Sunday, January 14, 2024

PERINGATAN UNTUK AMERIKA SERIKAT

Oleh: Muhammad Plato

Penyebab kemenangan perang bukan terletak pada kelengkapan senjata. Kisah perang Badar menjadi saksi bahwa kekuatan pasukan, kelengkapan senjata bukan penyebab kemenangan perang. Kisah perang Badar membawa sebuah pesan untuk bangsa-bangsa di dunia, bahwa kekalahan perang disebabkan oleh kesombongan atau keangkuhan sebuah pemimpin yang merasa paling berkuasa, sementara kekuasaan hanya milik Allah.

Orang-orang sombong dan merasa berkuasa adalah pesaing-pesaing Allah yang maha kuasa. Kekuasaan tertinggi di langit dan di bumi hanya miliki Allah, siapa yang menyainginya maka dia telah menentang kekuasaan Allah. Orang-orang karena kesombongannya merasa segala sesuatu ada di dalam kekuasaannya. Inilah pelajaran sejarah yang akan terus berulang pada kisah manusia. 

"Dan Dialah yang mempunyai kekuasaan tertinggi di atas semua hamba-Nya, dan diutus-Nya kepadamu malaikat-malaikat penjaga, sehingga apabila datang kematian kepada salah seorang di antara kamu, ia diwafatkan oleh malaikat-malaikat Kami, dan malaikat-malaikat Kami itu tidak melalaikan kewajibannya." (Al An'aam, 6:61). 

Kisah runtuhnya sebuah peradaban bangsa, bukan karena serangan senjata bangsa-bangsa lain, tetapi karena sebuah bangsa yang telah memilih cara-cara hidup menentang kekuasaan Allah. Mereka berprilaku sombong, tidak menegakkan keadilan, berbuat aniaya kepada bangsa lain, dan tidak menyuarakan cara-cara damai dalam menyelesaikan masalah.

Kesombongan kepada Tuhan akan membawa mereka pada prilaku-prilaku buruk dan menyeret sebuah bangsa menuju jurang kehancuran. Allah mengurangi kekuasaan mereka dari berbagai sisi. Seluruh penduduk dunia sudah tidak lagi sejalan dengan cara-cara hidup kejam yang Amerika Serikat pertontonkan.  

Amerika Serikat jika ingin tetap bertahan di muka bumi ini sebagai negara dihormati di dunia, Amerika Serikat harus meninggalkan Israel dan harus merubah kebijakan-kebijakan politiknya yang sudah cenderung tidak menghargai hak-hak dasar sebuah bangsa, dan segera kembali menjadi bangsa terhormat yang sangat menghargai hak-hak asasi manusia dan hak merdeka sebuah bangsa.

Keberlangsungan dunia akan terjadi jika bangsa-bangsa di dunia masih mementingkan cara-cara damai dalam menyelesaikan konflik. Tanda kehancuran kehidupan dunia, jika bangsa-bangsa sudah terjebak pada tujuan-tujuan kekuasaan yang hanya mementingkan kepentingan hidup untuk bangsanya dengan menogrbankan kepentingan hak-hak dasar kepentingan bangsa lain. Inilah bibit kesombongan yang akan membawa kehancuran sebuah bangsa dan dilakukan oleh bangsa-bangsa besar seperti Amerika Serikat.

"Dan janganlah kamu menjadi seperti orang-orang yang keluar dari kampungnya dengan rasa angkuh dan dengan maksud ria kepada manusia serta menghalangi (orang) dari jalan Allah. Dan (ilmu) Allah meliputi apa yang mereka kerjakan". (Al Anfaal, 8:47). 

Informasi di atas menjelaskan tentang kisah bala tentara kaum Quraisy Mekah yang pada saat itu akan berangkat menuju medan perang. Mereka berjalan dengan angkuh, memperlihatkan kekuatan pasukkannya dengan bangga, seolah-olah mereka pasti dapat memenangkan perang dengan menumpas pengikut Nabi Muhammad. 

Kisah ini ternyata, menjadi sebab kekalahan kaum Qurasiy dalam pertempuran di perang Badar. Mereka sama sekali tidak menyangka akan kalah dalam perang Badar, sebab kekuatan pasukan dan senjata lebih unggul dibanding pengikut Nabi Muhammad yang hanya sepertiga dari kekuatan pasukannya. 

Kisah ini saya saksikan pada bangsa Amerika Serikat, mereka mengerahkan seluruh pasukan untuk memerangi sebuah kelompok kecil yang tujuan mereka adalah mempertahankan hak-hak hidup mereka sebagai manusia di muka bumi, dan ingin mendapat pengakuan sebagai bangsa yang berdaulat seperti bangsa-bangsa lain di dunia. 

Amerika Serikat dengan angkuh mempertontonkan kekuatan senjata, memberi dukungan kepada bangsa-bangsa lain untuk perang, dan dengan ria menakut-nakuti bangsa lain dengan kekuatan tentara dan sejatanya. Amerika Serikat sudah terjebak dengan cara pandangnya sendiri yang mengira tidak akan ada lagi bangsa lain yang sanggup melawannya. 

Amerika Serikat tidak menyadari, bangsa yang akan mengalahkannya bukan bangsa besar tetapi sekelompok manusia yang memiliki keyakinan tinggi kepada Tuhan dan dia berjuang untuk mempertahankan hak-hak hidupnya sebagai bangsa. Amerika Serikat akan mengalami kekalahan dan dipermalukan di dunia internasional dan kepercayaan masyarakat internasional terhadap Amerika Serikat sedikit demi sedikit akan terus berkurang. 

Apakah Amerika Serikat akan bernasib sama seperti ketika kaum Quraisy menerima kekalahan dari pasukan kecil Nabi Muhammad di tanah Badar? Jika Amerika Serikat tidak menyadarinya, dan tidak mengubah kebijakan-kebijakan politiknya yang angkuh, lambat laun Amerika Serikat akan jatuh tidak akan lagi menjadi bagian kekuatan politik dunia dan akan digantikan oleh generasi bangsa baru yang lebih berperadaban.***


No comments:

Post a Comment