Oleh: Muhammad Plato
Setiap orang dituntut kerja keras untuk hidup, namun tidak semua orang bekerja keras untuk hidup. Ada orang bekerja keras tapi sesunguhnya dia mati, ada juga orang yang bekerja keras merasa hidup padahal mati? Bagaimana caranya supaya bisa bekerja keras dan hidup?
Anjuran bekerja keras ada dalam Al Quran, namun jarang dipahami dan dijelaskan oleh para guru. Al Quran dianggap terlalu suci untuk dipikirkan orang biasa dan akhirnya tidak pernah jadi bacaan dalam pelajaran di semua mata pelajaran.
"Hai manusia, sesungguhnya kamu telah bekerja keras (kadihun) dengan sungguh-sungguh (kadhan) menuju Tuhanmu, maka pasti kamu akan menemui-Nya." (Al Insyiqaaq, 84:6).
Para penafsir Al Quran terdahulu tidak mengalami perbedaan pendapat. Berdasar tafsir ayat ini, Quraish Shihab menekankan bahwa dalam kehidupan ini manusia tidak boleh bermalas-malasan. Arti Kadihun menegaskan bahwa manusia pelaku kerja keras, dan Kadhan menjelaskan kualitas kerja yang harus dilakukan sungguh-sungguh.
Hal yang sering gagal fokus dipahami dalam bekerja keras adalah masalah tujuan. Kadang orang-orang bekerja keras salah tujuan. Bekerja keras untuk cari uang, mendapat penghargaan orang, atau untuk mendapat kedudukan. Mereka mati karena tujuan-tujuan hidup mereka ciptakan sendiri.
Ada juga orang yang bekerja keras merasa hidup padahal mati. Gambaran orang ini sebagaimana dijelaskan di dalam Al Quran. "Mereka menjadikan orang-orang alimnya, dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah, dan Al Masih putra Maryam; padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan selain Dia. Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan". (At Taubah, 9:31).
Bekerja keras dengan sungguh-sunguh ibarat mengayuh perahu menuju sebuah pulau agar selamat dari badai. Laut adalah kehidupan, perahu adalah manusia, mengayuh adalah usaha keras. Pulau ibaratnya Tuhan yang menjajikan kehidupan sejahtera.
Perumpaaan kesalahan manusia dalam bekerja keras, dia bersungguh-sungguh keluar dari badai kehidupan, tetapi tidak sampai menuju sebuah pulau. Mereka hanya fokus bekerja keras untuk lepas dari badai sementara mereka masih terapung-apung dilautan. Orang tidak dapat mengambil pelajaran kecuali orang-orang berpikir.***
No comments:
Post a Comment