Saturday, June 14, 2025

PERINGATAN UNTUK DONALD TRUMP

Oleh: Muhammad Plato

Amerika Serikat sudah menjadi negara dengan peradaban tinggi. Ilmu pengetahuan, teknologi, ekonomi, kekuasaan, sudah dimiliki bangsa Amerika. Kekuasaan Amerika Serikat di seluruh dunia ditandai dengan keberadaan pangkalan militer hampir di seluruh dunia. Kekuatan ekonomi ditandai dengan kekuasaan mata uang dolar dalam perdagangan dunia. Inovasi-inovasi dalam teknologi informasi telah dikuasai Amerika Serikat. Allah sudah meneguhkan kedudukan Amerika Serikat sebagai bangsa berperadaban tinggi.

Sebagai penduduk bumi, kami berterimakasih pada bangsa Amerika Serikat yang telah berkerja keras mencptakan berbagai macam ilmu pengetahuan untuk mensejahterakan manusia di muka bumi. Setiap hari kami menikmati berbagai kemudahan hidup dengan teknologi-teknologi telah diciptakan. Kami mengenal pemimpin-pemimpin hebat bangsa Amerika Serikat yang telah berhasil membawa perdamaian dunia.

Namun akhir-akhir ini pemimpin Amerika Serikat sudah memiliki ciri-ciri pemimpin berkarakter buruk. Tanda-tanda ini sudah dikabarkan di dalam Al Quran, sebagai tanda-tanda akan dibinasakannya sebuah bangsa. Kebijakan-kebijakan pemimpin Amerika Serikat sudah terang-terangan menolak hidup damai. Ini berbahasa bagi Amerika Serikat dan manusia. 

Jika tidak segera disadari dan dihentikan, cepat atau lambar Amerika Serikat akan mendapat huru hara lebih dahsyat lagi dari sekarang. Pemimpin Amerika Serikat sedang berperang melawan ketentuan Tuhan. Prilaku pemimpin Amerika Serikat di bawah ini sangat membahayakan warga Amerika Serikat dan dunia.

Pertama, pemimpin Amerika Serikat menolak hidup damai di muka bumi dengan berkali kali melakukan veto terhadap upaya gencatan senjata di Gaza Palestina. Karakter pemimpin Amerika Serikat seperti dikabarkan dalam Al Quran, "Sesungguhnya Fir'aun telah berbuat sewenang-wenang di muka bumi dan menjadikan penduduknya berpecah belah, dengan menindas segolongan dari mereka, menyembelih anak laki-laki mereka dan membiarkan hidup anak-anak perempuan mereka. Sesungguhnya Fir'aun termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan. (Al Qashash, 28:4).

Kedua, pemimpin Amerika Serikat telah berbuat kerusakan di muka bumi dengan memberikan bantuan senjata untuk membumihanguskan Palestina dengan penduduknya. Karkater pemimpin Amerika Serikat terkonfirmasi ulang dalam Al Quran, "Berkatalah pembesar-pembesar dari kaum Fir'aun: "Apakah kamu membiarkan Musa dan kaumnya untuk membuat kerusakan di negeri ini dan meninggalkan kamu serta tuhan-tuhanmu?". Fir'aun menjawab: "Akan kita bunuh anak-anak lelaki mereka dan kita biarkan hidup perempuan-perempuan mereka dan sesungguhnya kita berkuasa penuh di atas mereka". (Al 'raaf, 7:127).

Dua tindakan pemimpin Amerika Serikat saat ini sudah menjadi fakta, karakter pemimpin seperti Fir'aun sudah bereinkarnasi pada pemimpin Amerika Serikat saat ini. Karakter pemimpin seperti ini akan mendatangkan keburukan bagi bangsa Amerika Serikat sendiri. Tanda-tandanya sudah terlihat, "Dan sesungguhnya Kami telah menghukum (Fir'aun dan) kaumnya dengan (mendatangkan) musim kemarau yang panjang dan kekurangan buah-buahan, supaya mereka mengambil pelajaran. (Al 'Araaf, 7:130).

Rakyat Amerika Serikat harus kembali pada motto negara Amerika Serikat, "in God We Trust". Kami peringatkan motto ini sudah menandakan bahwa para pemimpin Amerika Serikat berkomitmen untuk berbuat, bertindak, dan berserah diri pada Tuhan. Kata-kata ini mengandung makna mendalam karena berkaitan atau mengandung unsur kalimat bismillah. 

Pemimpin-pemimpin yang berbuat atas nama Tuhan, selalu mengupayakan hidup damai dan kesejahteraan umat manusia. Pemimpin Amerika Serikat harus mengakhiri kebijakan-kebijakan yang secara terang-terangan menciptakan konflik dengan mendukung peperangan, melakukan pembunuhan masal, menolak hidup damai, mengabaikan rasa kemanusiaan, dan mengukuhkan diri seperti Tuhan yang cenderung pada perbuatan buruk.

Inilah tanda-tanda bangsa yang dipimpin oleh pemimpin-pemimpin berkarakter seperti Fir'aun. Percaya atau tidak pada kitab suci Al Quran, kebenaran Al Quran tidak perlu pembenaran umat manusia, karena segala yang tertulis di dalam Al Quran akan jadi kenyataan dan jadi nasib bangsa-bangsa yang dipimpin oleh pemimpin-pemimpin dengan kualitas Fir'aun.

Apakah mereka tidak memperhatikan berapa banyaknya generasi-generasi yang telah Kami binasakan sebelum mereka, padahal (generasi itu), telah Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi, yaitu keteguhan yang belum pernah Kami berikan kepadamu, dan Kami curahkan hujan yang lebat atas mereka dan Kami jadikan sungai-sungai mengalir di bawah mereka, kemudian Kami binasakan mereka karena dosa mereka sendiri, dan kami ciptakan sesudah mereka generasi yang lain. (Al An'aam, 6:6).

Tindakan-tindakan pemimpin Amerika Serikat sudah keluar dari motto Bismillahirrohmanirrohim, In God We Trust. Amerika Serikat sedang menggali kuburnya sendiri. Tuhan Maha Perkasa dan Masa kuasa, dan maha adil, telah menyediakan hukum-hukum yang berlaku pasti dan berlaku bagi siapa saja yang percaya atau tidak percaya.***



PENYEBAB HANCURNYA BANGSA

Oleh: Muhammad Plato

Sejarah rata-rata mengungkap hancurnya sebuah bangsa karena serangan dari bangsa lain. Fakta empiris yang bisa dilihat mata setiap peradaban bangsa hancur karena digantikan oleh peradaban bangsa lain. Fritjop Capra dalam buku "The Turning Point" mengungkap peradaban jatuh bangun silih berganti seperti gelombang. Menurut Capra proses jatuh bangunnya sebuah peradaban adalah gejala alamiah yang pasti terjadi.

Di dalam proses hancurnya peradaban selalu ada konflik antar bangsa. Bangsa-bangsa yang sudah lemah digantikan oleh bangsa yang kuat. Itulah fakta empiris berdasar penglihatan mata. Dibalik itu ada sebab mengapa bangsa-bangsa mengalami kehancuran. 

Al Quran memberi informasi ada sebab yang membuat bangsa-bangsa mengalami kehancuran. Allah menjelaskan dengan bijaksana mengajarkan kisah sejarah pada manusia.

Apakah mereka tidak memperhatikan berapa banyaknya generasi-generasi yang telah Kami binasakan sebelum mereka, padahal (generasi itu), telah Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi, yaitu keteguhan yang belum pernah Kami berikan kepadamu, dan Kami curahkan hujan yang lebat atas mereka dan Kami jadikan sungai-sungai mengalir di bawah mereka, kemudian Kami binasakan mereka karena dosa mereka sendiri, dan kami ciptakan sesudah mereka generasi yang lain. (Al An'aan, 6:6).

Kisah sejarah telah menggambarkan bagaimana jatuh bangunnya peradaban dari masa ke masa. Hancurnya sebuah peradaban bukan karena serangan dari bangsa lain, bukan karena bencana alam yang menimpa, tapi karena prilaku buruk masyarakat bangsa itu sendiri.

Prilaku buruk tidak serta merta menyebar di masyarakat tetapi diawali dengan prilaku buruk pemimpin di bangsa itu sendiri. Maka tanda-tanda sebuah bangsa akan mengalami kehancuran, ditandai dengan prilaku buruk pemimpinnya.

Kisah pemimpin buruk diabadikan dalam kisah pemimpin Fir'aun. Kisah Fir'aun bukan semata-mata sosok manusia, tetapi sebagai ciri dari karakter buruk pemimpin. Ciri dari karakter buruk pemimpin yaitu membuat kerusakan, menciptakan perang, membunuh tanpa alasan jelas, dan mengabaikan rasa kemanusiaan.

Karakter buruk seorang pemimpin ditandai dengan perkataan dan kelakuannya mengakau dirinya Tuhan dan cenderung berbuat kerusakan di muka bumi.  Pemimpin berkarkater buruk dikisah dalam Al Quran, "berkata: "Akulah tuhanmu yang paling tinggi". Maka Allah mengadzabnya dengan adzab di akhirat dan adzab di dunia." (An Naazi'aat, 79:24-5). 

Kisah pemimpin berkarakter buruk bukan hanya kisah Firu'aun di masa lalu. Kisah pemimpin buruk ini akan berulang terus dan terjadi dalam kehidupan manusia. Kisah Fir'aun akan terjadi pada bangsa-bangsa yang sudah diberi kedududukan tinggi, ditandai dengan kekuasaannya dalam berbagia bidang seperti teknologi, ekonomi, dan politik. 

Jika kita saksikan di abad 21 sekarang, kita bisa melihat bangsa mana yang sudah diberi kedudukan dan kekuasaan tinggi oleh Allah. Namun dalam perkataan dan prilakunya pemimpin bangsa ini tidak menciintai rakyatnya, dia menebar teror, menciptakan perang, membuat kerusakan, dan melakukan pembunuhan masal tanpa pandang bulu demi nafsu berkuasa. Rakyatnya ditindas, dibungkam, dibiarkan terlantar kelaparan, kehilangan rumah, mabuk karena obat-obatan, dan hidup tanpa tujuan.

Pada akhirnya harus dipahami, sebuah bangsa atau peradaban hancur bukan karena serang dari bangsa lain. Sebuah bangsa, peradaban hancur, karena prilaku buruk pemimpinnya sendiri. Pemimpin-pemimpin berkarakter buruk sangat berbahaya bagi negara. Pemimpin berkarakter buruk tidak punya tujuan menciptakan damai dan sejahtera untuk kehidupan masyarakat. Dia menganggap dirinya Tuhan dan keputusan-keputusannya cenderung menciptakan konflik dan berbuat kerusakan di muka bumi.***