Saturday, March 13, 2021

KARAKTER CURANG

OLEH: MUHAMMAD PLATO

Allah mengabarkan manusia memiliki karakter curang.  Ciri karakter curang dikategorinkan dalam sebuah tindakan dalam sebuah perniagaan. “orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta dipenuhi, dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi.” (Al mutaffifiin, 83:3-4).

Kesehariannya karakter ini bisa kita saksikan dalam aktivitas perdagangan. Ketika menjual ingin mengurangi, ketika membeli ingin dipenuhi. Dalam sebuah perjuangan, ketika berkorban ingin sekecil-kecilnya, ketika giliran keuntungan ingin sebesar-besarnya. Dalam dunia kerja, karakter ini juga sering terjadi ketika bekerja ingin seringan ringannya, tetapi ketika merima upah menuntut sebesar-besarnya.  Dalam berkomunikasi, orang selalu ingin mendapat apresiasi tetapi ketika giliran mendengar, orang sering abai pada pendapat orang lain. Dalam bersosialisasi di masyarakat orang selalu menilai prilaku orang lain terlihat salah matanya, tetapi ketika orang lain melihat dirinya tidak ingin dinilai buruk.

Untuk itulah mengapa gibah atau menceritakan keburukan-keburukan orang lain sangat dilarang. Gibah adalah karakter curang yang secara tidak sadar mengaktifkan karakter buruk yang ada dalam diri manusia. Gibah sama dengan karakter curang karena ketika menilai orang selalu salah, dan ketika orang lain menilai dirinya selalu ingin baik. Jika karakter curang ini tanpa sadar terus diaktifkan tanpa disadari kita telah mengukir karakter buruk pada diri kita sendiri.

Di sinilah kecerdasan akal manusia harus terus diasah untuk memehami ayat-ayat Al-Qur’an untuk sampai bisa diimplementasikan sehari-hari. Surat Al Mutaffifii, jarang diungkap secara general yang bisa memandu kita dalam setiap aspek kehidupan. Kebanyakan tafsir surat ini berkaitan dengan dengan perdagangan di pasar saja, padahal jika kita kaji dari ilmu pendidikan, ayat ini bercerita tentang unsur karakter curang yang terdapat dalam setiap pribadi manusia. 

Jadi apa yang dikabarkan Allah dalam Al-Qur’an itulah karakter manusia yang harus dipahami. Karakter curang tidak bisa dihilangkan namun perlu dikendalikan dan dijaga keseimbangannya. Karakter curang adalah perbuatan melampaui batas yang sudah ditetapkan oleh Tuhan. Orang-orang yang melampaui batas adalah yang prilakunya secara nyata curang dan berdampak hingga merugikan orang lain. 

Jadi, karakter curang tidak parsial terjadi pada aktivitas jual beli di pasar. Karakter curang terjadi pada semua aspek kehidupan. Karakter curang menjadi bagian dari kehidupan manusia. Karakter curang adalah naluri setiap manusia. Karakter ini dikatakan sebagai prilaku puzur yang ada dalam setiap jiwa manusia sempurna. Secara psikologis setiap manusia memiliki potensi berpilaku curang. Sejujur-jujurnya orang pasti ada prilaku curangnya.

Prilaku curang yang sering dilakukan manusia setiap hari adalah menilai orang lain selalu salah dan menginginkan orang lain menilai dirinya benar. Prilaku ini terjadi ketika orang membicarakan keburukan orang lain, ketika orang mengungkap aib orang lain, ketika orang menyebarkan berita tentang keburukan orang lain, dan ketika orang mengampanyekan keburukan orang lain, sementara kita semua tidak ingin keburukan dan kekurangan kita diketahui orang lain. Inilah prilaku curang yang sulit dihindari dalam pergaulan sehari-hari, kecuali orang-orang yang diberi pengetahuan dan menyadarinya.

Para pengkritik jika tidak dibarengi dengan kebaikan-kebaikan yang telah dilakukannya, akan bergerak menjadi orang-orang berkarater curang. Jika tidak dikendalikan, para pengkritik akan bergeser menjadi orang-orang yang berkarakter curang karena terlalu fokus pada keburukan orang lain, dan lupa pada kemampuan diri sendiri. Wallahu’alam.

No comments:

Post a Comment