Saturday, March 11, 2017

LOGIKA BUKAN MUSUH TUHAN


OLEH
MUHAMMAD PLATO

Begitu saya perkenalkan logika Tuhan kepada khalayak umum, banyak yang merasa asing dengan konsep ini. Reaksinya pun macam macam, ada yang langsung negatif, ada yang datar, ada yang mengapresiasi, dan ada juga yang terinspirasi. Saya merasa terpanggil untuk memberikan penjelasan tentang kedudukan logika dalam kehidupan manusia, semoga Allah  swt. merahmati.

Secara psikologis, reaksi setiap orang terhadap hal-hal baru tergantung pada pengetahuan yang dimilikinya. Setuju? Reaksi negatif terjadi sudah pasti karena mereka mengaitkan hal baru dengan informasi negatif yang dimilikinya. Waktu pertama kali diperkenalkan ajaran Islam kepada masyarakat Arab, mereka menolak keras karena ajaran Islam dikaitkan dengan informasi negatif yang mereka miliki yaitu merendahkan tuhan-tuhan bangsa Arab, megancam kedudukan, dan mengancam sumber penghasilan yang telah mereka miliki. Ketika mendengar kata Syiah, orang langsung takut dan benci, karena yang didengarnya dikaitkan dengan pengetahuan-pengetahuan menyimpang dari madzab Syiah.
  
Sebaliknya reaksi positif sangat tergantung pada informasi positif yang dimiliki seseorang tentang hal baru itu. Ketika pertama kali datang orang-orang Jepang ke Indonesia, bangsa Indonesia menerima kedatangan Jepang karena dikaitkan dengan informasi bahwa Jepang akan membebaskan Indonesia dari penjajahan.

Mereka yang cenderung negatif terhadap konsep logika Tuhan, saya prediksi dilatarbelakangi oleh beberapa pengetahuan negatif yang dimiliki orang tersebut. Hampir rata-rata pengetahuan negatif yang dimiliki orang-orang yang tidak bisa menerima konsep logika Tuhan karena LOGIKA  diidentikkan dengan musuh Tuhan, dan musuh agama.  Logika pun diidentikkan dengan peradaban dan etnis tertentu, seperti Yunani dan Yahudi. Peradaban dan etnis ini juga dikategorikan sebagai musuh. Logika juga dikaitkan dengan ajaran liberal, kelompok sesat, yang juga musuh.

Kesimpulannya, mereka yang menolak konsep logika Tuhan, karena memiliki pengetahuan bahwa logika adalah musuh Tuhan, dimiliki oleh peradaban Yunani, etnisYahudi, kaum liberal, yang notabene mereka semua adalah musuh. Maka tercetuslah dalam diri seseorang bahwa logika itu adalah musuh Tuhan yang berarti musuh kita bersama. Maka wajar saja jika ada orang langsung memvonis aliran sesat kepada mereka yang mengaitkan logika dengan agama, apa lagi dengan Tuhan, karena di dalam pengetahuannya, logika adalah musuh Tuhan. Sebelum ada pencerahan, tambahan pengetahuan, pemahaman mendalam dan bijaksana, sampai kapan pun orang seperti ini tidak akan menerima konsep logika jika dikaitkan dengan agama apa lagi Tuhan.
Alasan yang kedua, mengapa orang menolak konsep logika Tuhan, karena ada kesalahan persepsi. Mereka memberi persepsi bahwa logika Tuhan sebagai upaya untuk memposisikan diri seseorang sebagai Tuhan. Sehingga mereka ketakutan, orang ini akan menjadi Tuhan yang akan memaksakan segala kehendaknya kepada orang lain, dan merasa dirinyalah yang paling benar. Ini persepsi salah besar.

Logika Tuhan adalah konsep yang sengaja saya perkenalkan kepada umum dengan definisi, latar belakang, tujuan, dan manfaat, untuk kebajikan. Ketika mengatakan sesat sebenarnya telah membuat konsep sendiri, menafsir sendiri, tanpa merujuk kepada sumber pembuat konsep. Mereka telah mengadili niat baik orang lain, dengan pengetahuan buruk yang dimilikinya. Mereka mengacak-ngacak, hasil karya, paten, milik orang lain. Mereka seperti pendusta, yang mencoba memutarbalikkan fakta, yang baik menjadi buruk, dan yang buruk menjadi baik.

Di sinilah pentingnya sebuah pemikiran, konsep, teori, ilmu, memiliki hak paten. Hak paten dalam arti bukan sebagai pemilik, tetapi sebagai penanggung jawab yang berhak menjelaskan makna sesungguhnya jika terjadi kesalahan persepsi. Kesalahan persepsi sering terjadi, ketika hak paten diartikan sebagai pemilik padahal sebenarnya penanggungjawab, karena pemilik adalah Tuhan.

Posisi adanya pengakuan hak paten penting, agar jika ada penyimpangan oleh orang lain yang menggunakan karya paten seseorang bisa diproses sebagai pelanggaran hukum atas nama pelakunya bukan atas nama pemilik paten. Kecuali, jika penyimpangan itu dilakukan oleh pemilik paten karya tersebut, maka yang di proses hukum adalah pelaku dan hasil karyanya.

Atas dasar itu berkali-kali saya jelaskan definisi logika Tuhan adalah ilmu berpikir yang besrumber pada petunjuk dari Tuhan. Kata Tuhan dalam hal ini berbeda dengan Allah. Definisi Tuhan adalah yang ditaati, mengacu kepada pendapat Prof. Fahmi Basya dalam Flying Book yang beliau sebar di FB, berjudul Syahadat Bilal 1. Maka bisa juga logika Tuhan didefinisikan sebagai ilmu berpikir yang bersumber dari yang ditaati (Tuhan) yaitu Allah swt.

Berpikir dengan logika Tuhan, tidak akan membuat orang menjadi berpikir bebas tanpa batas. Berpikir dengan logika Tuhan justru akan menjadikan pikiran manusia menjadi selalu terbatas, karena dibatasi oleh ketentuan Tuhan. Namun sebaliknya, berpikir dengan logika Tuhan akan membentuk orang-orang cerdas melebihi kecerdasan orang-orang yang berpikir bebas mengikuti keinginan nalar hawa nafsunya. Mereka yang berpikir mentaati hawa nafsunya sebagai Tuhan (yang ditaati) adalah mereka yang merendahkan kedudukan Tuhan dan tidak mengakui kebenaran-kebenaran pengetahuan yang bersumber dari Tuhan.

Ilmu berpikir logika Tuhan, tidak memiliki tujuan menjadikan seseorang atau siapa pun menjadi Tuhan. Ilmu logika Tuhan, tujuannya mengajarkan kepada semua orang untuk berpikir dengan standar, yaitu berpikir sesuai petunjuk yang harus ditaati yaitu Allah swt, agar seluruh manusia bisa hidup di muka bumi ini menjadi rahman (pengatur yang adil) bagi seluruh alam.

Saya tegaskan bahwa logika bukan musuh Tuhan. Dia bukan milik peradaban Yunani, bukan milik etnis Yahudi, bukan pula milik kaum liberalis. Logika adalah rahman (aturan) Tuhan yang dimiliki setiap manusia, karena dengan menggunakan logika manusia bisa punya kemampuan untuk tunduk dan patuh pada Tuhan Semesta Alam.

Menurut ilmu otak (Neurologi), otak manusia di bagi dua yaitu otak kiri dan otak kanan. Otak kiri berfungsi berpikir secara terstruktur menggunakan logika sebab akibat, dan otak kanan berpikir secara acak, intuitif, (kreatif).  Maka, jika ada orang siapapun namanya, jabatannya, kedudukannya, Nabi sekalipun, melarang manusia untuk memahami sesuatu dengan logikanya, maka sama dengan menyuruh mematikan organ tubuh manusia paling vital yaitu otak sebelah kiri. Sangat tidak mungkin Tuhan menyuruh manusia berbuat kerusakan, termasuk merusak fungsi otaknya sendiri.

Bersumber kepada Al-Qur'an, mengajarkan manusia untuk memahami, pandai berbicara, dan mencipta, harus dengan penjelasna secara berurutan, teratur, dan sistematis. Pola-pola ini dilakukan oleh otak kiri yang tugasnya berpikir logis.

FUNGSI OTAK KIRI DAN KANAN DARI AL-QURAN

Logika adalah anugerah besar Tuhan untuk seluruh alam. Tanpa logika, alam, manusia, tidak akan bisa berpikir, dan manusia tidak bisa memahami siapa dirinya dan siapa Tuhannya. Logika adalah ketentuan Tuhan yang berperan dalam mensejahterakan alam. Logika bersemayam di otak dan hati manusia.

Kegagalan kita menjadi manusia dalam berpikir adalah kita tidak pernah benar-benar membela Tuhan. Kita selalu terbawa emosi karena merasa kebenaran hanya milik pemikiran pribadi, kelompok, dan aliran. Kita sering membela ego, sosok, dan kelompok, dan tidak sadar bahwa yang ditaati bukan Tuhan tapi nafsu, harga diri, individu, kelompok, aliran, atau madzab, maka yang terjadi adalah perpecahan.

Jika saja kita benar membela Tuhan dalam berpikir, maka ketika terjadi perbedaan suasananya akan tetap damai karena masing-masing berpendapat bahwa kebenaran milik Tuhan, kita hanya berpikir berdasar kemampuan-Nya dan hanya Tuhan yang tahu. Manusia hanya bisa berusaha menjadi umat Tuhan terbaik  dengan berpikir dan berprilaku untuk kesejahteran seluruh alam sebagaimana diperintahkan Tuhan.

Demikian penjelasan singkat yang bisa saya sampaikan, semoga Tuhan merahmati kita semua. Tidak ada daya upaya kecuali atas kehendak Tuhan, hingga kita bisa berpikir dan mengembangkan ilmu pengetahuan. Semoga Allah swt mengampuni kita semua. Wallahu ‘alam.

(Penulis Master Trainer @logika_Tuhan)

No comments:

Post a Comment