Saturday, January 25, 2020

MENAKLUKKAN JIN

Oleh: Muhammad Plato

Melawan jin bukan dengan mantra-mantra atau sesaji-sesaji. Mungkin anda pernah menyaksikan, ketika jin merasuki otak manusia, kemudian dibacakan ayat-ayat Al-Qur’an, jin malah tertawa dan menantang dengan menirukan membacakan ayat-ayat Al-Qur’an. Setelah itu kita menjadi ragu pada ayat Al-Qur’an karena tidak bisa menaklukkan jin. Kelemahan iman dan keraguan kita kepada ayat Al-Qur’an itulah yang membuat jin terus bercokol dalam otak dan hati manusia.

Untuk itu menaklukkan jin bukan dengan mantra atau sesaji, tetapi dengan menjaga dan melatih diri membangun kesadaran kepada Tuhan. Mantra atau sesaji sifatnya seperti bacaan yang tidak dimengerti isinya. Bacaan-bacaan yang bersifat mantra kurang melindungi otak dari bisikan-bisikan jin. Kelemahan dari mantra atau sesaji adalah tidak menyediakan stok pengetahuan yang banyak didalam otak.

Al-Qur’an yang dibaca dan dihafal tanpa mengetahui maknanya, sangat miskin pengetahuan. Untuk itu bacaan-bacaan pendek Al-Qur’an yang hanya dihafal pengetahuannya tidak memenuhi seluruh ruangan otak, kecuali orang-orang penghafal Al-Qur’an. Mereka fokus pada bacaan Al-Qur’an 30 juz, dan otaknya terjaga oleh hafalannya yang banyak. Otaknya selalu terlatih menjaga hafalan Al-Qur’an, hingga jauh dari jin.



Manusia kedudukannya lebih unggul dari pada jin. Pengetahuan kita tentang sosiologi jin dapat membantu kesadaran manusia bahwa kita berada sebagai makhluk superior dari jin. Manusia harus percaya diri bahwa manusia lebih berkuasa dari jin. Manusialah yang harus mengendalikan dan menguasai  jin, bukan kita yang dikendalikan jin.

Arti kesadaran manusia adalah ingat Allah. Manusia dikatakan sadar jika ingat Allah. Untuk selalu mengingat Allah, manusia butuh banyak pengetahuan yang sumbernya dari Allah. Kitab suci Al-Qur’an harus dibaca dan dipahami, agar seluruh ruang otak manusia diisi oleh pengetahuan-pengetahuan dari Allah. Pengetahuan-pengetahuan dari Allah inilah yang akan menjaga otak manusia tetap sadar, dan sulit dimasuki atau dipengaruhi, diperdaya, atau ditipu setan.

Pengetahuan-pengetahuan dari Allah yang bersumber dari wahyu Al-Qur’an menjadi alat untuk memecahkan masalah ketika jin memberi solusi yang buruk pada pikiran manusia. Apapaun masalahnya, emosi manusia akan terkendali karena masalah selalu diolah oleh pengetahuan-pengetahuan yang sumbernya membuat manusia ingat pada Allah.

Untuk menaklukkan jin, manusia harus memperbanyak pengetahuan yang bersumber dari kitab suci Al-Qur’an. Memahami logika Al-Qur’an akan membantu manusia memahami hukum-hukum sebab akibat dari Allah, yang akan selalu memandu kita dalam memecahkan masalah.

Untuk bisa menaklukkan jin, diwajibkan membaca Al-Qur’an tidak sekedar membaca dalam bahasa Arabnya saja, karena cara demikian tidak memberi masukkan pengetahuan yang banyak ke dalam otak. Pengetahuan-pengetahuan hukum sebab akibat dari Al-Qur’an yang ada dalam otak akan menjadi imun bagi otak. Membaca Al-Qur’an dengan hanya memerhatikan tajwij saja, kalau dilakukan terus menerus, otak kita akan mengalami kekeringan pengetahuan Al-Qur’an.

Jika otak mengalami kekeringan pengetahuan Al-Qur’an maka emosi akan lebih aktif bekerja. Pada saat emosi lebih dominan bekerja maka jin akan memberikan masukkan-masukkan (bisikan) pengetahuan yang mendorong kerja emosi orang berlebihan. Pada posisi ini manusia dikendalikan setan. 

Kesadaran diri manusia akan mudah dimasuki pengaruh jin, ketika emosi meningkat dan berlebih. Ketika kita lupa pada Tuhan saat sedih, putus asa, benci, dendam, jengkel, jin akan lebih mudah masuk pada otak manusia. Selain itu ketika kita lupa kepada Tuhan saat bahagia, bangga, senang, sukses, jin akan masuk pada otak, maka kebanggan dan kebahagian kita akan berlebihan. 

Kesadaran dalam bentuk ingat Allah, bukan sekedar ingat saja, tetapi ingatan itu harus dibangun oleh pengetahuan tentang sebab-akibat dan berlakunya ketentuan-ketentuan Allah di dalam Al-Qur’an. Hukum-hukum Allah lah yang akan memnjaga otak manusia untuk selalu ingat Allah dan emosi manusia akan dalam kondisi terkendali. Manusia punya emosi yaitu suka dan benci, senang dan sedih. Emosi ini harus terkendali agar manusia bisa mengendalikan dirinya, melalui pengetahuan dari Tuhannya manusia bisa mengendalikan dirinya dan mengendalikan gangguan-gangguan dari jin dan lingkungannya.

Orang-orang yang sakit dan selalu di ganggu jin dalam hidupnya bisa diprediksi bahwa mereka memiliki kelemahan dalam mengendalikan emosi. Untuk memeprbaikinya mereka harus memperbanyak pengetahuan-pengetahuan tentang hukum sebab akibat dari Al-Qur’an agar otaknya terlindungi dari bisikan-bisikan pengetahuan dari Jin. Wallahu’alam.

(Penulis Master Trainer Logika Tuhan).

No comments:

Post a Comment