Tuesday, November 11, 2025

AL QURAN PEMERSATU PIKIRAN

Oleh: Muhammad Plato

Al Quran bukan untuk barat atau timur. Al Quran petunjuk untuk seluruh umat manusia. Al Quran pemersatu mengajak kepada manusia untuk beriman kepada satu Tuhan Maha Esa, dan beramal baik menjaga kesucian langit dan bumi serta saling membantu antara sesama.

Al Quran pemersatu pikiran antara barat dan timur. Berpikir mengikuti petunjuk Al Quran, mengikuti syariat yang diajarkan dalam Al Quran. Berpikir mengikuti petunjuk Al Quran berpikir berserah diri kepada Tuhan, mengikuti petunjuk dari Al Quran dan sunnah Nabi Muhammad. 

"Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, ..." (Al Baqarah, 2:177).

Jangan membuat konflik antara barat dan timur, dua-duanya milik Allah. Manusia di barat dan timur dua-duanya diciptakan Allah dengan memiliki dua sifat yaitu fujur dan takwa. Sifat manusia punya kelebihan dan kekurangan. Di dalam Al Quran, Allah memandang manusia dari karakternya. 

Manusia jahat ada di barat dan ada di timur. Sebaliknya manusia baik ada di barat dan ada di timut. Kelebihan dan kekurangan manusia di barat dan timur, menjadi sebuah kenyataan yang tidak bisa dipungkiri. Allah memerintahkan kepada manusia untuk saling kenal dan tolong menolong, saling mencukupi kekurangan.

"Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal." (Al Hujuraat, 49:13).

Siapapun orangnya jika mempelajari Al Quran, akan jadi manusia-manusia pemersatu bukan pemecah belah. Para pemecah belah, pemberontak, dia telah membawa pikirannya sendiri, karena Allah tidak memerintahkan manusia berpecah belah. 

Berpikir berserah diri tidak mengikuti hawa nafsu untuk membenarkan pendapat pribadi tetapi mengikuti logika sebab akibat yang dijelaskan di dalam Al Quran. Sekalipun orang berpendapat berdasar kepada Al Quran, orang tidak bisa memaksakan pendapat pada orang lain, atau mengklaim dirinya pemilik kebenaran. 

Pendapat pribadi adalah milik pribadi. Kebenaran terletak pada data dan pemilik data adalah Allah. Setiap orang bisa berdebat tentang kebenaran, tetapi masing-masing berdebat bukan untuk saling mengklaim sebagai pemilik kebenaran tetapi untuk saling bertukar argumen. Pembenaran jadi milik pribadi masing-masing melalui proses refleksi setelah beradu argumen.

Perdebatan bertujuan menguji penalaran dan kesehatan akal. Kesehatan akal ketika para pendebat tidak sedang menjadi pemilik kebenaran. Tidak ada emosi dalam debat karena debat menggunakan nalar bukan emosi. 

Jika perdebatan menggunakan emosi cenderung menggunakan amarah, dan amarah melahirkan kesombongan, hujatan, lecehan, dan kedengkian. Perdebatan yang dilandasi kesombongan dan kedengkian bukan perdebatan sehat karena dilandasi sifat setan. 

Orang-orang yang berpikir berlandaskan Al Quran, hanya bertugas menyampaikan kebenaran apa yang telah Allah jelaskan dalam Al Quran. Diterima atau tidaknya kebenaran oleh orang bukan urusannya, karena diterima tidak diterima kebenaran oleh seseorang hak Allah sang pemberi kebenaran kepada siapa saja yang Dia kehendaki.***