Sunday, January 21, 2024

TIGA KUALITAS MANUSIA

Oleh: Muhammad Plato

Ide ini saya kembangkan dari Al Quran. Jika dianggap benar pemikiran ini, itulah anugerah dari Allah. Jika dianggap salah tinggalkan saja. Namun, sebaik-baiknya tujuan dalam berpikir adalah mendekatkan manusia supaya ingat Allah. Untuk itulah saya gunakan rujukan Al Quran dalam berpikir agar hati dan pikiran kita selalu dibimbing di jalan-Nya. 

Tiga kualitas manusia saya kembangkan ketika membaca sebuah ayat di dalam surat An Nuur. Ayat ini mengabarkan tentang penciptaan hewan dari air. Namun keterangan selanjutnya ada yang menarik jika kita lihat terjemahan perkata. 

"Dan Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air, maka sebagian dari hewan itu ada yang berjalan di atas perutnya dan sebagian berjalan dengan dua kaki, sedang sebagian (yang lain) berjalan dengan empat kaki. Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya, sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu." (An Nuur, 24:45).

Dalam terjemahan per kata ada kata menarik. Kata "paminhum man yamsi" (maka sebagian mereka orang yang berjalan). Di terjemah perkata, kata  "man" diartikan orang. Jika kita maknai, Allah selain mengabarkan tentang penciptaan jenis hewan, juga menginformasikan tentang sifat orang.

Untuk itu saya memaknai ada tiga sifat orang di muka bumi ini, yaitu orang yang berjalan dengan perut, dua kaki, dan empat kaki. Tiga jenis ini memandakan orientasi sifat seseorang dalam hidup. Perut menandakan orientasi hidup pada pemenuhan kebutuhan makan dan minum, dua kaki mencerminkan sikap hidup dengan kekuatan akal, dan empat kaki mencerminkan oritentasi hidup dengan kekuatan fisik. 

Berdasarkan ayat di atas, saya simpulkan oritentasi hidup manusia terbagi menjadi tiga. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, manusia diberi tiga potensi untuk bertahan hidup yaitu hawa nafsu, akal, dan fisik.  

Faktanya, ada orang yang hidup dikendalikan dominan oleh kekuatan hawa nafsunya. Hidup mereka hanya bertujuan untuk memenuhi keinginan hawa nafsunya. Mereka melakukan apa saja untuk memenuhi segala keinginan berdasarkan pada hasrat hawa nafsunya. Orang-orang seperti ini, hidupnya cenderung untuk menikmati makan dan minum. 

Ada juga orang yang hidup dominan dikendalikan oleh kecerdasan akalnya, mereka berusaha menciptakan berbagai ilmu pengetahuan, teknologi, untuk mewujudkan segala tujuan hidupnya. Mereka hidup dengan berbagai kreativitas yang dihasilkan dari kekuatan akalnya. Orientesi hidup orang-orang ini menciptakan berbagai ilmu dan teknologi.   

Ketiga, ada orang yang hidupnya dominan dengan mengandalkan kekuatan fisik yang dimilikinya. Mereka bekerja keras menggunakan kekuatan fisiknya untuk mengolah alam untuk memenuhi kebutuhan dan eksitensi hidupnya. Orientasi hidup orang-orang ini bekerja keras untuk mengolah kekayaan alam. 

Untuk itu, kelompok manusia terbagi menjadi tiga yaitu masyarakat konsumtif, kreatif, dan eksploitatif. Masyarakat konsumtif ada di wilayah-wilayah dengan kekayaan alam melimpah. Penduduknya malas karena segala kebutuhan hidupnya sudah tersedia di alam dan melimpah.

Masyarakat kreatif ada di wilayah-wilayah dengan kekayaan alam terbatas. Tantangan hidupnya berubah-ubah dengan bergonta-ganti musim. Mereka harus berpikir menciptakan berbagai ilmu dan teknologi untuk bertahan hidup. 

Masyarakat eksploitatif ada di wilayah-wilayah dengan kekayaan alam sangat terbatas. Kerasnya tantangan hidup membuat mereka tidak mampu bertahan hidup, kecuali dengan bekerja keras mengeksploitasi kekayaan alam yang ada dan terbatas.  

"Sesungguhnya Kami telah menurunkan ayat-ayat yang menjelaskan. Dan Allah memimpin siapa yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus". (An Nuur, 24:46). 

Bagaimana manusia menggunakan tiga potensi yang ada pada dirinya, untuk itulah manusia perlu petunjuk jalan yang lurus. Jalan yang lurus adalah ketika manusia saling menghargai dan menghormati hak-hak manusia dan rasul-rasul utusan-Nya, atas dasar penghormatan pada Tuhan Sang Pencipta.

"Sesungguhnya jawaban orang-orang mukmin, bila mereka dipanggil kepada Allah dan rasul-Nya agar rasul menghukum (mengadili) di antara mereka ialah ucapan." "Kami mendengar dan kami patuh." Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung". (An Nuur, 24:51).

Orang-orang yang patuh kepada Tuhan, mereka yang menggunakan seluruh potensi hidup yang dimilikinya, untuk berbuat baik kepada sesama manusia untuk mencapai tujuan hidup sejahtera di dunia dan sejahtera di kehidupan setelah mati.***

No comments:

Post a Comment