Saturday, July 21, 2018

MENGAJARI ANAK-ANAK CINTA

OLEH: MUHAMMAD PLATO

Ada di mana kualitas Anda? Hasil penelitian David R Hawkins akan membantu anda menentukan siapakah anda. Tidak bermaksud merendahakan tapi hanya memberikan gambaran bahwa manusia-manusia berkalibrasi tinggi menduduki sebagai kecil manusia.

Hanya 0,4% populasi dunia yang hidup dengan kekuatan energi kalibrasi di atas angka 500 atau lebih. Manusia di level 500 itu adalah mereka yang hidup dengan cinta. Bukan cinta seperti yang dipahami manusia biasa. Manusia biasa mengekspresikan cinta karena ketertarikan fisik, posesif (ingin memiliki), ingin mengendalikan, ketergantungan, dorongan seks (erotisme), dan dan kebaruan (ingin memiliki hal-hal baru). Misalnya istri baru, dan mobil baru.

Cinta bersyarat seperti kondisi di atas akan mengalami kondisi yang fluktuatif. Cintanya turun naik sesuai dengan keadaan yang dialaminya. Dalam kondisi stres dan kecewa kualitas cintanya bisa menurun sampai pada level membenci. Manusia seperti ini masih hidup di level prilaku binatang, hidup di medan energi di bawah 200.

Kesimpulan David R Hawkins sebagian besar manusia hidup berada di medan energi di bawah 200. Mereka yang hidup di bawah medan energi 200 itu memiliki ciri kultural hidup sangat primitif. Pola pikir dan aktivitas hidupnya hanya sebatas memenuhi kebutuhan makan, mencari bahan bakar, dan tempat tinggal. Ketergantungan total terhadap lingkungan sekitar. Inilah peradaban hewani sama dengan pola hidup zaman batu.

CINTA ADALAH KEINGINAN UNTUK SELALU TERHUBUNG, MENDUKUNG, DAN MEMELIHARA ALAM BESERTA ISINYA
Manusia level zaman batu, cintnya bersyarat benda. Di dalam Al-Qur’an dijelaskan, “Dijadikan indah pada (pandangan) manusia KECINTAAN kepada apa-apa yang diingini (HAWA), yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).” (Ali Imran, 3:14).

Menurut Hawkins, cinta pada manusia level 500 adalah cinta tidak bersyarat benda atau kondisi. Cinta ini tidak akan berubah, dan permanen. Cinta yang tidak berfluktuasi, cinta yang bersumber pada diri seseorang tanpa terpengaruh faktor eksternal apapun.  Mencintai adalah keinginan untuk terhubung (menjaga silaturahmi) dengan dunia diwujudkan dalam prilaku memaafkan, mengasuh, dan mendukung. Mencintai adalah kafasitas mendukung orang lain untuk mencapai prestasi (kesejahteraan) tertinggi karena kemurnian niatnya.

Cinta berfokus pada kebaikan dalam kehidupan, dalam segala ekspresi dan ungkapannya selalu positif. Cinta mencairkan negatifitas dengan merekonstekstualisasi dibanding menyerang. Bagi orang-orang yang sudah diraksuki cinta sejati, semua kejadian akan diubah oleh pikirannya menjadi sudut pandang baik. Hanya sedikit orang (0,04% populasi dunia) yang bisa hidup dengan kualitas cinta sejenis ini.

Akhirnya mari kita beri kesimpulan tentang definisi cinta, agar kita bisa mengajari anak-anak. Cinta sejati adalah keinginan (HAWA) untuk selalu menjalin, menjaga, hubungan (silaturahmi) dengan alam dan manusia di dalamnya. Orang-orang yang dipenuhi rasa cinta, mewujudkan cintanya dalam prilaku selalu memaafkan segala kesalahan orang lain, dan memelihara (mendidik, mendukung) orang lain dan seluruh makhluk untuk bisa mencapai derajat kualitas kehidupan tertinggi.  

Inilah ekspresi dari derajat orang-orang yang mencintai Allah dan Rasul-Nya. Dan inilah kompetensi tertinggi yang harus dimiliki oleh para pendidik.   

Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun (memperbaiki) lagi Maha Penyayang (memelihara). (Ali Imran, 3:31)

Semoga Allah melimpahkan rasa cinta kepada kita semua. Cinta tanpa syarat, seperti cintanya Allah dan Rasul-Nya kepada seluruh alam. Demikian penjelasan saya. Wallahu ‘alam.

(Penulis Master Trainer Logika Tuhan).

No comments:

Post a Comment