Saturday, November 18, 2023

MEMAHAMI MANUSIA DARI AL QURAN

OLEH: MUHAMMAD PLATO

Kisah penciptaan manusia dikabarkan di dalam Al Quran. Dalam proses penciptaan manusia, dikabarkan ada konsep-konsep manusia yang bisa kita perhatikan. 

Dan sesungguhnya Kami telah meciptakan manusia (insan) dari tanah liat kering dari lumpur hitam yang diberi bentuk.  Dan Kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas. (Al Hijr, 15:26-27).

Penciptaan manusia dalam konsep insan terbuat dari tanah liat kering dari lumpur hitam, bergandengan dengan penciptaan jin dari api yang sangat panas.

Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku akan menciptakan seorang manusia (basyar) dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. (Al Hijr, 15:28).

Berita pencitaan manusia berikutnya dikabarkan Allah dengan konsep basyar, bergandengan dengan konsep malaikat.  Kesamaan penciptaan manusia dalam konsep insan dan basyar sama-sama terbuat dari tanah liat kering dari lumput hitam yang diberi bentuk.

Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniupkan ke dalamnya ruh Ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud. (Al Hijr, 15:29).

Menarik untuk diteliti, mengapa Allah menciptakan manusia dengan dua konsep yaitu insan dan basyar? Padahal dua-duanya diciptakan dari bahan yang sama yaitu tanah liat kering dari lumpur hitam.  

Jika kita lakukan hubungan konsep berdasarkan kedekatan konsep. Kita gandengkan pasangan konsep sebagai berikut, jin-insan; malaikat-basyar.

Dari dua pasangan ini kita sudah bisa berikan makna. Kedua pasangan ini menggambarkan unsur-unsur yang ada dalam diri manusia. Unsur-unsur ini menjadi pembentuk karakter manusia.

Sebagaimana dijelaskan di dalam jiwa manusia ada dua unsur yang berlawanan yaitu fujur dan takwa. "dan jiwa serta penyempurnaannya, maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu kefasikan (fujur) dan ketakwaannya, (Asy Syams, 91:8).

Jika dikaitkan dengan surat Al Hijr, kita dapatkan pasangan sebagai berikut; jin-insan-fujur; malaikat-basyar-takwa. 

Pendapat sementara adalah insan adalah jiwa manusia yang memiliki sifat-sifat jin. Basyar adalah jiwa manusia yang memiliki sifat-sifat malaikat.

Orang-orang yang suka membangkang, malas, sombong, takabur, egois, adalah manusia-manusia yang jiwanya kotor. Orang-orang yang cinta pada kebaikan, taat kepada perintah Allah adalah manusia-manusia yang jiwanya suci.

Perkembangan jiwa manusia dipengaruhi oleh lingkungan. Lingkungan yang buruk akan mengaktifkan sifat-sifat jin pada unsur insan. Lingkungan yang baik akan mengaktifkan sifat-sifat malaikat pada unsur basyar. 

"sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya". (Asy Syams, 91: 9-10)

Jika demikian, bisa dipahami jika bayi-bayi yang lahir disunahkan oleh Rasulullah SAW untuk diadzani pada telinga sebelah kanan, dengan tujuan memengaruhi jiwa manusia yang baru lahir untuk menumbuhkan sifat-sifat malaikat. 

Maka dapat disimpulkan, usaha yang dilakukan dalam dunia pendidikan adalah menciptakan lingkungan baik agar para siswa bisa tumbuh dan berkembang dengan sifat-sifat malaikat. Sifat-sifat malaikat digambarkan sebagai manusia-manusia yang tunduk, patuh, taat, disiplin, dalam melaksanakan segala perbuatan yang diperintahkan Allah. 

Upaya ideal yang harus tercipta dalam lingkungan pendidikan adalah sekolah yang lingkungan selalu bersih, tertata rapi, tertib, sejuk, dan indah. Menjaga lingkungan sekolah tetap bersih, rapi, sejuk dan indah, adalah upaya-upaya yang harus selalu diciptakan di lingkungan pendidikan.

Guru-guru adalah manusia-manusia terpilih yang bisa memberi pengaruh semaksimal mungkin pada siswa dengan cara memberi teladan, membimbing, dan menuntun mereka tumbuh dan berkembang menjadi manusia-manusia basyar yaitu manusia yang memiliki sifat-sifat malaikat. 

Program-program pendidikan paling dasar yang harus dibentuk yaitu membentuk karakter taat pada Tuhan dengan shalat dan mau berbuat baik pada sesama (sedekah) diawali dengan mau berbakti pada kedua orang tua, dan secara umum kepada umat manusia serta alam semesta. 

Usaha-usaha yang dilakukan dunia pendidikan harus mengembangkan jiwa-jiwa manusia menjadi sosok manusia cerdas, kreatif, bernalar kritis, gotong royong, mandiri, beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME sebagai refresentasi dari sifat-sifat malaikat.***



No comments:

Post a Comment