Saturday, February 4, 2023

The End Of Liberalism Karena Siklus Kehidupan

Oleh: Muhamad Plato

Situasi Krisis Ekonomi Sedang Melanda Eropa. Di Prancis jutaan orang turun ke jalan. Di Inggris hampir 500.000 orang berdemo sehari. Eropa dihadapkan pada krisis listrik akibat berhentinya Listrik Tenaga Nuklir, ditambah dengan ganguan pasokan gas Rusia akibat perang dengan Ukrania. Ketergantungan pada listrik warga Eropa sangat tinggi. Pendingin makanan yang mengunakan listrik dapat menghilangkan produk segar beku bahan pokok masyarakat Eropa. Inflasi yang tinggi menuntut mendorong para pekerja menuntut gaji yang tinggi (cnbcindonesia.com).

Liberalisme dan Komunisme pada ujungnya sama-sama menyengsarakan rakyat. Negara komunis melahirkan kelompok oligarki yang mengendalikan ekonomi, dan negara liberalis melahirkan kelompok kapitalis yang semakin bernafsu menguasai ekonomi. Tidak akan ada yang abadi di muka bumi ini, kekuasaan, kejayaan Komunisme maupun Liberalisme hanya bersifat sementara. 

Dunia ini ditetapkan telah memiliki siklus kehidupan. Siklus sebuah bangsa akan diteguhkan kedudukan dan kemudian dibinasakan, adalah takdir Tuhan. Nabi Muhammad SAW memprediksi siklus kehidupan terjadi dalam 100 tahunan. "Sesungguhnya Allah akan menurunkan setiap permulaan 100 tahun seseorang kepada Umat yang akan mengembalikan kegemilangan Agama mereka" [Hadits diriwayatkan oleh Abu Daud, Hakim di dalam Mustadrak dan al-Baihaqi di dalam al-Ma'rifah] (wikipedia.com). 

Dalam kisah sejarah dikenal dengan siklus kehidupan rise and decline teori Arnold Joseph Toynbee. Manusia hanya menjelaskan apa yang telah ditetapkan dalam Al Quran. Alam semesta bergerak dengan siklus rise and decline. 

Apakah mereka tidak memperhatikan berapa banyaknya generasi-generasi yang telah Kami binasakan sebelum mereka, padahal (generasi itu), telah Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi, yaitu keteguhan yang belum pernah Kami berikan kepadamu, dan Kami curahkan hujan yang lebat atas mereka dan Kami jadikan sungai-sungai mengalir di bawah mereka, kemudian Kami binasakan mereka karena dosa mereka sendiri, dan kami ciptakan sesudah mereka generasi yang lain. (Al An'aam, 6:6).

Kesejahteraan adalah rahmat dari Allah swt. Kesejahteraan adalah sebuah kondisi berada di keseimbangan dua posisi. Menjaga keseimbangan seperti cara kerja timbangan. Jumlah satu kilogram bisa dikatakan satu kilo gram jika berat barang lebih berat dari berat batu kiloan. Menjaga keseimbangan adalah menjaga posisi kehidupan masyarakat tidak cenderung pada seglintir kelompok atau individualis.

Ajaran agama mengajarkan bagaimana manusia bisa hidup cenderung pada kepentingan publik bukan kepentingan kelompok atau individu. Di dalam ajaran Islam, konsep keseimbangan agar manusia tidak cenderung pada segelintir kelompok atau individu, diperkenalkan dengan konsep membantu kesejahteraan sosial melalui sedekah, zakat, wakaf, infak, hibah, dan waris. 

Pengajaran agama lebih cenderung pada pengajaran individu, yaitu individu-individu yang bisa menjaga keseimbangan antara individu yang bisa membatasi kebutuhan untuk pribadinya, dan menyalurkan hak-hak orang lain yang melekat pada dirinya. Untuk itu dalam ajaran agama Islam, memerintah seseorang untuk beriman pada Tuhan Yang Esa dan mengeluarkan harta hak orang lain yang melekat pada hartanya. 

Menjaga keseimbangan hidup sejahtera adalah membatasi kebutuhan pribadi,
dan menyalurkan hak orang lain yang melekat pada milik pribadi. 

Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya. Dan orang yang disempitkan rezekinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan (sekedar) apa yang Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan. (At Thalaq, 65:7). 

Kesejahteraan hidup seseorang bukan seberapa banyak memiliki, tetapi seberapa besar yang dimilikinya bisa mensejahterakan orang lain. Inilah sistem keseimbangan hidup yang harus terpelihara dalam kolektif memori masyarakat di sebuah negara. Sebuah negara, perusahaan, tidak dapat mensejahterakan rakyat dan karyawannya jika individu-individunya tidak memiliki niat menjaga keseimbangan hidup sebagaimana diajarkan dalam agama.

Negara kaya, perusahaan besar, tidak akan bisa mensejahterakan rakyat dan karyawannya, jika para pengelola negara atau perusahaan tidak memiliki konsep keseimbangan hidup, menjaga kebutuhan pribadi dan mensejahterakan kesejahteraan orang lain. Komunisme dan Liberalisme dua-duanya telah berakhir, dan saatnya kembali pada konsep-konsep keseimbangan hidup yang diajarkan dalam ajaran-ajaran agama, seperti diajarkan dalam ajaran agama Islam. 

Siklus kehidupan akan berlaku, setiap 100 tahun akan terjadi redefinisi, refleksi, dimana manusia akan belajar dan memverifikasi konsep-konsep hidup yang telah lama dijalaninya. Ilmu-ilmu yang bersumber pada ajaran agama, jika dicermati lebih menjamin kesejahteraan hidup manusia, dari pada pemikiran-pemikiran manusia dari alam yang bersifat spekulatif.*** 

 

No comments:

Post a Comment