Friday, March 26, 2021

BUMI TEMPAT IBADAH

OLEH: MUHAMMAD PLATO

Ketika orang menyebut bangunan masjid sebagai tempat ibadah, maka ajaran reduksionisme telah menjadi sudut pandang orang dalam beragama. Ketika bentuk ibadah hanya dikategorikan dengan shalat maka reduksionisme telah digunakan kembali oleh orang beragama dalam memahami kata ibadah.

Pandangan-pandangan reduksionisme ini telah menyempitkan konsep-konsep dalam ajaran agama yang hakikatnya bersifat menyeluruh karena ajaran agama datang dari Tuhan Yang Maha Luas Pengetahuannya tidak sama dengan cara pandang manusia. Ketika manusia sudah memosisikan diri menjadi pemiik-pemilik konsep maka agama menjadi ajaran kerdil yang kadang tidak disukai sesama manusia.  

Konsep ibadah dijelaskan Allah dalam Al-Qur’an, “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada Ku (liya’budun).” (Adz Dzaariyat, 51:56). Konsep ibadah sangat general tidak terbatas pada satu kegiatan tertentu. Kata ibadah menaungi seluruh perbuatan manusia yang dialamatkan sebagai bentuk ketaatan, ketundukan manusia atau jin kepada Tuhan.

Setiap shalat kita selalu membaca, “Katakanlah: "Sesungguhnya shalat, ibadah (wanusuki), hidup dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam,” (Al An’aam, 6:162). Beribadah menjadi tujuan Tuhan menciptakan jin dan manusia. Ibadah menjadi ruang besar yang menaungi seluruh aktivitas manusia di muka bumi.

Shalat adalah bagian dari ibadah. Jika ibadah diidentikkan dengan kegiatan ritual shalat maka seluruh aktivitas manusia selain shalat menjadi bukan ibadah. Untuk itu mengkerucutkan makna ibadah ke dalam ritual shalat sama dengan mengkerdilkan ajaran agama, dan menghilangkan makna spiritual kehidupan. Mengkerdilkan makna ibadah hanya dalam bentuk ritual shalat sama dengan menyempitkan bumi yang suci hanya sebatas bangunan-bangunan masjid.

Pemahaman sempit dalam memberi makna ibadah sebatas ritual shalat telah menghilangkan kesucian hidup manusia dan menghilangkan sebagian besar bumi sebagai masjid untuk manusia. Pemahaman ibadah sebagai ritual shalat atau ritual keagamaan telah mengiring manusia menjadi setan-setan ketika berada di luar bangunan masjid. Laut, sungai, gunung, lembah, bukit, pasar, kantor, mall, dan tempat rekreasi menjadi tempat beredarnya suluh neraka. Laut menjadi tempat sampah, sungai tempat pembuangan limbah, gunung jadi tempat ekpoitasi sumber energi, kantor tempat korupsi, sekolah tempat jual beli, pasar tempat monopoli, dan mall tempat pemenuhan hasrat konsumsi. Sedikit sekali orang-orang yang beribadah di dalam bangunan masjid, dan banyak sekali orang-orang di pasar, mall dan tempat-tempat rekreasi.

Ibadah adalah narasi besar tujuan hidup manusia. Shalat hanya bagian kecil dari ibadah. Kita kembalikan kesucian hidup manusia menjadi sebuah peribadatan kepada Tuhan dalam segala aspek kehidupan. Dengan demikian bumi ini menjadi tempat ibadah. Pasar, mall, gunung, laut, sungai, pabrik, kantor, sekolah, di manapun berada jika kita mengingat Tuhan dan berbuat baik dengan jujur ketika di pasar, meindungi gunung, laut, dan sungati, bekerja untuk melayani orang di kantor, belajar mencari ilmu di sekoah, semua adalah ibadah.

Jika manusia berpendangan bahwa seluruh hidup manusia adalah untuk beribadah, maka peribadatan tidak akan hanya terbatas di dalam masjid-masjid, tetapi ketika berada di seluruh muka bumi ini. Jika tujuan manusia diciptakan untuk beribadah maka seluruh bumi ini adalah masjid. Di manapun berada kapan pun, kewajiban manusia adalah berbuat baik. Dengan pemahaman ini, sikap manusia akan menjadi ramah terhadap lingkungan alam dan manusia, karena kegiatan ibadah ada di mana-mana.

Untuk itulah pentingnya membedakan makna ibadah dengan shalat.  Ibadah adalah tujuan seluruh hidup manusia, dan shalat adalah partikel dari unsur ibadah. Jangan mengecilkan makna yang besar dan jangan membesarkan makna yang kecil. Kerusakan di muka bumi ini diawali dari kegagalan manusia dalam memahami hakikat kehidupan.

Jadi bumi ini adalah tempat beraktivitas manusia, dan tujuan hidup manusia adalah ibadah. Maka bumi ini adalah masjid. Sungai adalah masjid. Laut adalah masjid. Gunung adalah masjid. Kantor, sekolah, pasar, mall, jalanan, semua tempat adalah masjid. Untuk itu karena semua masjid, dimanapun kita harus tetap beribadah. Walahu’alam.

No comments:

Post a Comment