Sunday, July 20, 2025

ISLAM AJARKAN MANUSIA JADI PEKERJA KERAS

Oleh: Muhammad Plato

Setiap orang dituntut kerja keras untuk hidup, namun tidak semua orang bekerja keras untuk hidup. Ada orang bekerja keras tapi sesunguhnya dia mati, ada juga orang yang bekerja keras merasa hidup padahal mati? Bagaimana caranya supaya bisa bekerja keras dan hidup?

Anjuran bekerja keras ada dalam Al Quran, namun jarang dipahami dan dijelaskan oleh para guru. Al Quran dianggap terlalu suci untuk dipikirkan orang biasa dan akhirnya tidak pernah jadi bacaan dalam pelajaran di semua mata pelajaran. 

"Hai manusia, sesungguhnya kamu telah bekerja keras (kadihun) dengan sungguh-sungguh (kadhan) menuju Tuhanmu, maka pasti kamu akan menemui-Nya." (Al Insyiqaaq, 84:6).

Para penafsir Al Quran terdahulu tidak mengalami perbedaan pendapat. Berdasar tafsir ayat ini, Quraish Shihab menekankan bahwa dalam kehidupan ini manusia tidak boleh bermalas-malasan. Arti Kadihun menegaskan bahwa manusia pelaku kerja keras, dan Kadhan menjelaskan kualitas kerja yang harus dilakukan sungguh-sungguh. 

Hal yang sering gagal fokus dipahami dalam bekerja keras adalah masalah tujuan. Kadang orang-orang bekerja keras salah tujuan. Bekerja keras untuk cari uang, mendapat penghargaan orang, atau untuk mendapat kedudukan. Mereka mati karena tujuan-tujuan hidup mereka ciptakan sendiri.

Ada juga orang yang bekerja keras merasa hidup padahal mati. Gambaran orang ini sebagaimana dijelaskan di dalam Al Quran. "Mereka menjadikan orang-orang alimnya, dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah, dan Al Masih putra Maryam; padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan selain Dia. Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan". (At Taubah, 9:31).

Bekerja keras dengan sungguh-sunguh ibarat mengayuh perahu menuju sebuah pulau agar selamat dari badai. Laut adalah kehidupan, perahu adalah manusia, mengayuh adalah usaha keras. Pulau ibaratnya Tuhan yang menjajikan kehidupan sejahtera.

Perumpaaan kesalahan manusia dalam bekerja keras, dia bersungguh-sungguh keluar dari badai kehidupan, tetapi tidak sampai menuju sebuah pulau. Mereka hanya fokus bekerja keras untuk lepas dari badai sementara mereka masih terapung-apung dilautan. Orang tidak dapat mengambil pelajaran kecuali orang-orang berpikir.*** 

Wednesday, July 16, 2025

TASAWUF BUKAN AGAMA

Oleh: Muhammad Plato

Tasawuf bukan agama, tapi pemikiran dalam memahami agama. Dasar dari ilmu tasawuf adalah interpretasi terhadap Al Quran dan hadis. Interpretasi ini kemudian berkembang menjadi kelompok di masyarakat dan melembaga menjadi punya penganut fanatik.  

Menurut Hasan Al Bashri (642-728 M) "Tasawuf adalah dunia yang kosong dari hawa nafsu dan penuh dengan cahaya kesadaran terhadap akhirat." Tasawuf mengajarkan cara hidup sederhana dengan penuh ketakwaan. 

Menurut Rabi’ah al-Adawiyah (w. 801 M), tokoh perempuan sufi terkenal, punya  pendapat "Aku menyembah Allah bukan karena takut neraka atau berharap surga, tapi karena cinta kepada-Nya." Inti tasawuf adalah cinta murni kepada Allah, tanpa pamrih. Ia menolak ibadah yang didorong oleh rasa takut atau harapan duniawi.


Al-Junayd al-Baghdadi (830–910 M) – disebut sebagai Imam Tasawuf. Menurut pendapatnya, "Tasawuf adalah bahwa Allah mematikanmu dari dirimu dan menghidupkanmu dengan-Nya." 

Jadi, tasawuf bukan agama tapi pemikiran dari para pemikir untuk membantu umat manusia memahami agama Islam. Namun ketika kita memahami pemikiran-pemikiran orang terdahulu, semuanya berada di tanggung jawab pribadi masing-masing. 

Kuncinya kembali pada penjelasan ayat Al Quran tidak ada paksaan dalam beragama atau pendapat tentang agama. "Tidak ada paksaan untuk agama; sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barang siapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (Al Baqarah, 2:256).

Pemikiran-pemikiran dalam memahami agama seiring waktu berkembang berubah menjadi seolah-olah doktrin agama. Setiap pemikiran, memiliki kelompok-kelompok pendukung, sehingga timbul saling curiga, saling menjatuhkan, dan memicu konflik. 

Agama tidak lagi menjadi milik umat, dicuri oleh tokoh-tokoh mengatasnamakan agama dengan dukungan pengikut yang banyak. Tokoh-tokoh pencuri mengatasnamakan ajaran agama memosisikan dirinya berlebihan sebagai kelompok yang benar tanpa cela, dan kelompok yang lain salah.  

Ajaran agama Islam sesungguhnya adalah Al Quran dan hadis. Al Quran dan hadis dipahami berdasarkan latar belakang setiap orang. Pemahaman seseorang tentang Al Quran dan hadis dipengaruhi oleh guru, bacaan, lingkungan pendidikan, keluarga, media, dan dan informasi yang sering diakases.

Di era informasi terbuka sekarang, sebaiknya setiap orang sadar bahwa tidak ada manusia, kelompok, yang punya otoritas dari Allah sebagai penguasa mutlak ilmu agama. Setiap manusia diberi ilmu sesuai dengan kapasitas ilmunya masing-masing.

Melalui bantuan teknologi informasi, semua orang diberi peluang belajar mandiri memahami ajaran agama. Setiap orang bisa berguru kepada siapa saja tanpa melihat latar belakang kelompok. Hal yang dibutuhkan orang saat ini adalah keterampilan berpikir kritis membandingkan berbagai pemikiran agama Islam yang ada dan memilih mana yang sesuai dengan kondisi lingkungan, geografi, budaya, dan tujuan hidup.

Setiap orang beragama khususnya Islam, pasti punya tujuan hidup yang sama, yaitu ingin hidup sejahtera di dunia dan akhirat. Sudah saatnya merenungi kembali pemikiran agama, tokoh-tokoh pemikir agama, yang tidak membuat kita hidup sejahtera di dunia dan akhirat.

Melalui bantuan teknologi informasi, ilmu sudah menjadi milik masyarakat, tidak ada lagi monopoli pemahaman dan pemaksaaan. Semua orang bisa berpendapat dan memilih argumen yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing. 

Budaya menghormati pendapat orang lain harus dikedepankan dan budaya diskusi saling tukar pikiran harus terus dihadirkan di ruang-ruang publik dengan tidak menghakimi tapi saling mengklarifikasi, bertukar data, fakta, dengan merujuk pada sumber.***

Sunday, July 6, 2025

SEMUA ORANG MENGELUARKAN PENDAPAT PRIBADI

Oleh: Muhammad Plato

Semua orang mengeluarkan pendapat pribadi, tidak ada satu orang pun mengeluarkan pendapat orang lain. Semua pendapat keluar dari pengetahuan yang tersimpah di otak masing masing. 

Ketika presiden mengemukakan kebijakan, persepsi orang, presiden sedang mengeluarkan kebijakan negara. Padahal secara kontekstual presiden mengeluarkan kebijakan didasari pengetahuan yang dimilikinya secara pribadi.

Memang ketika presiden mengeluarkan kebijakan didasari undang-undang, data, fakta, dan masukkan tenaga ahli. Tapi ingat, semua pengetahuan yang didapat oleh presiden masuk ke memori otak, dan presiden memilih kebijakan yang dipilihnya berdasarkan kecenderungan hati sang presiden.

Intinya semua kebijakan, keputusan, pendapat, dikeluarkan dari pengetahuan yang dimiliki secara pribadi. Ketika orang mengakui pendapat presiden, menteri, gubernur, kiai, ulama, ustad, guru, hal ini muncul berdasarkan penerimaan dan pengakuan dari luar. 

Seperti ajaran Islam diakui oleh orang yang mengakui Islam sebagai agamanya. Ketika kita berbicara kebenaran ajaran Islam pada agama lain, jelas tidak akan diterima karena mereka tidak mengakui ajaran Islam. 

Selain itu, ketika orang tidak setuju atau tidak menerima pendapat orang lain, orang itu tidak setuju berdasar pendapat pribadi. Setuju dan tidak setuju terjadi karena ada perbedaan pengetahuan yang dimiliki. 

Kesalahan lain terjadi, ketika seseorang melabeli negatif pada pendapat orang lain berdasar pendapat pribadinya karena merasa pendapatnya benar, padahal tidak ada satu orang pun manusia sebagai pemilik kebenaran. 

Kesalahan berikutnya adalah ketika orang mengeluarkan pendapat merasa mewakili pendapat orang banyak, padahal fatktanya dia mengemukakan pendapat secara pribadi. Cara komunikasi ini bersifat provokatif dan bisa memancing emosi orang banyak.

Perlu dipahami bahwa dalam hidup ini hakikatnya tidak ada benar dan salah, yang ada adalah perbedaan pendapat karena setiap orang pengetahuannya terbatas. 

Budaya intelek yang harus dibiasakan adalah budaya diskusi saling bertukar pendapat bukan menghakimi pendapat orang lain. Menerima atau tidak menerima pendapat orang lain merupakan proses pembelajaran yang dialami setiap orang dan menjadi ekspresi pribadi masing-masing.

Kata Allah jangan kamu merasa telah beriman tapi katakan saya telah berislam (menyerahkan diri, tunduk, patuh, dan berserah diri). Iman seseorang sangat dinamis tetapi semua orang sudah pasti berislam dalam arti tunduk pada segala ketentuan Allah. Berislam artinya semua orang hidup di tanah, air, udara, matahari, langit, bumi, ciptaan Allah.

"Orang-orang Arab Badui itu berkata: "Kami telah beriman". Katakanlah (kepada mereka): "Kamu belum beriman, tetapi katakanlah: "Kami telah tunduk", karena iman itu belum masuk ke dalam hatimu dan jika kamu taat kepada Allah dan Rasul-Nya, Dia tiada akan mengurangi sedikit pun (pahala) amalanmu; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang". (Al Hujuraat, 49:14).

Jangan menjadi Allah, jadilah manusia yang diciptakan Allah dengan sempurna yaitu manusia yang memiliki sifat buruk dan baik. Jika kamu merasa baik itulah keburukan mu, dan jika kamu merasa buruk itulah kebaikan mu.***  




Saturday, June 14, 2025

PERINGATAN UNTUK DONALD TRUMP

Oleh: Muhammad Plato

Amerika Serikat sudah menjadi negara dengan peradaban tinggi. Ilmu pengetahuan, teknologi, ekonomi, kekuasaan, sudah dimiliki bangsa Amerika. Kekuasaan Amerika Serikat di seluruh dunia ditandai dengan keberadaan pangkalan militer hampir di seluruh dunia. Kekuatan ekonomi ditandai dengan kekuasaan mata uang dolar dalam perdagangan dunia. Inovasi-inovasi dalam teknologi informasi telah dikuasai Amerika Serikat. Allah sudah meneguhkan kedudukan Amerika Serikat sebagai bangsa berperadaban tinggi.

Sebagai penduduk bumi, kami berterimakasih pada bangsa Amerika Serikat yang telah berkerja keras mencptakan berbagai macam ilmu pengetahuan untuk mensejahterakan manusia di muka bumi. Setiap hari kami menikmati berbagai kemudahan hidup dengan teknologi-teknologi telah diciptakan. Kami mengenal pemimpin-pemimpin hebat bangsa Amerika Serikat yang telah berhasil membawa perdamaian dunia.

Namun akhir-akhir ini pemimpin Amerika Serikat sudah memiliki ciri-ciri pemimpin berkarakter buruk. Tanda-tanda ini sudah dikabarkan di dalam Al Quran, sebagai tanda-tanda akan dibinasakannya sebuah bangsa. Kebijakan-kebijakan pemimpin Amerika Serikat sudah terang-terangan menolak hidup damai. Ini berbahasa bagi Amerika Serikat dan manusia. 

Jika tidak segera disadari dan dihentikan, cepat atau lambar Amerika Serikat akan mendapat huru hara lebih dahsyat lagi dari sekarang. Pemimpin Amerika Serikat sedang berperang melawan ketentuan Tuhan. Prilaku pemimpin Amerika Serikat di bawah ini sangat membahayakan warga Amerika Serikat dan dunia.

Pertama, pemimpin Amerika Serikat menolak hidup damai di muka bumi dengan berkali kali melakukan veto terhadap upaya gencatan senjata di Gaza Palestina. Karakter pemimpin Amerika Serikat seperti dikabarkan dalam Al Quran, "Sesungguhnya Fir'aun telah berbuat sewenang-wenang di muka bumi dan menjadikan penduduknya berpecah belah, dengan menindas segolongan dari mereka, menyembelih anak laki-laki mereka dan membiarkan hidup anak-anak perempuan mereka. Sesungguhnya Fir'aun termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan. (Al Qashash, 28:4).

Kedua, pemimpin Amerika Serikat telah berbuat kerusakan di muka bumi dengan memberikan bantuan senjata untuk membumihanguskan Palestina dengan penduduknya. Karkater pemimpin Amerika Serikat terkonfirmasi ulang dalam Al Quran, "Berkatalah pembesar-pembesar dari kaum Fir'aun: "Apakah kamu membiarkan Musa dan kaumnya untuk membuat kerusakan di negeri ini dan meninggalkan kamu serta tuhan-tuhanmu?". Fir'aun menjawab: "Akan kita bunuh anak-anak lelaki mereka dan kita biarkan hidup perempuan-perempuan mereka dan sesungguhnya kita berkuasa penuh di atas mereka". (Al 'raaf, 7:127).

Dua tindakan pemimpin Amerika Serikat saat ini sudah menjadi fakta, karakter pemimpin seperti Fir'aun sudah bereinkarnasi pada pemimpin Amerika Serikat saat ini. Karakter pemimpin seperti ini akan mendatangkan keburukan bagi bangsa Amerika Serikat sendiri. Tanda-tandanya sudah terlihat, "Dan sesungguhnya Kami telah menghukum (Fir'aun dan) kaumnya dengan (mendatangkan) musim kemarau yang panjang dan kekurangan buah-buahan, supaya mereka mengambil pelajaran. (Al 'Araaf, 7:130).

Rakyat Amerika Serikat harus kembali pada motto negara Amerika Serikat, "in God We Trust". Kami peringatkan motto ini sudah menandakan bahwa para pemimpin Amerika Serikat berkomitmen untuk berbuat, bertindak, dan berserah diri pada Tuhan. Kata-kata ini mengandung makna mendalam karena berkaitan atau mengandung unsur kalimat bismillah. 

Pemimpin-pemimpin yang berbuat atas nama Tuhan, selalu mengupayakan hidup damai dan kesejahteraan umat manusia. Pemimpin Amerika Serikat harus mengakhiri kebijakan-kebijakan yang secara terang-terangan menciptakan konflik dengan mendukung peperangan, melakukan pembunuhan masal, menolak hidup damai, mengabaikan rasa kemanusiaan, dan mengukuhkan diri seperti Tuhan yang cenderung pada perbuatan buruk.

Inilah tanda-tanda bangsa yang dipimpin oleh pemimpin-pemimpin berkarakter seperti Fir'aun. Percaya atau tidak pada kitab suci Al Quran, kebenaran Al Quran tidak perlu pembenaran umat manusia, karena segala yang tertulis di dalam Al Quran akan jadi kenyataan dan jadi nasib bangsa-bangsa yang dipimpin oleh pemimpin-pemimpin dengan kualitas Fir'aun.

Apakah mereka tidak memperhatikan berapa banyaknya generasi-generasi yang telah Kami binasakan sebelum mereka, padahal (generasi itu), telah Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi, yaitu keteguhan yang belum pernah Kami berikan kepadamu, dan Kami curahkan hujan yang lebat atas mereka dan Kami jadikan sungai-sungai mengalir di bawah mereka, kemudian Kami binasakan mereka karena dosa mereka sendiri, dan kami ciptakan sesudah mereka generasi yang lain. (Al An'aam, 6:6).

Tindakan-tindakan pemimpin Amerika Serikat sudah keluar dari motto Bismillahirrohmanirrohim, In God We Trust. Amerika Serikat sedang menggali kuburnya sendiri. Tuhan Maha Perkasa dan Masa kuasa, dan maha adil, telah menyediakan hukum-hukum yang berlaku pasti dan berlaku bagi siapa saja yang percaya atau tidak percaya.***



PENYEBAB HANCURNYA BANGSA

Oleh: Muhammad Plato

Sejarah rata-rata mengungkap hancurnya sebuah bangsa karena serangan dari bangsa lain. Fakta empiris yang bisa dilihat mata setiap peradaban bangsa hancur karena digantikan oleh peradaban bangsa lain. Fritjop Capra dalam buku "The Turning Point" mengungkap peradaban jatuh bangun silih berganti seperti gelombang. Menurut Capra proses jatuh bangunnya sebuah peradaban adalah gejala alamiah yang pasti terjadi.

Di dalam proses hancurnya peradaban selalu ada konflik antar bangsa. Bangsa-bangsa yang sudah lemah digantikan oleh bangsa yang kuat. Itulah fakta empiris berdasar penglihatan mata. Dibalik itu ada sebab mengapa bangsa-bangsa mengalami kehancuran. 

Al Quran memberi informasi ada sebab yang membuat bangsa-bangsa mengalami kehancuran. Allah menjelaskan dengan bijaksana mengajarkan kisah sejarah pada manusia.

Apakah mereka tidak memperhatikan berapa banyaknya generasi-generasi yang telah Kami binasakan sebelum mereka, padahal (generasi itu), telah Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi, yaitu keteguhan yang belum pernah Kami berikan kepadamu, dan Kami curahkan hujan yang lebat atas mereka dan Kami jadikan sungai-sungai mengalir di bawah mereka, kemudian Kami binasakan mereka karena dosa mereka sendiri, dan kami ciptakan sesudah mereka generasi yang lain. (Al An'aan, 6:6).

Kisah sejarah telah menggambarkan bagaimana jatuh bangunnya peradaban dari masa ke masa. Hancurnya sebuah peradaban bukan karena serangan dari bangsa lain, bukan karena bencana alam yang menimpa, tapi karena prilaku buruk masyarakat bangsa itu sendiri.

Prilaku buruk tidak serta merta menyebar di masyarakat tetapi diawali dengan prilaku buruk pemimpin di bangsa itu sendiri. Maka tanda-tanda sebuah bangsa akan mengalami kehancuran, ditandai dengan prilaku buruk pemimpinnya.

Kisah pemimpin buruk diabadikan dalam kisah pemimpin Fir'aun. Kisah Fir'aun bukan semata-mata sosok manusia, tetapi sebagai ciri dari karakter buruk pemimpin. Ciri dari karakter buruk pemimpin yaitu membuat kerusakan, menciptakan perang, membunuh tanpa alasan jelas, dan mengabaikan rasa kemanusiaan.

Karakter buruk seorang pemimpin ditandai dengan perkataan dan kelakuannya mengakau dirinya Tuhan dan cenderung berbuat kerusakan di muka bumi.  Pemimpin berkarkater buruk dikisah dalam Al Quran, "berkata: "Akulah tuhanmu yang paling tinggi". Maka Allah mengadzabnya dengan adzab di akhirat dan adzab di dunia." (An Naazi'aat, 79:24-5). 

Kisah pemimpin berkarakter buruk bukan hanya kisah Firu'aun di masa lalu. Kisah pemimpin buruk ini akan berulang terus dan terjadi dalam kehidupan manusia. Kisah Fir'aun akan terjadi pada bangsa-bangsa yang sudah diberi kedududukan tinggi, ditandai dengan kekuasaannya dalam berbagia bidang seperti teknologi, ekonomi, dan politik. 

Jika kita saksikan di abad 21 sekarang, kita bisa melihat bangsa mana yang sudah diberi kedudukan dan kekuasaan tinggi oleh Allah. Namun dalam perkataan dan prilakunya pemimpin bangsa ini tidak menciintai rakyatnya, dia menebar teror, menciptakan perang, membuat kerusakan, dan melakukan pembunuhan masal tanpa pandang bulu demi nafsu berkuasa. Rakyatnya ditindas, dibungkam, dibiarkan terlantar kelaparan, kehilangan rumah, mabuk karena obat-obatan, dan hidup tanpa tujuan.

Pada akhirnya harus dipahami, sebuah bangsa atau peradaban hancur bukan karena serang dari bangsa lain. Sebuah bangsa, peradaban hancur, karena prilaku buruk pemimpinnya sendiri. Pemimpin-pemimpin berkarakter buruk sangat berbahaya bagi negara. Pemimpin berkarakter buruk tidak punya tujuan menciptakan damai dan sejahtera untuk kehidupan masyarakat. Dia menganggap dirinya Tuhan dan keputusan-keputusannya cenderung menciptakan konflik dan berbuat kerusakan di muka bumi.***  

Sunday, May 18, 2025

YAHUDI BUKAN BANGSA TAPI CONTOH KELAKUAN BURUK MANUSIA

Oleh: Muhammad Plato

Di dalam Al Quran ada di kisah tentang Yahudi. Kisah-kisah manusia di dalam Al Quran tujuan untuk pengajaran.  bukanlah bangsa, tetapi karakter manusia. Kisah-kisah Yahudi di dalam Al Quran bukan merujuk pada sekelompok manusia, suku, atau bangsa. Yahudi merujuk karakter manusia dalam kehidupan dunia.

Karakter Yahudi bisa terjadi pada diri manusia dari golongan suku, bangsa, agama, mana saja. Karakter Yahudi digambarkan sebagai peringatan bagi manusia agar tidak berbuat seperti Yahudi. 

Karakter Yahudi ditampilkan sebagai bahan pelajaran untuk seluruh manusia. Berikut beberapa karakter Yahudi dapat kita simak dalam penjelasan Al Quran.

Menciptakan Pemikiran Sendiri

Dan mereka berkata: "Sekali-kali tidak akan masuk surga kecuali orang-orang Yahudi atau Nasrani". Demikian itu angan-angan mereka yang kosong belaka. Katakanlah: "Tunjukkanlah bukti kebenaranmu jika kamu adalah orang yang benar". (Al Baqarah, 2:111).

Merasa Mampu Tanpa Bantuan Allah

Orang-orang Yahudi berkata: "Tangan Allah terbelenggu", sebenarnya tangan merekalah yang dibelenggu dan merekalah yang dilaknat disebabkan apa yang telah mereka katakan itu. (Tidak demikian), tetapi kedua-dua tangan Allah terbuka; Dia menafkahkan sebagaimana Dia kehendaki. Dan Al Qur'an yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu sungguh-sungguh akan menambah kedurhakaan dan kekafiran bagi kebanyakan di antara mereka. Dan Kami telah timbulkan permusuhan dan kebencian di antara mereka sampai hari kiamat. Setiap mereka menyalakan api peperangan, Allah memadamkannya dan mereka berbuat kerusakan di muka bumi dan Allah tidak menyukai orang-orang yang membuat kerusakan. (Al Maidah, 5:64).

Menghina Allah dan Membunuh Nabi

Sesungguhnya Allah telah mendengar perkataan orang-orang yang mengatakan: "Sesungguhnya Allah miskin dan kami kaya". Kami akan mencatat perkataan mereka itu dan perbuatan mereka membunuh nabi-nabi tanpa alasan yang benar, dan Kami akan mengatakan (kepada mereka): "Rasakanlah olehmu adzab yang membakar." (Ali Imran, 3:181).

Memakan dan Menggunakan Harta Batil

Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya sebahagian besar dari orang-orang alim Yahudi dan rahib-rahib Nasrani benar-benar memakan harta orang dengan jalan yang batil dan mereka menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah. Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih, (At Taubah, 9:34).

Merasa Paling Suci

Apakah kamu tidak memperhatikan orang yang menganggap dirinya bersih? Sebenarnya Allah membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya dan mereka tidak dianiaya sedikit pun. (An Nisaa, 4:49).

Menganggap Diri Ekslusif Sebagai Kekasih Allah

Orang-orang Yahudi dan Nasrani mengatakan: "Kami ini adalah anak-anak Allah dan kekasih-kekasih-Nya". Katakanlah: "Maka mengapa Allah menyiksa kamu karena dosa-dosamu?" (Kamu bukanlah anak-anak Allah dan kekasih-kekasih-Nya), tetapi kamu adalah manusia (biasa) di antara orang-orang yang diciptakan-Nya. Dia mengampuni bagi siapa yang dikehendaki-Nya dan menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi serta apa yang ada antara keduanya. Dan kepada Allah-lah kembali (segala sesuatu). (Al Maidah, 5:18).

Menyembunyikan Kebenaran

Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan berupa keterangan-keterangan (yang jelas) dan petunjuk, setelah Kami menerangkannya kepada manusia dalam Al Kitab, mereka itu dilaknati Allah dan dilaknati (pula) oleh semua (makhluk) yang dapat melaknati, (Al Baqarah, 2:159).

Demikian beberapa catatan Al Quran tentang karakter Yahudi. Jadi dalam hal ini Al Quran tidak berbicara etnis, tapi berbicara kelakuan buruk manusia dan jangan ditiru. Siapa saja bisa berpilaku yahudi tanpa melihat latar belakan etnis atau bangsa.

Bagi orang berpikir sehat yiatu ahlul kitab, dia akan mengambil jalan lurus. "Mereka itu tidak sama; di antara Ahli Kitab itu ada golongan yang berlaku lurus, mereka membaca ayat-ayat Allah pada beberapa waktu di malam hari, sedang mereka juga bersujud. (Ali Imran, 3:113).

Pesan Al Quran dari Yahudi adalah pringatan bagi umat manusia jangan berpirlaku buruk seperti Yahudi. Manusia harus berakal sehat memilih jalan yang telah Allah perintahkan. Manusia yang dicintai Allah bukan berdasar etnis, suku, dan bangsa tapi berdasar kelakuan baiknya.

Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang ada di bumi sebagai perhiasan baginya, agar Kami menguji mereka siapakah di antara mereka yang terbaik perbuatannya. (Al Kahfi, 18:7).***

UKURAN KAYA MENURUT AL QURAN

Oleh: Muhammad Plato

Ukuran orang kaya di dalam Al Quran bukan penghasilan seperti yang ditetapkan oleh Bank Dunia. Catatan Bank Dunia tentang jumlah orang miskin di Indonesia bisa jadi kampanye negatif bagi bangsa Indonesia. 

Penduduk Indonesia mayoritas beragama Islam dinobatkan sebagai negara terdermawan di dunia. Indonesia juga termasuk negara sejahtera karena anak-anaknya setiap hari mendapat makan bergizi gratis dari negara. 

Saya berbeda pandangan dengan Bank Dunia yang mengatakan penduduk Indonesia 60,3% miskin. Saya punya pandangan mayoritas penduduk Indonesia kaya. Ukuran kaya dan miskin di dalam Al Quran bukan dilihat dari ekonomi tetapi pada karakter. 

"(Berinfaklah) kepada orang-orang fakir yang terikat di jalan Allah; mereka tidak dapat (berusaha) di muka bumi; orang yang tidak tahu menyangka mereka orang kaya karena memelihara diri dari minta-minta. Kamu kenal mereka dengan melihat sifat-sifatnya, mereka tidak meminta kepada orang secara mendesak. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan (di jalan Allah), maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahui." (Al Baqarah, 2:273).

Ukuran kaya dan miskin sangat tergantung pada kriteria ketika menetapkannya. Bank Dunia menetapkan penduduk miskin secara multidimensi. Artinya penduduk miskin kriterianya menjadi banyak. Pada akhirnya untuk memenuhi standar kaya menjadi sulit karena ada berbagai kriteria yang harus dipenuhi, misalnya akses layanan kesehatan, pendidikan, air bersih, dll.

Berdasarkan Al Quran, saya kaji ukuran orang miskin diukur dari karakter seseorang. Karakter orang kaya adalah mereka yang "memelihara diri dari meminta-minta". Orang minta-minta tidak identik dengan golongan ekonomi lemah. Prilaku minta-minta bisa terjadi pada semua lapisan ekonomi di masyarakat.

Peminta-minta ada dalam setiap lapisan masyarakat dengan ciri berbeda-beda. Dikalangan pegawai orang miskin dicirikan dengan minta-minta kedudukan atau jabatan. Dikalangan pengusaha, orang miskin dicirikan dengan minta jatah proyek. Dikalangan pengangguran orang miskin dicirikan dengan meminta jatah preman.  

Minta jatah proyek, minta jabatan, minta jatah preman, adalah prilaku minta-minta. Kata Allah dalam Al Quran, yang minta-minta adalah orang miskin. Orang kaya selalu berusaha menjaga harga dirinya tidak minta-minta.

Jika orang Indonesia dikenal sebagai masyarakat paling dermawan nomor satu di dunia, artinya masyarakat Indonesia mayoritas orang kaya karena karakternya bukan peminta-minta tapi pemberi. Jadi ukuran kaya dihadapan Allah bukan berapa materi yang dimiliki, dan fasilitas hidup yang bisa dinikmati, tetapi dibuktikan dengan tidak menjadi manusia peminta-minta.

Ukuran kaya dan miskin sangat tergantung pada kriteria yang kita pakai. Al Quran memberi pedoman kepada manusia dalam berpikir. Ukuran kaya dan miskin dalam Al Quran lebih bermanfaat dari pada ukuran berdasarkan material. Sebagai manusia berketuhanan sebaik-baik pandangan harus bersumber pada pengetahuan yang telah Allah wahyukan untuk manusia yaitu Al Quran.*** 

Friday, April 18, 2025

KESEPAKATAN PARA LELAKI

Oleh: Muhammad Plato

Suami jangan menyerahkan semua penghasilan pada istri. Suami yang menyerahkan penghasilan pada istri dil lingkungan pergaulan laki-laki dia menjadi kaum duafa, tidak bisa tampil menjadi laki-laki perkasa yang bisa mentraktir makan siang di antara kaum lelaki. Suami yang menyerahkan seluruh penghasilannya pada istri dia kehilangan kelaki-lakiannya yaitu makhluk pemelihara kaum duafa.

Ketika pendapat itu saya lontarkan, para suami menyepakati dan setuju. Secara psikologis, suami yang menyerahkan seluruh penghasilan pada istri, menjadi suami yang tidak bisa bebas dan pergaulannya terbatas, karena penghasilannya sudah diserahkan pada istri. 

Suami yang menyerahkan seluruh keuangan pada istri menjadi suami lemah karena tidak punya kebebasan mengambil keputusan, menjadi terbatas karena penghasilannya diserahkan ke istri. Suami yang menyerahkan seluruh penghasilannya pada istri, kehilangan potensi jadi pemimpin di lingkungan kerja dan pergaulannya.

Suami yang menyerahkan seluruh penghasilan pada istri menjadi laki-laki tidak berdaya, tidak bisa diandalkan di tempat kerja, menjadi bulan-bulanan, dan ejekan sebagai suami takut istri. Suami sebagai leader, manajer, memegang kendali seluruh penghasilan untuk dikelola bukan diserahkan seluruhnya pada istri. 

Tugas laki-laki sebagai suami adalah mencari nafkah dan memenuhi semua kebutuhan anak serta istri. Tidak ada perintah baku menyerahkan semua penghasilan pada istri. Tugas suami sebagai pemimpin adalah mengelola penghasilan agar lebih berdaya guna untuk kesejahteraan keluarga.

Prinsip dasar sebagai suami bisa ditemukan di dalam Al Quran. "Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka atas sebahagian yang lain, dan karena mereka telah menafkahkan (anfaqu) sebagian dari harta mereka..." (An Nisaa, 4:34).

Arti kata dasar "anfaqu" sama dengan menginfakkan, membelanjakan, atau mengeluarkan harta. Konsep dasar suami memberikan penghasilan pada istri sama dengan perintah infak, sedekah, mengeluarkan harta di jalan Allah, dan tidak dituntut seluruhnya, tetapi sebagian, sebagaimana tertulis di dalam ayat Al Quran. 

Nabi Muhammad dalam hadis pernah berkata, nafkah suami pada istri termasuk sedekah. "Nabi Muhammad SAW mengabarkan bahwa ketika seorang laki-laki menafkahi keluarga yang menjadi tanggungannya seperti istri, kedua orang tua, anak dan lainnya dengan niat mendekatkan diri kepada Allah Ta'ala dan mengharapkan pahala nafkah di sisi Allah, maka dia akan mendapatkan pahala sedekah." (HR. Bukhari)

Tugas suami memberi nafkah sama istri, konsepnya sama dengan sedekah atau infak. Sedekah dan infak konsep dasarnya adalah sebagian, tidak dianjurkan 100%. Dalam kisah para sahabat, ketika ada sahabat yang mau bersedekah 100% persen, Nabi Muhammad menyarankan sebagian saja. 

Maka dalam bersedekah atau berinfak, kepada istri dan anak, Allah memerintahkan keluarkan sebagian harta tidak semuanya. Laki-laki sebagai pemimpin memiliki tanggung jawab besar, bukan sebatas menyelesaikan masalah keluarga. Laki-laki terbaik mereka yang berdampak bagi banyak orang bukan sebatas keluarga.

Laki-laki harus punya harga diri bukan hanya dihadapan anggota keluarga, laki-laki harus punya harga diri dihadapan sahabat, teman, dan masyarakat. Suami sebagai laki-laki harus bisa mengatur penghasilannya untuk mensejahterakan anak dan istri dengan tidak mengorbankan harga dirinya di depan orang lain.***

Friday, March 28, 2025

KANG DEDI MULYADI PEMIMPIN BERLOGIKA TUHAN

Oleh: Muhammad Plato

Melihat sepak terjang Kang Dedi Mulyadi sebelum menjadi Gubernur Jawa Barat dan sesudah menjadi Gubernur Jawa Barat, dari pengamatan yang panjang, saya menyimpulkan Kang Dedi Mulyadi telah menggunakan logika Tuhan dalam meniti karirnya hingga sekarang.

Perintah Allah untuk melakukan pengamatan pada setiap kejadian, "Sesungguhnya telah berlalu sebelum kamu sunnah-sunnah Allah; karena itu berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang yang mendustakan". (Ali Imran, 3:137).

"Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta." (Al Baqarah, 2:10)

Pola pikir sebab akibat dalam hidup manusia adalah sunnah Allah. Sepak terjang Kang Dedi Mulyadi dalam dunia politik telah mempraktekkan logika Tuhan. Ilmu logika yang dimiliki setiap orang dalam hidup adalah sebab akibat.

Semua Orang Sama Dihadapan Allah, Yang Beda Kelakuannya

Dengan pola berpikir sebab akibat, dapat dipastikan bahwa tindak tanduk seseorang diawali dengan memahami kejadian sebab akibat. Motivasi seseorang berbuat sesuatu berangkat dari pemahaman sebuah sebab. Tujuan seseorang berbuat sesuatu berangkat dari pemahaman sebuah akibat. Dari dulu hingga sekarang berpikir begitu-begitu saja.

Mengapa seperti itu? Allah menciptakan alam semesta ini dengan sebab akibat. Teori besarnya adalah Allah sebagai sebab dan Allah sebagai akibat. Inilah dasar dari berpikir dengan logika Tuhan. Teori besar ini membingkai seluruh kejadian-kejadian yang terjadi di alam semesta. Allah ada dalam setiap hukum sebab akibat yang ada di muka bumi ini.

Apa yang dilakukan Kang Dedi Mulyadi, secara pribadi mungkin tidak memahami telah hidup dalam logika Tuhan, tetapi sebagai peneliti saya melihat dan menyaksikan prilaku kasat mata Kang Dedi Mulyadi mencermin pola prilaku yang dilandasi pola-pola pikir dari Al Quran. Ada beberapa ayat Al Quran yang konsisten Kang Dedi Mulyadi lakukan.

1. Berbakti Pada Orang Tua.

"Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia". (Al Israa, 17:23).

2. Berbagi Rezeki dengan Sesama

"Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar; dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa." (Al Baqarah, 2:177).

3. Mencintai Alam

"Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari duniawi dan berbuat baiklah sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan." (Al Qashshas, 28:77).

Perbuatan-perbuatan konsisten yang dilakukan Kang Dedi Mulyadi, mencermin seperti pola pikir dalam surat Al Qashashas, selalu berbuat baik seperti Allah berbuat baik kepada makhluk. Akhlak Kang Dedi Mulyadi mencerminkan akhlak yang diajarkan Allah.

Kepemimpinan Kang Dedi Mulyadi berada dalam zona diberkahi Allah. Zona berkah merupakan suatu kondisi dimana Allah membalas perbuatan-perbuatan orang yang satu frekuensi dengan Allah. Mereka mendapat pelipatgandaan hingga 700 kali lipat. 

"Perumpamaan orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir: seratus biji. Allah melipat gandakan bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas lagi Maha Mengetahui." (Al Baqarah, 2:261).

Kepemipinan Kang Dedi Mulyadi masuk dalam zona logika Tuhan, sebab prilakunya ada dalam  perintah Allah dan akibat prilaku yang dikerjakannya sebagaimana telah dijanjikan Allah. Inilah pola prilaku manusia dengan logika Tuhan. Allah membalas setiap perbuatan baik sekalipun orang-orang tidak menyadarinya.***


 


  

Tuesday, March 11, 2025

APA BEDANYA IZIN DAN KEHENDAK ALLAH?

Oleh: Muhammad Plato

Ada dua konsep di dalam Al Quran yang digandengkan dengan Allah yaitu "izin Allah" dan "kehendak Allah". Dua kata ini dikaji dengan memperhatikan kasus, kejadian, yang terjadi ketika kata "izin" dan "kehendak" digunakan bergandengan dengan kata Allah. 

Berikut hasil pengelompokkan kata menghendaki dan mengizinkan berdasarkan kejadian yang dijelaskan. Data diambil dari Al Quran digital terjemah, kata dikehendaki berkaitan dengan kata-kata di bawah ini.

"Karunia, rahmat, jalan lurus, rezeki, istri cocok tanam dari mana saja mendatangi, pemerintahan, raja, pengajaran, hindari pembunuhan, ilmu, lipat ganda pahala, hikmah, ampunan, bantuan punya anak sudah tua, membersihkan, hukum hukum, mencipta, menyiksa, kesesatan, pusaka, manfaat, terima tobat, mudarat dan manfaat, tinggikan derajat, menimpakan halilintar, menghapus menetapkan, satu umat, memimpin."

Berikut ayat Al Quran yang mengandung kata kehendak Allah. Katakanlah: "Kepunyaan Allah-lah timur dan barat; Dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya ke jalan yang lurus." (Al Baqarah, 2:142).

"Dan Allah memberi rezeki kepada orang-orang yang dikehendaki-Nya tanpa batas." (Al Baqarah, 2:212).

"Allah memberikan pemerintahan kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Luas pemberian-Nya lagi Maha Mengetahui." (Al Baqarah, 2:247).

dan tidak (pula) sama orang-orang yang hidup dan orang-orang yang mati. Sesungguhnya Allah memberikan pendengaran kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan kamu sekali-kali tiada sanggup menjadikan orang yang di dalam kubur dapat mendengar. (Faathir, 35:22).

Dan ditiuplah sangkakala, maka matilah siapa yang di langit dan di bumi kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi, maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu (putusannya masing-masing). (Az Zumar, 39:68).

Kehendak Allah berkaitan dengan kata-kata negatif dan positif. Namun sebagai besar berkaitan dengan kata-kata positif. Kesimpulan sementara, kehendak Allah merupakan sesuatu yang terjadi diluar kemampuan manusia berkaitan dengan segala hal yang baik untuk di alam semesta.

Sekarang kita perhatikan kata izin Allah di dalam Al Quran. Berikut kata, kalimat, dikatikan izin Allah berkaitan dengan beberapa kata-kata sebagai berikut.  

"Katakanlah: Barang siapa yang menjadi musuh Jibril, maka Jibril itu telah menurunkannya ke dalam hatimu dengan seizin Allah". (Al Baqarah, 2:97). 

"Dan mereka itu (ahli sihir) tidak memberi mudarat dengan sihirnya kepada seorang pun kecuali dengan izin Allah." (Al Baqarah, 2:102).

"Berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah." (Al Baqarah, 2:249).

Mereka (tentara Thalut) mengalahkan tentara Jalut dengan izin Allah dan (dalam peperangan itu) Daud membunuh Jalut, (Al Baqarah, 2:251).

Izin Allah jika kita perhatikan kalimat-kalimat di Al Quran ketika makhluk bisa melakukan sesuatu yang tidak biasa dilakukan. Jibril memberi wahyu, orang melakukan sihir, golongan sedikit mengalahkan yang banyak. 

Jadi, izin Allah selalu terjadi pada kejadian yang dilakukan oleh makhluk. Izin Allah terjadi pada kejadian-kejadian yang ada keterlibatan dan kreativitas makhluk. Kejadian baik dan buruk yang dilakukan manusia bisa terjadi dengan izin Allah, sesuai dengan kodrat manusia punya potensi baik dan buruk.

"Pembunuhan masal atau genosida yang terjadi di Palestina, dilakukan Amerika Serikat dan Israel bisa terjadi atas izin Allah, tetapi bukan kejadian yang dikehendaki Allah.".  

Sepakat dengan beberapa pendapat, hal yang terjadi atas izin Allah tidak semua dikehendaki Allah. Sesuatu yang dikehendaki Allah menyangkut hal-hal yang tidak bisa dikerjakan makhluk. Kejadian yang dikehendaki Allah selalu hal-hal baik.***

Thursday, March 6, 2025

ISRAEL DAN AMERIKA LANGGAR PERJANJIAN

Oleh: Muhammad Plato

Al Quran adalah kabar gembira bagi orang-orang beriman, dan kabar buruk bagi orang-orang yang berprilaku buruk. Tidak ada satu manusia pun yang tidak mengenal Tuhan Maha Kuasa, kecuali mereka mendustainya.

Allah menciptakan alam semesta dengan logika sebab akibat. Allah menentukan segala kejadian dengan ketentuan logika sebab akibat Nya, bukan sebab akibat yang disangkakan manusia. Orang-orang yang diberi petunjuk mengikuti sebab akibat atas petunjuk Allah.  

Di dalam Al Quran diberitakan ada sekelompok manusia yang berprilaku buruk. Mereka melakukan kesepakatan jahat untuk mengusir dan membunuh sekelompok manusia. 

"Dan, ketika Kami mengambil janji dari kamu (yaitu): kamu tidak akan menumpahkan darahmu, dan kamu tidak akan mengusir dirimu dari kampung halamanmu, kemudian kamu berikrar sedang kamu mempersaksikannya."  (Al Baqarah, 2:84)

"Kemudian kamu membunuh dirimu dan mengusir segolongan daripada kamu dari kampung halamannya, kamu bantu membantu terhadap mereka dengan membuat dosa dan permusuhan; tetapi jika mereka datang kepadamu sebagai tawanan, kamu tebus mereka, padahal mengusir mereka itu terlarang bagimu. Apakah kamu beriman kepada sebahagian Al Kitab dan ingkar terhadap sebahagian yang lain? Tiadalah balasan bagi orang yang berbuat demikian dari padamu, melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari kiamat mereka dikembalikan kepada siksa yang sangat berat. Allah tidak lengah dari apa yang kamu perbuat." (Al Baqarah, 2:85)

"Itulah orang-orang yang membeli kehidupan dunia dengan akhirat, maka tidak akan diringankan siksa mereka dan mereka tidak akan ditolong." (Al Baqarah, 2:86)

Drama kisah manusia di dalam Al Quran, tidak sedang menyudutkan kelompok atau negara mana pun. Kelompok atau bangsa yang dihakimi Allah dalam kisah di atas adalah mereka yang melakukan pembunuhan dan pengusiran dan membuat permusuhan. 

Baru-baru ini dunia menyaksikan, reruntuhan dan kuburan masal menjadi saksi ada sekelompok manusia bahu membahu melakukan pembunuhan masal dan pengusiran. Israel dan Amerika Serikat melakukan apa yang telah di larang Allah. Mereka melanggar penjanjian dengan Allah.  

Kita akan menyaksikan bagaimana akibat melanggar perjanjian dengan Allah. Kata Allah tidak ada balasan bagi orang-orang yang melanggar perjanjian dengan Allah yaitu kenistaan dalam kehidupan dunia, dan di akhirat siksa berat menanti. 

Di dalam perjanjian, Allah mengingatkan ketika kamu membunuh sebagian yang lain dengan keji kamu sedang membunuh diri mu sendiri, dan ketika kamu mengusir segolongan yang lain dengan permusuhan, kamu sedang mengusir diri mu sendiri. 

Sesungguhnya Allah tidak pernah ingkar janji, setiap perbuatan yang kita lakukan Allah tidak pernah luput dari mencatatnya. Setiap perbuatan akan diperhitungkan dan dipertanggunjawabkan dengan Adil. 

Allah menetapkan hukum kebaikan akan dibalas dengan kebaikan dan kejahatan akan dibalas seimbang sesuai dengan apa yang dilakukan. Israel dan Amerika Serikat cepat atau lambat akan mendapat balasan dari apa yang mereka kerjakan. 

Hukum yang ditetapkan Allah tidak dibatasi ruang dan waktu. Kisah sejarah akan terus berulang, dan kita menyaksikan kisah Fir'aun, kejahatan orang Yahudi berulang, untuk jadi pelajaran bagi seluruh umat manusia.***  


Sunday, March 2, 2025

HAPUS KEBURUKAN DENGAN KEBAIKAN

Oleh: Muhammad Plato

Manusia selalu punya niat menutupi keburukan dengan kebaikan. Tidak ada satu manusia pun yang ingin diketahui keburukannya oleh orang lain. Orang-orang baik adalah yang ditutupi keburukannya. 

Manusia terdiri dari tiga unsur yaitu adam, iblis, dan malaikat. Adam adalah akal, iblis adalah nafsu buruk dan malaikat adalah nafsu baik. Akal fungsinya berpikir. Nafsu buruk dan nafsu baik ada dalam fungsi hati manusia. Dorongan berbuat baik dan buruk manusia dikendalikan oleh hati. 

Jiwa adalah pengetahuan yang diilhamkan Allah ke dalam akal dan hati manusia.  "maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu kefasikan dan ketakwaannya," (Alam Nasyarah, 91:8). Akal memiliki kemampuan memilih dan menciptakan pengetahuan-pengetahuan baik. 

"sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya." (Alam Nasyrah, 91:9-10).

Akal yang baik adalah yang mengikuti dorongan hati untuk berprasangka baik. Prasangka baik disangkakan kepada Allah, maka segala sesuatu yang terjadi adalah rencana-rencana baik Allah. 

Ketawakalan adalah sikap kehati-hatian dalam rangka menjaga parasangka baik kepada Allah. Prasangka baik kepada Allah akan dibalas kebaikan oleh Allah. 

Kesabaran manusia merupakan cara manusia dalam rangka menantikan prasangka-prasangka baik kepada Allah yang akan dibalas dengan kebaikan. 

Hidup manusia sangat tergantung pada perbuatan-perbuatan yang dilakukannya. Perbuatan baik akan dibalas dengan kebaikan, dan perbuatan buruk akan dibalas dengan keburukan. 

Perjuangan manusia tanpa akhir adalah mengendalikan akal dan pikiran tetap berada di jalan yang baik. Sekalipun manusia akan selalu terjerumus pada jalan yang buruk. 

Mizan adalah neraca keseimbangan yang akan jadi penentu akhir hidup manusia. Ketika manusia berhasil menjaga neraca kebaikannya lebih berat maka dia termasuk manusia beruntung. Sebaliknya jika neraca kebaikannya lebih sedikit maka dia termasuk orang-orang yang rugi.

Dan adapun orang-orang yang berat timbangan (kebaikan) nya, maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan. Dan adapun orang-orang yang ringan timbangan (kebaikan) nya, maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah. (Al Qaari'ah, 101:6-9).

Untuk menjaga neraca keseimbangan berada di berat pada kebaikan, Allah menganjurkan pada manusia hapus keburukan dengan berbuat baik. Shalat adalah pengingat bahwa hukum-hukum yang ditetapkan Allah berlaku pasti.

"Dan dirikanlah shalat itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada bahagian permulaan daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat." (Huud, 11:114)

Pertarungan sengit manusia terjadi dalam jiwa manusia. Setiap hari jiwa manusia bertarung apakah mengambul keputusan baik atau buruk. Orang-orang yang banyak mengingat Allah, dialah yang akan mendapat keberuntungan.***

Sunday, February 2, 2025

SOPAN SANTUN ADALAH KEMUNAFIKAN

Oleh: Muhamad Plato

Sopan santun adalah kemunafikan. Sopan santun lebih banyak digunakan untuk menutupi diri sendiri agar tidak disangka orang jahat. Sopan santun banyak digunakan orang untuk tujuan kepentingan pribadi, kamuflase, pura-pura, lari dari tanggung jawab, lepas dari masalah. Prilaku munafik digambarkan sebagai sifat-sifat egositik yang dominan atau individualistik pada diri seseorang.

Potensi kemunafikan ada dalam setiap diri seseorang dan ada dalam setiap penganut agama. Hakikat kemunafikan yang sering dilakukan adalah kemunafikan kepada Tuhan yang ditampilkan dalam bahasa sopan santun, argumen ilmiah, dan penampilan.

"Di antara manusia ada yang mengatakan: "Kami beriman kepada Allah dan Hari kemudian", padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman." (Al Baqarah, 2:8). Inilah gambaran dari Al Quran, bahwa kemunafikan dikemas oleh mereka dalam bahasa sopan santun. 

"Dan apabila dikatakan kepada mereka: Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, mereka menjawab: "Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan." (Al Baqarah, 2:11). Orang munafik bersembunyi dibalik bahasa sopan santun. 

Ajaran Islam di dalam Al Quran, hampir dipastikan 100% tujuan utama untuk pendidikan karakter. Maka ada hadis mengabarkan karakter Nabi Muhammad sebagai Al Quran berjalan. 

Al Quran adalah petunjuk bagi manusia agar tidak jadi orang-orang munfafik. Di dalam Al Quran dijelaskan, orang-orang munafik digambarkan sebagai orang-orang yang mengaku berprilaku baik dengan argumen-argumen yang baik. 

Dalam dunia politik praktis, orang-orang yang tidak berpendidikan politik menggunakan sopan santun sebagai cara membangun citra diri. Sopan santun digunakan untuk menutupi kekurangan pada dirinya. Sopan santun digunakan untuk menutup kesalahan-kesalahan yang dilakukannya. Sopan santun digunakan untuk meraih penghargaan.

Sopan santun yang baik dilakukan oleh orang-orang beriman. Sopan santun orang beriman bertujuan mewujudkan kebaikan untuk kehidupan orang banyak. Sopan santun orang beriman dinarasikan dengan niat baik untuk kepentingan orang banyak.

Sopan santun orang beriman dinarasikan untuk menciptakan perdamaian dan kesejahteraan masyarakat. Pendidik adalah orang beriman yang punya sopan santun dalam bernarasi. Sopan santun dinarasikan dengan fakta dan data untuk mengajarkan pengetahuan demi menemukan kebijaksanaan-kebijaksanaan dalam hidup.***