis menganalisis setiap tindakan dengan mempertimbangkan kebaikan yang akan di dapat hari esok. Tidak ada perbuatan sia-sia bagi orang-orang bertakwa karena semua perbuatannya dilandasi oleh niat baik karena Allah.
Setiap tindakannya diniatkan dengan investasi kebaikan untuk hari esok. Orang-orang bertakwa mengelola uang dengan menyisihkan sebagian untuk kepentingan hari esok. Investasi yang dilakukan orang-orang bertakwa ditujukan untuk hari esok di dunia maupun akhirat.
Tindakan-tindakan yang dilakukan orang bertakwa selalu memiliki nilai ganda yaitu kebaikan untuk dunia dan akhirat. Orang-orang bertakwa selalu membelanjakan hartanya untuk kepentingan manusia di dunia dan kepentingan pribadinya di hari esok akhirat.
Orang-orang bertakwa mereka tidak ragu, beriman kepada Allah dan kitab-Nya, percaya pada kehidupan akhirat, serta mengeluarkan sebagian hartanya untuk kepentingan orang lain dan dirinya.
Orang-orang bertakwa selalu mengingat kabar gembira dari Allah, "Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang beruntung." (Al Baqarah, 2:5).***