Sunday, October 23, 2016

MENGAPA HARUS PERCAYA TAKDIR TUHAN?


Setiap hari, hidup tidak lepas dari kejadian demi kejadian. Mulai dari bangun tidur, diperjalanan menuju kantor, di tempat kerja, bahkan di media sosial, kita melihat beraneka ragam kejadian

Jika Tuhan berfirman, “…dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lohmahfuz)”. (Al An’aam:59). Dengan demikian semua kejadian yang kita lihat sudah ditakdirkan Tuhan.

Jika Anda percaya semua kejadian telah ditakdirkan Tuhan, maka anda sudah memiliki dasar keimanan dari enam dasar iman ajaran Islam. Beriman kepada takdir menjadi syarat yang harus dimiliki seorang muslim. Mengapa?

Berikut beberapa penjelasan rasional mengapa iman kepada takdir menjadi syarat penting bagi seorang muslim. Semoga dengan penjelasan ini, kita bisa lebih memahami dan meningkatkan iman kita kepada takdir Tuhan. 

1.      Positif Thingking Dalam Segala Kondisi

Beriman kepada takdir akan membantu pikiran tetap positif. Secara alamiah, setiap kejadian selalu kita respon dengan rasa sedih-bahagia. Standar respon yang sering kita berikan adalah sedih ketika mendengar berita negatif, dan senang ketika mendengar berita positif. Jika respon manusia ditentukan oleh kondisi negatif dan positif, maka manusia belum sesungguhnya beriman kepada Tuhan.

Untuk itu diperlukan sebuah dasar keimanan yaitu percaya kepada takdir Tuhan. Manusia yang percaya pada takdir Tuhan, melihat setiap kejadian adalah ketentuan Tuhan. Ketentuan Tuhan tidak dapat diubah (mutlak).

Pengakuan terhadap kemutlakkan takdir Tuhan akan memunculkan sikap pasrah, dan menyerahkan segala akibat kejadian kepada Tuhan. Sedangkan Tuhan menjanjikan akibat kejadian yang baik kepada orang-orang yang percaya takdir-Nya. Dengan demikian, percaya kepada takdir Tuhan dapat melahirkan pola pikir positif terhadap Tuhan dan melihat segala kejadian menjadi positif dalam segala kondisi.

2.      Tetap Optimis

Percaya atau beriman kepada takdir akan membimbing pikiran tetap optimis. Mengapa demikian? Kepasrahan terhadap segala kejadian sebagai ketentuan Tuhan, akan melahirkan harapan. Setiap kejadian negatif maupun positif akan direspon sebagai sebab kebaikan.

Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang ada di bumi sebagai perhiasan baginya, agar Kami menguji mereka siapakah di antara mereka yang terbaik perbuatannya. (Al Kahfi, 18:7).

Ayat di atas menjadi dasar keterangan bahwa segala kejadian yang ada di bumi ditakdirkan Tuhan sebagai alat untuk menjadikan manusia sebagai makhluk terbaik. Inilah dasar keterangan yang membimbing manusia berpola pikir tetap optimis dalam segala kejadian.

3.      Mengakhiri Konflik

Salah satu penyebab konflik adalah tafsir didasari kepentingan pribadi terhadap kejadian. Tafsir pribadi, selalu melihat kejadian sebagai sebab untung dan rugi untuk pribadi. Dalam tafsir kepentingan pribadi, tidak semua kejadian menguntungkan. Kejadian yang tidak menguntungkan adalah kejadian yang daitafsir akan mendatangkan kerugian atau kesulitan. Maka kejadian yang tidak menguntungkan pribadi akan dihindari.  Saat menghindari kerugian akan bersinggungan dengan kepentingan orang lain, dan inilah penyebab lahirnya konflik.

Sebaliknya jika kejadian dipersepsi sebagai takdir Tuhan, maka lahir tafsir tidak akan ada kejadian yang merugikan. Semua kejadian, akan menjadi sebab keuntungan bagi pribadi.

Hal terpenting yang harus dibaca dalam memahami kejadian adalah bukan efek positif atau negatif dari kejadian secara empirik, tapi sejauhmana kejadian tersebut memberikan kesadaran untuk ingat kepada Tuhan. Untuk itulah, percaya kepada takdir Tuhan akan memandu kita membaca setiap kejadian ingat Tuhan. Orang yang selalu ingat Tuhan akan taat pada ketentuan Tuhan. 

Ketika ingat Tuhan, selanjutnya Tuhan akan memberi petunjuk bagaimana membaca sebuah kejadian. Berikut adalah beberapa petunjuk Tuhan yang menjelaskan bahwa setiap kejadian akan menguntungkan dan membahagiakan.
TABEL
PETUNJUK MEMBACA KEJADIAN

SEBAB
AKIBAT
SUMBER
KESULITAN
KEMUDAHAN
“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”, (Alam Nasyrah, 94:5)
KESUSAHAN
KESENANGAN
“Kemudian Kami ganti kesusahan itu dengan kesenangan hingga keturunan dan harta mereka bertambah banyak, …” (Al A’raaf, 7:95).
KEDZALIMAN
KEMENANGAN
“…mendapat kemenangan sesudah menderita kedzaliman”. (Asy Syu’raaa, 26:277). 

Pada dasarnya kejadian yang ditakuti adalah kejadian yang menyulitkan, menyusahkan, dan membuat penderitaan. Jika kita baca berdasar petunjuk Tuhan, sesungguhnya kedian-kejadian yang menyulitkan adalah proses seseorang mendapatkan kemudahan, kesenangan, dan kemenangan. Inilah pola pikir yang benar ketika menafasir kejadian.

Dengan pola pikir ini, tidak akan ada kejadian yang merugikan dan semua kejadian akan berakibat menyenangkan. Orang-orang yang hidup dengan pola pikir ini, tidak akan tersandra oleh konflik. Ease Move on! Orang-orang yang tahu semua kejadian sebagai sumber kebaikan, akan memilih mengakhiri konflik dengan damai sekalipun konlfik itu mutlak harus ada.  Wallahu‘alam.  

(Muhammad Plato, @logika_Tuhan)

No comments:

Post a Comment