Saturday, August 22, 2015

AL-QUR’AN PETUNJUK MEMBANGUNKAN GEN



Membaca penelitian Kazuo Murakami (2015) tentang DNA, seperti membaca kitab suci Al-Qur'an. Murakami berkesimpulan bahwa prilaku manusia dipengaruhi kuat oleh hereditas (gen) dan lingkungan. Kecerdasan manusia ditetapkan oleh gen, tetapi pengembangannya ditentukan oleh pembelajaran, pengalaman, dan usaha.

Pengaruh lingkungan yang bersifat pembelajaran sangatlah kuat. Jadi sekalipun gen unggul, jika tidak ada kesempatan untuk menggunakannya atau malas, maka gen unggul itu akan tetap tidur.

Hasil menarik dari penelitian Murakami tentang gen adalah pentingnya pola pikir optimis. Sikap santai dan optimis memungkinkan kita untuk hidup dengan gen menyala.

AGAR TETAP OPTIMIS, Murakami memberi nasihat kepada kita, jangan memasukkan keraguan atau kecurigaan ke dalam pikiran. Terus lakukan dengan pikiran sederhana tak peduli disebut bodoh atau tidak tahu adat. Orang yang berpikir positif tidak memberikan waktu pada dirinya untuk berpikir apakah negatif atau positif yang penting adalah “melakukan”. Dengan pola hidup optimis gen akan tetap menyala.

Penelitian di atas menjelaskan kepada kita mengapa Tuhan melarang putus asa. “...jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir". (yusuf:87). 

“Ibrahim berkata: "Tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Tuhannya, kecuali orang-orang yang sesat". (Al Hijr: 56).

Penemuan lainnya tentang gen adalah cara hidup mementingkan orang lain dapat menyalakan gen. Beliau berpendapat cara paling efektif menyalakan gen adalah dengan pola pikir “berguna bagi orang lain”.

Manusia selain memiliki oreintasi egois, juga memiliki orientasi hidup altruistis, keinginan untuk menolong orang lain atau melakukan sesuatu untuk orang lain. Hal ini merupakan keistimewaan bawaan lahir manusia yang ditetapkan oleh gen. Jadi pada tataran gen, diketahui bahwa manusia telah memiliki naluri untuk melakukan kebaikan demi orang lain.

Hasil riset ini memberi pemahaman rasional bahwa Tuhan adalah pemberi petunjuk kepada manusia tentang gen-gen mana yang harus dinyalakan. Petunjuk-petunjuk Tuhan itu tertuang dalam kitab suci. Sebagaimana dijelaskan “Kitab (Al Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa,” (Al-Baqarah:2)

Sekarang bandingkan hasil penelitian Murakami dengan petunjuk dari Tuhan yang terdapat dalam kitab suci AL-Qur'an:

“Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya. Dan orang yang disempitkan rezekinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan (sekedar) apa yang Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan”. (At Thalaaq:7).

Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir: seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui. (Al-Baqarah:261)

Arti ayat di atas sama dengan, Tuhan memberikan perintah kepada manusia untuk mengaktifkan gen mementingkan kepentingan orang lain. Bahasanya adalah "hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya". 

Secara empiris dialami oleh Murakami, bahwa berbuat untuk orang lain, dapat mendatangkan kepuasan dan kegembiraan pribadi. Dijelaskan dalam AL-Qur’an bahwa setelah berbuat baik pada orang lain, Tuhan akan mendatangkan kemudahan sampai berlipat-lipat.

Alam semesta, tubuh manusia, adalah ayat-ayat Tuhan, dan Al-Qur’an adalah buku petunjuk yang akan membawa hidup manusia penuh dengan keyakinan dan optimisme. Wallahu ‘alam.

(Muhammad Plato, penulis buku hidup sukses dengan logika Tuhan. Follow me @logika_Tuhan)

No comments:

Post a Comment