Wednesday, August 10, 2022

PSIKOLOGI MEMBANGUN HARAPAN MENURUT AL QURAN

OLEH: MUHAMMAD PLATO

Dunia pendidikan adalah upaya membangun harapan. Melalui pendidikan orang harus punya harapan bisa hidup lebih sejahtera. Pendidikan yang berbasis pengetahuan ajaran agama, cita-cita kebahagiannya tidak hanya di dunia, tetapi berkelanjutan dengan kesejahteraan hidup di akhirat. Inilah salah satu keuntungan jika pendidikan menggunakan sumber pengetahuan dari ajaran agama.

Membangun harapan adalah upaya pendidikan dalam membangun mental optimis. Untuk itu dalam dunia pendidikan tidak boleh ada kata-kata negatif yang bisa mematikan harapan siswa. Guru-guru harus mengajari cara-cara berkomunikasi positif, sehingga dalam kondisi apapun siswa tetap harus punya harapan positif.

Shalat Dhuha 12 Rakaat adalah tindakan yang akan melahirkan harapan.
Harapan abadi karena digantungkan pada Allah.

Kata-kata positif bisa dilatihkan pada siswa dengan mengawali pembelajaran dengan kegiatan berdoa bersama dan ceramah-ceramah motivasi setiap hari. Al Quran mengabarkan bahwa bagi orang-orang yang berpikirkan positif kata-kata yang keluar dari mulutnya semuanya kata-kata bernilai positif.  

"Di dalamnya mereka tidak mendengar perkataan yang sia-sia dan tidak (pula perkataan) dusta" (An Naba', 78:35). Inilah gambaran dari lingkungan pendidikan. Semua perkatan harus dibiasakan perkataan-perkataan yang mengandung harapan baik. Setiap perkataan dalam lingkungan pendidikan harus mengandung kabar baik. "Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik". (Al Hajj, 22:37).

Agar para siswa selalu punya pikiran dan keyakinan hati yang postif, mereka harus dilatih untuk melakukan hal-hal baik setiap hari. Gerakan doa bersama untuk siswa muslim dan non muslim menjadi latihan otak untuk selalu bermental positif. Gerakan doa bersama bagi yang muslim, diawali dengan gerakan shalat dhuha 12 rakaat, dan non muslim dalam kegiatan doa harian.

Gerakan doa bersama, melalui shalat dhuha 12 rakaat dan doa harian untuk non muslim, sebuah tindakan baik yang akan terus memandu siswa setiap hari tetap opitmis. Secara psikologis, optimisme lahir setelah kita melakukan tindakan-tindakan baik. Sebaliknya pesimisme akan muncul jika tindakan-tindakan kita tidak baik. 

Al Quran memandu kita bagaiaman agar selalu punya harapan baik. "Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap (Alam Nasyrah, 94:7-8). Pada hakikatnya semua yang diprogramkan dalam dunia pendidikan dalam upaya membangun harapan-harapan baik. Dan sebaik-baiknya harapan harus digantungkan kepada Tuhan. Karena Tuhan Abadi, maka harapan-harapan siswa yang digantung kepada Tuhan akan abadi. Para siswa akan tampil menjadi generasi-generasi optimis tanpa batas, pantang menyerah, dan pantang pustus asa.*** 


No comments:

Post a Comment